Anda di halaman 1dari 24

1. Apa itu filsafat pendidikan Islam? Apa/bagaimana bedanya dengan Ilmu pendidikan Islam?

J awab :
Filsafat pendidikan Islam mengkaji pendidikan yang banyak berjasa yaitu pendidikan formal
dengan secara mendalam. Filsafat pendidikan islam yaitu mengkaji pendidikan islam dengan
cara kerja filsafat tentang alam, manusia dan realita-realita dasar lain yang menyatu dan
mendasar dalam kehidupan manusia untuk membangun pilar-pilar pendidikan islam. Filsafat
pendidikan Islam adalah berpikir secara mendalam, sistematik, radikal dan universal tentang
masalah-masalah pendidikan, seperti masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode
dan lingkungan dengan menggunakan al Quran dan Hadist sebagai dasar acuannya. Filsafat
pendidikan Islam secara singkat dapat dikatakan adalah filsafat pendidikan yang berdasarkan
ajaran Islam atau filsafat pendidikan yang dijiwai oleh ajaran Islam, jadi ia bukan filsafat yang
bercorak liberal, bebas, tanpa batas etika sebagaimana dijumpai dalam pemikiran filsafat pada
umumnya.
Ilmu Pendidikan Islam ialah ilmu pendidikan yang berlandaskan, bernafaskan, dan berisikan
ajaran agama Islam. Ilmu pendidikan Islam ialah Suatu disiplin pengetahuan yang membicarakan
berbagai masalah pendidikan ditinjau dari sudut pandang ajaran Islam yang berdasarkan al-
Quran dan al-sunnah. IPI bersumber dari al-Quran dan Sunnah Nabi serta pemikiran
cendekiawan Muslim dan praktik pendidikan yang dilaksanakan oleh para pendidik Muslim
Adapun perbedaan filsafat pendidikan Islam dengan Ilmu pendidikan Islam. Filsafat diberikan
argumentasi atau ide-ide pemikiran sedangkan ilmu pendidikan Islam ialah ilmu yang
berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori, isi bumu ialah tentang bumi maka ilmu pendidikan
Islam ialah teori-teori tentang pendidikan maka ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu
ilmu bukanlah hanya teori tetapi isi lain juga ada.
Filsafat pendidikan Islam adalah terletak pada cara kerjanya. Ilmu pendidikan Islam bersifat
empiris historis berdasarkan fakta-fakta yang ada, Ilmu pendidikan Islam mengkaji ayat-ayat al-
quran dan al-hadits serta pemikiran ulama tentang pendidikan dan praktiknya di berbagai
lembaga pendidikan umatIslam. sedangkan filsafat pendidikan Islam ialah pemikiran yang
berlandaskan al-Quran dan hadis dengan menggunakan logikan dan intuisi.
2. Jelaskan pengertian rasional menurut Filsafat pendidikan Islam dan rasional menurut ilmu
pendidikan Islam!
J awab:
Rasional merupakan berfikir dengan menggunakan akal yang dapat diterima oleh akal. Rasional
menurut filsafat pendidikan Islam adalah bentuk berfikir yang menggunakan akal untuk
mendapatkan kebenaran tentang pendidikan yang tidak berlawanan dengan al-Quran dan Hadis.
Secara singkat rasional merupakan pemikiran secara logis yang menggunakan selanjutnya
mengkritisi dan kreatif terhadap persoalan yang difikirkan dalam menjawab fenomena yang
terjadi
Proses berpikir untuk memecahkan masalah berlangsung dalam tiga tahap, yaitu
: pertama, tahap persiapan dimana masalah diselidiki dari segala arah sehingga semua informasi
tentang masalah itu ditemukan. Kemudian, masalah dianalisis dan didefinisikan. Kedua, tahap
inkubasi di mana masalah seakan-akan terbawa tidur, tidak terpikirkan secara sadar dan dinamis,
tetapi masalah itu merasuk ke alam pikir yang nantinya akan mengalir keluar dalam wujud
iluminasi kreatif. Tahap ketiga, ini disebut tahap iluminasi dimana ide atau kesimpulan baru
muncul tidak terduga, dan tahap terakhir suatu usaha sadar dilakukan untuk mencoba
menentukan keshahihan dari kesimpulan yang didapat sesuai dengan kriteria atau aturan-aturan
ilmiah, baik dengan menggunakan langkah-langkah logika maupun eksperimen.

Rasional dalam ilmu pendidikan Islam adalah berfikir secara logis, kritis dan kreatif dalam
mengupas dan membahas sebuah permasalahan pendidikan yang berorientasi pada al-Quran.
Kalau dikaitkan dengan kata benda Kreativitas terdapat lima sifat yang menjadi ciri kemampuan
berfikir kreatif, yaitu
kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality),penguraian (elaboration), dan
perumusan kembali (redefinition). Misalnya Fazlur Rahman berangkat dari upaya mencari
worldview dan elan dasar al-Quran. Dari pencariannya itu ditemukan bahwa worldview al-
Quran adalah moral dan elan dasarnya adalah keadilan social. Dari sini kemudian ia
temukan tiga kata kunci etika al-Quran yaitu Iman, Islam, dan Taqwa. Ketiga kunci tersebut
mengandung maksud sama, yaitu percaya, menyerahkan diri, dengan mentaati segala yang
diperintahkan Allah dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.
Dalam kaitan dengan Filsafat pendidikan Islam sifat kritis menjadi salah satu prasyarat bagi
peserta didik untuk dapat bersifat kreatif. Sifat kritis peserta didik perlu ditujukan pada semua
langkah dalam proses pembelajaran. Kritis mulai dari membaca, memahami, menganalisis,
bertanya, menjawab, diskusi, sampai menyimpulkan. Sifat kritis yang dimulai dari proses
pembelajaran diharapkan dapat berkembang dan menyebar ke segala aspek kehidupan. Sifat ini
semakin penting jika peserta didik dihadapkan pada suatu persoalan. Padahal yang namanya
persoalan itu akan selalu muncul dan tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, tetapi harus
dihadapi. Hanya dengan sifat kritis saja tidak cukup bagi peserta didik, tetapi harus
dikembangkan bersama sifat kreatif. Dengan demikian sifat kritis dan kreatif, peserta didik akan
dapat menghadapi masalah-masalah mereka. Daya kritis dan kreatif mereka akan menentukan
kemampuan mereka dalam memecahkan masalah. Sehingga dapat dikatakan bahwa
menumbuhkembangkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah. Rasional menurut
filsafat pendidikan Islam disebut juga berfilsafat dengan menggunakan akal segala sesuatu yang
yang bisa dipikirkan atau dijadikan bahan pemikiran yang tidak bersifat empirik.
Sedangkan menurut ilmu pendidikan Islam, rasional adalah penalaran pemahaman tentang ilmu
pendidikan Islam yang meliputi al-Quran dan al-Hadis sebagai pedoman hidup manusia yang
dapat di terima oleh akal. Rasional adalah pemikiran yang sifatnya empirik, apa yang sifatnya
nyata dan bisa dialami oleh manusai berdasarkan pengalaman dari diri sendiri maupun
pengalaman orang lain atau sebab akibat dari sebuah peristiwa.

