Anda di halaman 1dari 16

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN

PENDIDIKAN ISLAM MODERN


Ridha Rakhman
Pengertian Pemikiran
• Secara etimologi, pemikiran berasal dari kata dasar “pikir”
(dari bahasa Arab‫ف كر‬ ), yang berarti proses, cara, atau
aktifitas memikir, yakni menggunakan akal budi untuk
memutuskan suatu masalah dengan mempertimbangkan
segala sesuatu secara bijaksana.
• Dengan kata lain, pemikiran adalah upaya cerdas dari
proses kerja akal dan kalbu untuk melihat gejala dan
berusaha mencari solusinya secara bijaksana.
Pengertian Pendidikan
• Pendidikan merupakan sutau proses penyiapan generasi
muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan
hidupnya secara lebih efektif dan efisien.
• Pendidikan tidak hanya  sebagai transfer of knowledge,
melainkan transformasi nilai-nilai dan pembentukan
karakter dengan segala aspeknya.
• Sementara pengajaran merupakan proses pengalihan ilmu
pengetahuan daro seorang pengajar (guru) kepada orang
yang diajar (murid, siswa, peserta didik).
Pengertian Pendidikan Islam
• Pendidikan Islam adalah proses pembentukan individu
berdasarkan ajaran Islam untuk mencapai derajat tinggi
sehingga mampu menunaikan tugas ke khalifahannya dan
berhasil mewujudkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
• Pendidikan Islam lebih luas cakupannya dan lebih luhur
tujuannya karena tidak hanya mencetak manusia menjadi
orang yang berpengetahuan dan mampu menjalankan tugas
kepemimpinan di dunia, namun juga mencetak manusia
menjadi hamba Allah yang berbahagia di sisi Tuhannya
(akhirat).
Pengertian Pemikiran Pendidikan Islam
• Pemikiran pendidikan Islam merupakan upaya cerdas
proses kerja akal dan hati untuk melihat realita serta
mencari penyelesaian secara bijak atas problem yang ada
dalam pendidikan Islam.
• Secara terminologi, pemikiran pendidikan Islam adalah
serangkaian proses kerja akal dan kalbu yang dilaksanakan
secara serius dalam melihat berbagai masalah yang ada
dalam pendidikan Islam dan berusaha untuk membangun
paradigma pendidikan yang mampu menjadi wahana bagi
pembinaan dan pengembangan peserta didik secara
paripurna.
Tujuan Pemikiran Pendidikan Islam
• Menurut Abuddin Nata pemikiran pendidikan Islam memiliki 4 tujuan, yaitu:
1. Membantu menemukan masalah-masalah pendidikan dan sekaligus
memberikan cara untuk mengatasinya berdasarkan cara kerja yang
sistematik, radikal, universal, mendalam, spekulatif dan rasional.
2. Memberikan informasi yang komprehensif, mendalam dan
sistematik tentang hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam
merumuskan dan mendesain konsep pendidikan, seperti informasi
manusia dengan berbagai potensi, bakat dan minat yang dimilikinya, atau
tentang alam jagad raya dengan berbagai macam ragam, sifat dan
karakternya.
3. Memberikan dorongan bagi dilakukannya aktifitas pendidikan yang
disebabkan karena memiliki pengetahuan tentang sesuatu yang
sistematik, mendalam dan komprehensif tentang masalah-masalah yang
berkaitan dengan pendidikan.
4. Memberikan informasi tentang proses pendidikan, khususnya
pendidikan Islam, bermutu atau tidaknya pendidikan tersebut, atau
tercapai tidaknya tujuan yang ditetapkan serta berbagai kelemahan yang
lain.
Tujuan Pemikiran Pendidikan Islam
• Menurut Susanto, pemikiran pendidikan Islam memiliki tujuan
sangat komplek diantaranya adalah :
1. Untuk membangun kebiasaan berpikir ilmiah, dinamis dan kritis
terhadap persoalan-persoalan di seputar pendidikan Islam.
2. Untuk memberikan dasar berfikir inklusif terhadap ajaran Islam
dan akomodatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang
dikembangkan oleh intelektual diluar Islam.
3. Untuk menumbuhkan semangat berijtihad, sebagaimana yang
ditujukan oleh Rosulullah dan para kaum intelektual muslim
pada abad pertama sampai abad pertengahan, terutama dalam
merekonstruksi sistem pendidikan islam yang lebih baik.
4. Untuk memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan
sistem pendidikan nasional.
Model Pemikiran Pendidikan Islam
• Menurut Ramayulis, pemikiran pendidikan Islam disusun
berdasarkan dua model, yaitu:
1. Model Idealistik, adalah model yang lebih
mengutamakan penggalian dari ajaran dasar Islam
(Quran dan Hadis) dan dari hasil ijtihad/interpretasi
para ulama (pakar pendidikan Islam) terutama ulama
klasik.
2. Model Pragmatis, adalah model yang mengutamakan
