PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
yang terkandung dalam judul penelitian ini. Judul merupakan hal yang sangat
penting dalam karya ilmiah, karena judul akan memberikan gambaran tentang
keseluruhan dari isi skripsi. Adapun judul skripsi ini “Analisis Hambatan
1. Hambatan
berasal dari dalam diri seseorang dalam setiap menghadapi proses kegiatan yang
2. Pembelajaran Tematik
pengajaran dan bahan ajar. Pembelajaran merupakan suatu proses dasar untuk
dapat berkomunikasi dengan orang lain, yang mana lingkup dari pembelajaran
tersebut dimulai dari tahap pendidikan terkecil sampai tak terhingga yang bisa
dilakukan secara formal maupun tidak formal yang dapat menentukan berjalan
dengan baik atau tidak. Proses komunikasi harus diciptakan dan ditujukan
2
tertentu. Tema merupakan salah satu bagian pokok dalam pembelajaran tematik
yang dirancang agar pembelajaran tidak keluar dari materi yang disampaikan
sehingga peserta didik dapat fokus dalam materi pelajaran yang telah ditentukan
belajar yang menggunakan tema sebagai penganti dari berbagai mata pelajaran.
3. Kurikulum 2013
Kurikulum yang merupakan salah satu bagian dari suatu sistem yang
antara beberapa mata pelajaran kedalam satu tema. Hal ini cukup menarik
kesulitan, baik kepada tenaga pendidik yang baru maupun dengan tenaga
membedakan manusia dengan mahluk hidup lainnya. Hewan juga “belajar” tetapi
Pendidikan sering kali dimaknai secara beragam, bergantung pada sudut pandang
4
merupakan suatu proses perubahan, atau pendewasaan manusia, berawal dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari tidak paham menjadi
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
dapat digali dan dikembangkan secara efektif melalui pembelajaran yang terarah
dan terpadu yang dikelola secara utuh dan optimal.3 Hal ini disebabkan karena
maka disitulah manusia masih menjalani pendidikan. Karena itu manusia hidup
1
Chairul Anwar, Hakikat Manusia dalam Pendidikan: Sebuah Tinjauan Filosofis
(Yogyakarta: Suka Press, 2014), h. 62.
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosakarya, 2017), h. 10.
3
Zulfani Sesmiarni, “Kecerdasan Jamak dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar”.
Jurnal Terampil, Vol. 1 No. 1 (Desember 2014), h. 180.
5
Artinya: “Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw berdabda: menuntut ilmu itu
wajib atas setiap orang Islam, karena sesungguhnya semua (mahluk)
sampai binatang-binatang yang ada di laut memohonkan ampun untuk
orang yang menuntut ilmu” (H.R Ibnu Abdurrahman).
pendidikan. Menurut pandangan islam menuntut ilmu wajib hukumnya bagi setiap
muslim. Allah SWT. akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu dan
dan lebih kritis dalam berpikir. Pendidikan dapat berlangsung secara formal
4
Tim Penulis RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2010),
h. 583.
6
pentingnya bahwa pendidikan itu perlu perhatian yang serius berkenaan dengan
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
jenjang sekolah yang lebih tinggi ke Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah
Menengah Atas atau Kejuruan, oleh karena itu pendidikan di Sekolah Dasar
tenaga pendidik diharuskan untuk dapat memilih model pembelajaran yang dapat
dalam kelas.
atau kelompok orang melalui berbagai upaya dan berbagai staregi, metode dan
dapat pula dipandang sebagai kegiatan pendidik secara terprogram dalam desain
instruksional untuk membuat peserta didik belajar secara aktif yang menekankan
5
Chairul Anwar, Hakikat Manusia dalam Pendidikan: Sebuah Tinjauan Filosofis ..., h. 102.
7
pada penyediaan sumber belajar.6 Pendidik sebagai salah satu komponen dalam
hanya sekedar menyampaikan materi tetapi lebih dari itu pendidik juga dapat
lingkungan masyarakat. Hal ini sesuai dengan fungsi dari pendidikan nasional
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
Pembelajaran merupakan proses dasar dari pendidikan dari sanalah ruang lingkup
terkecil dari pendidikan secara formal yang dapat ditentukan baik atau tidaknya.
kondusif dalam kegiatan belajar agar terjadi interaksi komunikasi yang baik pada
saat belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik dan dalam komponen
belajar secara langsung yang melibatkan fisik dan mental melalui interaksi antar
6
Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu (Bandung: PT Remaja Roska Karya,
2017), h. 140.
7
Faiz Hamzah, “Studi Pengembangan Modul Pembelajaran Tematik Berbasis Integrasi
Islam Sains pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Kelas IX Madrasah Tsanawiyah”. Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 1 (September 2015), h. 42.
8
baik dan berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan dari pembelajaran tersebut.
Salah satu jenjang yang proses pembelajaran peserta didik lebih lama dari
pada jenjang lainnya yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau Sekolah Dasar (SD).
konsep sebagai dasar untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Jenjang MI/SD saat
ini diharapkan proses pembelajaran yang terjadi tidak hanya menekankan kepada
belajar informasi dan menekankan materi saja, tetapi fokus juga kemampuan
berpikir dan pemahaman peserta didik. Harapan tersebut saat ini perlu
dengan mengubah kurikulum yang berlaku yaitu dari Kurikulum Tingkat Satuan
pendidikan di Indonesia.
pelaksanaannya ini harus diterapakan di sekolah untuk tingkat sekolah dasar atau
8
Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori Praktik dan Penilaian (Jakarta: Rajawali
Pers, 2015), h. 22.
9
dari beberapa mata pelajaran yang dijadikan dalam satu tema dan saling berkaitan
antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran lainnya. Pembelajaran tematik
dengan lebih baik karena informasi yang masuk kedalam bawah sadar pikiran
peserta didik melalui proses yang logis dan alami dari tema-tema yang disajikan.
Pembelajaran tematik juga membantu peserta didik agar lebih dekat dengan objek
materi pelajaran lainnya dan juga waktu dalam proses pembelajaran yang kurang
efektif,9 pendidik masih perlu sosialisasi tentang kurikulum 2013. Sosialisasi akan
kurikulum 2013 telah dilakukan oleh pemerintah akan tetapi pendidik yang hadir
hambatan baik pada pendidik yang sudah lama mengajar maupun yang belum
lama mengajar. Serta, belum dilakukan analisis secara rinci pada proses
9
Nailati, wawancara dengan penulis, rekaman video,Bandar Lampung, 27 November 2018.
