Anda di halaman 1dari 22

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM ISLAM

“Ayat Al-Qur’an dan Hadist tentang

Strategi Pembelajaran (Expositori, Aktif dan Kooperatif)”

Dosen Pengampu : Indayana Febriani Tanjung, M.Pd

Diajukan untuk memenuhi tugas pada

Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Biologi

Oleh Kelompok 5

Ade Widya Cloudia 0310183105


Halimah 0310183112
Maurin Zahra 0310183102
Sri Lestari 0310183116
Tiara Indriani 0310183111

TADRIS BIOLOGI 4 SEM IV

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

TA 2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji hanya milik Allah SWT., atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat
dan salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Rasulullah, Muhammad Saw. atas
bimbingannya kepada kita semua untuk senantiasa berada pada jalan kebajikan, jalan islam
yang mulia.

Dalam kesempatan ini, Penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Indayana Febriani Tanjung, M.Pd Selaku dosen Matakuliah Strategi Pembelajaran Biologi,
karena atas bimbinganya dan arahannya Penulis termotivasi dan mendapatkan gambaran yang
inspiratif dalam menyelesaikan penulisan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, Penulis
mencoba menguraikan berbagai hal yang berkaitan dengan „‟Strategi Pembelajaran Islam
yang berkaitan dengan Al-Qur‟an Dan Hadis„‟.

Penulis sangat menyadari akan kerterbatasan dan kekurangan wawasan dan ilmu
pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan kontribusi kritik
dan saran dari rekan-rekan pembaca yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan makalah
ini bahkan penyempurnaan makalah-makalah yang akan disusun selanjutnya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua demi menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan kita semua. Aamiin.

Medan, 03 Juli 2020

Kelompok 5

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan),


dimana didalamnya terdapat metode-metode yang akan dilaksanakan disesuai
dengan situasi dan kondisi yang ada pada sekolah dan peseta didik itu sendiri.
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk
memilih strategi kegiatan belajar yang akan digunakan sepanjang proses
pembelajaran.

Menurut Abudin Nata, secara esensial Strategi pendidikan (Islam) basisnya


paling tidakterdiri dari tiga unsur pokok; yakni pendidik, peserta didik, dan tujuan
pendidikan.Oleh karena dalam memberikan pendidikan dari guru kepada murid
atau dari pendidik kepada peserta didik memerlukan sebuah materi untuk
mencapai tujuan, maka menurut penulis materi juga merupakan komponen inti
dalam pendidikan Islam. Dari situ, ketika komponen-komponen pendidikan yang
lain seperti ruang/ gedung, peralatan, kursi/ meja tidak ada, pendidikan Islam akan
tetap bisa dilaksanakan asalkan komponen inti (guru, murid, tujuan, dan materi)
sudah terpenuhi

Pada Alquran juga telah diberi contoh bagaimana metode yang digunakan
guru dalam mengajar,salah satunya terdapat dalam QS.Al-Maidah ayat 31yang
menjelaskan metode meniru atau teladan

َََ‫ع َج ْشتهََاَنََْاَنََْاَك ْهون‬ َ َ‫س ْو َءجَاَخِ ْي َِهَقليَقَ ََل‬


َ َ ‫يو ْيلَتيَا‬ َ ًَ ََ ‫ضَ ِليه ِز َي َه هَ َكي‬
َْ ‫ْفَيه َو ِار‬ َ ْ َ‫ثَفِي‬
َ ِ ‫اْل ْر‬ َ‫للاهَغه َزا ًتا َّي ْث َح ه‬
َ َ‫ث‬ ََ ‫فَ َث َع‬
ََ ‫حَمِهَََالىّ ِد ِم ْي‬
‫ه‬ ْ َ ‫س ْو َءجَاَخِ يْجفَا‬
ََ َ‫صث‬ ََ ‫بَفَا ه َو ِار‬
َ ًَ َِ ‫ِمثْ ََلَهذَاَا ْلغ ه َزا‬

Artinya: ”Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi


untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan
mayat saudaranya. Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak
mampu berbuat seperti burung gagak ini. Lalu aku dapat menguburkan mayat
saudaraku ini?”. Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang
menyesal.”

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi pembelajaran ekspositori menurut islam?
2. Bagaimana strategi pembelajaran aktif menurut islam?
3. Bagaimana strategi pembelajaran kooperatif menurut islam?

