Anda di halaman 1dari 6

G.

Metode Filsafat Pendidikan Islam

Al-Qur'an dan Hadits adalah teks dasar pendidikan Islam. Pada dasarnya, jika dianalisis
secara menyeluruh, Alquran dan Hadis menyediakan berbagai strategi pengajaran yang dapat
membantu siswa mencapai tujuan pendidikan Islam. Teknik-teknik pengajaran ini secara khusus
penting bagi pemahaman Islam tentang manusia sebagai makhluk dua dimensi yang terdiri dari
ruh dan jism, serta pemahaman Islam tentang bagaimana pengetahuan masuk ke dalam diri
manusia. Inilah yang membedakan pendekatan dan metode Islam dari perspektif Barat dengan
perspektif Islam.

Kemudian, dalam hal ini, landasan dan ciri-ciri metode pendidikan Islam akan
dikemukakan untuk lebih memahami bagaimana sesungguhnya sistem pendidikan itu dalam
perspektif filsafat pendidikan Islam: Dasar-dasar pendekatan pendidikan Islam, menurut Al-
Syaibany, tidak dapat dilepaskan dari dua faktor: pertama, dasar agama, dan kedua, dasar bio-
psikologis (yaitu dasar biologis, dasar psikologis, dan dasar sosial). Ia menjelaskan hal berikut
dalam pidatonya: Pertama: Istilah "dasar agama" mengacu pada kebenaran-kebenaran
fundamental, prinsip-prinsip, dan pengetahuan umum yang terutama berasal dari Al-Qur'an dan
Sunnah Rasulullah saw, serta dari tradisi dan kebiasaan para ulama Islam yang datang sebelum
mereka.1
Untuk melengkapi argumen Al-Syaibany, penulis memberikan contoh dari Ramayulis
yang menggambarkan bagaimana seorang instruktur olahraga harus dapat menggabungkan
pakaian Islami ke dalam kursus olahraga serta ajaran-ajaran lain dari Al-Quran dan Hadis.
Selanjutnya: Landasan Bio-Psikologis (Landasan biologis, psikologis, dan sosial).2
a. Dasar biologis: Dasar ini mengakui bahwa siswa memiliki kebutuhan bio-fisik yang harus
dipenuhi agar mereka dapat meningkatkan kesejahteraan fisik, psikologis, dan sosial
mereka. Perhatikan juga tingkat kedewasaan siswa atas dasar ini. Jika sebuah contoh
diberikan, mungkin dalam tahap kematangan fisik dalam kaitannya dengan bakat yang ingin
ia dapatkan. Misalnya, ketangkasan jari dan belajar menulis berjalan beriringan, begitu pula
ketangkasan mata dan belajar membaca.
b. Landasan Psikologis Dipercaya bahwa guru yang sukses menggunakan strategi

1
Ahmad Sukri Harahap, ‘METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM’. Vol, 15
No, 1. (2018). 18
2
Ibid, 18
pengajarannya sebagai kekuatan pendorong bagi tindakan murid-muridnya serta motivasi
dan kekuatan yang mendasari di dalam diri mereka. Misalnya, mendorong siswa untuk lebih
terlibat, berjiwa wirausaha, dan siap untuk belajar serta memenuhi kebutuhan psikologis
mereka, seperti emosi, minat, sikap, dan keterampilan mereka.
c. Dasar sosial, Tujuan, kebutuhan, dan harapan masyarakat, serta persyaratan untuk hidup
sukses di sana, harus tercermin dalam strategi pembelajaran yang digunakan.
Sedangkan hal-hal yang menjadi ciri atau karakteristik metode pendidikan Islami
menurut Al Rasyidin adalah3:
a. Penerapan dan pengembangannya di- dasarkan pada nilai-nilai Islam.
b. Berorientasi pada penegakan al-akhlaq al-karimah.
c. Keseimbangan antara teori-praktik
d. Menekankan nilai-nilai keteladanan (mencontoh rasul)
e. Menekankan kebebasan berkreasi dan mengambil prakarsa
f. Mengedepankan dialog kreatif (hikmah, pengajaran, dan argumentasi)
g. Mempermudah proses pembelajaran.
Kemudian, praktik pendidikan Islam sering kali berusaha untuk mempermudah siswa
dalam memahami dan merasionalisasi pelajaran yang diberikan oleh seorang guru, menurut
kajian filsafat pendidikan Islam. Hal ini sesuai dengan pendapat Al-Syaibany, seorang tokoh
terkemuka dalam bidang filsafat pendidikan Islam, yang dalam hal ini menyatakan sebagai
berikut mengenai tujuan metode pendidikan Islam4:
1. Membantu pengembangan pengetahuan, informasi, pengalaman, keterampilan, dan sikap
siswa-khususnya, pengembangan keterampilan berpikir ilmiah yang tepat dan sikap
dalam bentuk kecintaan terhadap pengetahuan, keinginan untuk menuntutnya dan
menyingkap misteri-misterinya, dan perasaan nyaman dan senang ketika mencarinya.

