Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Muhammad Risandi

NIM : 1714050078

1. Jelaskan hakikat evaluasi dalam perspektif filsafat pendidikan Islam:


a. Landasan al-Qur`an tentang evaluasi :
Dalam hal ini, Allah SWT telah memerintahkan untuk melakukan evaluasi, "Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan (mengevaluasi) apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan." (QS al-Hasyr [59]: 18)
b. pengertian evaluasi adalah  Evaluasi adalah kegiatan terencana untuk mengukur,
menilai, dan keberhasilan suatu program. Evaluasi merupakan cara terbaik untuk
menguji efektivitas dan produktivitas. Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris,
'evaluation' yang memiliki berarti penilaian atau penaksiran. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) daring, evaluasi juga mempunyai arti yang sama, yakni
penilaian.
c. bentuk-bentuk evaluasi diantaranya :
1.  Evaluasi Formatif
Evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan/topic,
dan di maksudkan untuk mengetahui sejauh manakah proses pembelajaran telah
berjalan sebagaimna yang direncanakan. Winkel menyatakan evaluasi formatif adalah
penggunaan tes-tes selama proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa
dan guru memperoleh informasi mengenai kemajuan yang telah di capai.
Sementara Tesmer menyatakan evaluasi formatif adalah untuk mengontrol sampai
sejauh mana siswa menguasai materi yang di ajarkan pada pokok pembahasan
tersebut.
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu
yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari satu unit ke unit
yang berikutnya.
3.      Evaluasi Diagnostic, Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang digunakan untuk
mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat
di berikan perlakuan yang tepat.

3. Prinsip-prinsip evaluasi pendidikan Islam adalah Prinsip evaluasi pendidikan islam harus
mengacu kepada tujuan islam itu sendiri dan agar dapat mencapai sasaran yang
diharapkan. Prinsip-prinsip dari evaluasi tersebut adalah prinsip kesinambungan
(kontnuitas), prinsip menyeluruh, prinsip obyektif, dan prinsip sistematis
4. Jelaskan hakikat ilmu pengetahuan dan pengembangannya dalam perspektif filsafat
pendidikan Islam:
a. Landasan al-Qur`an tentang ilmu : Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: 

ٍّ ‫ َو َّرثُوْ ا ْال ِع ْل َم فَ َم ْن َأخَ َذ بِ ِه فَقَ ْد َأخَ َذ بِ َح‬ ‫ ِإ َّن اَْأل ْنبِيا َ َء لَ ْم يُ َورِّ ثُوْ ا ِديْناَرًا َوالَ ِدرْ هَما ً ِإنَّ َما‬،‫إن ْال ُعلُ َما ُء َو َرثَةُ اَْأل ْنبِيَا ِء‬
‫ظ َوافِ ٍر‬

“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sungguh para Nabi tidak mewariskan dinar dan
dirham, mereka hanya mewariskan ilmu, maka barang siapa mengambil warisan tersebut ia telah
mengambil bagian yang banyak.” (HR Ahmad, Tirmidzi, dan Abu Daud).

b. pengertian ilmu pengetahuan adalah sebagai pengetahuan yang disusun dalam


satu sistem yang berasal dari pengalaman, studi dan percobaan yang telah
dilakukan dipakai untuk menentukan hakikat prinsip tentang hak yang sedang
dipelajari. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan manusia tentang alam,
masyarakat dan pikiran
c. Sumber ilmu pengetahuan itu secara garis besar ada tiga, yaitu alam semesta
(alam fisik), Alam akal (nalar) dan Hati (intuisi dan ilham).
d. usaha pengembangannya dalam pendidikan Islam
1. Di bidang parasarana pendidikan Islam :
a.      Pengadaan gedung-gedung,. Di sekolah Islam ini menjadi tugas pokok
pemerintah, dalam hal ini Departemen Agama; namun tidak menututp kemungkinan
bagi badan-badan swasta untuk mengembangkan dan mendirikan lembaga-lembaga
pendidikan Islam. Seperti diketahui bahwa salah satu tugas pokok Departemen
Agama yaitu: "Penambaham sarana yang dipergunakan dan diperlukan bagi
pengembangang kehidupan keagamaan termasuk pendidikan Islam".
b.      Pengadaan pasilitas pendidikan Islam, seperti :
Musallah, perpustakaan, ruangan peraktek bahasa dan ruangan laborotorium dan
lain- lain.
2. Di bidang sarana pendidikan Islam
a. Peningkatan kemampuan tenaga pendidik, salah satu hambatan terhadap
pendidikan Islam dewasa ini adalah karena kurangnya tenaga kerja yang cakap dan
terampil. Kendatipun suda ada lembaga- lembaga pendidikan yang berorentasi pada
usaha menelorkan tenaga- tenaga pendidikan Islam, namun hasil cetakannya belum
dapat diandalkan. Bahkan masih perlu adanya usaha yang mengarah kepada
peningkatan mutuh guru- guru sebagai tenaga propesional dalam tugas didik
mendidik ini. Dalam hal ini perlu adanya semacam penataran, kursus- kursus dan lain
yang mengarah kepada usaha tersebut.
b. Pembenahan metode pendidikan Islam termasuk alat pendidikan dan pengajaran
lainnya. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan program pendidikan dan
pengajaran, akhlak, penerapan metode mengajar yang tepat. Metode yang biasanya
diterapkan dalam mengajarkan mata pelajaran pendidikan agama hanya metode
ceramah atau ceritra, padahalmetode ini masih perlu dilengkapi atau diselingi dengan
metode yang lain.
c.Penyempurnaan isi kurikulum pendidikan Islam, Semakin dirasakan sekarang
bahwa isi kuriklum pendidikan Islam sudah perlu disempurnakan, sehingga benar-
benar relevan dengan keadaan dan tuntutan zaman dengan demikian kelak anak didik
setelah menyelesaikan pendidikan dapat menunjkkan identitasnya sebagai seorag
muslim sejati.