C. Tujuan
1. Mengetahui strategi pembelajaran menurut islam.
2. Mengetahui strategi pembelajaran aktif menurut islam.
3. Mengetahui strategi pembelajaran kooperatif menurut islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Strategi Ekspositori


Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran
disampaikan langsung oleh guru. Peserta didik tidak dituntut menemukan materi
itu. Strategi ini menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan
strategi “chalk and talk” 1
Menurut Roy Killen, Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi
pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi pelajaran secara
verbal oleh guru kepada peserta didik. Bedasarkan pengertian tersebut Roy Killen
menyebut strategi ekspositori ini dengan istilah pembelajaran langsung (direct
instruction). Sebutan lain bagi strategi ini adalah ceramah, dikte, dialog dan
sejenisnya. Oleh karena itu, strategi ekspositori seringkali diserupakan dengan
metode ceramah.2
Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa
prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru, yaitu:
a. Berorientasi pada tujuan, sebelum strategi ini diterapkan, guru
harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur.
Tujuan pembelaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang
dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai
oleh siswa.
b. Prinsip komunikasi, proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber
pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan).
Pesan tersebut berupa materi pelajaran yang diorganisir dan disusun

1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Kencana prenada Media Group, 2008), h. 126-127.
2
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2013), h. 145.

3
sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses
komunikasi ini guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa sebagai
penerima pesan.
c. Prinsip kesiapan, sebelum kita menyampaikan informasi terlebih
dahulu kita yakinkan apakah dalam otak anak tersdedia file yang
sesuai dengan jenis informasi yang akan disampaikan atau belum,
kalau seandainya belum maka terlebih dahulu harus kita sediakan
dahulu file yang akan menampung setiap informasi yang akan kita
sampaikan.
d. Prinsip berkelanjutan, proses pembelajaran ini harus dapat mendorong
siswa untuk mempelajari materi pembelajaran lebih lanjut. Ekspositori
yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaia dapat
membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan, sehingga mendorong
mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan
melalui proses belajar mandiri. 3
2. Integrasi Ayat Alquran Dan Hadis Mengenai Strategi Ekspositori
Penggunaan strategi ekspositori ini siswa tidak perlu mencari dan
menemukan sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara
jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori
cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau
informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran. Strategi
ekspositori sering dianalogikan dengan metode ceramah, karena sifatnya sama-
sama memberikan informasi.
Bila diperhatikan secara seksama, strategi ekspositori yang secara ril yang
mengarah pada hal itu dibicarakan dalam al-Qur‟an tidaklah sepenuhnya
ditemukan. Akan tetapi bila merujuk kepada pendapat yang dikemukakan oleh
Abuddin Nata, bahwa strategi ekspositori atau metode ceramah ia sebut dengan
“khutbah” maka hal itu akan ditemukan dalam al-Qur‟an. Dan, sebenarnya,
apabila dianalisis secara sempurna bahwa substansi metode ceramah yang
menggunakan kata-kata secara lisan menyampaikan materi pada umat atau
khalayak, maka hal itu juga terdapat dalam “khutbah”. Abuddin Nata (2005:158)

3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 179-181.