2. Untuk menanamkan kemampuan menghafal, memahami, berpikir jernih,


memperhatikan dengan tepat, mengamati dengan tepat, gigih, sabar, dan teliti dalam
kebiasaan belajar mereka, serta mengekspresikan sudut pandang yang berani, kreatif,
dan tidak terbatas..
3. Membuat proses pengajaran lebih mudah bagi siswa dan membuat mereka mencapai

3
Ibid, 19
4
Ibid, 19
tujuan yang diinginkan sebanyak mungkin, serta menghemat energi dan waktu yang
dibutuhkan untuk mencapainya.
4. Membangun lingkungan yang kondusif untuk belajar, mendorong mobilitas dan
pembelajaran, dan menerapkan prinsip-prinsip rasa hormat dan kepercayaan antara
guru dan siswa serta hubungan yang sehat di antara keduanya.
5. Al Rasyidin, seorang profesor filsafat Islam di Indonesia, menyatakan bahwa salah satu
tanggung jawabnya adalah memfasilitasi intenalisasi al-Ilm yang akan diajarkan kepada
para siswa melalui tarbiyah dan ta'dib.

H. Peranan Filsafat Pendidikan Islam

Jika pendidikan Islam dilihat dari segi tujuannya, maka filosofinya berfungsi sebagai
prinsip dasar yang memandu dan melandasi pelaksanaannya. Dengan menggunakan karana,
filosofi ini juga memberikan gambaran umum tentang seberapa jauh proses tersebut
direncanakan dan bagaimana hal itu sesuai dengan ruang lingkup keseluruhan, serta secara
spesifik bagaimana proses tersebut dilaksanakan. Sementara masih melayani tujuannya, filosofi
pendidikan Islam juga bertugas melakukan kritik terhadap metode yang digunakan dalam proses
pendidikan Islam dan, bersamaan dengan itu, dengan memberikan panduan mendasar tentang
bagaimana metode semacam itu harus digunakan atau dibuat agar efektif untuk mencapai tujuan.

M. Arifin menguraikan tiga (3) fungsi filsafat pendidikan Islam, yang meliputi5:

1. Meletakkan dasar-dasar dan sekaligus membimbing pelaksanaan pendidikan Islam;

2. Menemukan kesalahan pelaksanaan pendidikan dan memperbaikinya;

3. Meninjau kembali teknik-teknik instruksional yang digunakan

Sebagai hasil dari analisis mendalam dan upaya untuk memahami masalah, filsafat
pendidikan Islam menunjukkan tantangan yang dihadapi pendidikan Islam. Filsafat pendidikan
Islam dapat menunjukkan jawaban alternatif untuk masalah tersebut melalui pemeriksaan
filosofis. Alternatif tersebut diimplementasikan dalam praktik pendidikan setelah pilihan-pilihan
tersebut dievaluasi untuk menentukan mana yang paling efektif.
5
Dr. Rahmat Hidayat, MA, Henni Syafriana Nasution, MA. Filsafat Pendidikan Islam : Membangun Konsep Dasar
Pendidikan Islam. (Medan, LPPPI). 18
Sebuah sudut pandang khusus ditawarkan oleh filsafat pendidikan Islam. tentang
kemanusiaan (dalam pandangan Islam). keyakinan tentang alam Manusia terhubung dengan
alasan untuk hidup, dan pendidikan Islam bertujuan untuk mencapai hubungan ini. Penetapan
tujuan juga melibatkan pertimbangan filsafat pendidikan. instruksi yang luas dalam Islam dalam
bentuk-bentuk khusus operasional. Dan tujuan operasional ini. memainkan peran dalam
mengendalikan tindakan dan gerakan. menempatkan pendidikan ke dalam praktik.

Filsafat pendidikan Islam sampai pada kesimpulan bahwa manusia memiliki potensi
alamiah yang dapat dibina dan dikembangkan setelah menganalisis hakikat kehidupan dan
eksistensi manusia. Filosofi pendidikan Islam menunjukkan bahwa potensi alamiah manusia
tidak lain adalah sifat-sifat Tuhan, atau Al asma' al husna, dan bahwa mengembangkan sifat-sifat
ini dengan cara-cara yang konkret tidak boleh mengakibatkan merendahkan dan meremehkan
nama dan sifat Tuhan. Buku ini akan menawarkan kondisi lingkungan yang penting dan arahan
untuk mengembangkan kurikulum.

Filsafat pendidikan Islam dapat menjelaskan evolusi pendidikan Islam melalui


penelaahannya terhadap isu-isu pendidikan saat ini. Apakah hal ini berhasil mencapai cita-cita
pendidikan Islam? dapat mengidentifikasi bidang-bidang kelemahan dan menawarkan solusi
untuk perbaikan dan pengembangan.