aspek praktis dan kegunaan.
Model Pragmatis dilakukan dengan cara:
1. Adopsi, yaitu: mengambil secara utuh teori pendidikan
non-Islam dan dijadikan sebagai teori pendidikan
Islam;
2. Asimilasi, yaitu: mengambil teori kependidikan non-
Islam dengan menyesuaikannya di sana sini;
3. Legitimasi, yaitu mengambil teori pendidikan non-Islam
kemudian dicarikan nash untuk jastifikasinya. Model
idealistik lebih didasarkan atas kerangka dasar yang
diyakini kebenarannya sehingga ia bercorak se-Islam
mungkin, dibandingkan dengan model praktis.
Alur Pemikiran Pendidikan Islam
1. Kelompok yang berusaha membangun konsep (filosofis)
pendidikan Islam, disamping melalui al-Qur’an dan al-Hadits
sebagai sumber utama, juga mempertimbangkan kata sahabat,
kemaslahatan sosial, nilai-nilai dan kebiasaan sosial, serta
pandangan-pandangan pemikir Islam. 
2. Kelompok yang berusaha mengangkat konsep pendidikan
Islam dari al-Qur’an dan al-Hadits, sehingga konsep
filsafatnya hanya berasal dari kedua sumber ajaran Islam
tersebut. 
3. Kelompok yang berusaha membangun pemikiran
(filsafat) pendidikan Islam melalui al-Qur’an dan al-Hadit,
dan bersedia menerima setiap perubahan dan perkembangan
budaya baru yang dihadapinya untuk ditransformasikan
menjadi budaya yang Islami.
Pendekatan Pemikiran Pendidikan Islam
1. Pendekatan Wahyu, adalah cara-cara yang ditempuh
dalam upaya memahami kebenaran dengan
menggunakan ayat-ayat Allah sebagai premis.
Kebenaran dicari dengan merenungkan, menggali,
menafsirkan, memperbandingkan, menghubungkan, serta
mentakwilkan informasi yang terkandung dalam wahyu.
Dari kajian ini kemudian disusun konsep pemikiran
dasar tentang pendidikan Islam.
2. Pendekatan Sejarah, adalah cara yang ditempuh dalam
memahami kebenaran dengan menganalisa sejarah masa
lalu. Dari sini disusun konsep pemikiran pendidikan Islam
Model Pemikiran Pendidikan Islam
1. Tekstualis Salafi, yaitu aliran ini berusaha untuk
memahami ajaran dan nilai-nilai mendasar yang
terkandung dalam al-Quran dan al-Sunnah dan
melepaskan diri dari atau kurang memperhatikan konteks
dinamika pergumulan masyarakat muslim yang
mengitarinya baik pada era klasik ataupun modern.
2. Tradisionalis Madzhabi, yaitu aliran ini berupaya
memahami ajaran dan nilai mendasar yang terkandung
dalam al-Quran dan al-Sunnah melalui bantuan khazanah
pemikiran Islam klasik, namun tidak begitu
memperhatikan keadaan sosio-historis masyarakat
setempat di mana ia hidup di dalamnya.
Model Pemikiran Pendidikan Islam
3. Modernis, yaitu aliran modernis berupaya memahami
ajaran dan nilai dasar yang terkandung dalam al-Quran
dan al-Sunnah dengan melihat kepada kondisi dan
tantangan sosio-historis dan kultural yang dihadapi
masyarakat muslim kontemporer, tanpa
mempertimbangkan muatan-muatan khazanah intelektual
muslim era klasik.
4. Neo-Modernis, yaitu aliran pemikiran ini berupaya untuk
memahami ajaran dan nilai dasar yang bersumber dari al-
Quran dan al-Sunnah dengan mengikutsertakan dan
mempertimbangkan khazanah intelektual muslim klasik
serta mencermati kesulitan dan kemudahan yang
ditawarkan dunia modern.
Prinsip Pemikiran Pendidikan Islam
1. Pemikiran Pendidikan Islam Berprinsip Filosofis, ciri-
cirinya meliputi:
a. Radikal, sampai keakarnya;
b. Universal, pengalaman umum atau menyeluruh;
c. Konseptual, adanya/timbul konsep baru;
d. Koheren, berkaitan atau sesuai dengan kaidah berfikir;
e. Konsisten, tidak berubah-ubah;
f. Sistematis;
g. Secara bebas, namun tetap bertumpu pada ilmu;
h. Pemikiran yang bertanggung jawab;
i. Komprehensif, tidak ada bagian lagi.
Prinsip Pemikiran Pendidikan Islam
2. Pemikiran Pendidikan Islam Berprinsip Hipotesis dan
Teoritis
a. Pemikiran Berprinsip Hipotesis, yaitu pemikiran yang
merupakan dugaan sementara yang selanjutnya diuji
kebenarannya sesuai dengan model dan analisis yang cocok.
Manfaat pemikiran berprinsip hipotesis:
1. Memberikan tujuan yang tegas bagi peneliti
2. Membantu dalam menentukan arah yang harus ditempuh,
dalam pembatasan ruang lingkup penelitian dengan memilih
fakta-fakta yang relevan.
3. Menghindarkan sesuatu penelitian yang tidak terarah
dan tidak bertujuan dan pengumpulan data yang mungkin
ternyata tidak ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
Prinsip Pemikiran Pendidikan Islam
b. Pemikiran Berprinsip Teoritis, yaitu

Anda mungkin juga menyukai