4
menyamakan metode ceramah dengan metode khutbah. Menurutnya, metode
ceramah termasuk cara yang paling banyak digunakan dalam penyampaian atau
mengajak orang lain mengukuti ajaran yang telah ditentukan. 4
Di dalam al-Qur‟an kata-kata khutbah diulang sembilan kali, dan di bawah
ini yang sangat penting mendasari kajian metode ceramah yang berasal dari kata
”khutbah” adalah firman Allah SWT berikut:
‫ُا س َٰه ًما‬
۟ ُ‫ع ٌ ُْوًا َإِرا خاطب ٍُ ُم ْٱن َٰج ٍِهُُن قان‬
ِ ‫ٱنش ْح َٰم ِه ٱنَّزٌِه ٌ ْمشُُن عهى ْٱْل ْس‬
َّ ُ ‫َعِباد‬
Artinya: Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang
yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil
menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung)
keselamatan.(Q.S Al-Furqan/25: 63)
Firman Allah SWT di atas yang menunjuk pada metode ceramah dapat
dianalisa bahwa kata ”khatabahum” bermakna mengucapkan kata-kata.
Khatabahum berasal dari akar kata ”khataba” berbentuk fi‟il madhi. Kata khataba
juga berdekatan dengan makna berkhutbah yaitu memberikan pesan-pesan penting
pada manusia saat shalat jum‟at. Istilah khutbah penggunaannya dilakukan saat
shalat jum‟at dimana ada seorang khatib yang memberikan pesan-pesan keislaman
untuk diikuti oleh para jama‟ah. Proses khutbah tersebut berjalan dengan
penggunaan lisan saat memberikan materi khutbah tersebut pada jama‟ah shalat
jum‟at. Bila dikomparasikan dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad
SAW saat menjadi khatib, beliau melakukannya dengan suara yang lantang dan
tegas agar manusia dapat memperhatikan dan mengikuti apa yang disampaikan.
Kata ini bila dihubungkan dengan kata ”qalu salama” yang bermakna
mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan, menggambarkan sebagai
bentuk ucapan lisan yang mengandung kebermaknaan dan itu sesuai dengan
substansi metode ceramah. Metode ceramah dalam proses pembelajaran PAI
menggambarkan adanya ucapan lisan dalam penyampaian materi dan hal itu
haruslah dilakukan dengan cara yang baik dan lemah lembut.5

4
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011), h. 158
5
Syahraini Tambak, "Metode Ceramah: Konsep Dan Aplikasi Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam"Jurnal Tarbiyah, Vol. 21, No.2, 2014, h. 382.

5
Metode ini merupakan metode yang sering digunakan dalam
menyampaikan atau mengajak orang mengikuti ajaran yang telah ditentukan.
Metode ceramah sering disandingkan dengan kata khutbah. Dalam al-Qur‟an
sendiri kata tersebut diulang sembilan kali. Bahkan ada yang berpendapat metode
ceramah ini dekat dengan kata tablih, yaitu menyampaikan sesuatu ajaran. Pada
hakikatnya kedua arti tersebut memiliki makna yang sama yakni menyampaikan
suatu ajaran.
Pada masa lalu hingga sekarang metode selalu kita jumpai dalam setiap
pembelajaran. Akan tetapi bedanya terkadang metode ini di campur dengan
metode lain. Dalam sebuah Hadist Nabi SAW bersabda :
‫ػً هللااُ ع ْى ٍُما أن انىَّ ِبً طهى هللاا عهىً َسهم قال "ب ِهّغُ ُْا ع ِّى ًْ َن ُْ آٌ ًة‬ ِ ‫َع ْه ع ْب ِذ هللااِ ب ِْه عُمش َب ِْه ْانع‬
ِ ‫اص س‬
))‫اس (( سَاي انبخاسي‬ ِ ‫ً ُمتع ِّمذًا ف ْهٍتب َُّأْ م ْقعذيُ مِه ان َّى‬
َّ ‫ َم ْه كزَّب عه‬،‫َح ِذّث ُ ُْا ع ْه ب ِى ًْ ِإسْشا ِئٍْم َل حشج‬

Artinya: "Sampaikanlah apa yang datang dariku walaupun satu ayat, dan
ceritakanlah apa yang kamu dengar dari Bani Isra‟il, dan hal itu tidak ada
Salahnya, dan barang siapa berdusta atas namaku maka bersiap-siaplah untuk
menempati tempatnya dineraka". (HR. Bukhori.)
Hal ini juga berkenaan dengan firman Allah SWT :
ْ ‫ض بِمآ ا َْحٍْىآ انٍْك ٌز‬
‫اانقُ ْشاٽه َا ِْن‬ ِ ‫اِوَّآ ا ْوز ْنىًُ قُ ْشاٽ ًىا عشبًٍِّا نَّعهَّكُ ْم ت ْع ِقهُ ُْن ۞ و ْح ُه وقُغ عهٍْك ا ْحسه ْانقظ‬
‫كُ ْىتُ م ِْه ق ْبهًِ نمِه ْانغ ِف ِهٍْه‬

Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan


berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. Kami menceritakan kepadamu kisah
yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan
Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-
orang yang belum mengetahui”.(Q.S. Yusuf/12:2-3)
Ayat di atas menerangkan, bahwa Tuhan menurunkan Al-Qur‟an dengan
memakai bahasa Arab kepada Nabi Muhammad SAW. Dan Nabi menyampaikan
kepada para sahabat dengan jalan cerita dan ceramah. Dan ini juga sesuai dengan
strategi ekspositori yang mana guru yang menyampaikan materinya.

