Anda di halaman 1dari 16

TUGAS SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN

“TEKNIK”

Dosen Pembimbing : Dr.Andryadi M.Pd

Di Susun Oleh :

Kelompok 5

1. Arbaatun Qonaah : PI.01.221.4786

2. Fadia Annisatul Jannah : PI.01.221.4878

3. Kristanti Wulandari : PI.01.221.4814

4. Nurul Aini : PI.01.221.4833

5. Paradila : PI.01.221.4874

6. Randi : PI.01.221.4837

7. Zulpayat : PI.01.221.4897
1. TEKNIK SEBAGAI SUMBER BELAJAR MENURUT AECT

Dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, kita
tidak boleh lupa bahwa siswa harus banyak bersentuhan dengan sumber belajar. Tanpa sumber
daya pengajaran yang memadai, sulit untuk melaksanakan proses pembelajaran yang mengarah
pada hasil belajar yang terbaik.

AECT (1977) mendefinisikan sumber daya pendidikan sebagai semua sumber daya
(informasi, orang, dan barang) yang digunakan siswa sebagai sumber daya individu atau kolektif
untuk memfasilitasi pembelajaran dan mencakup pesan, orang, bahan, alat, metode, dll. .

Sumber belajar menjadi bagian dari sistem pembelajaran bahkan ketika sumber belajar
diorganisasikan, dirancang dan dipilih dan kemudian diintegrasikan terlebih dahulu. sistem
pendidikan yang lengkap yang mengarah pada pembelajaran yang terarah dan terkendali. bahan
pendidikan dalam arti sempit, misalnya: buku atau bahan cetakan lainnya. Definisi ini masih
digunakan sampai sekarang oleh mayoritas guru. Misalnya, kurikulum tipikal yang
dikembangkan oleh guru berisi item sumber pengajaran, dan secara total diisi dengan buku teks
yang direkomendasikan atau buku wajib. Pengertian yang lebih luas tentang sumber belajar
diberikan oleh Edgar Dale yang menyatakan bahwa pengalaman merupakan sumber belajar.
Berikut merupakan pengalaman (cone of experience).

Sumber belajar dalam pengertian tersebut menjadi sangat luas maknanya, seluas hidup itu
sendiri, karena segala sesuatu yang dialami dianggap sebagai sumber belajar sepanjang hal itu
membawa pengalaman yang menyebabkan belajar. Belajar pada hakikatnya adalah proses
perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan tertentu yang telah
dirumuskan sebelumnya. Pengalaman yang dapat memberikan sumber belajar diklasifikasikan
menurut jenjang tertentu berbentuk kerucut pengalaman. Penjenjangan jenisjenis pengalaman
tersebut disusun dari yang kongkrit sampai yang abstrak. Dalam pengembangan sumber belajar
itu terdiri dari dua macam yaitu: Pertama, sumber belajar yang dirancang atau sengaja dibuat
untuk membantu belajar-mengajar (learning resources by design) misalnya buku, brosur, film,
video, tape, slides, OHP, dll. Kedua, sumber belajar yang digunakan untuk memfasilitasi belajar
seseorang berupa seluruh jenis sumber daya yang ada di sekitar kita.
Sumber Belajar memiliki 6 bentuk atau dibagi menjadi 6 kelompok. Menurut
Wiryokusumo dan Mustaji (1989), definisi dan contoh masing-masing bentuk sumber belajar
diuraikan berikut:

Teknik adalah prosedur rutin atau referensi untuk penggunaan bahan, alat, orang, dan
lingkungan untuk menyampaikan pesan. Contohnya Pengajaran terprogram belajar mandiri,
mastery learning, discovery learning, simulasi, BCCT, kuliah, ceramah, Tanya jawab, active
learning, joyful learning, attractive learning, multiple intelligences approach dll.

Fungsi Sumber Daya Pendidikan

Selain lingkungan belajar, sumber daya pendidikan juga memiliki fungsi penting dalam
proses pembelajaran. Pada pendidikan usia dini, tugas sumber pendidikan adalah memberikan
kesempatan proses asosiatif kepada anak untuk memperoleh dan memperkaya pengetahuan
dengan menggunakan alat, buku, sumber atau tempat yang berbeda (Sudan: 2000). Penggunaan
sumber pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan anak, misalnya ada anak yang hanya
menginginkan bahan dari sumber pendidikan yang sama. Karena untuk memperoleh
keterampilan dan kemampuan tertentu, anak perlu mengulang. Pengulangan ini juga bisa
menjadi kebiasaan yang dibutuhkan anak dalam kehidupan dan pendidikannya.

