BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi
guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Kedudukan Akal dalam
Syari'at Islam. “Syari'at Islam memberikan nilai dan urgensi yang amat
penting dan tinggi terhadap akal manusia. Itu dapat dilihat berdasarkan:
yang berakal, karena hanya mereka yang dapat memahami agama dan
syari'at-Nya.
pula sebagai rohmat dari kami dan pelajaran bagi orang-orang yang
Misalnya celaan Allah SWT terhadap ahli neraka yang tidak menggunakan
akalnya:
2
Artinya: "Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang Telah
mengikuti apa yang Telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang
kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah SWT, tentulah mereka mendapat
diri manusia untuk mendapat taklif (beban kewajiban) dari Allah SWT.
akal. Dan diantaranya yang tidak menerima taklif itu adalah orang gila
kepada manusia untuk bisa digunakan dalam hal-hal yang baik dan untuk
manusia lain disekitarnya maka dari itu, sebagai mahluk sosial harusya
lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa dan
siswi atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik
siswa dan siswi yang mempelajari IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dapat
berbagai sudut ilmu sosial pada masa lampau, sekarang, dan masa
jauh dari siswa dan siswi. Oleh karena itu, guru IPS (Ilmu Pengetahuan
bagi sesama.
konteks bagi siswa dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis untuk
kelompok.
berpikir yang lebih mendasar hingga pada tingkat yang lebih tinggi untuk
ilmiah bersifat tentarif atau dapat berubah berdasarkan fakta dan data
konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai yang dituntut dalam tujuan
pembelajaran khusus.
hasil belajar yang optimal, dan penanaman sikap dan nilai sebagai
tersebut dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah hasil dari proses
Hasil belajar merupakan semua akibat yang dapat terjadi dan dijadikan
indiikator
dan hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) peserta didik rendah. Hal
ini dibuktikan dari perolehan skor tes keterampilan proses hanya 30% dari
perolehan skor hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) hanya 30%
dengan data awal yang diperoleh maka peneliti melakukan riset dengan
proses dan hasil belajar IPS peserta didik. Oleh karena itu, peneliti akan
B. Rumusan Masalah
IPS siswa pada kelas kontrol dan eksperimen SDN Bontojai Kota
Makassar?
C. Tujuan Penelitian
11
ini yaitu:
Belajar IPS siswa pada kelas kontrol dan eksperimen SDN Bontojai
Kota Makassar?
D. Manfaat Penelitian
1. Teoretis
Based Leraning).
12
2. Praktis
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
sepenuhnya kedua kelompok yang diteliti karena tidak semua variabel luar
2. Desain penelitian
Keterangan:
berikut :
3. Membandingkan hasil pretest (Y1) dan hasil posttest (Y2) untuk melihat
4. Menghitung uji-t
5. Menarik kesimpulan
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pra penelitian dan
sebagai berikut:
1. Pra Penelitian
pembanding.
g. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal post test berupa soal pilihan
ganda.
2. Pelaksanaan Penelitian
1. Lokasi Penelitian
yaitu IVA sebagai kelas eksperimen dan IVB sebagai kelas kontrol.
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
dibawah ini.
9. VA 17 10 27
10. VB 17 12 29
11. VIA 15 13 28
12. VIB 11 17 28
Jumlah Total 189 166 355
(Sumber Dapodik SDN Bontojai)
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui yang menjadi populasi
Tahun Ajaran 2018/2019 yang terdistribusi dalam 12 kelas (IA, IB, IIA,
IIB, IIIA, IIIB, IVA, IVB, VA, VB, VIA, VIB) dengan jumlah keseluruhan
sebanyak 357 orang siswa yang terdiri dari 189 orang siswa laki-laki
2. Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu maka peneliti mengambil sampel yang diambil dari populasi yang
dalam penelitian ini, yaitu kelas IV sebagai kelas eksperimen kelas IVA
dan kelas IVB sebagai kelas kontrol. Alasan untuk memilih kelas
tersebut karena melihat dari potensi siswa yang sangat antusias dalam
IVB sebanyak 28 siswa yang merupakan kelas kontrol yang akan diberi
a. Observasi
ganda dan essay merujuk pada teori taksonomi hasil belajar kognitif
22
oleh Bloom yang dimodifikasi oleh Anderson, et. al (2001) yang terdiri
dari enam kategori dan sembilan belas sub kategori. Kategori meliputi
tes yaitu:
1. Pre-Test
pengukuran dan penilaian. Tes awal yaitu tes yang diberikan kepada
eksperimen.