10
yang dilakukan di Bandar Lampung, serta penelitian sebelumnya belum lebih jauh
aspek penilaian.
Bandar Lampung”.
D. Fokus Penelitian
E. Rumusan Masalah
dalam penelitian ini yaitu: “Bagaimana hambatan yang dihadapi pendidik dalam
10
Mohammad Syaifuddin, “Implementasi Pembelajaran Tematik Di Kelas 2 SD Negeri
Demangan Yogyakarta”. Jurnal tadris, Vol. 2 No. 2 (Desember 2017), h. 139.
11
Icshan Ansory dkk, “Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Sesuai Kurikulum 2013 Di SD
Muhammadiyah 03 Wajak”. Jurnal Elementary School Education, Vol. 1 No.1 (Agustus 2017), h.
67.
11
F. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
Lampung.
G. Signifikasi Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat praktis
Diharapakan kajian dalam penelitian ini dapat memberi sedikit ilmu dalam
b. Bagi Pendidik
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pendidik agar lebih
memenuhi harapan baik bagi peserta didik, orang tua maupun masyarakat.
c. Bagi Sekolah
d. Bagi Peneliti
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
terhadap suatu masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi yang
meneliti pada obyek yang alamiah. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif karena
merupakan suatu penelitian yang didasarkan dengan adanya masalah apa yang
Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat
dan gambar. Metode yang dipakai dalam mengumpulkan data adalah metode
2. Lokasi Penelitian
Universitas Muhammadiyah Lampung Jl. Hi. Zainal Abidin Pagaralam No. 14/58
12
Rukaesih A.Maolani dan Ucu Cahuyana, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta:
Rajawali Pers, 2016), h. 72.
13
Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.
79.
14
3. Subjek Penelitian
narasumber yang dipilih dan paling tahu tentang apa yang kita harapkan. Ukuran
sampel yang diperlukan sangatlah bergantung pada sumber, waktu yang tersedia,
4. Sumber Data
Sumber data adalah sumber dari mana data dapat diperoleh. Sumber data
yang diperoleh dapat berupa manusia, benda, tempat dan sebagainya. Sumber data
dalam penelitian ini yang diperoleh adalah hasil dari observasi, dokumentasi dan
Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari
14
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D
(Bandung: Alfabeta, 2017), h. 193.
15
Sumber data skunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak
kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan menarik kesimpulan. Metode
yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah observasi,
a. Observasi
15
Ibid.
16
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif ( Jakarta: Prenada Media Group, 2015), h. 118.
16
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. 2)
mengamati secara langsung berbagai kondisi yang terjadi pada obyek peneliti.
proses observasi peneliti ikut serta terlibat dalam aktivitas obyek yang diteliti.
b. Wawancara
jawab secara lisan satu arah atau bertatap muka secara langsung untuk
wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan bertanya jawab dengan
pertanyaan secara lebih bebas dan leluasa tanpa terikat oleh susunan
tersebut.
17
Ibid. h. 204.
18
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), h. 85.
17
c. Dokumentasi
sehingga akan diperoleh data yang lengkap dan sah berdasarkan penelitian.
6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data agar kegiatan tersebut mudah diolah dan sistematis.
instrumen penelitian.
Alokasi waktu
bertanya
berdiskusi.
alat peraga.
pembahasan tema
1. Penilaian pengamatan
2. Penilaian kinerja
1. Penilaian proses
3. Penilaian sikap
4. Penilaian portofolio
didik/pendidik
Fleksibilitas
Penilaian hasil
21
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain. Sebelum menganalisa data yang telah terkumpul, maka dat tersebut
akan penulis peroleh dengan cara data reduction (reduksi data), data display
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan terinci. Semakin lama peneliti ke lapangan,
maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu
segera dilakukan analisi data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti
perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
22
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan data selanjutnya,
Data yang dipilih adalah data dari hasil pengumpulan data lewat
data. Langkah ini dilakukan agar data yang diperoleh dan telah direduksi
mudah dipahami oleh peneliti maupun orang lain. Bentuk penyajian ini adalah
Bandar Lampung dan dokumentasi dilakukan untuk penguat atau bukti dari
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal masih bersifat semenara dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-buktiyang kuat dan mendukung pada tahap
pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
8. Keabsahan data
data dapat diterima dan dapat dipertanggung jawabkan. Keabsahan data dalam
seperti kamera, alat perekam suara, serta triangulasi data atau sumber data,
Pada triangulasi ini peneliti tidak hanya menggunakan informasi dari satu
teknik yaitu pengujian kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya data
dokumentasi.
25
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
tertentu (UU No. 20 Tahun 2003 tentang SPN).19 Kedudukan kurikulum sebagai
pedoman dalam seluruh kegiatan proses pendidikan yang akan membekali peserta
diperlukan peserta didik dalam kehidupan, oleh karena itu pelaksanaan kurikulum
2013 menjadi salah satu langkah yang strategis dalam menghadapi kehidupan
Kurikulum yang merupakan salah satu bagian dari suatu sistem yang
dengan kata lain, kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang berisikan
dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang
19
Herry Widyastono, Pengembangan Kurikukum di Era Otonomi Daerah dari Kurikulum
2004,2006 ke Kurikulum 2013 (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 119.
20
Fauzan, Kurikulum dan Pembelajaran (Tangerang Selatan: GP Press, 2017), h. 61-62.
26
pada peserta didik secara sederajat atau sama dalam proses pembelajaran.
dalam hasil belajar peserta didik yang menjadi salah satu penentu pada kenaikan
kelas dan kelulusan peserta didik, sehingga dapat diketahui sejauh mana
yang relevan, proses pembelajaran berpusat pada peserta didik, sifat pembelajaran
yang kontekstual dan terpadu, penialaian yang menekankan aspek kognitif, afektif
saintifik dan penilaian autentik diharapakan agar dapat membatu pendidik dalam
mereka.
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
21
Hendra Jati Puspita, “Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu Pada
Kelas Vb Sd Negeri Tegalrejo 1 Yogyakarta”. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9
Tahun ke-5 2016, h. 885.
27
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan peradaban dunia.22 Dalam hal ini,
berbagai aspek perubahan yang harus dilakukan di lapangan, baik berupa proses
pembelajaran, dari peserta didik yang awalnya pada proses pembelajaran diberi
tahu diubah menjadi mencari tahu. Kurikulum terdiri dari beberapa komponen.
Poerwati dan Amri mencatat bahwa secara umum ada empat komponen, yaitu:24
pendidikan.