Selain itu, Sudano (2000) menyatakan bahwa fungsi lain dari sumber belajar adalah
untuk memperkuat perkembangan bahasa anak dengan berkomunikasi dengan mereka tentang
sumber belajar atau masalah lainnya. Anak-anak diajarkan sebanyak mungkin untuk berbicara
tentang apa yang mereka lihat, dengar, atau hal-hal lain yang mereka rasakan.

Metode merupakan bagian penting dalam mempelajari pendidikan Islam. Metode


dikatakan sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan belajar. Namun, metode pembelajaran
apapun itu baik jika sesuai dan berkaitan dengan komponen pembelajaran. Dalam pendidikan
Islam ditekankan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk memahami, meyakini dan
mengamalkan ajaran Islam setelah mengikuti pembelajaran. dan telah teruji Metode pengajaran
dalam pendidikan Islam yang dapat diterapkan adalah metode ceramah, demonstrasi, inkuiri,
diskusi, presentasi, karya wisata, drama sosial, seminar, eksperimen, diakronis, sinkron,
pemecahan masalah, empiris, hiwar, amtsal, targhib , tarhib, keteladanan, pembiasaan.
Efektivitas pelaksanaan metode pembelajaran berkaitan dengan kondisi siswa yang meliputi
tingkat kecerdasan, kematangan, perbedaan individu lainnya, tujuan yang dapat dicapai, situasi
dan lingkungan kelas, media dan sumber belajar, keterampilan guru, termasuk fisika dan
keahlian. , karakter, pengajaran. materi dan sistem penilaian pembelajaran
2. JENIS - JENIS TEKNIK PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

TEKNIK MENGAJAR DALAM PENDIDIKAN ISLAM

1. Pengertian Teknik Mengajar Dalam Pendidikan Islam

Teknik mengajar dapat diartikan sebagai cara seseorang menerapkan metode tertentu.
Misalnya, menggunakan metode ceramah di kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tertentu, yang tentunya secara teknis berbeda dengan menggunakan
metode ceramah di kelas dengan jumlah siswa yang terbatas. Selain itu, dalam menggunakan
metode diskusi perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif
dan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru dapat mengubah teknik meskipun
dalam koridor metode yang sama.

Dari surah An-Nahl ayat 125 ini tercantum 3 metode pembelajaran, di antaranya:

a. Metode hikmah (bijaksana)


b. Metode nasihat/ pengajaran yang baik (maulzhah hasanah)
c. Metode diskusi (jidal)

Dalil:

‫ك بِ ْٱل ِح ْك َم ِة َو ْٱل َموْ ِعظَ ِة ْٱل َح َسنَ ِة ۖ َو ٰ َج ِد ْلهُم بِٱلَّتِى ِه َى َأحْ َس ُن ۚ ِإ َّن َربَّكَ هُ َو َأ ْعلَ ُم بِ َمن‬ َ ِّ‫يل َرب‬ ِ ِ‫ع ِإلَ ٰى َسب‬
ُ ‫ٱ ْد‬
َ‫ض َّل عَن َسبِيلِ ِهۦ ۖ َوهُ َو َأ ْعلَ ُم بِ ْٱل ُم ْهتَ ِدين‬ َ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Menurut Gerlach dan Ely, teknologi adalah suatu metode, alat atau media yang
digunakan guru untuk mengarahkan aktivitas siswa menuju tujuan yang dapat dicapai. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknik diartikan sebagai cara atau sistem mengerjakan sesuatu,
cara mengerjakan atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni.
Oleh karena itu, teknik mengajar adalah rencana-rencana yang berisi serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari pengertian sebelumnya ada dua hal
yang perlu diperhatikan, yaitu: pertama, teknik pembelajaran adalah rencana tindakan
(serangkaian kegiatan) yang meliputi penggunaan metode dan penggunaan berbagai sumber
dalam proses pembelajaran. Kedua, teknik diorganisasikan untuk mencapai tujuan tertentu.

Pengertian Metode Pengajaran Agama Islam adalah suatu teknik yang menjelaskan
komponen-komponen umum dan tata cara bahan ajar pelajaran agama yang digunakan bersama
dengan bahan-bahan tersebut untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien.

2. Metode Pendidikan Dalam Islam

1. Metode Teladan

Dalam al-Qur’an kata teladan disamakan pada kata Uswah yang kemdian diberikan sifat
dibelakangnya seperti sifat hasanah yang berarti baik. Sehingga dapat terungkapkan menjadi
Uswatun Hasanahyang berarti teladan yang baik. Kata uswah dalam al-Qur’an diulang sebanyak
enam kali dengan mengambil contoh Rasullullah SAW, Nabi Ibrahim dan kaum yang beriman
teguh kepada Allah. Firman Allah SWT dalam surat al-Ahzab :

Sebagaimana firmah Allah dalam surah Al-Ahzab ayat 21:

ٰ ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َرسُوْ ِل هَّللا ِ ُأ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِ َم ْن َكانَ يَرْ جُو هَّللا َ َو ْاليَوْ َم‬
‫اال ِخ َر َو َذ َك َر هَّللا َ َكثِ ْيرًا‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.”

Metode ini dinggap sangat penting karena aspek agama yang trpenting adalah akhlak
yang termasuk dalam kawasan aektif yang terwujud dalam tingkah laku(behavioral).
Mendidik dengan contoh (keteladanan) adalah satu metode pembelajaran yang dianggap besar
pengaruhnya. Segala yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. dalam kehidupannya, merupakan
cerminan kandungan Alquran secara utuh. Dengan demikian, keteladanan menjadi penting dalam
pendidikan, keteladanan akan menjadi metode yang ampuh dalam membina perkembangan anak
didik. Keteladanan sempurna, adalah keteladanan Rasulullah saw., yang dapat menjadi acuan
bagi pendidik sebagai teladan utama, sehingga diharapkan anak didik mempunyai figur pendidik
yang dapat dijadikan panutan.

2. Metode Nasihat

Al-Qur’an juga menggunakan kalimat-kalimat yang menyentuh hati untuk mengarahkan


manusia kepada ide yang dikehendakinya. Inilah yang kemudian dikenal nasihat. Tetapi pada
setiap nasihat yang disampaikannya ini selalu dengan teladan dari I pemberi atau penyampai
nasihat itu. Ini menunjukkan bahwa antara satu metode yakni nasihat dengan metode lain yang
dalam hal ini keteladanan bersifat melengkapi.

3. Metode Ceramah

Metode ini merupakan metode yang sering digunakan dalam menyampaikan atau
mengajak orang mengikuti ajaran yang telah ditentukan. Metode ceramah sering disandingkan
dengan katakhutbah. Dalam al-Qur’an sendiri kata tersebut diulang sembilan kali. Bahkan ada
yang berpendapat metode ceramah ini dekat dengan katatablih,yaitu menyampaikan sesuatu
ajaran. Pada hakikatnya kedua arti tersebut memiliki makna yang sama yakni menyampaikan
suatu ajaran.

Sebagaimana firman Allah dalam surah Yusuf ayat 2-3:

َ‫نزَل ٰنَهُ قُرْ ٰ َءنًا ع ََربِيًّا لَّ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُون‬


ْ ‫ِإنَّٓا َأ‬

‫ك ٰهَ َذا ْٱلقُرْ َءانَ َوِإن ُكنتَ ِمن قَ ْبلِ ِهۦ لَ ِمنَ ْٱل ٰ َغفِلِين‬
َ ‫ص بِ َمٓا َأوْ َح ْينَٓا ِإلَ ْي‬ َ َ‫ك َأحْ َسنَ ْٱلق‬
ِ ‫ص‬ َ ‫نَحْ ُن نَقُصُّ َعلَ ْي‬

“Sesungguhnya Kami menurunkannya sebagai Qur’an berbahasa Arab, agar kamu


mengerti. Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik dengan
mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang
yang tidak mengetahui.” (Q.S. Yusuf/12:2-3)
Pada masa lalu hingga sekarang metode ini masih sering digunakan, bahkan akan selalu
kita jumpai dalam setiap pembelajaran. Akan tetapi bedanya terkadang metode ini di campur
dengan metode lain. Karena kekurangan metode ini adalah jika sang penceramh tidak mampu
mewakili atau menyampaikan ajaran yang semestinya haus disampaikan maka metode ini berarti
kurang efektif. Apalagi tidak semua guru atau pendidik memiliki suara yang keras dan konsisten,
sehingga jika menggunakan metode ceramah saja maka metode ini seperti hambar.