2. Post-Test
materi ajar dengan tes hasil belajar yang akan diujikan. Validitas
2016).
Interval Kriteria
75-100 Baik
65-74 Cukup baik
35-64 Kurang Baik
0-34 Kurang
(Sumber: Sukardi 2003:26)
b. Dokumentasi
PBL terhadap hasil belajar siswa selama pembelajaran. Karena itu perlu
hipotesis yang digunakan adalah uji T. Uji T adalah salah satu uji statistik
dengan kriteria pengujian karena jika H0 > 0,05 berarti diterima (normal)
26
dan jika Ha < 0,05 berarti ditolak (tidak normal). Untuk menguji hipotesis
sebagai berikut:
Keterangan:
Pengujian hipotesis untuk uji-t yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Hipotesis pada penelitian ini, diuji dengan uji dua pihak, maka kriteria
dan begitu sebaliknya. Dengan derajat kebebasan (dk) = (k-1) dan taraf
dengan bentuk lonceng (bell shaped). Data yang baik adalah data yang
proses dan hasil belajar IPS siswa SDN Bontojai Kota Makassar.
Sebelum dilakukan uji statistik inferen- sial data harus memenuhi uji
H1: Kedua kelompok data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi
normal
3. Uji Homogenitas
untuk dianalisis dengan menggunakan uji statistik tertentu. Uji ini berkaitan
BAB IV
F. Hasil Penelitian
Makassar. Penelitian ini dimulai sejak tanggal 6-7 November 2018 dua kali
saat proses pembelajaran. Tes berupa soal pretest dan posttest sebanyak
30
Astriani S.Pd (Guru kelas IVA), pengamat 2 Sabriah S.Pd (Guru kelas
IVB).
hasil pekerjaan siswa pada lembar kerja siswa yang dinilai oleh
yang paling rendah adalah memprediksi hasil penelitian yaitu 77. Pada
31
takut dan kurang rasa percaya diri ketika pendapatnya berbeda dengan
88
86
84
82
80
78
76
74
72
Mengamati Mengklasifikasi Mengkomunikasikan Memprediksi Menyimpulkan
32
model PBL (problem based learning) dapat merangsang peran aktif siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan nilai nilai rata-
proses siswa tersebut dapat dikategorikan “baik”. Hal ini sesuai dengan
based learning) lebih baik dari keterampilan proses siswa yang diajarkan
Pahlawanku
Adapun data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Data Nilai Pre-Test Hasil belajar kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol Siswa SDN Bontojai Kota Makassar
No. Nama Siswa Hasil Pre-Test
Kelas Kelas Kontrol Eksperimen
Kontrol Eksperimen
1 2 3 4 5
1. AM AS 53 66
2. CA AG 40 80
33
3. DF AT 33 60
4. EL AN 33 60
5. FF AW 53 73
6. FI AM 33 80
7. IA AD 53 86
8. IS AC 66 53
9. LH HS 46 60
10. MD HD 33 53
11. MJ MR 40 66
12. MU MA 33 53
13. MA MM 53 66
1 2 3 4 5
14. MZ MF 26 80
15. NL NV 46 53
16. PS NA 26 46
17. RA SJ 40 46
18. RD SP 26 60
19. SA SM 33 53
20. SR SN 33 53
21. SW RA 53 66
22. UH RR 60 80
23. MI RD 33 53
24. AD ID 26 53
25. ST US 60 40
34
26. RS VB 46 73
27. IA VS 40 86
28. SH VR 86 66
Nilai rata-rata hasil tes awal (Pretest) siswa pada kelas eksperimen
dan kelas Kontrol tidak jauh berbeda yaitu rata-rata 46.35 dan 67.50.