22
Herry Widyastono, Pengembangan Kurikukum di Era Otonomi Daerah dari Kurikulum
2004,2006 ke Kurikulum 2013..., h. 131.
23
E. Mulyasa, Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017), h. 65.
24
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik (Jakarta: Kencana, 2016), h. 123.
28
4. Evaluasi yaitu cara untuk mengetahui apakah sasaran yang ingin dituju dapat
acuan atau pedoman bagi setiap pendidik dalam proses pembelajaran, karena
mengarahkan pendidik, kepala sekolah, pengawas, orang tua, dan peserta didik
25
Herry Widyastono, Pengembangan Kurikukum di Era Otonomi Daerah dari Kurikulum
2004,2006 ke Kurikulum 2013..., h. 131.
29
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti yang dirinci lebih lanjut
materi yang sudah disediakan dalam buku pendidik. Untuk membuat peserta didik
dan yang biasanya dilakukan oleh pendidik seperti penggunaan metode ceramah.
menyampaikan materi.
didik tidak hanya menerka atau menerawang apa yang sedang diterangkan oleh
pendidik tetapi peserta didik dapat melihatnya secara langsung apa yang sedang
mereka pelajari.
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan
dan menumbuhkan berbagai kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang
pendidik.
26
Subandi, Pengembangan Kurikulum 2013 (Studi Analisis dan Subtansif Kebijakan
Kurikulum Nasional)”. Jurnal Terampil, Vol. 1 No. 1 (Jun 2014), h. 168.
31
kepala sekolah maupun pengawas. Dalam hal ini strategi pembelajaran yang
merupakan salah satu taktik yang digunakan oleh pendidik dalam melaksanakan
penentu masa depan bagi anak bangsa, oleh karena itu perubahan kurikulum dari
menghasilkan masa depan anak bangsa yang cerah. Terdapat beberapa hal penting
kurikulum:
27
E. Mulyasa, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: PT Rosda Karya,
2017), h. 13.
32
2. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran
dan peserta didik dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik
potensi yang bersumber dari dalam diri peserta didk itu sendiri seperti minta,
bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk seperti lingkungan, sarana
dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Sebagai
suatu proses kerja sama pembelajaran tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan
pendidik dan kegiatan peserta didik saja, akan tetapi pendidik dan peserta didik
ditentukan.29 Dengan demikian pendidik harus sadar dan paham bahwa tujuan
pembelajaran yang akan disampaikan pada peserta didik harus berjalan dengan
28
Eka Nirmala, “Hubungan Penerapan Kurikulum 2013 dengan Kretivitas yang di Hasilkan
Peserta didik dalam Mata Pelajaran SBDP Kelas IV MIN 2 Bandar lampung”. (Skripsi: Program
Sarjana UIN Raden Intan, Lampung, 2017 ), h. 28-29.
29
Dirman dan Cici Juarsih, Pengembangan Kurikulum: Dalam Rangka Implementasi
Standar Proses Pendidikan Peserta didik (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), h. 36.
33
pendidik dengan peserta didik, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan
tatap muka maupun secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan berbagai
media pembelajaran. Lima jenis interaksi yang dapat berlangsung dalam proses
antara sesama peserta didik atau antar sejawat; 3) interaksi peserta didik dengan
lingkup terkecil secara formal yang menentukan dunia pendidikan berjalan baik
antar sumber belajar, yang dilakukan oleh pendidik maupun peserta didik.
tidak langsung yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk saling memperoleh
pada dasarnya merupakan satu proses dikaitakannya informasi baru pada konsep-
sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara
30
Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori Praktik dan Penilaian....., h. 21-22.
31
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), h. 252.
34
dan mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki oleh peserta didik dan
kepada anak didik secara utuh. Pembelajaran, tema diberikan dengan maksud
secara mudah dan jelas.32 Tema merupakan salah satu bagian pokok dalam
pembelajaran tematik yang dirancang agar pembelajaran tidak keluar dari materi
yang disampaikan sehingga peserta didik dapat fokus dalam materi pelajaran yang
yang menjadi pokok pembicaraan. Tujuan dari adanya tema ini bukan hanya
untuk menguasai konsep-konseop dalam suatu mata pelajaran, akan tetapi juga
pelajaran dalam tema yang sama; 3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih
32
Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017),
h. 85-86.
35
dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik;
5) peserta didik dapat lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas; 6) peserta didik dapat lebih bergairah
approach).
3. Dimulai dari hal-hal yang mudah menuju yang sulit, dari hal yang sederhana
menuju yang kompleks dan dari hal yang konkret menuju yang abstrak.
sudah disiapkan oleh pemerintah dan sudah dikembangkan menjadi subtema dan
Ibtidaiyah disebutkan bahwa untuk peserta didik kelas I sampai dengan kelas VI
Berdasarkan paparan diatas tema merupakan salah satu peran penting dalam setiap
materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik, dimana penetapan
tema dapat dilakukan dengan melihat materi pelajaran yang berbeda satu sama
33
Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, Praktik dan Penilaian..., h.140-149.
36
lain sehingga dianggap sebagai pemersatu dari kompetensi dasar pada mata
pelajaran.
pada kurikulum 2013 yang diterapkan pada kegiatan proses belajar mengajar
antara pendidik dengan peserta didik. Pembelajaran terpadu atau tematik adalah
pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang
dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep
lain, yang dilakukan spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau
lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar peserta didik, maka pembelajaran
yang optimal dan maksimal dengan cara mengangkat pengalaman anak didik yang
Salah satu alasan yang mungkin bisa dikemukakan bahwa setiap anak didik
34
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik.., h. 51-52.
37
sudah dimiliki baik secara asimilatif (menghubungkan konsep yang sudah ada
Pembelajaran yang ditetapkan dengan salah satu tema tersebut dapat membuat
berjalannya waktu tidak semua materi pelajaran digabungan menjadi satu tema,
diantaranya seperti mata pelajaran pendidikan agama, dan juga mata pelajaran
lainnya.
35
Abd Kadir dan Hanun Asrohah, Pembelajaran Tematik (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2015), h .6-7.
38
bagi anak kelas awal sekolah dasar sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran
mendapatkan hasil belajar yang optimal dan maksimal, sehingga dengan adanya
peserta didik secara langsung dapat membuat peserta didik lebih aktif dan kreatif
36
Nurul Hidayah, “Pembelajaran Tematik Integratif di Sekolah Dasar”. Jurnal Terampil,
Vol. 2 No. 1 (Juni 2015), h. 35.
37
Mohammad Syaifuddin, “Implementasi Pembelajaran Tematik di Kelas 2 SD Negeri
Demangan Yogyakarta”. Jurnal Tadris, Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, Vol. 2 No. 2 (Desember
2017), h. 140
39
para peserta didiknya secara pasif, hanya mendengarkan penjelasan pendidik dan
menulis sesuatu yang ada di papan tulis. Disebabkan, dalam kurikulum tematik,
pendidik hanya berperan sebagai fasilitator, dalam arti melakukan hal berikut:40
pertanyaan mereka.
tema pelajaran.
38
Daryanto, Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (kurikulum 2013) (Yogyakarta:
Gava Media, 2014), h. 5.
39
Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, Praktik dan Penilaian...., h. 146.
40
Ibnu Hajar, Panduan Lengkan Kurikulum Tematik untuk SD/MI (Yogyakarta: Diva Press
2013), h. 44.
40
diajarkan.
dilakukan oleh peserta didik pada saat proses kegiatan pembelajaran, maka
dituntut mengalami dan mendalami materi secara langsung dengan diri mereka
konteks konkret itu, pendidik dituntut menciptakan kondisi belajar yang kondusif
didik dengan dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk
41
Hasrawati, “ Perangkat Pembelajaran Tematik di SD”. Jurnal Pendidikan Dasar Islam,
Vol. 3 No. 1 (Juni 2016), h. 40.
41
pendidik tidak memisahkan antar mata pelajaran secara jelas. Pasalnya, salah satu
pemisah antar mata pelajaran, namun bukan berarti menghilangkan esensi mata
tema-tema yang dianggap paling dekat dan berkaitan dengan kehidupan para
peserta didik. Artinya, tema dari satu mata pelajaran bukan sekadar terintegrasi
pemahaman para peserta didik terhadap materi pelajaran tidak parsial (sepotong-
mampu memahami materi pelajaran dan konsep yang telah diajarkan. Hal tersebut
dilakukan untuk membantu peserta didik dalam memecahkan setiap masalah yang
5. Bersifat Fleksibel
42
Ibid. h. 47.
43
Ibid. h. 48.
42
kegiatan belajar dan mengajar. Proses belajar harus luwes (fleksibel).44 “Yang
bahan ajar dari satu mata pelajaran yang sedang diajarkan dangan mata pelajaran
lainnya. Pendidik juga bisa mengaitkan bahan ajar tersebut dengan lingkungan
peserta didik. Hal tersebut dilakukan karena proses belajar diartikan sebagai suatu
proses interaksi yang dilakukan peserda didik dengan lingkungan dimana mereka
tinggal. Mereka dapat belajar dari sesuatu hal yang nyata secara langsung.”
Sesuatu yang diperoleh para peserta didik dari kegiatan belajar adalah
sesuatu yang memang sangat berguna bagi mereka, sangat dibutuhkan, sangat
mereka. Mengacu pada kurikulum tematik, agar hasil belajar sesuai dengan minat
dan kebutuhan para peserta didik, maka pendidik harus melakukan beberapa hal
dan kebutuhan para peserta didiknya. Tetapi, dalam konteks ini yang harus
diingat adalah pendidik tidak boleh keluar dari inti dan esensi materi pelajaran
yang diajarkan.
44
Ibnu Hajar, Panduan Lengkan Kurikulum Tematik untuk SD/MI..., h. 49.
45
Ibid. h. 50.
43
para peserta didik. Lingkungan belajar seperti suasana di dalam dan luar kelas,
tematik harus menggunakan prinsip belajar sambil bermain. Hal tersebut tentu
akan sangat menyenangkan bagi para peserta didik.46 Pendidik dapat mengadakan
b) Bermain peran.
c) Diskusi.
aktif dan kreatif. Konsep belajar sebagai salah satu karakteristik kurikulum
46
Ibid. h. 51-52.
44
dipadukan, yaitu47:
3. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu haru tetap diajarkan
tematik tidak semua mata pelajaran dipadukan dalam satu tema, sehingga
pendidik dapat membatasi pelajaran yang harus disampaikan pada saat proses
pembelajaran tersebut. Peserta didik juga akan lebih fokus pada tema yang
dipelajarinya.
diperolehnya.
47
Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, Praktik dan Penilaian...., h. 153-154.
45
seberapa jauh pembelajaran tersebut direncanakan sesuai dengan minat, bakat dan
juga kebutuhan peserta didik. Hal yang harus diperhatikan pendidik di sekolah
tematik:50
b) Mempelajari kompetensi dasar dan indikator dari muatan mata pelajaran yang
akan dipadukan, pada tahap ini dilakukan pengkajian terlebih dahulu terhadap
c) Memilih dan menetapkan tema atau topik, dalam memilih dan menetapkan
tema ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan seperti, tema yang dipilih
harus memungkinkan terjadinya proses berpikir kritis pada diri peserta didik,
d) Membuat matriks atau bagan yang menghubungkan kompetensi dasar dan tema
50
Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, Praktik dan Penilaian....,h. 156.
47
kompetensi dasar yang ingin dicapai peserta didik. Format silabus disusun
dalam bentuk bagan dan memuat mata pelajaran yang akan dipadukan, KI/KD,
2. Pelaksanaan Pembelajaran
a) Kegiatan pendahuluan
1) Kegiatan inti
51
Ibid. h. 157-162.
52
Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu...., h. 129-130.
48
fisik, serta psikologis, peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis
2) Kegiatan penutup
lingkungan53.
Faktor Penghambat
Peserta didik kurang peduli pada pelajaran diakibatkan karena adanya faktor
yang dibawa dari luar ataupun dalam lingkungan sekolah. Sehingga pendidik
harus lebih berperan dalam menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik untuk
tersebut harus diperhatikan oleh pendidik dalam mencari solusi agar tidak
a. Pendidik
Faktor pendidik dalam hal ini, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan
53
Hasrawati, “Perangkat Pembelajaran Tematik di SD”. Jurnal Pendidikan Dasar Islam,
Vol. 3 No.1 (Juni 2016), h. 45.
50
b. Peserta Didik
Cara mengatasi dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik adalah minat
dan motivasi peserta didik dalam belajar. Untuk meningkatkan minat tersebut
dapat dilakukan dengan cara membuat materi yang akan dipelajari semenarik
d. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud yaitu ruang kelas, yang mana dalam suatu kelas
dalam kegiatan belajar. Pengelolaan kelas mengarah pada peran pendidik untuk
54
Ibid, h. 46.
51
4. Kerangka Berpikir
didik diharapkan dapat menerima pelajaran yang bermakna dan berguna bagi
kehidupannya sehari-hari.
pemisahan materi pelajaran secara jelas, menyajikan konsep dari berbagai materi
daripada hasil. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik peserta didik di sekolah
55
Ibid, h. 47.
52
tersebut. Faktor penghambat tersebut bisa terjadi yang dimulai dari tahap
yang terjadi sesungguhnya. Sehingga hal ini diharapkan dapat membantu dalam
tersebut.
B. Tinjauan Pustaka
peneliti. Berdasarkan survei yang peneliti lakukan ada beberapa kajian yan telah
diteliti oleh peneliti lain yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini.
melakukan tukar pendapat dengan teman sesama pendidik, ikut serta dalam
setiap satu semester sekali serta mendatangkan instruktur dari luar yang ahli
penelitian ini adalah obyek penelitian pada tingkat dasar dan menggunakan
tematik kelas 1 dan lokasi penelitian pada penelitian Nur Khasanah dilakukan
56
Nur Khasanah, ”Problematika Pembelajaran Tematik Kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah
Khadijah Malang”. (Skripsi Program Studi PGMI UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2014), h.
33.
54
Bandar Lampung.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ulfa Ulil Azmi dengan judul “Implementasi
dilakukan yaitu masih per mata pelajaran seperti kurikulum lama baik
medianya yang sagat terbatas, tidak setiap mata pelajaran yang diajarkan
memiliki media tersendiri. Pendidik masih mengalami keluhan dalam hal ini
Kediri yaitu dengan diadakannya rapat pendidik yang secara rutin dilakukan
dengan maksud untuk saling bertukar ilmu atau berdiskusi antar pendidik,
tersebut.
57
Ulfa Ulil Azmi, “Implementasi Pembelajaran Tematik di Kelas 1 Madrasah Ibidaiyah
Negeri (MIN) Doko Gampengrejo Kendiri”. (Skripsi Program Studi PGMI UIN Malik Maulana
Ibrahim, Malang, 2015), h. 45.
55
penelitian ini adalah obyek penelitian pada tingkat dasar dan menggunakan
Ulfa Ulil Azmi dengan penelitian ini terfokus pada pelaksanaan pembelajaran
tematik kelas 1 dan lokasi penelitian pada penelitian Ulfa Ulil Azmi di lakukan
bahan ajar tematik, dan menyusun penilaian tematik. Pendidik juga mengalami
penelitian ini adalah obyek penelitian pada tingkat dasar dan menggunakan
58
Alfin Kholifatur Rosyidah, “Problematika Pembelajaran Tematik Integratif Kelas IV di
Sekolah Dasar Negeri Tumpang 01 Kabupaten Malang”. (Skripsi Program Studi PGMI UIN
Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2015), h. 34.
56
BAB III
Januari 1970, yang bertujuan untuk mendidik anak-anak sekolah dasar agar
mengenal pengetahuan agama Islam serta memahami segala aturan dan perintah
yang dianjurkan oleh syari’at Islam serta dapat menjalankan segala yang telah
menjadi kewajiban bagi umat Islam baik dalam beribadah kepada Allah SWT
dalam kehidupan sehari-hari serta meninggalkan segala larangan bagi umat Islam
pelajaran di sekolah.
seluas 948 m2 yang merupakan lahan dari hasil wakaf yang diberikan dengan
maksud untuk mendirikan yayasan tersebut, dengan dana bantuan dari berbagai
Lampung, walaupun pada awal berdirinya bangunan fisik sekolah masih sangat
58
Identitas sekolah
f. N.S.S : 112187105001
Visi sekolah : Membentuk peserta didik yang berakhlak cerdas dan berkualitas.
Misi Sekolah : Memberikan warna yang islami pada anak didik sesuai dengan
b) Meningkatkan keimanan.
3. Letak Geografis
Abidin Pagaralam No. 14/58 Labuhan Ratu Kecamatan Kedaton Kota Bandar
Muhammadiyah Lampung.
Lampung.
terletak di Ibu Kota Proppinsi Lampung yang diapit oleh dua perguruan tinggi
yang ada disekitar komplek tersebut. Data tenaga pengajar dan karyawan di SD
60
dipimpin oleh Bapak Rudi Antono,S. Pd selaku Kepala Sekolah. Waka Kurikulum
diketuai oleh Nailati, S.Pd.I dan Waka Kesiswaan diketuai oleh Mardiana, S.Pd.
I. Bendahara dijabat oleh Sulina Dewi, S.Psi. Jumlah ruang kelas adalah 19 kelas
dengan 19 guru kelas dan 8 team teaching. Karyawan TU dikepalai oleh Slamet
Priadi, S.Pd.I berjumlah 8 dan 12 guru bidang studi. Pelatih pengembangan diri
guru.
Sebagaimana telah diuraikan pada bab 1 bahwa tujuan dari penelitian ini
Dalam penelitian ini yang menjadi subjeknya adalah tenaga pendidik kelas 1,2,3
waktu istirahat maupun sewaktu pulang sekolah. Dokumen yang diamati adalah
pembelajarannya.
62
BAB IV
ANALISIS PENELITIAN
A. Temuan Penelitian
pada bulan Agustus 2019, dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan
penilaian pembelajaran tematik yang diterapkan pada peserta didik kelas rendah
a. Kelas I
dipadukan dengan tema yang digunakan. Materi pelajaran yang disampaikan juga
tidak semua pendidik bisa menggunakannya terutama bagi pendidik yang tidak
bisa mengoprasikannya padahal tidak memerlukan waktu dan biaya yang banyak,
serta dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pada saat pendidik menyusun rencana
pelajaran membaca.
sudah berpusat pada peserta didik, seperti adanya tanya jawab, pemberian tugas,
peserta didik untuk rajin belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat untuk
pertanyaan yang dibuat berdasarkan tentang materi pelajaran juga harus sesuai
dengan kemampuan peserta didik, yaitu segala hal yang dapat berkaitan dengan
pembelajaran baik berupa teks bacaan yang mudah dipahami, dimengerti maupun
dibaca oleh setiap peserta didik. Setiap akhir pembelajaran yang tertulis dalam
kepada peserta didik supaya lebih paham dengan materi pelajaran yang telah
64
pada penilaian atau remedial bagi peserta didik. Kompetensi Inti, Kompetensi
Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran sudah saling dipadukan satu sama lain
dengan materi pembelajaran. Pergantian materi mata pelajaran satu dengan yang
lain yang terdapat pada rencana pelaksanaan pembelajaran juga sudah saling
berkaitan.
menuliskan tema, subtema, pembelajaran, serta alokasi waktu tiap mata pelajaran.