4. Metode Tanya Jawab

Tanya jawab merupakan salah satu metode yang menggunakan basis anak didik menjadi
pusat pembelajaran. Metode ini bisa dimodif sesuai dengan pelajaran yang akan disampaikan.
Bisa anak didik yang bertanya dan guru yang menjawab atau bisa anak didik yang menjawab
pertanyaan dari gurunya.

Didalam al-Qur’an hal ini juga digunakan oleh Allah agar manusia berfikir. Pertanyaan-
pertanyaan itu mampu memancing stimulus yang ada. Adapun contoh yang paling jelas dari
metode pendidikan Qur’an terdapat didalam surat Ar-Rahman. Disini Allah SWT mengingatkan
kepada kita akan nikmat dan bukti kekuasaan-Nya, dimulai dari manusia dan kemampuannya
dalam mendidik, hingga sampai kepada matahari, bulan, bintang, pepohonan, buah-buahan,
langit dan bumi.

5. Metode Diskusi

Metode diskusi diperhatikan dalam al-Qur’an dalam mendidik dan mengajar manusia
dengan tujuan lebih memantapkan pengertian dan sikap pengetahuan mereka terhadap sesuatu
masalah. Sama dengan metode diatas metode diskusi merupakan salah satu metode yang secara
tersirat ada dalam al-Qur’an.

ssDiskusi juga merupakan metode yang langsung melibatkan anak didik untuk aktif dan
kreatif dalam pembelajaran. Diskusi bisa berjalan dengan baik jika anak didik yang
menduskisikan suatu materi itu benar-benar telah menguasai sebagian dari inti materi tersebut.
Akan tetapi jika peserta diskusi yakni anak didik tidak paham akan hal tersebut maka bisa
dipastikan diskusi tersebut tidak sesuai yang diharapkan dalam pembelajaran.
6. Metode perumpamaan

Perumpamaan dilakukan oleh Rasul saw. sebagai satu metode pembelajaran untuk
memberikan pemahaman kepada sahabat, sehingga materi pelajaran dapat dicerna dengan baik.
Matode ini dilakukan dengan cara menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain,
mendekatkan sesuatu yang abstrak dengan yang lebih konkrit. Perumpamaan yang digunakan
oleh Rasulullah saw. sebagai satu metode pembelajaran selalu syarat dengan makna, sehinga
benar-benar dapat membawa sesuatu yang abstrak kepada yang konkrit atau menjadikan sesuatu
yang masih samar dalam makna menjadi sesuatu yang sangat jelas.

7. Metode Pengulangan

Satu proses yang penting dalam pembelajaran adalah pengulangan/latihan atau praktek
yang diulang-ulang. Baik latihan mental dimana seseorang membayangkan dirinya melakukan
perbuatan tertentu maupun latihan motorik yaitu melakukan perbuatan secara nyata merupakan
alat-alat bantu ingatan yang penting.

2. Jenis – Jenis Teknik Mengajar

Berikut adalah jenis-jenis teknik pembelajaran secara umum:

A. Teknik Mengajar Riset

Teknik Mengajar Riset adalah teknik mengajar yang menekankan penyampaian materi
secara lisan oleh seorang guru kepada sekelompok siswa. Tujuannya agar siswa dapat menguasai
pelajaran secara optimal. Metode pengajaran yang biasa digunakan adalah metode ceramah.

B. Teknik Pembelajaran Inkuiri

Teknik Pembelajaran Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan


berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban suatu masalah secara
mandiri.
C. Teknik Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah teknik yang menggunakan model pembelajaran dengan


menggunakan sistem kelompok dengan latar belakang kemampuan, jenis kelamin, selera atau
suku yang berbeda.

3. Dasar - Dasar pemilihan metode pembelajaran

Secara umum ada empat dasar untuk menentukan teknik pembelajaran, yaitu:

1. Mengidentifikasi perubahan perilaku siswa yang diharapkan dan menentukan kekhususannya.

2. Memilih pendekatan belajar mengajar berdasarkan cita-cita dan visi masyarakat.

3. Memilih dan mengidentifikasi metode belajar mengajar yang paling tepat dan efektif bagi
guru untuk digunakan sebagai pedoman dalam penugasan mereka. Memilih dan menentukan
ukuran keberhasilan pembelajaran dan kegiatan pendidikan, sehingga guru dapat
menggunakannya sebagai pedoman pada saat melakukan penilaian (assessment).