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas terlihat bahwa nilai hasil evaluasi awal
seluruh siswa kelas IV masih di bawah KKM (≥ 75) yang telah ditetapkan.
guru memberikan soal posttest yang sama dengan soal pretest dikelas
kontrol guna untuk mengetahui hasil nilai soal tersebut. Setelah soal
metode tradisional.
Berikut tabel Posttest Kelas Eksprimen dan kelas Kontrol SDN Bontojai
kota Makassar.
Tabel 4.3 Data Nilai Post-Test Hasil belajar kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol Siswa SDN Bontojai Kota Makassar
2. CA AG 80 95
3. DF AT 75 81
4. EL AN 80 90
5. FF AW 70 82
6. FI AM 80 85
7. IA AD 73 80
8. IS AC 75 85
9. LH HS 73 80
36
10. MD HD 75 82
11. MJ MR 70 75
1 2 3 4 5
12. MU MA 80 85
13. MA MM 70 95
14. MZ MF 73 85
15. NL NV 73 75
16. PS NA 80 85
17. RA SJ 73 87
18. RD SP 60 80
19. SA SM 73 85
20. SR SN 70 86
21. SW RA 75 82
22. UH RR 80 90
23. MI RD 73 80
24. AD ID 66 75
25. ST US 75 80
26. RS VB 73 92
27. IA VS 70 90
28. SH VR 86 95
37
Berdasarkan hasil dari uji instrumen soal pretest dan soal posttest
Berikut ini diagram batang hasil belajar siswa kelas IVA dan IVB
SDN Bontojai Kota Makassar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol:
Diagram 4.2
Grafik Hasil Belajar SDN Bontojai Kota Makassar
38
100
80
60
40
20
0
Pretest
Posttest
Nilai terendah 26 49 60 75
Median 50 83 44 73
Modus 47 80 40 73
66
49 50
46.35 47
26
9.698.55
44
40
7.598.55
hasil pretest untuk kelas eksperimen yaitu: skor terbesar 63 dan skor
posttest skor tertinggi 100 dan skor terendah 77, rata-rata (mean) 86.93,
pretest yaitu: skor terbesar 60 dan skor terkecil 30, rata-rata (mean)
sebesar 43,86 median sebesar 44, modus sebesar 40 dan standar deviasi
sebesar 7.59. sedangkan data hasil posttest skor tertinggi 90 dan skor
terendah 60, rata-rata (mean) 74.64, median sebesar 73, modus sebesar
41
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen SDN Bontojai Kota Makassar
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen SDN Bontojai Kota Makassar
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen SDN Bontojai Kota Makassar
Data Fhitung Ftabel Keterangan
Pretest 1.42 1.75 Homogen
Posttest 1.81 2.14 Homogen
uji T.
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B. Pembahasan
dilakukan uji hipotesis. Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis data yang
meliputi uji normalitas dan uji homogenitas diperoleh bahwa data Post-test
perhitungan uji hipotesis data Post-test dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol diperoleh nilai thitung > ttabel. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha
43
diterima yang berarti bahwa ada pengaruh dari model problem based
learning terhadap keterampilan proses dan hasil belajar IPS siswa SDN
keterampilan proses hasil belajar siswa terutama pada mata pelajara IPS.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada kelas
belajar posttest 90,71 lebih besar dibandingkan nilai hasil belajar pretes
konvensional.
BAB V
A. Kesimpulan
belajar siswa. Hal ini ditunjukan dari nilai rata-rata siswa yang
keterampilan proses dan hasil belajar IPS siswa. Untuk itu model
model ini dapat digunakan guru dalam kegiatan PBM (Proses Belajar
B. Saran
diajukan peneliti:
1. Bagi Guru
46
2. Bagi Siswa
3. Bagi Sekolah
47
4. Bagi Peneliti
5. Bagi Lembaga