Indikator dari masing-masing mata pelajaran yang ditematikkan. Selain itu juga
sudah terlihat kesamaan antara Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator
terhadap tema yang diterapkan. Tujuan pembelajaran dituliskan dalam RPP sudah
Penulisan materi yang terdapat pada setiap mata pelajaran sudah terlihat di
pembelajaran, tema sudah terlihat dalam apersepsi yang disebutkan oleh pendidik
yang berkaitan dengan lingkungan dan pengalaman peserta didik. Pendidik juga
beberapa pergantian antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran lainnya
serta belum tampak saling berkaitan. Pendidik juga telah menuliskan media/alat
juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik dan tidak hanya
terpaku pada sumber belajar buku saja. Pendidik mencantumkan penilaian tes
berupa tes tertulis maupun tes lisan serta penilaian nontes yaitu berupa penilaian
sikap.
strategi, dan metode pembelajaran sudah sesuai dengan yang tertulis pada rencana
Kegiatan pembelajaran sudah berpusat pada peserta didik yang terlihat pada
keaktifan peserta didik ketika kegiatan pembelajaran, akan tetapi di kelas I belum
tampak adanya diskusi antar peserta didik. Peserta didik lebih sering terlihat
pembelajaran dengan apa yang ada di sekitar peserta didik. Pendidik juga
kegiatan pembelajaran dapat menjadi lebih bermakna dan mudah diingat oleh
peserta didik. Pemisahan antar mata pelajaran pun masih terlihat jelas. Pendidik
pergantian antar mata pelajaran biasanya masih terlihat. Pembelajaran juga belum
fokus pada tema yang digunakan. Penyajian konsep dari berbagai mata pelajaran
belum tampak. Materi pokok antar mata pelajaran belum digabung dan belum
saling berkaitan.
oleh peserta didik. Pembelajaran juga tidak hanya fokus pada satu sumber belajar
jawab, penugasan, bahkan tak jarang siswa diajak untuk bernyanyi. Dengan
67
didik selalu diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari pendidik yang
mandiri bagi peserta didik. Hal tersebut mengakibatkan keaktifan peserta didik
dalam belajar menjadi kurang terasah, sehingga hanya peserta didik yang sudah
paham dengan materi saja yang aktif saat pendidik meminta peserta didik untuk
bisa langsung paham dengan penjelasan pendidik, tetapi beberapa peserta didik
masih ada yang belum dapat memahami penjelasan pendidik. Pendidik cenderung
mengulang-ulang materi pelajaran agar peserta didik tidak lupa dan dapat paham
dengan materi tersebut, akibatnya pembelajaran sering tidak sesuai dengan RPP
yang telah disusun. Peserta didik di kelas I juga masih ada yang belum bisa
membaca dan menulis, agar peserta didik tidak ketinggalan dengan teman-
yang ada di sekitar sekolah agar peserta didik dapat terlibat dan dapat mengamati
diminta untuk dapat memahami bahan-bahan apa saja yang dapat digunakan untuk
membuat kerajinan, selain itu peserta didik juga diminta untuk melafalkan
lambang bunyi vokal. Dari tugas tersebut, pendidik melakukan penilaian untuk
peserta didik. pendidik melakukan penilaian kinerja terhadap peserta didik berupa
pengukuran kemampuan akademik peserta didik yaitu keaktifan peserta didik saat
didik dalam hal kedisiplinan dan perilaku terhadap pendidik dan teman sekelas
ataupun mewarnai peserta didik. Pendidik memberikan soal kepada peserta didik
berupa pilihan ganda, isian singkat, dan essay atau uraian. Hasil pekerjaan peserta
didik dikumpulkan, lalu dikoreksi dan dinilai oleh pendidik. Ketika pembelajaran
peserta didik diminta pendidik untuk membaca nyaring. Pada saat peserta didik
b. Kelas II
normal ataupun peserta didik yang berkebutuhan khusus. Hanya saja bagi peserta
berpusat pada peserta didik, seperti adanya tanya jawab, pemberian tugas,
pendidik telah memberikan dorongan motivasi bagi peserta didik untuk rajin
belajar. Pada setiap akhir pembelajaran, pendidik memberikan umpan balik agar
peserta didik lebih paham dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Pendidik
materi mata pelajaran satu dengan yang lain sudah saling berkaitan, kegiatan
pendidikan dengan nama sekolah, kelas dan semester, menuliskan tema, subtema,
pembelajaran serta alokasi waktu tiap mata pelajaran. Pendidik juga sudah
masing mata pelajaran yang ditematikkan. Selain itu, sudah terlihat kesesuaian
antara Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator terhadap tema yang
penjabaran dari Kompetensi Dasar. Penulisan materi pokok pada setiap mata
belajar bagi peserta didik dan tidak hanya terpaku pada sumber belajar buku saja.
Pendidik mencantumkan penilaian tes berupa tes tertulis maupun tes lisan serta
sudah berpusat pada peserta didik. Hal itu dapat dilihat saat pendidik selesai
pendapatnya pada saat proses pembelajaran di kelas. Peserta didik juga diberi
pendidik menunjuk secara acak peserta didik yang akan menjawab pertanyaan
akan tetapi pada saat pengamatan, peneliti belum melihat adanya diskusi
Peserta didik lebih sering diberi soal-soal oleh pendidik, padahal masih
ada peserta didik yang belum paham dengan materi pelajaran yang dijelaskan
melakukan tanya jawab dengan peserta didik tentang pengalaman mereka dan
pernah dialami oleh peserta didik dan mengaitkannya dengan materi pelajaran.
Kegiatan pembelajaran dilakukan di dalam kelas dan peserta didik jarang diajak
Materi antar mata pelajaran sudah tampak saling berkaitan, tetapi pada
dengan yang lainnya, sehingga pembelajaran tidak terfokus pada tema yang
dengan materi mata pelajaran yang lainnya, akan tetapi pendidik sudah
peserta didik, seperti materi perkalian pada mata pelajaran matematika sudah
yang dilaksanakan masih cenderung terfokus pada satu sumber belajar saja, yaitu
buku saja. Sulitnya mengkondisikan peserta didik yang cenderung ribut saat di
dalam kelas maka pendidik juga biasanya membiarkan peserta didik yang ribut
ceramah. Pendidik belum menerapkan prinsip belajar yang aktif, kreatif, efektif,
72
menyanyi lagu-lagu nasional ketika akan pulang sekolah. Hal tersebut menjadi
nilai tambahan tersendiri untuk pendidik kelas II karena mengajak peserta didik
peserta didik memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda. Ada peserta didik
yang langsung paham dengan penjelasan pendidik, ada pula yang belum paham,
pendidik sering mengulang materi pelajaran. Bagi peserta didik yang mampu
papan tulis.
akan tetapi pendidik melakukan penilaian kinerja peserta didik berupa pengukuran
akademik peserta didik yaitu keaktifan peserta didik saat kegiatan pembelajaran.
Pendidik melakukan penilaian sikap terhadap peserta didik yaitu kedisiplinan dan
sopan santun. Pendidik menilai hasil pekerjaan peserta didik dalam membuat
karya hiasan dari bahan alami. Peserta didik diberikan soal-soal berupa pilihan
ganda, isian singkat, dan uraian yang ada di buku. Setiap selesai mengerjakan,
pekerjaan dan skor yang diperoleh peserta didik dimasukkan dalam rekap
c. Kelas III
alokasi waktu tiap mata pelajaran. Pendidik juga sudah menuliskan Kompetensi
Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator dari masing-masing mata pelajaran yang
Kompetensi Dasar.
Pendidik juga harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik di sekolah, pendidik
tidak dapat membeda-bedakan peserta didik yang normal ataupun peserta didik
pembelajaran sudah berpusat pada peserta didik, seperti adanya tanya jawab,
motivasi bagi peserta didik untuk rajin belajar dan diakhir pembelajaran yang
balik agar peserta didik lebih paham dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.
74
saling berkaitan.
pembelajaran juga sudah saling berkaitan satu sama lain. Pada kegiatan
lingkungan juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik dan
sehingga peserta didik juga tidak hanya terpaku pada sumber belajar buku saja.
Pendidik mencantumkan penilaian tes berupa tes tertulis maupun tes lisan serta
Pada hasil pengamatan yang dilakukan di kelas III, sebelum peserta didik
dipimpin oleh ketua kelas. Sebelum pembelajaran dimulai, pendidik juga tidak
melakukan ice breaking agar mereka dapat bersemangat dan tidak ada yang
hal-hal yang sering ditemui oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari,
kemudian dari beberapa pengalaman yang telah disampaikan oleh peserta didik,
pendidik memilih salah satu pengalaman yang pernah dialami peserta didik dan
memberikan motivasi untuk peserta didik agar belajar dengan rajin supaya bisa
naik kelas. Pendidik juga menanyakan pekerjaan rumah yang telah diberikan pada
pertemuan sebelumnya.
menjawab pertanyaan. Satu persatu peserta didik dipilih secara acak untuk
pelajaran yang belum jelas atau belum dimengerti. Peserta didik di kelas III sudah
dapat menggali ide-ide dan informasi secara mandiri dengan berdiskusi bersama
bimbingan dan fasilitas yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam menggali dan
yang setiap kelompoknya terdiri dari 2-4 peserta didik, setalah pembagian
76
hidup. Kemudian Materi pelajaran yang diberikan kepada peserta didik dikaitkan
peserta didik pendidik selalu bertanya dahulu pada peserta didik tentang
pengalaman yang pernah dialami, lalu dari pengalaman yang pernah dialami oleh
dilakukan di dalam kelas agar peserta didik dapat fokus mengerjakan tugas yang
sebagai alat bantu menjelaskan materi pelajaran agar lebih mudah diterima oleh
peserta didik, seperti proyektor, gambar pahlawan, dan anggota badan peserta
didik sendiri. Penggunaan media yang ada di dalam kelas, peserta didik menjadi
lebih bisa ikut menggunakan media yang digunakan oleh pendidik, di dalam
kelas III terdapat beberapa alat peraga, seperti gambar pahlawan, proyektor. Alat
peraga jarang digunakan oleh pendidik karena pendidik yang kurang menguasai
yang terjadi di kelas III, tidak terlihat adanya keterkaitan materi mata pelajaran
satu dengan materi pelajaran lainnya. Pergantian antar mata pelajaran pun masih
terlihat terpisah.
tema yang digunakan tidak tampak, maka konsep antar mata pelajaran pun tidak
saling terkait. Materi Pembelajaran yang didapat di kelas III hanya memakai satu
sumber belajar saja, sehingga setiap peserta didik harus wajib mempunyai buku
masing-masing, tetapi masih ada peserta didik yang belum mempunyai buku tema
sehingga peserta didik kurang mendapatkan wawasan materi pelajaran. Tak jarang
pula terdapat soal yang didalam buku pelajaran tidak terkait dengan materi yang
Pendidik kelas III diskusi, tanya jawab, ceramah, dan penugasan. Ketika suasana
di kelas sudah gaduh, pendidik juga kurang mengajak peserta didik untuk
konsentrasi peserta didik. Padahal strategi tersebut dapat digunakan oleh pendidik
agar peserta didik dapat menyalurkan energi dan semangatnya pada kegiatan yang
positif. Secara garis besar, pendidik belum dapat menerapkan prinsip belajar yang
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Jika pendidik dapat menerapkan prinsip
pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari. Peserta didik kelas III
tidak mudah dalam memahami materi pelajaran, bahkan masih ada peserta didik
yang belum lancar membaca dan menulis, sehingga pendidik sering mengulang
materi pelajaran agar peserta didik tidak lupa dan bisa paham dengan materi
pelajaran.
78
peserta didik berupa soal, kemudian tugas tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh
pendidik. Ketika peserta didik sedang melalukan diskusi, maka pendidik juga
penilaian sikap, yaitu kedisiplinan peserta didik, selain itu pendidik juga menilai
hasil pekerjaan kelompok peserta didik. Pendidik menilai hasil pekerjaan peserta
didik yang ada di buku berupa soal pilihan ganda, isian, singkat, dan uraian.
Pendidik juga memberi nilai kepada peserta didik yang membaca teks dengan
nyaring.
B. Pembahasan
besar sudah sesuai dengan pedoman rencana pembelajaran tematik yang terdiri
pendidikan yang dituliskan nama sekolah, kelas dan semester, menuliskan tema,
subtema, pembelajaran, serta alokasi waktu yang ditentukan sudah sesuai dengan
keperluan untuk pencapaian kompetensi dasar dan indikator tiap mata pelajaran.
indikator dari masing-masing mata pelajaran yang ditematikkan. Selain itu, sudah
terhadap tema yang digunakan. Tujuan pembelajaran yang dituliskan telah sesuai
materi pokok pada setiap mata pelajaran telah terlihat pada rencana pelaksanaan
mencantumkan nama mata pelajaran dalam identitas mata pelajaran dan ada yang
dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar atau
pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta
karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang akan dicapai pada setiap
mata pelajaran. Pada kegiatan pembelajaran, pendidik kelas I sampai kelas III
oleh pendidik yang berkaitan dengan lingkungan dan pengalaman peserta didik,
pelajaran satu dengan mata pelajaran lainnya serta belum tampak saling berkaitan.
Pendidik juga masih ada yang belum menuliskan media/alat peraga dalam rencana
sebagai sumber belajar bagi peserta didik dan tidak hanya terpaku pada sumber
belajar buku saja. Pendidik mencantumkan penilaian tes berupa tes tertulis
maupun tes lisan serta penilaian nontes yaitu berupa penilaian sikap.
kelas I, II, dan III belum sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
dibuat oleh pendidik itu sendiri. Pada umumnya, pembelajaran yang dilakukan
kelas juga belum sepenuhnya berhasil, karena dilihat dari hasil belajar peserta
berpusat pada peserta didik. Pembelajaran tematik berpusat pada peserta didik
(student center), dimana pendidik lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu
Metode tanya jawab digunakan untuk melihat sejauh mana peserta didik
Metode tanya jawab juga digunakan untuk melihat keaktifan peserta didik di
prinsip tersebut hanya sebagian, padahal apabila materi yang dipelajari dapat
peserta didik untuk bermain atau bernyanyi. Hal tersebut dapat membuat peserta
dasar, pendidik perlu menguasai berbagai macam kegiatan yang menarik. Peserta
dipelajarinya.
pertanyaan yang diajukan pendidik, tetapi ada pula materi yang disampaikan
secara terpisah. Pada pembahasan materi dalam suatu mata pelajaran, ada mata
pelajaran yang sudah terfokus pada tema, namun ada pula yang belum terfokus.
Ada pula yang belum dikaitkan dalam suatu tema, sehingga tidak dapat
serta merta berpindah, tidak melompat-lompat dari mata pelajaran satu ke mata
pelajaran lain atau kembali lagi ke mata pelajaran sebelumnya. Penyampaian yang
sistematis ini, maka peserta didik tidak akan mengalami kebingungan dalam
hari peserta didik. Pada awal sebelum pendidik menyampaikan materi pelajaran
pembelajaran yang ada di sekitar peserta didik. Media pembelajaran tidak harus
berupa alat atau teknologi, akan tetapi media dapat diperoleh di lingkungan
83
belajar peserta didik. Pendidik di kelas I, II, dan III sudah memanfaatkan media
yang ada di sekitar kelas, seperti proyektor, benda-benda di dalam kelas, tetapi
dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, masih ada juga pendidik yang tidak
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar peserta didik agar lebih paham.
menyeluruh tentang proses dan produk dari pertumbuhan dan perkembangan yang
tersebut saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran
59
Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu...., h. 190.
84
terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian proses belajar adalah
menganalisi dan menafsirkan datang tentang hasil belajar peserta didik yang
proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik,
yang peneliti lakukan di kelas I, II dan III, hanya terdapat satu pendidik yang
pendidik dari berbagai pelatihan yang dilakukan, namun masih banyak keluhan
yang muncul dilapangan terkait dengan penilaian. Hal ini mengakibatkan pula
60
Deni Kurniawan, Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik dan Penilaian)
(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 210.
61
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 101
85
antara mata pelajaran satu dengan yang lain. Di sisi lain, pengalokasian waktu
juga membingungkan bagi pendidik karena porsi setiap mata pelajaran yang
dimana ada mata pelajaran yang materinya sudah habis, namun masih memiliki
jam pertemuan. Apabila pendidik memahami tentang hal ini, maka alokasi waktu
materi pokok tiap mata pelajaran kedalam suatu tema. Hal tersebut
pembelajaran lewat internet atau meminta salinan dari teman sesama pendidik
persoalan yang terkait dengan kesulitan dalam mengaitkan materi antar mata
pelajaran. Kesulitan lain yang ditemui pendidik adalah dalam mengaitkan materi
(learning by doing).62
berlangsung saat pelajaran, baik didalam kelas maupun diluar kelas. Pendidik
kaitan konsep antar mata pelajaran menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.
yang mengajak peserta didik aktif. Melalui pengalaman langsung peserta didik
menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam proses belajar secara aktif
langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang
dipelajarinya.
Pada peserta didik yang aktif akan mampu memahami materi dengan
kegiatan dimana peserta didik terlibat langsung, seperti demonstrasi dan diskusi.
Namun bagi peserta didik yang pasif, tidak dapat mengikuti materi yang sedang
62
Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori Praktik dan Penilaian....., h. 140.
87
dengan penilaian kurikulum yang sebelumnya, karena sistem penilaian yang rumit
dan perlu waktu yang lama dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran,63
sehingga membuat para pendidik merasa kesulitan terlebih kepada pendidik kelas
I sampai kelas III yang kurang menguasai teknologi dengan baik. Wawasan juga
instrumen penilaian yang dianggap masih kurang menjadikan salah satu penyebab
oleh pendidik yaitu evaluasi hasil belajar dalam bentuk tes tertulis. Prinsip
penilaian yang menyeluruh salah satunya yaitu semua aspek peserta didik dinilai,
ada satu pendidik yang menggunakan penilaian afektif, yaitu penilaian sikap.
63
Hari Setiadi, “Pelaksanaan Penilaian Pada Kurikulum 2013”. Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan, Vol. 20 No. 20 (Desember 2016), h. 168.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
berbentuk tes tertulis masih terlihat terpisah dan tidak digabungkan kedalam
satu tema. Sedangkan, Penilaian non tes yang dlaukan oleh pendidik yaitu:
teknologi.
B. Rekomendasi
1. Bagi Pemerintah
dibagikan kepada seluruh pendidik sehingga bisa dijadikan acuan dan dapat
2. Bagi Sekolah
3. Bagi Pendidik
pada RPP lebih teliti dan dapat mencamtukan kegiatan ekplorasi, elaborasi dan
2013 melalui media-media yang sudah tersedia sehingga tidak kesulitan dalam