Selain keempat kriteria di atas, sebelum mengembangkan metode pembelajaran


pendidikan agama perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu:

1. Tujuan umum pembelajaran pendidikan agama (lihat kurikulum studi terapan atau proyek
program)

2 . Karakteristik Bidang Pendidikan Agama

3. Karakteristik Peserta Didik (dapat diketahui melalui tes lisan atau tertulis, angket, dll)
3. TEKNIK PEMBELAJARAN DI ERA 5.0

Hal ini sangat berkaitan dengan berbicara tentang konsep Learning Society 5.0. konsep
keterampilan abad 21, yang berfokus pada keterampilan atau kemampuan Keterampilan, inovasi
dan penggunaan teknologi. Tentu saja, ini harus digabungkan kompetensi apa yang ingin dicapai
sesuai dengan keterampilan yang ada pada saat itu

Society 5.0 dalam hal ini keterampilan abad 21. Kompetensi untuk abad ke-21. Artikel ini
menyajikan dua pandangan yang saling melengkapi, yaitu pendapat para ahli dan Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bernie
Trillingdon Charles Fadel (2009) berpendapat bahwa keterampilan abad 21 terdiri dari tiga jenis,
yaitu (1) keterampilan hidup dan karir, (2) keterampilan belajar dan inovasi, dan (3) Media
informasi dan pengetahuan teknologi.

Masyarakat adalah sekelompok individu yang membentuk sistem semi tertutup atau semi terbuka
di mana sebagian besar interaksi terjadi di antara individu-individu dalam kelompok itu. Kita
dapat melihat pesatnya perkembangan masyarakat jika kita membandingkan kehidupan orang
pada zaman dulu dengan zaman sekarang. Eksistensi masyarakat 5.0 menggambarkan bentuk ke-
5 masyarakat dalam sejarah perkembangan kehidupan manusia. Perdana Menteri Jepang Abe
menjelaskan Society 5.0 sebagai visi baru Jepang ada Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi
Dunia 2019 di Davos, Swiss. Konsep society 5.0 merupakan pengembangan dari konsep society
0 atau information society dengan menggunakan layanan berbasis informasi di Internet (Time,
2019).

berikut adalah perjalanan evolusi masyarakat yang dimulai dari masyarakat 1.0 hingga
masyarakat 5.0 saat ini.

A. Society 1.0

Pada era ini masyarakat mulai mengetahui bagaimana membentuk suatu kelompok
menjadi masyarakat. Saat itu, manusia melindungi diri dengan berburu cara untuk mendapatkan
makanan dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mempertahankan hidup mereka.
Manusia membuat berbagai alat sederhana dan menggunakan kekuatan alam seperti api untuk
memasak dan perlindungan.

B. Societyn 2.0

Periode ini juga dikenal sebagai Zaman Pertanian atau Revolusi Pertanian, ketika orang
fokus mengembangkan ilmu pengetahuan dengan tanaman, orang tidak perlu khawatir berburu,
dan pindah untuk mendapatkan perumahan dan memulai usaha. mendapatkan sumber makanan.
Saat itu, masyarakat yang lebih kompleks mulai dipasang dan dibangun, sehingga berbagai
kerajaan bermunculan, huruf diperkenalkan, hingga kota-kota besar mulai dibangun.

C. Society 3.0

Semakin banyak orang fokus pada pertanian, semakin kompleks jumlah orang, kebutuhan
bahan baku Akan ada lebih banyak makanan dan pakaian. Dengan pengetahuan yang ada, orang
mulai membangun pabrik untuk memenuhi kebutuhan manusia. Orang bekerja di pabrik dengan
sistem upah .

D. Society 4.0

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memperkenalkan manusia pada komputer


dan internet sehingga mereka dapat dengan cepat menginformasikan diri Arus informasi yang
begitu cepat membuat kehidupan manusia seolah-olah tidak ada jarak antara ruang dan waktu. Di
era teknologi ini, industri berlomba-lomba menciptakan produk yang membantu orang
mengakses informasi dengan lebih mudah.