6
2. Strategi Pembelajaran Aktif
A. Pengertian strategi pembelajaran aktif
Strategi Pembelajaran Aktif

A. Pengertian pembelajaran aktif

Pembelajaran aktif (Active Learning) adalah suatu proses pembelajaran


yang tujuannya untuk memberdayakan peserta didik agar belajar menggunakan
berbagai cara atau strategi secara aktif. 6

Pembelajaran Aktif dapat didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar


( approach to teaching ) yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai
media pengajaran yang disertai dengan penataan lingkungan sedemikian rupa agar
proses pembelajaran menjadi aktif dengan demikian, para siswa merasa tertarik
dan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. selain itu,
Pembelajaran Aktif juga memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam
untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam
arti tidak semata-mata “disuapi” guru.7

Pembelajaran Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru


harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu
proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses
pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Jika
pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif,
maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari
siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang
mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses aktif
merangkai pengalaman untuk memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif terlibat
di dalam proses belajar mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Teori belajar

6
Tim Dosen Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim, Materi Pendidikan dan Latihan
Profesi Guru, (Malang: UIN Maliki Press, 2011), hlm. 196
7
Umar Tirtarahardja –la Sula, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,2002), hlm.
150

7
konstruktivisme merupakan titik berangkat pembelajaran ini. Atas dasar itu
pembelajaran ini secara sengaja dirancang agar mengaktifkan anak.8

Mendidik dengan ceramah berarti memberikan satu informasi melalui


pendengaran, yang hanya bisa dicerna oleh otak siswa (20%). Padahal informasi
yang dipelajari siswa bisa saja dari membaca (10%), melihat (30%), melihat dan
mendengar (50%), mengatakan (70%), mengatakan dan melakukan (90%). Hal ini
sesui dengan pendapat seorang filosof cina konfucius yang mengatakan bahwa
“Apa yang saya dengar, saya lupa” “Apa yang saya lihat, saya ingat” “Apa yang
saya lakukan, saya paham”. 9

Aktifitas siswa belajar di kelas terwujud bila terjadi interaksi antar warga
kelas. Di dalam interaksi ada aktifitas yang bersifat resiprokal (timbal balik) dan
berdasarkan atas kebutuhan bersama, ada aktifitas daripada pengungkapan
perasaan, dan ada hubungan untuk tukar-menukar pengetahuan yang
didasarkan take and give, yang semuanya dinyatakan dalam bentuk tingkah laku
dan perbuatan. hubungan timbal balik antar warga kelas yang harmonis dapat
merangsang terwujudnya masyarakat kelas yang gemar belajar. Dengan demikian,
upaya mengaktifkan siswa belajar dapat dilakukan dengan mengupayakan
timbulnya interaksi yang harmonis antar warga di dalam kelas. Interaksi ini akan
terjadi bila setiap warga kelas melihat dan merasakan bahwa kegiatan belajar
tersebut sebagai sarana memenuhi kebutuhannya. Dalam kaitannya dengan proses
pembelajaran, berdasarkan teori kebutuhan. 10

Dari pembahasan di atas, tip – tip dibawah ini dapat digunakan guru untuk
mengarah pada strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa
dalam belajar:

- Selalu berpenampilan menarik dan penuh wibawa.


- Manfaatkan pertemuan pertama dengan siswa untuk perkenalan antar
warga kelas.

8
Ibid, hlm. 156-164
9
Tim Dosen Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim, Materi Pendidikan dan Latihan
Profesi Guru, (Malang: UIN Maliki Press, 2011), hlm. 197
10
Mel Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran aktif (terjemahan Sarjuli et
al.). (Yogyakarta: Yappendis, 2004), hlm. 30

8
- Buatlah formasi
- Siapkan semua peralatan yang akan digunakan di dalam ruang kelas
sebelum memulai pembelajaran.
- Mulailah proses belajar mengajar dengan materi yang ringan tetapi
menantang yang dapat merangsang siswa turut aktif berfikir.
- Selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu serta dengan
salam yang menghangatkan.
- Gunakan bahasa yang santun, hormat, dan dengan nada bicara yang
lembut.
- Memahami dan menghormati berbagai perbedaan yang ada.
- Menghormati kerahasiaan setiap siswa.
- Tidak merendahkan dan mencemooh siswa.
- Memberi kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk bicara dan
jangan mengintrupsi pembicaraan siswa.
- Bila seorang siswa mengemukakan pendapat, jadilah pendengar yang baik
dan selanjutnya berikan kesempatan kepada siswa lain untuk
memahaminya dan memberikan komentarnya.
- Memahami dan menghormati pendapat setiap siswa, bila perlu
melancarkan kritik: gunakan bahasa yang mengayomi, dan bila kritik
bersifat pribadi seyogyanya dilakukan di ruang khusus.
- Sekali waktu, berilah kesempatan kepada siswa untuk memberikan saran
atau kritik guna perbaikan proses pembelajaran.
- Sediakan waktu untuk berkomunikasi dengan siswa di luar kelas.

Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat


dan memperlancar stimulus dan respons siswa dalam pembelajaran, sehingga
pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang
membosankan bagi siswa. Dengan memberikan strategi active learning (belajar
aktif) pada siswa dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka
dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini kurang
diperhatikan pada pembelajaran konvensional.

9
Dalam metode active learning (belajar aktif) setiap materi pelajaran yang
baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada
sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan
pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru perlu
menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik
mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. 11

Adapun penjelasan dari beberapa macam metode dalam pembelajaran


active learning adalah sebagai berikut.

1. Question Student Have (Pertanyaan Peserta Didik)

Metode Question Student Have ini digunakan untuk mempelajari tentang


keinginan dan harapan siswa sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi
yang mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk
mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik digunakan
pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan
harapan-harapannya melalui percakapan.12

Prosedur:

a. Bagikan kartu kosong kepada siswa.


b. Mintalah setiap siswa menulis beberapa pertanyaan yang mereka miliki
tentang mata pelajaran atau sifat pelajaran yang sedang dipelajari.
c. Putarlah kartu tersebut searah keliling jarum jam. Ketika setiap kartu
diedarkan pada peserta berikutnya, peserta tersebut harus membacanya dan
memberikan tanda cek di sana jika pertanyaan yang sama yang mereka
ajukan.
d. Saat kartu kembali pada penulisnya, setiap peserta telah memeriksa semua
pertanyaan yang diajukan oleh kelompok tersebut. Fase ini akan
mengidentifikasi pertanyaan mana yang banyak dipertanyakan. Jawab
masing-masing pertanyaan tersebut dengan :

11
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karekteristik dan
Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004), hlm.241
12
Ibid, hlm. 242

10
 Jawaban langsung atau berikan jawaban yang berani
 Menunda jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sampai
waktu yang tepat
 Meluruskan pertanyaan yang tidak menunjukkan suatu pertanyaan.
1) Panggil beberapa peserta berbagi pertanyaan secara sukarela, sekalipun
pertanyaan mereka tidak memperoleh suara terbanyak.
2) Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut mungkin berisi pertanyaan-
pertanyaan yang mungkin dijawab pada pertemuan berikutnya.

2. Reconnecting (menghubungkan kembali)

Metode reconnecting (menghubungkan kembali) ini digunakan untuk


mengembalikan perhatian siswa pada pelajaran setelah beberapa saat tidak
melakukan aktivitas tersebut.13

Prosedur :

a. Ajaklah siswa kembali kepada pelajaran. Jelaskan pada siswa bahwa


menghabiskan beberapa menit untuk mengaitkan kembali pelajaran
dengan pengetahuan anak akan memberi makna yang berarti.
b. Tentukan satu atau lebih dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini kepada
para peserta didik

B. Karakteristik Pembeajaran Aktif

Sekolah yang melakukan pembelajaran aktif dengan baik harus


mempunyai karakteristik, diantaranya yaitu: 14

1. Pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa berperan lebih aktif dalam


mengembangkan cara-cara belajar mandiri. Siswa berperan serta pada
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses belajar. Pengalaman siswa
lebih diutamakan.

13
Ibid, hlm. 243
14
Nurhayati, E, , 2008, Skripsi: Pengaruh Penggunaan Metode Belajar Aktif Tipe Team
quiz Terhadap Minat Belajar Dan Hasil Belajar Kuntansi Siswa Kelas X Ak Smk Negeri 3 Jepara
Tahun 2006/2007. Universitas Negeri Semarang

11
2. Guru membimbing dalam terjadinya pengalaman belajar. Guru bukan
satu-satunya sumber belajar. Guru merupakan salah satunya sumber
belajar, yang memberikan peluang bagi siswa agar dapat memperoleh
pengetahuan atau ketrampilan sendiri melalui usaha sendiri, dapat
mengembangkan motivasi dari dalam dirinya, dan dapat mengembangkan
pengalaman untuk membuat suatu karya.
3. Tujuan kegiatan pembelajaran tidak hanya untuk sekedar mengejar standar
akademis. Selain pencapaian standar akademis, kegiatan ditekankan untuk
mengembangkan siswa secara utuh dan seimbang.
4. Pengelolaan kegiatan pembelajaran ditekankan pada kreativitas siswa, dan
memperhatikan kemajuan siswa untuk menguasai konsep-konsep dengan
mantap.
5. Penilaian dilakukan untuk mengukur dan mengamati kegiatan dan
kemajuan siswa, serta mengukur ketrampilan dan hasil belajar siswa.

C. Dasar Pembelajaran Aktif


Pembelajaran sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari
landasan dan mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas
tersebut sangat penting, karena pembelajaran merupakan pilar utama terhadap
pengembangan manusia dan masyarakat.
Beberapa landasan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Landasan Religius Islami berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadist
a. Al-Quran
al-Quran adalah kalam Allah yang menjadi sumber segala hukum dan
menjadi pedoman pokok dalam kehidupan, termasuk membahas tentang
pembelajaran. Dalam Al-Quran banyak sekali ayat yang berhubungan
dengan pembelajaran dan metode pembelajaran. Ayat pertama (lima ayat
yang merupakan wahyu pertama) berbicara tentang keimanan dan
pembelajaran, QS al-Alaq:1-5

12
Terjemahan
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Kata (‫ )اقش ا‬Iqra terambil dari akar kata kerja (‫ )قشا‬qara’a yang Pada
mulanya berarti menghimpun. Apabila anda merangkai huruf atau kata kemudian
anda mengucapkan rangkaian tersebut maka anda telah menghimpunnya yakni
membacanya. Dengan demikian realisasi perintah tersebut tidak mengharuskan
adanya suatu teks tertulis sebagai objek bacaan, tidak pula harus diucapkan
sehingga terdengar oleh orang lain. 15
Awal surah diatas , allah telah memperkenalkan diri sebagai yang
Mahakuasa, Maha Mengetahui, dan Maha Pemurah. Pengetahuannya meliputi
segala sesuatu. Dan pada ayat ke 4-5 diatas menjelaskan dua cara yang ditempuh
Allah swt. Dalam mengajar manusia. Pertama melalui pena (tulisan) yang harus
dibaca oleh manusia dan yang kedua melalui pengajaran secara langsung tanpa
alat.
Lima ayat tersebut merupakan ayat pertama yang diterima nabi
muhammad SAW, yang diantaranya berbicara tentang perintah kepada semua
manusia untuk selalu menelaah, membaca, belajar dan observasi ilmiah tentang
penciptaan manusia dengan sendirinya.
b. Hadist Nabi/as-sunnah
Hadist ini berbicara tentang metode pembelajaran, yaitu bahwa
pembelajaran itu harus menggunakan metode yang tepat disesuaikan dengan
situasi dan kondisi,

15
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, kesan, dan Keserasian al-Qur’an, (jilid 15,
Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm 454-465

13
terutama dengan mempertimbangkan keadaan orang yang akan belajar.
Selain itu proses pembelajaran harus dibuat dengan mudah dan sekaligus
menyenagkan agar siswa tidak tertekan secara psikologis dan merasa bosan
terhadap suasana di kelas serta apa yang diajarkan oleh gurunya. Hal ini sesuai
dengan sabda Rasullullah Saw yang diriwayatkan Bukhari dari Anas RA yaitu:

‫ش ُش َْا َلتُى ِف ُش َْا‬ ّ ِ ‫س ُش َْا َلتُع‬


ّ ِ ‫س ُش َْا َب‬ ِّ ٌ
Artinya:
“mudahkanlah dan jangan kamu persulit. Gembirakanlah dan janganlah
kamu membuat lari.”

3. Strategi Pembelajaran Kooperatif


A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai dengan enam
orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.Menurut Tom V. Savage
sebagaimana dikutip oleh Rusman pembelajaran kooperatif yaitu: Suatu
pendekatan yang menekankan kerjasama dalam kelompok. Dalam pembelajaran
kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa. Siswa
juga dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya. Pembelajaran oleh rekan
sebaya (peerteaching) lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru.16
B. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Nur Asma mengemukakan bahwa pengembangan pembelajaran kooperatif
memiliki beberapa tujuan, yaitu: 17
1. Pencapaian Hasil Belajar. Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi
berbagai macam tujuan sosial,pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

16
Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal.
202-203
17
Nur Asma. (2006). Pendekatan Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Hal.12.

14
2. Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu. Efek penting kedua dari model
pembelajaran kooperatif ialah penerimaan yang luas terhadap orang yang
berbeda menurut ras, budaya,tingkat sosial, kemampuan maupun
ketidakmampuan.
3. Pengembangan Keterampilan Sosial. Tujuan Penting ketiga dari pembelajaran
kooperatif ialah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama
dan kolaborasi.

C. Prinsip Pembelajaran Kooperatif


Menurut Nur Asma pelaksanaam pembelajaran kooperatif setidaknya terdapat
lima prinsip yang dianut yaitu:
1. Belajar Siswa Aktif (Student Active Learning). Proses pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif berpusat pada siswa, aktivitas belajar lebih
dominan dilakukan siswa, pengetahuan yang dibangun dan ditemukan adalah
dengan belajar bersama-sama dengan anggota kelompok sampai masing-
masing siswa memahami materi pembelajaran dan mengakhiri dengan
membuat laporan kelompok dan individual.
2. Belajar Kerjasama (Cooperative Learning). Seluruh siswa terlibat secara aktif
dalam kelompok untuk melakukan diskusi, memecahkan masalah dan
mengujinya secara bersama-sama, sehingga terbentuk pengetahuan baru dari
hasil kerjasama mereka.
3. Pembelajaran Partisipatorik. Melalui model pembelajaran ini siswa belajar
dengan melakukan sesuatu (learning by doing) secara bersama-sama untuk
menemukan dan membangun pengetahuan yang menjadi tujuan pembelajaran.
4. Mengajar Reaktif (Reactive Teaching). Untuk menerapkan model
pembelajaran kooperatif ini, guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar
seluruh siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi.
5. Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyfull Learning). Model pembelajaran
kooperatif menganut prinsip pembelajaran yang menyenangkan.
D. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Menurut Johnson & Johnson sebagaimana dikutip oleh Rusman12 terdapat
lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu:

15
1. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa.
2. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat.
3. Tanggung jawab individual.
4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil.
5. Proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses
kelompok.

E. Langkah-langkah atau Sintaks Pembelajaran Kooperatif


Dalam rangka pengelolaan kelas di dalam pembelajaran kooperatif seorang
pengajar dituntut mengarahkan dan membina para siswa untuk mengembangkan
minat dan kiat bekerjasama dalam berinteraksi dengan pembelajar lainnya. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang pengajar,13 yaitu:
Pengelompokan. Dalam rangka pengelompokan atau membentuk
kelompok maka yang perlu diperhatikan adalah heterogenitas dari anggota
kelompok, seperti keanekaragaman latar belakang sosioekonomi, etnik, dan
kemampuan akademis. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses
kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan
bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan
kerja yang baik. Mangenai hal ini Al-Quran menjalaskan dalam QS. As-Shaf [61]:
4:

‫صف ااَ َكنَوَّ همبَته ْى ِيَ مهَ َّم ْز ه‬


َ‫صو م‬ َ َ‫س ِثي ِل ِهص‬ َ ‫ِيهَيه َِٰتِله‬
َ َ‫ونَفِي‬ َ ‫ةَّ َّلذ‬ َّ ‫إِ َّن‬
‫َّّللَََيه ِح ٱ‬
Artinya : ”Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan
yang tersusun kokoh”
Semangat kerjasama. Agar proses pembelajaran kooperatif berjalan efektif
maka perlu adanya pembinaan dan niat kerjasama.Dalam kerja sama juga
dibutuhkan rasa tanggung-jawab pada masing masing anggota.Hal ini sesuai
dengan QS. Al-Isra' [17]: 15

16
َ‫َو َْل َتَ ِش هر‬ َ َ ‫ض َّل َفَ ِإوَّ َما َيَ ِض ٱل‬
َ َۚ‫علَ ْي َما‬ َ َ ‫َو َم ْه‬ ِ ‫م ِه َا ْهتَد َِى َ َفَ ِإوَّ َما َيَ ْمتَدًِ َ ِلىَ ْف‬
َ َۖ‫س ِه‬
ً ‫س‬
َ‫وْل‬ ‫َر ه‬
َ ‫ث‬ َ ِ‫َۗو َماَ هكىَّاَ همعَ ِذّت‬
َ َ‫يهَ َحتَّ ِيَوَ ْثع‬ َ َ‫َو ِاس َرجمَ ِو ْس َرَأ ه ْخ َز ِى‬
Artinya : “Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka
sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan
barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian)
dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang
lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang
rasul.”
Semangat kerja sama dan tolong menolong ini juga terdapat dalam alQur‟an
surat al-Maidah ayat 2:

ِ ‫ددِيدهَا ْل ِعَٰا‬
َ‫ب‬ َّ ‫واَّللاَََۖ ِإ َّن‬
َ ََ‫َّللا‬ ََّ ‫َۚواتَّٰه‬
َ َ‫ان‬ َ ‫يَاْلثْ ِب‬
ِ ‫َوا ْلعهد َْو‬ ِ ْ ‫ع َل‬
َ َ‫اووهوا‬
َ ‫َو َْلَت َ َع‬
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya.”
Penataan ruang kelas. Dalam pembelajaran kooperatif penataan ruang
kelas merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan
belajar para siswa.

17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari materi yang telah dijelaskan maka poin-poin yang dapat diambil sebagai
kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang
guru kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik
dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi
pelajaran disampaikan langsung oleh guru. ayat alquran yang berintegrasi
dengan strategi pembelajaran ekspositori sangat banyak salah satu nya
pada Q.S. Yusuf/12:2-3. Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya
berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.
Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan
mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum
(kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum
mengetahui”.(Q.S. Yusuf/12:2-3)
2. startegi pembelajaran aktif (Active Learning) adalah suatu proses
pembelajaran yang tujuannya untuk memberdayakan peserta didik agar
belajar menggunakan berbagai cara atau strategi secara aktif. Pembelajaran
Aktif dapat didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar ( approach to
teaching ) yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media
pengajaran yang disertai dengan penataan lingkungan sedemikian rupa
agar proses pembelajaran menjadi aktif dengan demikian, para siswa
merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan yang
diajarkan. selain itu, Pembelajaran Aktif juga memungkinkan siswa
melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap,
pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata
“disuapi” guru. di dalam alquran maupun hadis terdapat beberapa dalil
yang berintegrasi dengan pembelajaran aktif yaitu salah satunya pada QS
al-Alaq:1-5 Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

18
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya. (al-Alaq:1-5)
3. Pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat
sampai dengan enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen. di dalam alquran maupun hadis, terdapat dalil yang berintegrasi
dengan pembelajaran kooperatif salah satunya pada Q.S QS. Al-Isra' [17]:
15. Artinya : “Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah),
maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri;
dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi
(kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat
memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami
mengutus seorang rasul.”

19
DAFTAR PUSTAKA
M.Quraish Shihab. 2002. Tafsir Al-Mishbah, Pesan, kesan, dan Keserasian al-
Qur’an jilid 15. Jakarta: Lentera Hati
Mel Silberman. 2004. Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran aktif
(terjemahan Sarjuli et al.). Yogyakarta: Yappendis
Mulyasa, E.. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karekteristik
dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nata, Abuddin. 2011. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Nurhayati, E, , 2008, Skripsi: Pengaruh Penggunaan Metode Belajar Aktif Tipe
Team quiz Terhadap Minat Belajar Dan Hasil Belajar Kuntansi Siswa
Kelas X Ak Smk Negeri 3 Jepara Tahun 2006/2007. Universitas Negeri
Semarang
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran, berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana prenada Media Group.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Tambak, Syahraini. 2014. "Metode Ceramah: Konsep Dan Aplikasi Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam". Jurnal Tarbiyah, Vol. 21, No.2.
Tim Dosen Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim. 2011. Materi Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru. Malang: UIN Maliki Press
Umar Tirtarahardja –la Sula. 2002. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

20

Anda mungkin juga menyukai