5. Jelaskan pemikiran pendidikan Islam Ibnu Maskawaih, Al-Ghazali, dan Ibn Khaldun
a. Ibnu maskwaih : Konsep pendidikan Ibnu Maskawaih tentang daya dan kemapuan
berfikir manusia, bahwa dalam diri manusia terdapat tiga daya, yaitu an-nafs al-
bahimiyah (nafsu binatang) yang buruk, an-nafs as-sabu'iyah (nafsu binatang
buas) yang sedang, an-nafs an-nathiqiyah (jiwa yang cerdas) yang baik.
b. Al-Ghazali : suatu proses jiwa untuk memahami makna sesuatu sebagai upaya
pembentukan akhlakul karimah guna mendekatkan (taqarrub) diri kepada Allah
demi mencapai keselamatan di dunia dan di akherat.
c. Ibn khaldun : Penerangan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta berbagai
aspeknya pada karya nyata untuk memperoleh rizki menuju kepada masyarakat
lebih maju sesuai dengan kecenderungan individu” (Sulaiman, 1987:31-35).

6. Jelaskan pemikiran pendidikan Islam Abdul Karim Amrullah, Abdullah Ahmad dan
Rahmah el-Yunusiyah
Abdul karim amrullah Pemikirannya tentang pendidikan islam
1. Kurikulum, Pada awal abad 20 sistem pendidikan Islam masih bersifat tradisional, dan
kurikulum pun masih bersifat tradisional, yang berkisar pada alquran dan pengajian kitab,
yang hanya terpaku kepada satu kitab saja.

2. Sistem dan metode pembelajaran. Dalam pembelajaran, Abdul Karim Amrullah


mengembangkan sistim klasikal dan menggunakan metode diskusi dan Tanya jawab
disamping metode hafalan. Kepada murid-murid ditanamkan semangat berdiskusi,
berpikir bebas, membawa, memahami, berkelompok dan berorganisasi, serta murid-murid
dirangsang untuk bertanya dan berdebat dengan guru. Dengan semangat berdiskusi,
berdebat dan bertanya, maka timbul dari diri murid semangat untuk menggali ilmu sendiri
(self activity), dan mengupas persoalan agama lebih mendalam.

3. Organisasi siswa, Abdul Karim Amrullah juga sangat menekankan pentingnya


pendidikan berorganisasi pada murid. Murid didorong untuk mengikuti ceramah-ceramah
yang terkait dengan organisasi dan mobilisasi. Ia berpandangan bahwa, dengan
berorganisasi segala sesuatu akan mudah dicapai, sebaliknya usaha yang bersifat
perseorangan tidak terorganisir, parti akan berkesudahan dengan kegagalan.

4. Kitab pegangan guru dan murid (rujukan) Pembaharuan dalam kurikulum membawa


perobahan daam kitab rujukan, pada tahun 1920 beliau melakukan pembaharuan dalam
kitab-kitab rujukan diperguruan Thawalib putra Padang Panjang

Abdullah ahmad :
1. Aspek kelembagaan, Salah satu ide pembaharuan pendidikan yang dibawa oleh
Abdullah Ahmad adalah bidang kelembagaan atau institusi pendidikan. Sebagaimana
telah dijelaskan diatas bahwa Abdullah mendirikan Sekolah Adabiyah. Untuk mendirikan
sekolah ini ia menghubungi beberapa orang yang memiliki pendidikan guru dan juga
menghubungi dari kalangan ulama.