5. Society 5.0

Ini merupakan penyempurnaan dari Society .0, di mana teknologi menjadi bagian dari
orang itu sendiri, tidak hanya untuk berbagi informasi, tetapi juga untuk memfasilitasi kehidupan
sehari-hari orang. Society 5.0 menyoroti fitur yang terintegrasi, sederhana dan cepat. Misalnya,
pengerahan robot yang membantu restoran, membersihkan rumah, dll, dapat dikendalikan oleh
komputer dan internet. Society 5.0 akan mengimplementasikan dan mengotomatiskan kehidupan
orang. Jadi, teknologi tidak menguasai orang, tetapi orang dapat mencapai kualitas hidup yang
baik dan kenyamanan.

Dengan perkembangan Society 5.0, lebih banyak informasi tersedia dari Internet daripada
dari ruang fisik. Oleh karena itu, peran manusia dalam aktivitas tidak dapat digantikan oleh
teknologi. Dalam konsep society 5.0 terdapat bentuk perubahan perkembangan teknologi yaitu
kesehatan, mobilitas atau kendaraan , infrastruktur dan smart management. Sementara percikan
era Society 5.0 berasal dari Jepang yang disesuaikan dengan kondisi negara di dunia, juga dalam
banyak hal sangat cocok dengan kondisi yang ada di negara lain, seperti Indonesia. Konsep
masyarakat 5.0 bagi Indonesia merupakan masa yang mau tidak mau harus menghadapi di masa
depan. Indonesia secara langsung menghadapi dua era yang penuh tantangan, yaitu era industri 0
dan era 5.0. Kedua dorongan ini harus diberikan dengan memperkuat pendidikan dan budaya
bangsa, sehingga nantinya dapat dilakukan perubahan yang matang dengan mengurangi faktor
risiko yang dapat ditimbulkan

.
4. TEKNIK PEMBELAJARAN DI ERA RASULULLAH SAW

Pembelajaran Aktif mendorong siswa untuk belajar secara aktif. Siswa unggul dalam
kegiatan akademik dan aktif menggunakan otaknya baik untuk menemukan ide pokok dalam
pembelajaran, memecahkan masalah, atau menerapkan apa yang baru dipelajari untuk masalah
kehidupan nyata.

Metode pembelajaran ini adalah metode pembelajaran Nabi (p.b. Ada banyak jenis
metode pembelajaran aktif. Rasulullah (saw) menggunakan metode dalam mendidik para sahabat
dan pengikutnya, yang dalam istilah pedagogik modern adalah metode pembelajaran aktif.
Beberapa metode pembelajaran aktif yang digunakan Nabi SAW adalah pembelajaran praktik
langsung, pembelajaran langkah demi langkah, pembelajaran kondisional, dialog dan tanya
jawab, serta debat dan dialektika.

1. Belajar melalui praktik langsung

Dalam ilmu-ilmu yang membutuhkan pembelajaran dan transfer tindakan, Rasulullah


selalu memberikan contoh langsung dan bukan hanya ceramah, karena dengan praktik langsung,
efeknya meningkat dan gambarnya menjadi lebih mantap di hati dan ingatan siswa tinggal
karena dia tahu contoh, fakta dan gerakan dari tangannya sendiri, sehingga siswa dapat langsung
mempraktekkannya dan menjadi lebih tertarik dengan penampilannya.

Pemberian contoh secara langsung juga meningkatkan rasa percaya diri siswa Rasa
percaya diri siswa meningkat ketika mereka mengikuti guru dan memberikan contoh langsung

Ajaran praktis langsung Nabi jelas tertuang dalam hadits-haditsnya, seperti Hadits Shallu kama
ra-aytumuni Usalli (berdoalah melihat gerakanku saat sholat), Khuz anni manosikakum
(ambillah amalan haji dariku). Contoh lain: ketika menanyakan bagaimana cara berwudhu,
langsung menyuruh untuk mengambilkan seember air dan langsung di depan orang yang
bertanya dia memberikan pelajaran praktis tentang wudhu

2. Pendidikan bertahap
Dari metode pendidikan yang digunakan Rasulullah SAW. adalah dia sangat peduli
dengan skala preferensi dan mengajarkannya secara bertahap, sedikit demi sedikit, tidak
sekaligus Ini seharusnya lebih mudah dipahami dan diingat. Salah satu sahabat Nabi melihat.
Jundub bin Abdullah r. bersabda: "Ketika kami masih dalam masa puber, kami belajar dari Nabi
(SAW) dan dia mengajari kami iman sebelum kami mempelajari Al-Qur'an." Setelah itu dia
hanya mengajari kami Al-Qur'an (isi dan gaya bacaan) sampai menambah dan memperkuat iman
kami (H.R. Ibnu Maja) Beberapa Sahabat juga mengatakan: Rasulullah (saw) setiap hari
memberi mereka 10 mengajarkan ayat tersebut dan tidak meninggalkan pelajaran lagi sampai
mereka memahami dengan benar dan mempelajarinya serta mempraktikkannya. , yang dulunya
berjumlah 10 bait dari Baru setelah itu ditambahkan pelajaran lagi (H.R. Ahmad). Juga larangan
alkohol tidak secara otomatis melarang minum. Tentu saja, jika guru segera menambahkan ilmu
kepada siswanya, itu akan berbeda, akan lebih cepat hilang, dan siswa akan menjadi bingung,
putus asa dan pesimis. Sebaliknya pengetahuan yang diperoleh dalam pembelajaran langkah
demi langkah mudah diintegrasikan dan siswa tidak bingung dan kecewa, namun memiliki
motivasi yang tinggi untuk maju.

3 Mengenali Perbedaan Kemampuan Belajar, Gaya Belajar, dan Tingkat Kecerdasan

Memang tidak semua siswa memiliki kemampuan dan tingkat kecerdasan yang sama.
Rasulullah (saw) mengetahui hal ini dengan baik. Dia sangat memperhatikan perbedaan individu.
Dia mengajar. setiap individu sesuai dengan tingkat kecerdasan mereka. Apa yang dia ajarkan
kepada teman-temannya yang lebih muda tidak sama dengan apa yang dia ajarkan kepada teman-
temannya yang lebih tua. Ketika dia menjawab pertanyaan, dia tidak menjawab, tetapi melihat
kemampuan pemahaman si penanya dan tingkat kecerdasannya

Diskusi dan tanya jawab

Salah satu metode yang luar biasa dari Rasulullah (saw). Saat mengajar, ia sering
mengajar melalui dialog dan tanya jawab. Dialog sangat berguna untuk melepaskan blok otak
dan pemikiran beku.Contoh dialog dan tanya jawab yang dilihat Rasulullah SAW. hari yang
dilihat Rasulullah. teman-temannya bertanya: "Jika di depan rumahmu ada sungai dan kamu
mandi 5 kali sehari, apakah kotoran akan tetap menempel di tubuhmu?" "Tentu saja tidak, wahai
Rasulullah (saw)," jawab mereka. "Sholat lima waktu, dengan mana Allah akan menghapus dosa
dan semua kesalahan" (Bukhari dan Muslim).

5. Debat dan Dialektika

Metode mempelajari nabi. lainnya adalah diskusi dan dialektika, perbandingan logis dan
pendekatan psikologis. Digunakan untuk menghilangkan keraguan dan kejahatan dari hati. Atau
mendorong penyampaian kebenaran kepada orang yang sebelumnya enggan dan cenderung
menghindari kebenaran itu. Metode yang digunakannya adalah panduan bagi guru dan pendidik
untuk menggunakan perbandingan logis dan rasional ketika situasi membutuhkannya.
Contohnya diberikan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad ibn Hambal dan Tabarani:
"Suatu hari seorang pemuda mendatanginya dan memintanya untuk berzina." Damai sejahtera
baginya. Dia tidak langsung menegur (walaupun teman-temannya di sekitar marah atas
kekasaran pemuda itu). Juga, dia tidak menggunakan dalil Al-Qur'an yang menegaskan larangan
zina. Tetapi dia memerintahkan pemuda untuk pergi kepadanya dan dengan bijak mengundang
pemuda untuk berbicara. - Apakah Anda ingin seseorang memalsukan ibumu? "Tidak, nabi,
demi Tuhan! Tidak ada yang ingin ibunya berzina!" "Oke, , jika putrimu telah melakukan
perzinahan, apakah kamu siap atau tidak?" "Tidak, wahai Rasulullah, demi Allah Semoga Allah
menebusku, sstidak ada yang menginginkan gadis itu berzina!" Dan Rasulullah (s.a.w.s.) terus
bertanya apakah dia bersama saudara perempuan dan bibinya (atau bahkan jika suatu hari
istrinya berselingkuh), jawaban pemuda itu sama. Kemudian Rasulullah (saw) meletakkan
telapak tangannya di bahu pemuda itu dan berdoa: "Tuhan, ampunilah dia, bersihkan hatinya,
selamatkan alat kelaminnya."

Anda mungkin juga menyukai