3. Bagaimana cara kerja filsafat dalam konteks filsafat pendidikan Islam?
J awab:
Filsafat merupakan hasil pemikiran yang bersifat berfikir secra mendalam, di berbagai segi,
komperhensif di tinjau dari berbagai segi. Dalam filsafat pendidikan mengkaji filsafat pendidikan
Islam dengan cara filsafat.
Cara kerja filsafat adalah dengan mengembangkan perenungan atau pemikiran yang bersifat :
Radikal, yaitu mengakar, berusaha sedalam-dalamnya.
Komprehensif, yakni ditinjau dari beberapa segi
Rasional non empirik, berbeda dari rasional versi ilmu pengetahuan yang harus teruji secara
empirik
Fleksibel dan sistematis.
Yang dikelompokkan kedalam tiga model yaitu pertama; model filsafat spekulatif cara berfikir
sistematis tentang segala yang ada, merenung secara rasional selluruh persoalan yang ada, kedua;
model filsafat preskriptif yaitu berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran/ standar penilain
tentang nilai, tentang perbuatan manusia, tentang seni, menguji baik buruknya. dan ketigamodel
filsafat analitik yang memusatkan perhatian pada kata-kata istilah dan pengertian dalam bahasa
untuk menguji suatu ide.
4. Jelaskan perbedaan antara pendidikan dan pengajaran!
J awab :
Pengajaran dan pendidikan atau dalam bahasa arabnya taalim dan tarbiah adalah dua perkara
penting di dalam membina manusia. Pendidikan secara sempit yang berukuran pada tujuannya
baik buruknya pendidikan di ukur dari tujuannya masing-masing, salah satu pendidikan yang
mewakili semuanya ialah pendidikan pada pesantren. Pendidikan adalah pembinaan insan yang
tidak saja melibatkan perkara fisik dan mental tetapi juga hati dan nafsu karena sesungguhnya
yang dididik adalah hati dan nafsu. Oleh karena itu pendidikan lebih rumit dan susah. Keduanya
diperlukan dalam pembinaan pribadi agar pandai berbakti pada Tuhan dan pada sesama manusia.
Pendidikan adalah proses mendidik yang melibatkan penerapan nilai-nilai. Di dalam pendidikan
terdapat proses pemahaman, penghayatan, penjiwaan, dan pengamalan. Ilmu yang telah
diperoleh terutama ilmu agama dicoba untuk difahami dan di hayati hingga tertanam dalam hati
dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan juga adalah mengembalikan hati nurani manusia kepada keadaan fitrah yang suci dan
bersih. Nafsu perlu dikendalikan supaya tidak cenderung kepada kejahatan dan maksiat tetapi
cenderung kepada kebaikan dan ibadah.Pendidikan yaitu: upaya yang secara dirancang untuk
membantu seseorang/ sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup
dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental dan sosial
(sebagai alat untuk mencapai tujuan hidup.
Pengajaran adalah proses belajar atau proses menuntut ilmu. Ada dosen, guru, ustadz yang
mengajar atau menyampaikan ilmu kepada murid yang belajar. Hasilnya murid menjadi pandai,
dan berilmu pengetahuan (alim).Pengajaran yaitu aktivitas dan proses yang berkaitan dengan
kemahiran yang tertentu meliputi aktivitas, perancangan, pengelolaan, menyampaikan,
bimbingan dan penilaian dengan tujuan menyebarkan ilmu pengetahuan atau kemahiran kepada
pelajar dengan cara terkesan.
5. Apakah hukum alam itu?
J awab :
Alam merupakan segala sesuau yang ada selaian Allah. Hukum alam ialah ketetapan Allah atau
aturan ciptaan Allah yang berlaku tetap di dunia ini. Meski demikian sebuah kaidah akidah,
namun kaidah ini pun tidak sepenuhnya mutlaq.Allah dengan kekuasaan-Nya, Dia mampu
mentaqdirkan dan menghendaki apapun tanpa terikat dengan sesuatu pun. Tanpa api, Allah bisa
menghadirkan asap. Tanpa hubungan seksual, Allah bisa menghadirkan anak sebagaimana kasus
Nabi Isa yang lahir meski Siti Maryam belum bersuami dan belum pernah melakukan hubungan
suami-isteri. Sunnatullah tajri 'alal-asbaab", bahwa sunnatullah (hukum Allah) berjalan menurut
sebab akibat. Asap adalah akibat dari api sebagai sebab. Anak adalah akibat dari hubungan
seksual suami-isteri sebagai sebab. Ada beberapa hukum alam yang berlaku di dunia ini ialah
hukum sebab akibat, hukum daya tarik, hukum kreativitas, hukum substitusi, hukum
pelayananan dan hukum penggunaan. Secara awam hukum alam di sebut juga dengan kodrat
yang menetap secara pasti seperti unggas berkembangbiak dengan cara bertelur mamalia
berkembang biak dengan cara beranak. Namun adapula ketetapan selalu berubah-ubah seperti
manusia jika ingin kaya harus rajin bekerja dan kepintaran seseorang dapat lebih baik dengan
cara belajar. Hukum alam berlaku hukum kausalitas. Maka setiap sesuatu di alam ini mempunyai
hubungan serasi dan sistematis dengan yang lainnya. Namun manusia mempunya potensi untuk
menghadapi hukum alam yang berlaku.
6. Buktikan bahwasanya dialam ini berlaku hukum alam/sunnatullah!
J awab:
Bukti bahwa hukum alam berlaku di alam ini :
Pertama, pada peredaran planet-planet, bintang-bintang dan matahari yang jumlahnya berjuta-juta
bahkan tak terhitung oleh manusia. Begitu konsisten peredaran mereka pada orbit masinng-
masing, tidak terjadi tabrakan yang menyebabkan kehancuran alam. Kalaupun dinamika, tidak
keluar dari hukum alam yang ajeg itu. Para astrolog dan para ahli ilmu falakpun dapat
memperkirakan terjadinya gerhana matahari dan bulan puluhan bahkan ratusan tahun sebelum
kejadian dengan tepat sampai perhitungan jam, menit, bahkan detik kapan terjadinya. Terjadinya
penetapan tahun, bulan, hari, dan hisab temasuk jatuhnya kapan permulaan puasa dan hari raya
pun dapat dipastikan. Realitas seperti itu mustahil dapat terjadi jika tidak ada hukum alam
ciptaan Allah yang bersifat ajeg.
Kedua, pada proses alami yang dapat disaksikan pada makhluk-makhluk hidup yang punya fisik, seperti
makhluk nabati (tumbuh-tumbuhan), hewani (bangsa binantang) dan manusia. Masing-masing
ternyata pasti mengalami proses kelahiran atau kemunculan, makin lama makin besar, kemudian
tua dan mati, jenis ayam, itik, ular dan sebagainya melanjutkan keturunan lewat telur, jenis
kambing, sapi, manusia dan sejenisnya lewat beranak, dan sebagainya. Dalam proses berlakunya
hukum alam, keajegannya ada yang bersifat matematis dan ada yang bersifat dinamis.
Ketiga, pada sifat kodrati yang berlaku tetap pada benda-benda tak bernyawa seperti air mengalir dari
atas kebawah dan api membakar bila dalam keadaan normal, batu bila dilempar jatuh ke bawah,
berat jenis, dan lain sebagainya.
Keempat, pada hukum kausalitas (hukum sebab akibat) yang pada umumnya dinamis, namun berlaku
ajeg pula. Misalnya, air bila dipanaskan sampai 100 derajat selsius akan mendidih, benda-benda
plastik atau logam jika digosok-gosokkan dalam waktu tertentu akan menjadi energi bermuatan
energi listrik, kina menjadi obat bagi penyakit malaria, ramuan obat X merupakan obat bagi
penyakit Y, manusia normal marah bila dihina dengan penghinaan berat, bila dipuji dengan tulus
oleh orang yang dihormati ia akan merasa senang. Hukum alam yang wajar, alami dan
manusiawi itu dapat disaksikan pada berbagai fenomena alam : pada alam bukan manusia dan
alam manusia, baik sebagai individu maupun masyarakat.

7. Apa yang anda ketahui tentang hukum alam, sunatullah, qadar (takdir) dan qadla. Jelaskan
secara ringkas!
J awab :
Hukum alam/sunatullah/takdir merupakan hal yang memang sudah menjadi kehendak Allah,
karena disitu Allah sudah membuat peraturan atau undang-undang permanen yang bersifat ajeg,
misalnya orang makan akan kenyang, dan memang yang menjadikan seseorang itu kenyang
merupakan takdir Allah, tapi butuh proses untuk menjadi kenyang yaitu dengan makan. Namun
demikian manusia dengan anugerah akal yang diberikan oleh Allah bisa memahami dan memilih
serta memanfaatkan hukum alam sehingga hukum alam tersebut dapat digabung atau dicampur
sehingga membuka peluang bagi manusia untuk melakukan penelitian. Dan hukum seperti inilah
disebut sebagi hukum alam rekayasa oleh manusia. Apapun yang terjadi di bumi ini, pasti ada
sebabnya, bahkan kematian, rezeki dan jodoh pun tunduk pada hukum ini. Dalam buku tersebut
juga dikatakan bahwa hukum sebab-akibat ini lah yang kemudian disebut dengan Sunatullah.
Dalam ajaran Islam, segala yang ada di muka bumi ini mengikuti Sunnatullah, aturan Allah.
Itulah Qadla.
Qadla itu adalah aturan, sedangkan Qadar adalah ukuran. Jauh sebelum membaca
buku tersebut, saya berfikir bahwa segala hal yang ada di muka bumi ini, tunduk pada
hukum sebab-akibat. Buat saya, pemahaman terhadap Qadla dan Qadar itu sederhana
saja. Apapun yang terjadi di bumi ini, pasti ada sebabnya, bahkan kematian, rezeki dan
jodoh pun tunduk pada hukum ini. Dalam buku tersebut juga dikatakan bahwa hukum
sebab-akibat ini lah yang kemudian disebut dengan Sunatullah. Dalam ajaran Islam,
segala yang ada di muka bumi ini mengikuti Sunnatullah, aturan Allah. Itulah Qadla.
Sedangkan Qadar adalah ukuran dari aturan-aturan tersebut. Besar-kecil (ukuran)
usaha atau ikhtiar dalam mengikuti aturan tersebut akan menentukan hasil, karenanya
hasil dari usaha inilah yang disebut dengan takdir. Saya tidak pernah berfikir bahwa
Allah mengatur kehidupan manusia ini seperti kita memainkan catur. Tidak seperti itu.
Karenanya, saya tidak setuju dengan golongan yang pertama. Buat saya, campur
tangan Allah itu ada pada aturan-aturan yang Dia buat. Dan kita, sebagai manusia, ada
dalam aturan-aturan tersebut, sehingga kita pun tidak bebas sama sekali dari campur
tangan Allah. Karenanya, saya pun tidak sepakat dengan golongan yang kedua. Lalu,
aturan yang seperti apa kah yang sudah Allah tentukan ? Segala macam aturan.
8. Apa kontribusi pandangan Islam tentang alam (dengan hukum alam didalamnya) terhadap ilmu
pengetahuan? Gambarkan sumber ilmu pengetahuan menurut (epistemologi) filsafat pendidikan
dan epistemologi antroposentris!
J awab:
Karena Ilmu pengetahuan bersumber dari hukum alam yang terdapat di alam semesta, maka
pandangan Islam banyak sekali memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan, diantaranya:
Bahwasanya manusia kalau ingin maju dan sukses, ia harus menyesuaikan diri dengan hukum
alam, menempuh serta memanfaatkanya. Menolak hukum alam hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan hukum alam yang lain, dan yang demikian itu hakikatnya rekayasa dan bukan
menolak. Menolak sunatullah berarti menentang takdir, pasti gagal, hancur atau rugi.
Pandangan Islam tentang alam dapat memberi kontribusi sangat penting dan mendasar terhadap
materi pendidikan Islam. Yakni materi harus ilmiah (logis, sesuai hukum alam dan wahyu), tidak
sekadar fanatisme buta atau mitos.
Terhadap cara berpikir dan sikap para pendidik, peserta didik dan semua orang yang terlibat
dalam pendidikan. Mereka harus banyak belajar dari hukum alam yang memberi pelajaran
bagaimana Allah mendidik alam semesta ini. Betapa obyektif, adil, pengasih, tegas, disiplin,
aktif, menghargai waktu, beretos kerja tinggi, tidak malas, dsb. Dengan ungkapan lain, manusia
mesti meneladani sifat Allah dalam mendidik alam semesta, tentunya dengan kapasitas dan
kemampuan manusiawi mereka.
Terhadap penyusun kurikulum dan pembuat kebijakan pendidikan (Islam) agar secara
keseluruhan mempertimbangkan dan mengindahkan karakteristik hukum alam atau sunatullah,
termasuk realitas psikologi perkembangan manusia. Sebab menentangnya merupakan tindakan
merugikan dan pada gilirannya akan membuahkan kegagalan.
Terhadap pembuat kebijakan pendidikan Islam secara keseluruhan agar mempertimbangkan
saifat2 alamiah/hukum alam dan wahyu.
Epistemologi merupakan salah satu komponen filsafat yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan, khususnya berkenaan dengan cara, proses, dan prsedur bagaimana ilmu itu
diperoleh. Maka ilmu pengetahuan di peroleh dari pemikiran yang menggunakan akal, dari data
empirik yang sudah terbukti kebenarannya dan dari wahyu yang di sampaikan oleh Rasulullah
Saw. Serta dengan objeknya alam semesta
Sumber ilmu pengetahuan bagi epistemologi antroposentris hanya hukum alam saja, sedangkan
epistemologi pendidikan Islam selain hukum alam. Sumber kebenaran lain adalah ayat-ayat
Allah yang tertuang dalam al Quran dan hadist yang berdasarkan wahyu.
Salah satu pandangan Islam tentang alam, manusia diarahkan agar tidak semata-mata
menggunakan rasio dalam memahami dan menghayatinya, tetapi ia juga harus menyerahkan hati,
emosi dan perasaan demikian juga dalam meneliti dan berusaha memahami wahyu, hendaknya
manusia secara simultan juga menggunakan otak atau rasio dan hati. Jika manusia memahami
wahyu hanya dengan menggunakan rasio niscaya manusia akan kkehilangan dalam menemukan
makna sesunggunhnya jika ttanpa di barenagi dengan iman dan keyakinan intuisi dalam hati. Jika
manusia hanya menggunakan kebenaran manusia menurut manusia maka manusia tidak akan
menemukan kkehidupan yang sesungguhnya yaitu tidak dapat menggambarkan surga dan neraka
dll. Karena selain hak pemikiran kebenaran manusia juga berlaku yang paling urgen yaitu hak
kebenaran Allah ini semua tidak akan dapat di ambil oleh manusia jika manusia tidak
menggunakan keimanan dan ketataan.

9. Apakah sumber ilmu pengetahuan menurut (epistemologi) filsafat pendidikan Islam dan alat
untuk memperolehnya?
Jawab :
Epistemologi sekuler hanya didasarkan pada kekuatan akal (rasional) dan empiris semata,
sedangkan dalam epistemologi pendidikan Islam pengetahuan tak hanya didasari oleh dua faktor
tersebut, tetapi juga bersumber pada wahyu yang berasal dari Al-Quran dan As Sunnah. wahyu
itu justru menjadi kualitas tertinggi dari ilmu pengetahuan dasar. Wahyu melindungi akal dari
kesalahan dan menyediakan informasi tentang suatu hal yang tidak kasat mata mengingat akal
tidak bisa memahami secara penuh dunia yang empiris tanpa bantuan, sekaligus wahyu berperan
sebagai imam bagi akal. Wahyu yang membimbing, mengarahkan, mengontrol, dan memberikan
inspirasi terhadap epistemologi. Selain itu, pengetahuan manusia dalam disiplin ilmu juga sangat
terbatas, sehingga wahyu diperlukan bagi manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Akal manusia bisa diperdaya dan kecerdasannya pun terbatas dalam menginterpretasikan
beragam persepsi.
Di sisi lain, manusia tidak bisa mengetahui hal yang tak kasat mata, di mana masa lalu dan masa
depan diyakini tidak dapat diketahui. Untuk mengatasi kendala-kendala, kelemahan-kelemahan,
problematika pendidikan Islam serta untuk membangun peradaban Islam yang lebih baik
tersebut, perlu melakukan reformasi atau merekonstruksi epistemologi pendidikan Islam. Dengan
adanya reformasi epistemologi pendidikan Islam ini diharapkan kualitas belajar dan penelitian
akan tercapai sehingga dapat mendorong peserta didik dan pengajar untuk melakukan proses
KBM dalam bingkai tauhid. Di samping itu, rekonstruksi epistemologi pendidikan Islam ini
bertujuan untuk mewujudkan model pendidikan Islam yang mencerdaskan. Semoga tulisan kecil
ini, dapat ikut andil dalam membenahi sistempendidikan Islam saat ini untuk membangun
peradaban Islam yang lebih baik.
Sumber ilmu pengetahuan epistimologi filsafat pendidikan Islam ialah alam tabiat atau alam
fisik, al- Quran dan al-Hadis, alam semesta, peristiwa-peristtiwa yang terjadi atau sunahtullah
dan alat untuk memperolehnya adalah pertama indra yaitu dengan menggunakan penglihaan,
perasaan dan pendengaran dalam menyimak sebuahfenomena yang terjadi, logika yang
memecahkan masalah atau mencari kebenaran atau menjawab fenomena yang ada menggunakan
akal. Alam akal, analogi, hati dan ilham, alat untuk memperolehnya juga dengan menggunakan
alam akal, analogi, hati dan ilham, pengalaman manusia dalam interaksinya dengan diri,
lingkungan sosial dan alam sekitar. Namun tidak hanya sampai disitu perlu adanya pembuktian
dengan cara penelitian secara emperisme, dengan hasil emperisme dapa di telaah dengan intuisi
dan akal dengan berpijak pada wahyu dengan cara perenungan lebih mendalam.

10. Apa saja karakteristik filsafat pendidikan Islam?
Jawab :
Terdapat 7 karakteristik Filsafat Pendidikan Islam :
1) Berdasarkan Al Quran , Hadist dan akal/ijtihad.
2) Besifat kreatif, inovatif dan selalu bernuansa mengangkat derajat dan martabat manusia.
3) Menumbuhkembangkan potensi sekaligus mengarahkan atau membentuk peserta didik sejalan
dengan visi Islam.
4) Menggunakan metode yang berorientasi pada pembentukan sikap dan internalisasi njlai-nilai
Islami disamping metode yang berorientasi pada memandaikan anak dan bersifat keilmuan.
5) Obyek pendidikannya mencakup pendidikan fisik, psikis (termasuk akal, hati, keterampilan), dan
rohani dalam arti spiritual.
6) Arti, peranan, dan fungsi fitrah yang istimewa dan lain dari yang lain menyertai pendidikan
Islam.
7) Menerima hasil penelitian terhadap hukum alam (hasil penelitian rasional-empirik), dan hasil
penafsiran terhadap wahyu berupa ayat-ayat al Quran dan Hadist yang sahih, sebagai sumber
kebenaran dan sumber ilmu pengetahuan.

11. Jelaskan ruang lingkup filsafat pendidikan Islam! Apa dan bagaimana bedanya dengan ilmu
pendidikan Islam!
J awab:
Ruang lingkup filsafat Pendidikan Islam ialah realitas-realitas dasar kemudian tema-tema
penting pendidikan islam di bahas secara filosofis dengan cara kerja filsafat hingga
menghasilkan konsep-konsep bijaksana berkenaan dengan pilar-pilar pendidikan islam yang
dilandasi pemiliran luas dan mendalam. Disamping itu ruang lingkup filsafat Pendidikan
Islam juga merupakan masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti
masalah tujuan pendidikan, masalah guru, kurikulum, metode, dan lingkungan.
Ruang lingkup ilmu pendidikan Islam realitas-realitas dasar kemudian tema-tema penting
pendidikan islam di bahas secara rasional dan empirik menggunakan paradigma ilmiah yaitu
yang dapat di ukur dan sisttematis

12. Apakah manusia itu? Apa yang membedakannya dari makhluk lain? (misal : binatang,
setan, dan malaikat) ?
J awab:
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang terdiri dari fisik, psikis dan rohaniyang
mengakomondasi seluruhnya. Yang membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya adalah
bahwa manusia merupakan ciptaan Allah yang dikaruniai perangkat yang lebih lengkap dengan
makhluk lainnya, yaitu instink, gerak, refleks, panca indera, nafsu dan akal (dalam konsep Islam,
akal tidak hanya rasio ia meliputi pula intuisi hati, dan hati nurani) serta potensi beragama.Tidak
ada makhluk di bumi ini ang mendapatkan karunia selengkapnya dan yang teristimewa dari
anugerah Allah tersebut adalah potensi akal dan nafsu yang mampu membuat manusia mencapai
derajat tertinggi sekalipun dibandingkan dengan malaikat, yang notabene tidak pernah
melakukan perbuatan dosa. Namun apabila anugrah yang diberikan akal dan nafsu salah di
gunakan maka temapat yang tinggi menjadi rendah serendah rendahnya dan lebih rendah dari
pada binatang. Manusia juga diberi ruh sekaligus jasad dengan plus hidayah hidayah agama
disamping poensi-potensi dasar lainnya deng kebebasan berpikir dengan menggunakan akalnya
Binatang tidak memiliki akal dan tidak memiliki potensi beragama. Tumbuhan hanya memiliki
hidayah, instink. Malaikat hanya memiliki nafsu positif dan tidak memiliki nafsu negative karena
seluruh malaikat adalah mahluk yang sangat taat dan tunduk kepada rabb mereka ini merupakan
sunahullah kepada mereka.Tetapi manusia memiliki itu semua. Inilah yang membedakan antara
manusia dengan makhluk-makhluk Allah yang lainnya.

13. Apa tujuan hidup manusia? Apa relevansinya dengan konseptualisasi tujuan pendidikan Islam?
J awab:
Tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah kepada allah sebagai hambaNYA dan menjadi
khalifah yang sukses dalam memimpin dan memakmurkan bumi. Sebagaimana yang termaktub
dalam firman Allah sebagai berikut:
1. QS. Az Zariyat : 56
4`4 e^UE= O}_^- "^e"-4 )
p+lu4Og ^)g
Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada KU
Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada
Allah.

2. QS. Al Baqarah : 30
^O)4 4~ CG4O gOj^UEUg
O)E+) gN~E} O) ^O- LOEO)UE= W
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bum...
Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan tujuan memimpin
(menjadi khalifah) dimuka bumi.

14. Menurut anda, mengapa manusia ditetapkan menjadi khalifah dimuka bumi (bukan makhluk
yang lain)?
J awab:
Kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti
meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah.
Menurut saya karena segala sesuatu yang dimiliki oleh makhluk lain dimiliki juga oleh manusia
tetapi makhluk lain hanya memiliki sebagian sebagian yang dimiliki oleh manusia. Sebut saja
malikat mengapa tidak dijadikan khalifah itu karena malaikat hanya mempunyai rasa takwa dan
patuh kepada Rabb tidak mempunyai jasad dan nafsu dan akal yang dimiliki hanya akal yang
sudah di set hanya untuk berfikir positif tanpa ada masalah dalam kehidupannya hanya
menjalankan kehidupan yang sangat kaku tidak ada kolaborasi hanya itu itu saja di alam mereka
tidak ada kompetisi dalam menjalani sebuah kehidupan karena kehidupan mereka telah dikotak-
kotakkan menurut tugasnnya masing-masing. Begitu pula dengan iblis yang hampir sama
identitasnya dengan malaikat jika malaikat identik dengan hal yang berbau positif berbeda
halnya dengan iblis yang berbau negatif pasalnya iblis hanya menjalani kehidupan hanya satu
misi yaitu mempengaruhi manusia agar masuk neraka yang hidup sampai akhir zaman yang idak
ada jasad hanya nafsu untuk menghasut manusia, disini mereka tidak ada kompetisi untuk hidup
lebih baik hanya menjurus kepada sikap yang membbangkang terhadap rabb, oleh karena itu
iblis tidak layak untuk di jadikan khalifah, begitu juga dengan binatang hanya di berikan
kesempatan hidup seperti manusia namun tidak di berikan akal dan hati nurani hanya nafsu saja
walaupun diberikan jasad oleh karena itu binatang tidak memiliki pandangan hidup, hidup hanya
mengikuti sebagaimana air mengalir.

15. Menurut anda, apa kelebihan dan kelemahan manusia dibanding makhluk lain?
J awab:
a. Kelebihan
Kelebihan manusia dibandingkan dengan makluk lain ialah Letak perbedaan yang
paling utama antara manusia dengan makhluk lainnya adalah dalam kemampuannya
melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang memlikinya,
sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat instinctif.
Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang
bagaimanapun, baik di darat, di laut, maupun di udara. Sedangkan binatang hanya
mampu bergerak di ruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang bergerak di
darat dan di laut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui
manusia. Mengenai kelebihan manusia atau makhluk lain dijelaskan dalam surat Al-Isra
ayat 70.
;4 E4^`OE /j_4 4E1-47
_E4U4EO4 O) )OE^- @O4l^-4
_E4^~Ee4O4 ;g)` ge4lj1-C-
_4LU_4 _O>4N OOgV ;}Og)`
E4^UE=1E1_^> ^_
Artinya: Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami
ciptakan.
Diantara karakteristik manusia adalah :
1. Aspek Kreasi
2. Aspek Ilmu
3. Aspek Kehendak
4. Pengarahan Akhlak
Selain itu Al Ghazaly juga mengemukakan pembuktian dengan kenyataan faktual dan
kesederhanaan langsung, yang kelihatannya tidak berbeda dengan argumen-argumen
yang dibuat oleh Ibnu Sina (wafat 1037) untuk tujuan yang sama, melalui pembuktian
dengan kenyataan faktual. Al Ghazaly memperlihatkan bahwa; diantara makhluk-
makhluk hidup terdapat perbedaan-perbedaan yang menunjukkan tingkat kemampuan
masing-masing. Keistimewaan makhluk hidup dari benda mati adalah sifat geraknya.
Benda mati mempunyai gerak monoton dan didasari oleh prinsip alam.
Sedangkan tumbuhan makhluk hidup yang paling rendah tingkatannya, selain
mempunyai gerak yang monoton, juga mempunyai kemampuan bergerak secara
bervariasi. Prinsip tersebut disebut jiwa vegetatif. Jenis hewan mempunyai prinsip yang
lebih tinggi dari pada tumbuh-tumbuhan, yang menyebabkan hewan, selain
kemampuan bisa bergerak bervariasi juga mempunyai rasa. Prinsip ini disebut jiwa
sensitif. Dalam kenyataan manusia juga mempunyai kelebihan dari hewan.
Manusia selain mempunyai kelebihan dari hewan. Manusia juga mempunyai semua
yang dimiliki jenis-jenis makhluk tersebut, disamping mampu berpikir dan serta
mempunyai pilihan untuk berbuat dan untuk tidak berbuat. Ini berarti manusia
mempunyai prinsip yang memungkinkan berpikir dan memilih. Prinsip ini disebut an
nafs al insaniyyat. Prinsip inilah yang betul-betul membeda manusia dari segala
makhluk lainnya. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai
esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg
bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg
independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan
gaya hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan
tanggung jawab yg tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada
sistem nilai.
Al Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan social.
Manusia sebagai basyar tunduk pada takdir Allah, sama dengan makhluk lain. Manusia
sebagai insan dan al-nas bertalian dengan hembusan roh Allah yang memiliki
kebebasan dalam memilih untuk tunduk atau menentang takdir Allah. Manusia memiliki
fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke
dunia.
Potensi yang dimiliki manusia dapat dikelompokkan pada dua hal, yaitu potensi fisik
dan potensi ruhaniah. Potensi fisik manisia adalah sifat psikologis spiritual manusia
sebagai makhluk yang berfikir diberi ilmu dan memikul amanah.sedangkan potensi
ruhaniah adalah akal, gaib, dan nafsu. Akal dalam penertian bahasa Indonesia berarti
pikiran atau rasio. Dalam Al Quran akal diartikan dengan kebijaksanaan, intelegensia,
dan pengertian. Dengan demikian di dalam Al Quran akal bukan hanya pada ranah
rasio, tetapi juga rasa, bahkan lebih jauh dari itu akal diartikan dengan hikmah atau
bijaksana.
b. Kelemahan
Manusia adalah makhluk yang lemah Q.S. an-Nisaa ayat 28 hamka mengattakan bahwa lemah
dalam mengendalikan hawa nafsu dan syahwat hingga allah membolehkan untuk berpoligami
hingga 4.
Manusia itu nakal apabila ia di timpa musibah maka ia bersegera berhadap kepada Allah tetapi
jika mereka sudah lapang mereka melupakan Allah dan mengatakan bahwa semua yang ia
peroleh dari usahanya sendiri dan kepintarannya semata.
Manusia bersikap sombong, ia tidak mau sberterima kasih dan mudah putus asa
Manusia sering mencelakakan dirinya sendiri yaittu dengan mengkonsumsi barang yang di
haramkan tidak menyayangi kesehaan badannya sendiri dsb.
Manusia itu senang membantah (Q.S. an-Nahal : 4 dan al-Kahfi: 54)
Manusia itu bersifat tergesa-gesa ini sering membahayakan dirinya sendiri dan sangat banyak
penyesalan dan kegagalan disebabkan karena ketergesa-gesaan manusia dalam menyelesaikan
masalah. ( Q.S. al-Isra : 11 dan Q.S al- Anbiyaa 17)
Manusia itu pelit bahwa apabila manusia sudah di beri rezeki maka ia akan kikir dalam
membelanjakannya ini di lukiskan dalam (Q.S. Al-Isra : 100)
Manusia juga suka mengeluh Allah Swt menggambarkan dalam al-Quran bahwa manusia selalu
dalam keadaan berkeluh kesah apabila ia di timpa masalah.
Manusia selalu berbuat maksiat terus menerus dan bertindak melampaui batas apabila ia merasa
bahwa ia sudah mempunyai segala-galanya.

16. Apa tugas khalifah Allah dimuka bumi?
J awab:
Tugas manusia sebagai khalifah dimuka bumi:
1. Yang bercorak keduniaan seperti:
a. Memakmurkan bumi, petunjuknya terdapat dalam QS. Hud 11-61 :
W 4O- 74=^ =}g)` ^O-
74OEu4-c-4 OgOg

"Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) da menjadikan kamu pemakmurnya

b. Membangun budaya yang baik, yaitu budaya yang membawa hasanatan fiddunya wal
akhirah .
c. Menjadi rahmat bagi lingkungan dan alam semesta, sesuai dengan firman Allah dalam QS Al
Anbiya :21:107:
.4`4 CE4UEcO ) LO4;OEO
--gUEUg ^_
Dan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam
d. Mencari jawaban atas proplema fenomena yang terjadi dengan bantuan akal melaui ilmu
pengetahuan yang dimiliki
e. Dapat menguasai dunia yang berlandaskan petunjul al-Quran daan al-Hadist
2. Yang bercorak keagamaan antara lain menegakkan agama dengan cara mengusahakan
terselenggaranya pendidikan agama Islam secara proporsional, dakwah dan melaksanakan al
amru bil maruf dan an nahyu anil munkar sampai dengan jihasd dalam arti luas. Sebagaimana
yang diterangkan salah satu ayat al Quran berikut:
7vu1- _O) O):Ec El)4O
gOE'g4^) gOgNOE^-4
gO4L=OO4^- W _^gE_4 /-)
"Og- }=O;O
serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Disamping itu tugas khalifah juga Belajar seperi terdapat dalam (surat An naml : 15-16
dan Al Mukmin :54) belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq adalah
mempelajari ilmu Allah yaitu Al Quran. Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39).ilmu
yang diajarkan oleh khalifatullah bukan hanya ilmu yang dikarang manusia saja, tetapi
juga ilmu Allah. Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 )
17. Bagaimana manusia yang berkualitas (ideal) menurut Islam?
J awab:
Manusia yang berkualitas menurut Islam memiliki ciri-ciri yang digali dari Al quran dan Hadist,
antara lain :
1. Beriman dan bertakwa
2. Berilmu dan sehat lahir dan bathin.
3. Berakhlak mulia
4. Beretos kerja (Islami) tinggi
5. Menunaikan tugas amar maruf nahi munkar
6. Mengembangkan silaturrahim yang baik, tolong menolong dengan masyarakat lingkungan.
7. Profesional
8. Menguasai dan menerapkan manajemen yang baik
9. Mandiri dan mengembangkan sikap entrepreneurship
10. Memberi manfaat kepada orang lain dan menjadi rahmatan lil alamin.
11. Dapat memecahkan masalah yang sedang di hadapi oleh umat manusia

18. Bagaimana konsep fitrah dalam Islam? Apa/bagaimana relevansinya dengan konseptualisasi
pendidikan Islam?
J awab:
Berdasarkan hadist nabi : Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Namun kedua orang
tuanyalah mungkin dapat menjadikannya beragama yahudi, nasrani, atau majusi, dan
kemudian dikaitkan dengan QS. Ar Ruum : 30, dapat dipetik kesimpulan bahwa firtah diartikan
sebagai iman, bertauhid dan Islam. Para pakar pendidikan Islam memperluas arti fitrah, selain
iman, tauhid dan Islam juga pembawaan baik. Jadi setiap manusia pada fitrahnya menyukai
kebaikan, keindahan, kebenaran, keadilan dan sebagainya. Dan tidak menyukai keburukan,
kejahatan, kesalahan, ketidakadilan, dan sejenisnya. Maka segenap fitrah manusia yang berupa
potensi itu selain diusahakan agar tumbuh dan berkembang, mesti dan perlu juga dididik dan
diarahkan. Karena pengaruh keluarga dan lingkungan dalam kehidupan yang dapat merubah
fitrah dasar manusia dari yang baik menjadi buruk.
Fitrah itu pada hakikatnya tidak berubah, hanya lingkungan dan faktor lainnya yang
menyebabkan fitrah itu menjadi kabur. Oleh karena itu penjahat tingkat tinggi sekalipun tidak
akan rela anaknya mau menjadi seorang penjahat. Oleh karena fitrah yang timbul cendrung
kepada kebaikan masih menyala didalam selung hati jiwa manusia kecuali bagi manusia yang
batiniahnya sudah di tutup oleh sang khalik.
Relevansinya dengan konseptualisasi pendidikan Islam :
Dalam mengkondisikan pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan realitas fitrah,
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, terutama dinamika psikologis mereka, hingga
mereka termotivasi untuk belajar dan pembelajaran menjadi sesuatu yang
menyenangkan. Dengan adanya pendidikan yaitu sebagai komando penggiring kehidupan yang
akan dijalani oleh manusia agar fitranya tetap terjaga dengan baik dan dapat membentengi diri
dari pengaruh negatif dalam kehidupan. Karena dengan adanya pagar pendidikan Islam yang
baik seseorag akan merasa terawasi setiap saat oleh sang pencipta dengan keyakinan yang di
miliki berdasarkan pendidikan Islam yang telah ditekuni. Karena dengan perkembangan
globalisasi pendidikan moral sangat memprihatinkan dan percepatan IPTEK yang pesat, dalam
perceppaan IPTEK tidak hanya kelebihannya namun terselib ancaman kekurangannya bagi
manusia yang tidak memanfaatkan dengan baik.

19. Kontribusi apa saja yang bisa digali dari pandangan Islam tentang manusia terhadap
konseptualisasi pendidikan Islam?
Jawab:
Kontribusi yang dapat digali dari pandangan Islam tentang manusia terhadap konseptualisasi
pendidikan Islam, antara lain:
1. Pada penetapan visi, misi dan tujuan pendidikan Islam harus sinkron dan menunjang usaha
pencapaian tujuan hidup manusia menurut ajaran Islam. Karena visi, misi, dan
tujuan pendidikan Islam (mesti) dibuat dalam rangka merealisasikan usaha pencapaian tujuan
hidup orang Islam. Perlu dijadikan catatan bahwasanya penetapan tujuan pendidikan harus
mempertimbangkan baik-baik masalah proses.
2. Pada orientasi pendidikan Islam yang bersikap menumbuhkembangkan serta mengaktualisasikan
potensi peserta didik sekaligus mengarahkannya pada sasaran-sasaran yang sejalan dengan
tujuan hidup manusia menurut ajaran Islam.
3. Pada materi atau isi pendidikan Islam. Bahwasanya isi pendidikan Islam tidak terbatas hanya
ilmu pengetahuan yang berupa mata pelajaran, mata kuliah, atau bidang studi (IPA, IPS-
Humaniora dan Ilmu Agama), lebih dari itu proses penanaman nilai yang bisa direncanakan atau
didesain juga merupakan bagian dari isi pendidikan Islam.
4. Pada pemilihan dan pengaturan materi, referensi, metode pembelajaran, alat peraga dan sistem
evaluasinya, mesti disesuaikan dengan realitas serta perkembangan psikis dan fisik para peserta
didik.
5. Pada konseptualisasi kurikulum pendidikannya, harus mencari relevansi dengan kebutuhan
peserta didik, stakeholder dan masyarakat yang berkepentingan disatu pihak, namun harus tetap
komit dan konsisten dengan visi dan misi pendidikan Islamnya dipihak lain.
6. Pengkondisian pembelajaran, hendaknya disesuaikan dengan realitas fitrah, pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik, terutama dinamika psikologis mereka, hingga mereka termotivasi
untuk belajar dan pembelajaran menjadi sesuatu yang menyenangkan.

20. Apakah makna hidup menurut Islam? Apa/bagaimana implikasi jawaban terhadap pertanyaan
itu terhadap konseptualisasi pendidikan Islam?
J awab:
Makna hidup menurut Islam:
a. Hidup adalah kesempatan untuk beribadah dan mencari ridhaNYA, sebagaimana tujuan
penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana terdapat dalam firman
Allah, QS. Az Zariyat : 56, Yang artinya : Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka beribadah kepadaKU. Beribadah bagi manusia adalah target, standar
keberhasilan, sekaligus tujuan dan tugas dalam hidup ini, disamping kewajiban dan keharusan.
Ibadah dijadikan tumpuan tujuan hidup, jadi jika tidak diamalkan maka batal meraih tujuan
hidup. Sehingga kesadaran akan hal ini sangat tepat menjadi motivasi dalam beramal.
b. Hidup adalah medan untuk melaksanakan tugas sebagai khalifah Allah dimuka bumi, sesuai
dengan firman Allah dalam QS. Al Baqarah : 30 yang terjemahannya : Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah
di muka bumi... dan QS. Al Anam : 165, yang terjemahannya adalah : Dan Dialah yang
menjadikan kamu penguasa-penguasa dibumi dan Dia meninggalkan sebahagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikanNYA kepadamu. Tidak hanya
ibadah yang sifatnya mahdhah saja bagi setiap muslim dalam memandang hidup, melainkan
menggarap bumi dan mengelola urusan dunia dengan baik juga masuk kategori ibadah,
sepanjang cara yang ditempuh mendapat ridhaNYA.
c. Hidup adalah kesempatan untuk beraktualisasi diri dan beramal, sesuai dengan makna firman
Allah dalam QS. At Taubat : 105 : Dan katakanlah : Bekerjalah kamu, Maka Allah dan
RasulNYa serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. Jadi hiduup adalah medan untuk
berkiprah, berusaha dan bekerja. Setiap amal yang positif hendaknya diniatkan dengan ibadah.
Hidup adalah menabung pahala dengan pahala.
d. Hidup adalah medan untuk memperoleh kebaikan didunia dan di akhirat. Firman Allah dalam
QS Al Baqarah : 200-202, Maka diantara manusia ada orang yang berdoa : Ya Tuhan kami,
berilah kami (kebaikan) didunia. Dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan)
diakhirat. Dan diantara mereka ada orang yang berdoa : Ya Tuhan kami, berilah kebaikan
didunia dan kebaikan diakhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. Mereka itulah orang-
orang yang mendapat bahagian dari apa yang mereka usahakan. Kebahagiaan terkait dengan
amal didunia bagi orang yang beriman mesti mengandung nilai ibadah hingga layak baginya
untuk mengharapkan buah kebahagiaan dan keberuntungan diakhirat kelak, disamping
kenikmatan dunia.
e. Hidup sebagai tempat ujian. Ujian tidak hanya berupa musibah, penderitaan, dan realitas yang
tidak diharapkan, namun kenikmatan serta pilihan-pilihan yang dihadapkan juga merupakan
ujian. Firman Allah QS Al kahfi : & : Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada
dibumi sebagai perhiasan baginya, agar kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang
terbaik perbuatannya. Dengan demikian manusia yang beriman tidak akan putus asa ketika
mendapata ujian berupa musibah dan tidak sombong ketika mendapat kenikmatan karena mereka
menyadari bahwa itu adalah ujian dari Allah.
Implikasi terhadap konseptualiasai pendidikan Islam :
Hendaknya wawasan tentang hidup menurut konsep Islam diajarkan kepada peserta didik,
sehingga nantinya dapat diinternalisasikan kedalam diri dan menjadi cara berpikir, pandangan,
keyakinan dan falsafah hidup peserta didik dalam hidupnya. Namun dalam proses
internalisasinya perlu diiringi dengan wawasan realistik keduniaan yang beraneka ragam, dengan
analisis yang cerdas dan proporsional, hingga peserta didik terhindar dari sikap mudah frustasi,
kehilangan pegangan, terjerumus pada pemahaman parsial, ekstrem dan sebagainya. Yang pada
akhirnya akan membentuk pribadi peserta didik yang bertanggung jawab, toleran dan kreatif-
proporsional dalam menyikapi hidup.
21. Bagaimana pandangan dan tanggapan Islam terhadap budaya? Apa dampak (kontribusinya)
terhadap konseptualisasi pendidikan Islam?
J awab :
Budaya, yang secara mudah sering diartikan "hasil budi dan daya manusia", budaya
disebut juga dengan tradisi atau kebiasaan masyarakat. Tradisi, dinamika sosial,
politik, ekonomi, kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, kemiliteran,
kenegaraan, sistem kepercayaan, merupakan produk budi dan daya manusia, tentu
termasuk dalam kategori budaya.

Dalam hal ini ajaran Islam justeru menampilkan ajaran yang sangat jelas.
Dinyatakan dalam firman-Nya, QS. Ali 'Imran 3:110:
+-L7 4OOE= OE`q ;eE_@Ou=q +EE4Ug
4p+O> NOuE^) ]OE_u4>4
^}4N @OE:L^- _ ^
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ...".

Menyuruh berbuat ma'ruf, salah satu bentuk penjabarannya tentu identik dengan usaha
sungguh-sungguh membangun budaya yang baik. Tidak sekadar menerima dan melestarikan
dengan sikap pasif melainkan juga membangun budaya yang baik. Dan tidak menerima budaya
tanpa adanya filter atau adanya sikap selektif.
Kontribusinya terhadap konseptualisasi Pendidikan Islam:
Sebagaimana secara tegas Islam menentang budaya munkar, budaya negatif dan merusak.
Dari penegasan di atas, Islam jelas memerintahkan pemeluknya agar membangun
budaya secara tidak tanggung-tanggung. Karena dengan pembangunan
budaya ma'ruf, budaya baik yang berhasil dibangun, keberhasilan upaya nahi
munkar, mencegah budaya munkar akan sangat terbantu.
Pada sisi cultural universal dan sikap hidup yang berkualitas seperti di bidang
kesenian, entertainment, sosial, ekonomi, politik, memproduksi kebutuhan hidup, prestasi di
bidang teknologi, budaya giat bekerja, disiplin, menghargai waktu, tolong menolong, jujur,
adil, amanah, bertanggung jawab, takwa, profesional (terkandung dalam
ajaran ihsan), menjadi rahmatan lil alamin,dan sebagainya, umat Islam umumnya disinyalir
masih jauh terbelakang di banding umat dan bangsa-bangsa lain, apalagi dibanding masyarakat
negara-negara maju. Konsekuensi logisnya mereka selalu lebih banyak berperan sebagai
obyek.
Satu contoh lemahnya kesadaran berbudaya umat Islam di negeri i ni t ampak j el as pada
mi ni mnya pembuat an dan sinetron yang membangun akhlak yang baik untuk acara-acara
di TV. Dalam rangka melawan efek negatif tayangan-tayangan kontra edukatif yang berdampak
sangat berbahaya bagi keberagamaan dan akhlak generasi muda. melalui TV harus ada usaha
sungguh-sungguh menyediakan produk acara-acara positif edukatif yang dilakukan secara
terencana, sistematis, dan berkesinambungan. Tindakandemikian merupakan contoh membangun
budaya positif. Tanpa imbanganmembangun budaya ma'ruf yang memadai, berbagai
upaya menentang budayamunkar, tampaknya selalu hanya menjadi tindakan yang
menggebu-gebu, tapi tidak membuahkan hasil perbaikan budaya seperti yang diharapkan.
Jadi orientasi "membangun" budaya positif tidak sekadar melestarikannya.
Dalam kehidupan sehari-hari percampuran antara (ajaran amaliah) agama yang bukan budaya
dan perilaku budaya, sangat banyak terjadi. Ajaran amaliah agama yang bukan budaya mudah kita
temukan dalam amalan-amalan"al`ubudiyah" seperti shalat dzuhur empat rakaat dalam keadaan
normal, amalan shalat formalnya diawali dengan takbfratul-ihram, dan diakhiri dengan salam.
Mudah didapatkan pula pada hukum-hukum qath'iy seperti diharamkannya babi dan
khamr (minuman keras). Jelas terbukti ada ajaran agama yang sama sekali bukan budaya. Adapun
hasil ijtihad yang bersumber dari wahyu, kiranya bisa dikategorikan agama yang sudah disertai
budaya. Inimudah ditemukan dalam masalah khilafiyah fighlyyah, misal: penghasilan kerja
profesi yang melebihi nisab, seperti penghasilan dokter, PNS, dan sebagainya wajib dizakati atau
tidak; orang Islam membuka restoran siang hari di bulan Ramadhan, boleh atau tidak; guru
Alqur'an wanita di madrasah, bila sedang datang bulan. Adapun percampuran yang jelas dan
tegas antara ajaran agama dan budaya tampak terang pada orang-orang yang bila melakukan
shalat memakai sarung dan peci. Tata cara shalat mereka berdasarkan ajaran agama,
sedangkan memakai sarung dan peci, jelas termasuk perilaku budaya.Singkatnya dampak atau
kontribusi budaya terhadap konseptualisasi pendidikan Islam ialah agar umat Islam mampu
menciptakan budaya yang sesuai dengan tuntutan ajaran Islam atau mengubah budaya yang dapat
membuat umat Islam rugi dengan mengaplikasikan ilmu pendidikan Islam yang telah ada

22. Bagaimana pandangan Islam tentang Tuhan dan Agama? Apa pengaruhnya (kontribusi) yang
bisa digali bagi konseptualisasi pendidikan Islam?
J awab :
Tentang Allah, ditegaskan dalam QS. al-Ikhlas 112:1-4:
~ 4O- +.- NEO ^ +.-
EO- ^g ;)-4C 4 ;ONC
^@ 4 }74C N-. -O lEO
^j
"Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan
tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia."

Tetapi bagaimanapun "gambaran" tentang Allah, harus dipahami bahwa realitas Allah
adalah lain dari yang lain dan tidak bisa dibayangkan setara persis. Allah berfirman dalam
QS. Asy-Sy.rd 42: 11:
N"^1 gO)Uu1gE E7E* W 4O-4
71gOO- +OO4l^- ^
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia fah yang Maha mendengar
dan Melihat."

Segala sesuatu yang ada didunia ini pastilah ada yang menjadikannya layaknya alam dan
seisinya pastilah ada yang menjadikannya dan yang berbeda dengan apapun. Allah Swt.
Menanamkan oleh karena itu seluruh manusia mencari siapa yang menciptakannya, manusia
melakukan pencaharian dengan menggunakan akalnaya namun manusia tidak dapat
menemukannya hingga perlu adanya petunjuk untuk menjawab semua itu yang lansung berasal
dari Allah yaitu wahyu. Hingga dapat memunculkan keyakinan yang mendalam dan dengan
logika manusia dapat menelaah wahyu unttuk membuktikan keyakinan terhadap adanya tuhan
hingga menemukan tuhan. Namun yang perlu di camkan bahwa penemuan tersebut tidak akan di
temukan tanpa adanya wahyu. Yang membentuk aturan-aturan yang harus di ikuti bagi orang
yang beriman atau menyakini yang disebut dengan agama. Manusia menyakini barang siapa
yang tidak mengikuti peraturan agama maka ia akan sengsara di dunia dan akhirat.
Pandangan manusia terhadap Tuhan dan agama sangat besar pengaruhnya terhadap
pandangan dan orientasi hidup, perilaku, dan mestinya terhadap akhlak dan moral
orang bersangkutan. Tetapi bukan berarti orang beragama secara otomatis kebal dari
godaan, pengaruh dari luar dan kesalahan. Muhammad Iqbal dalam bukunya membagi
keberagamaan orang menjadi tiga fase: fase keyakinan, pemikiran, dan penemuan.
Musa Asy'arie menegaskan jika pembicaraan etos kerja dikaitkan dengan agama, maka
persoalannya ialah pada tahap penghayatan yang mana dari tiga fase tersebut orang
itu berada. Pada tingkat penemuanlahkiranya orang mukmin menampilkan sikap
hidup seperti diungkapkan oleh puisi Iqbal, baris kedua:

The sign of kafir is that he is lost in the horizons
The sign of mu'min is that the horizons are lost in him
Pengaruh atau kontribusi yang bisa digali bagi konsepualisasi pendidikan Islam ialah dengan
adanya pendidikan Islam maka umat manusia dapat mengenal tuhannya.

23. Bagaimana pandangan dan tanggapan Islam terhadap keduniaan? Apa dampak (kontribusi)nya
terhadap konseptualisasi pendidikan Islam?
J awab :
Berbicara masalah keduaniaan tentu sangat global karena dan komperhensif di ambah dengan
ada dunia lain sesudah adanya dunia ini. Sebagian menganggap pesimis enttang dunia ini dan
sebagian lagi ada yang menganggap optimis dengan dunia namun dalam ajaran Islam
menganjurkan untuk optimis dalam dunia fana ini sekaligus optimis dengan dunia akhirat kelak.
Berdasarkan surat Al Qashash : 77, Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadmu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu. Maka Islam memandang keduniaan adalah hal yang tidak kalah pentingnya
dengan akhirat, karena dunia merupakan media yang menentukan perolehan kehidupan akhirat,
kehidupan yang kekal dan abadi. Ayat diatas sejalan dengan maksud hadis atau ungkapan ad
dunya mzraatul akhirah. Dunia adalah ladang untuk akhirat. Tanpa keduniaan yang baik maka
orang tidak akan berhasil mencapai kehidupan akhirat yang baik pula. Karena keduniaan
merupakan syarat mutlak untuk meraih kehidupan akhirat.
Kontribusi terhadap konseptualisasi pendidikan Islam:
Ada kontribusinya bahkan sanga penting bagi semua fihak yang terlibat dalam pendidikan.
Bahwa keduniaan baik berupa harta, pangkat, dan kesenangan duniaan lainya bagi manusia jelas
sangat berguna namun jagan di lupakan bahwa itu semua sebagai alat penguji dan pada
kenyataannya manusia tidak dapat menikmati walaupun dapat memiliki hanya dapat bisa
menggunakan dan di perlukan pertanggung jawaban kelak. Dengan memandang bahwa
menjalani dunia dengan baik adalah syarat untuk memperoleh kehidupan akhirat yang baik pula,
maka pembentukan dan pembangunan moral peserta didik menjadi fokus utama yang harus
dipertanggungjawabkan oleh pendidik. Pemahaman dan kesadaran demikian menjadi penggugah
yang bersifat intrinsik bagi individu yang bersangkutan untuk menegakkan moral, sikap anti
korupsi, jujur, dan bertanggung jwab, khususnya bagi para peserta didik selaku generasi penerus
bangsa.

24. Bagaimana pandangan tentang akhlak, moralitas, etika, dan budi pekerti? Apa dampak
(kontribusi) nya terhadap konseptualisasi pendidikan Islam?
J awab:
Akhlak merupakan sebuah prilaku atau tindakan dan bisa juga dikatakan pembiasaan sikap
manusia dalam berinteraksi dengan seluruh penghuni langit dan bumi baik di mulai dari
hubungan interaksi manusia dengan manusia, manusia dengan tumbuhan dan binatang, manusia
dengan alam dan yang sangat urgen manusia dengan tuhnannya. Untuk menyempurnakan
tindakan atau cara berinteraksi yang baik elah di utus guru yang tidak berakhir ilmunya di telan
masa yaitu nabi Muhammad Saw. Sebagai publikfigur untuk di contoh. Sabda Rasulullah : Aku
diutus tiada lain hanya untuk menyempurnakan kebaikan akhlak maka layaknya seorang
model yang di contoh maka pada diri Rasul telah di berikan conoh bagaimana berakhlak dengan
baik terhadap Allah baik dengan cara beribadah maupun dengan cara mengerjakan yang di seru
dan meninggalkan yang di larang. Sedangkan akhlak terhadap alam ialah menjaga keseimbangan
alam agar tidak membuat kerusakan terhadap alam dan lingkungan khususnya disekitar manusia
masing-masing, disamping itu terdapat akhlak terhadap diri sendiri bagaimana menjaga diri dari
perbuatan dosa, menjaga kesehatan.
Selanjutnya dipersoalkan apakah relevansi tema ini (pandangan Islam tentang akhlak) dengan
konseptualisasi pendidikan Islam. Tentu sangat mudah dicari benang merahnya, karena nuansa
akhlak merupakan sumber nilai, dan internalisasi nilai-nilai merupakan tugas pokok pendidikan
Islam. Kritik tajam terhadap pendidikan (agama) formal justeru terlalu didominasi oleh pengajaran
yang berorientasi pada pembinaan aspek kognitif (keilmuan) dan kurangdidukung oleh pendidikan
pembiasaan, keteladanan, dan bentuk bentuk pendidikan yang berorientasi pada penguatan
keimanan, sikap, dan penanaman nilai-nilai. Banyak di antara mereka pandai berdebat tentang
agama dan moral,tetapi pada waktu yang hampir bersamaan mereka berbuat zalim dan melanggar
hak-hak orang lain, merugikan masyarakat, berlaku tidak adil, dan melakukan tindakan moral, jauh
dari pelajaran agama dan akhlak yang mereka terima di sekolah. Karena cara pendidikan formal di
Indonesia pada umumnya didominasi oleh metode pengajaran yang disadari atau tidak sangat
menekankan pada segi keilmuan yang berpusat di kepala. Di lain pihak, pendidikan yang lebih efektif
bagi internalisasi nilai-nilai seperti metode keteladanan, pembiasaan amal, tuntunan, metode targhib
wa tarhib, dan cara-cara yang berorientasi pada pembentukan sikap kurang mendapat porsi.
Maka bisa dimengerti kalau lulusan lembaga-lembaga pendidikan formal kebanyakan pandai
menjawab soal ujian keagamaan, pintar menerangkan, bahkan memberikan ceramah dan
berteori tentang ajaran agama (Islam). Tetapi sikap, perilaku keagamaan dan akhlak mereka dalam
banyak hal seperti kurang berkorelasi dengan ajaran agama yang mereka kuasai secara
keilmuan.Implikasi pandangan Islam tentang akhlak mewajibkan pendidikan Islam agar
membangun akhlak Islamiah pada peserta didik, baik yang menyangkut hubungan dengan
Allah maupun dengan manusia dan sesama makhluk. Yang paling penting pendidikan di terapkan
dengan pembiasaan dan kettauladanan.

25. Bagaimana pandangan Islam tentang perubahan/modernitas? Apa dampak (kontribusi)nya
terhadap konseptualisasi pendidikan Islam?
J awab:
Islam memandang perubahan dengan sikap resisten, bahkan sangat mendorong adanya
perubahan yang positif, termasuk perubahan budaya, semangatnya dapat kita lihat dalam QS Ar
rad :11, Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan diperkuat hadis rasulullah :
Barang siapa amal atau prestasi yang ia capai hari ini lebih baik daripada kemarin, berarti dai
beruntung, adapun orang yang prestasi atau amalnya hari ini tetap seperti kemarin, berarti dia
terlena, sedangkan orang yang amal atau prestasinya hari ini lebih buruk dibanding kemarin,
maka orang itu adalah orang yang terpuruk. Dengan demikian dapat dipahami bahwa menurut
Islam adanya perubahan positif merupakan kunci kemajuan dan perbaikan.
Kontribusinya terhadap Konseptualisasi Pendidikan Islam : Pemahaman dan cara berpikir bahwa
Islam sangat menganjurkan perubahan positif yang merupakan kunci kemajuan dan perbaikan
akan memperluas wawasan dan membentuk sikap yang toleran terhadap berbagai perubahan
tanpa kehilangan pegangan dan pendirian bagi pendidik dan khususnya pesrta didik. Dengan
demikian peserta didik menjadi generasi yang mampu menyesuaikan diri dan tetap efektif
berjuang ditengah perubahan sosial yang mendunia tanpa kehilangan komitmen dan sikap takwa.

Anda mungkin juga menyukai