2. Aspek Metode Pengajaran, Metode debating club adalah metode yang diterapkan oleh


Abdullah Ahmad atau yang dikenal dengan nama metode diskusi merupakan metode
yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada murid untuk bertanya dan berdialog
secara terbuka tentang berbagai hal. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengubah cara lama
yang menempatkan para siswa secara pasif dan kurang diberikan kebebasan, sementara
waktu dipergunakan lebih banyak oleh guru.

3. Aspek Kurikulum, Rencana pelajaran yang dalam bahasa sekarang disebut kurikulum
dijadikan sebagai kerangka kerja sistematis dalam suatu kegiatan pengajaran modern.
Pada lembaga pendidikan tradisional kurikulum tidak disusun secara tersendiri,
melainkan dengan cara mengajarkan kitab-kitab yang diajarkan oleh kyai kepada para
santrinya.

Konsep pendidikan islam menurut Rahmah Elyunusiyah

Konsepsi pendidikan Rahmah ialah pendidikan untuk semua, baik laki-laki


maupun perempuan. Menurutnya, laki-laki dan perempuan yang membedakannya
hanyalah taqwa (dalam QS. 49:13). Prinsip ini terrealisasi dalam Madrasah Diniyah Putri
dengan menggunakan sistim modern yaitu mengakomodir kurikulum umum untuk
diajarkan di sekolah. Secara konfrehensif, Rahmah el-Yunisiyah terlihat jelas dalam
konsep ‘tri tunggal pendidikan perempuan’ yaitu pendidikan di sekolah, pendidikan di
asrama, dan pendidikan di masyarakat.

7. Jelaskan permasalahan pendidikan Islam di pesantren dan madrasah (Problema dan


solusi)
Problem yg dihadapi adalah : 1) Lemahnya akhlak siswa di Madrasah 2) Kurangnya
kontribusi siswa dalam Menyiarkan Ajaran Islam di masyarakat. 3) Berkurangnya minat
siswa di bandingkan pada sebelumnya, dan banyak yang memilih untuk pindah ke
sekolah umum.
Solusinya adalah harus mendesain model-model pendidikan alternatif yang sesuai dengan
kebutuhan perkembangan sekarang ini. Yang diharapkan dapat menghadapi dan
menjawab tantangan perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat baik sosial
maupun kultural menuju masyarakat Indonesia baru
8. Jelaskan permasalahan pendidikan Islam di Sekolah (Problema dan solusi)
Problem yg dihadapi adalah : 1. Merosotnya moral siswa tidak hanya disebabkan oleh
kemajuan zaman pada era modern ini tetapi adanya factor lain yang menunjang merosotnya
moral anak. 2. Kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua terhadap anaknya. Baik itu di
rumah ataupun di sekolah. 3. Dalam proses belajarnya, siswa kurang begitu memahami
pentingnya moral atau akhlak yang baik bagi dirinya sendiri serta akibat yang ditimbulkan
ketika ia benar-benar melupakan agamanya sama sekali. 4. Kurangnya cara menumbuhkan
sikap yang baik pada diri siswa agar tercapai tujuan pendidikan agamanya.
Solusinya adalah : mengajarkan materi pelajaran saja kepada peserta didiknya. Para pendidik
juga diberi tugas untuk senantiasa mengontrol tindakan moral pesrta didik dengan pemikiran,
pertimbangan dan tanggung jawab. Satu variabel yang tidak dapat dimanipilasi oleh
perancang pendidikan yaitu memahami dan mengenal karakteristik peserta didik sebagai
individu, kelompok maupun sebagai manusia makhluk ciptaan Tuhan. Tetapi memahami
mereka tidak hanya sekarang, melainkan megantisipasi masa depannya. Hal ini mutlak harus
dijadikan pijakan dalam memilih dan mengembangkan strategi dalam pendidikan agama
Islam.

9. Jelaskan Tantangan pendidikan Islam pada era teknologi informasi (Problema dan solusi)
Problemnya : Ada tiga tantangan utama yang kini dihadapi oleh pendidikan Islam, yaitu
kemajuan iptek, demokratisasi, dan dekadensi moral. Solusinya : lembaga-
lembaga pendidikan Islam harus mereformasi kurikulumnya agar dapat menyiapkan sumber
daya manusia yang unggul dan memiliki daya saing dalam menghadapi kompetisi global

Anda mungkin juga menyukai