Menurut Ahmad D. Marimba, filosofi pendidikan dapat berfungsi sebagai panduan bagi
pelaksanaan pendidikan yang menciptakan generasi baru Muslim yang berkepribadian kuat.
Upaya pendidikan generasi baru ini kemudian akan berkembang, dengan potensi untuk
penyempurnaan atau reorganisasi asumsi-asumsi filosofis yang mendasarinya.6

Sanusi Uwes, di sisi lain, menyatakan bahwa filsafat memiliki tujuan. Islam mengajarkan
siswa untuk melakukan hal-hal berikut: Filsafat berfungsi sebagai landasan bagi perilaku guru
ketika melaksanakan kegiatan pendidikan sejak awal. Murid, waktu, bahan ajar, dan proses
pendidikan semuanya akan diperlakukan dengan perilaku yang lebih manusiawi oleh guru yang
memiliki pengetahuan filsafat. Argumentasi yang disampaikan juga akan lebih meyakinkan
karena didukung oleh sikap positif dan berkarakter filosofis, seperti analitis, sistematis, rasional,
dan universal.

6
Ibid, 19
Yang kedua adalah menegur perilaku yang mendidik dan pedagogis. Disiplin dalam arti
sadar untuk bertindak dengan cara yang konsisten dengan prinsip-prinsip yang muncul dari
pandangan radikal dan metodis tentang pengajaran dan pembelajaran. Dengan memahami tujuan
mendasar dari pendidikan dan pengajaran, filsafat pendidikan akan membantu pengajar untuk
mendisiplinkan dirinya sendiri. Ketiga, mengkritik pengaturan ruang kelas. Berdasarkan
pemahamannya tentang hakikat ilmu pengetahuan, hakikat pendidikan, dan hakikat siswa,
pengajar akan selalu mendukung kepentingan anak didiknya, sehingga segala sesuatu yang
menyakiti mereka akan ditanggapi secara serius sesuai dengan tingkat pemahaman mereka.

Keempat, pilihlah dengan bijak dari pilihan-pilihan yang tersedia. Guru yang menghayati
filosofi selalu didorong untuk membaca lebih banyak materi yang relevan dengan pendidikan,
termasuk teori, konsep, dan aplikasi praktis dari berbagai perspektif, termasuk perspektif
ideologi, politik, ekonomi, dan lainnya. Kelima, bersikap kritis terhadap terminologi. Karena
telah membaca dan memahami filsafat, maka ia akan sangat kritis terhadap bahasa yang
digunakan oleh ilmuwan lain.

Setiap pengetahuan, termasuk filsafat pendidikan Islam, memiliki aplikasi. Sebagai


contoh, Omar Mohammad al-Taomy al Syaibany mendaftarkan tiga keuntungan belajar. Filsafat
pendidikan Islam adalah sebagai berikut7:

1. Filsafat pendidikan dapat membantu dalam pengembangan sikap positif tentang sistem
pendidikan di antara mereka yang merancang dan melaksanakan pendidikan di suatu
bangsa. Selain itu, ia dapat memberikan kontribusi pada tujuan dan fungsinya serta
meningkatkan efektivitas pemecahan masalah dalam pendidikan dan kualitas tindakan
dan pilihan, seperti pembuatan rencana pendidikan mereka. Selain itu, ia juga bermanfaat
untuk meningkatkan bagaimana pendidikan disampaikan serta pedoman dan metode yang
digunakan untuk mengajar, seperti penilaian, bimbingan, dan konseling.
2. Premis umum terbaik untuk penilaian pendidikan dapat ditemukan dalam filosofi
pendidikan. Evaluasi pendidikan dianggap sebagai elemen penting dalam pengajaran
yang efektif untuk semua siswa. Definisi terbaru dari penilaian pendidikan mencakup
semua inisiatif dan kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan secara keseluruhan
untuk mendidik masyarakat dan generasi berikutnya, serta segala sesuatu yang terkait

7
Ibid, 21
dengannya.
3. Filosofi pendidikan Islam akan mendukung dan memperdalam pemikiran politik,
spiritual, budaya, sosial, dan ekonomi negara.
Di sisi lain, Abuddin Nata mengatakan bahwa dengan menggunakan al-Qur'an dan al-
Sunah sebagai sumber rujukan utama, pendidikan Islam berfungsi untuk mengarahkan dan
memberikan respon yang metodis, mendalam, logis, universal, dan radikal terhadap berbagai
persoalan yang ada dalam dunia pendidikan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa filsafat
pendidikan Islam menggunakan al-Qur'an dan al-Hadits sebagai landasan dan panduan untuk
mengarahkan dan memberikan solusi yang sistematis, mendalam, logis, universal, dan radikal
terhadap berbagai persoalan yang terjadi di bidang pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai