Anda di halaman 1dari 7

MODEL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM

Disusun oleh :

Indra Maulana NIM : [2021862088058]

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang mendapat banyak perhatian
dari para ilmuwan. Hal ini karena di samping peranannya yang amat strategis dalam rangka
meningkatkan sumber daya manusia, juga karena di dalam pendidikan Islam terdapat berbagai
masalah yang kompleks dan memerlukan penanganan segera.

Bagi mereka yang akan terjun ke dalam dunia pendidikan Islam harus memiliki wawasan yang
cukup tentang pendidikan Islam dan memiliki kemampuan untuk mengembangkannya sesuai
dengan tuntutan zaman.

Terkait dengan hal di atas, maka sekiranyalah kita memahami apa yang dimaksud dengan
pendidikan Islam serta berbagai masalah yang berhubungan dengannya, dan mengetahui
berbagai model yang dilakukan dalam penelitian kependidikan Islam sebagai bahan
perbandingan untuk melakukan konsep-konsep pendidikan Islam sesuai tuntutan zaman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari model penelitian pendidikan Islam?

2. Aspek-aspek apa saja yang tercakup dalam pendidikan Islam?

3. Bagaimana model penelitian pendidikan Islam?


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Penelitian
Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau
konsep yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasai. Bentuknya dapat berupa model
fisik (market, bentuk prototipe), model citra (gambar rancangan, citra komputer), atau rumusan
matematis.

Sedangkan penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang dilakukan
secara teliti, dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan
langkah-langkah tertentu. Dalam mencari fakta-fakta ini diperlukan usaha yang sistematis untuk
menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah.

Dari definisi model dan penelitian di atas, maka bisa kita simpulkan bahwa yang dimaksud
dengan model penelitian adalah rencana, representasi, dan deskripsi atas suatu usaha yang
sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah.

B Pengertian Pendidikan Islam


Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara
sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama. Definisi ini selanjutnya dinilai oleh Ahmad Tafsir sebagai
definisi yang belum mencakup semua yang kita kenal sebagai pendidikan. Definisi itu cukup
memadai bila kita membatasi pendidikan hanya pada pengaruh seseorang kepada orang lain,
dengan sengaja (sadar). Pendidikan oleh diri sendiri dan oleh lingkungan, Nampak belum
tercakup ke dalam batasan pendidikan yang diberikan oleh Ahmad D. Marimba tersebut. Namun
demikian,1

Secara formal, pendidikan adalah pengajaran (at-tarbiyah, at-ta’lim). Sebagaimana Muhaimin


(2001:37) katakana bahwa pendidikan adalah aktivitas atau upaya yang sadar dan terencana,
dirancang untuk membantu seseorang mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan
keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental dan sosial.2
1

1
Ahmad Tafsir, Loc. Cit, h. 25
2
Drs. Hasan Basri, M.Ag., Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2009, h. 53.
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. menyimpulkan bahwa pendidikan adalah merupakan usaha
atau proses yang ditujukan untuk membina kualitas sumber daya manusia seutuhnya agar ia
dapat melakukan perannya dalam kehidupan secara fungsional dan optimal. Dengan demikian,
pendidikan pada intinya menolong manusia agar dapat menunjukkan eksistensinya secara
fungsional di tengah-tengah kehidupan manusia. Pendidikan demikian akan dapat dirasakan
manfaatnya bagi manusia.3

C. Aspek-Aspek Pendidikan Islam


Pendidikan Islam sebagaimana pendidikan lainnya memiliki berbagai aspek yang tercakup di
dalamnya. Aspek tersebut dapat dilihat dari segi cakupan materi didikannya, filsafatnya,
sejarahnya, kelembagaannya, sistemnya, dan dari segi kedudukannya sebagai sebuah ilmu. Dari
aspek materi didikannya, pendidikan Islam sekurang-kurangnya mencakup pendidikan fisik,
akal, agama (akidah dan syari’ah), akhlak, kejiwaan, rasa keindahan, dan sosial
kemasyarakatan.4

Dilihat dari segi sejarah atau periodenya, pendidikan Islam mencakup:

1) Peride pembinaan Islam yang berlangsung pada zaman Nabi Muhammad SAW. Masa
ini berlangsung sejak Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dan menerima
pengangkatannya sebagai rasul, sampai dengan lengkap dan sempurnanya ajaran Islam
menjadi warisan budaya umat Islam. Masa tersebut berlangsung selama lebih kurang 23
tahun, yaitu Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama kali, yaitu tanggal 17
bulan Ramadhan di tahun sebelum hijrah, bertepatan dengan 6 Agustus 610 M, sampai
dengan wafatnya pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal, tahun 11 hijrah, bertepatan dengan 8
Juni 832 M.
2) Periode pertumbuhan pendidikan Islam yang berlangsung sejak zaman Nabi
Muhammad wafat sampai masa akhir Bani Umayyah yang diwarnai oleh berkembangnya
ilmu-ilmu naqliyah. Pada masa pertumbuhan dan perkembangannya itu, pendidikan
Islam mempunyai dua sasaran. Pertama, yaitu generasi muda sebagai generasi penerus
dan masyarakat bangsa lain yang belum menerima ajaran Islam; dan kedua, adalah
penyampaian ajaran Islam dan usaha internalisasinya dalam masyarakat bangsa yang baru
menerimanya yang di dalam Islam lazim disebut sebagai dakwah Islami.
3) Periode kejayaan (puncak perkembangan) pendidikan Islam, yang berlangsung sejak
permulaan Daulah Abbasiyah sampai dengan jatuhnya Bagdad, yang diwarnai oleh
berkembangnya ilmu akliah dan timbulnya madrasah, serta memuncaknya perkembangan
kebudayaan Islam;
2

3
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Metodologi Studi Islam, Jakarta, 2010, h.338
4
Lihat Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhama, 1944), cet. I, hlm. 1.
4) Periode kemunduran pendidikan Islam, yaitu sejak jatuhnya Bagdad sampai jatuhnya
Mesir ke tangan Napoleon, yang ditandai dengan runtuhnya sendi-sendi kebudayaan
Islam dan berpindahnya pusat-pusat pengembangan kebudayaan ke dunia Barat;
5) Periode pembaharuan pendidikan Islam yang berlangsung sejak pendudukan Mesir
oleh Napoleon sampai masa kini, yang ditandai oleh gejala-gejala kebangkitan kembali
umat dan kebudayaan Islam.5

Selanjutnya, dilihat dari segi kelembagaannya pendidikan Islam mengenal adanya pendidikan
yang dilaksanakan di rumah, mesjid, pesantren, dan madrasah dengan berbagai macam corak dan
pendekatannya,6

D. Model Penelitian Pendidikan Islam


Dilihat dari segi objek kajiannya, ilmu pendidikan dapat dibagi kepada tiga bagian. Pertama,
ada pengetahuan ilmu, yaitu pengetahuan tentang hal-hal atau objek-objek yang empiris,
diperoleh dengan melakukan penelitian ilmiah, dan teori-teorinya bersifat logis dan empiris.

Kedua, pengetahuan filsafat, yaitu pengetahuan tentang objek-objek yang abstrak logis,
diperoleh dengan berpikir, dan teori-teorinya bersifat logis dan hanya logis (tidak empiris).

Ketiga, Pengetahuan mistik, yaitu pengetahuan yang objek-objeknya tidak bersifat empiris,
dan tidak pula terjangkau oleh logika.

Pengetahuan (ilmu) pendidikan Islam terdiri dari pengetahuan pengetahuan filsafat


pendidikan, tasawuf (mistik) pendidikan dan ilmu pendidikan. Filsafat dan tasawuf terkadang
disebut ilmu, padahal secara akademis keduanya itu bukan ilmu tetapi pengetahuan karena yang
disebut ilmu harus bersifat empiris dan memiliki cirri-ciri ilmiah. Dengan demikian jika
disebutkan Ilmu Pendidikan Islam, cakupannya ialah masalah-masalah yang berada dalam
dataran ilmu(sains), yaitu objek-objek yang logis dan empiris tentang pendidikan.7

Dari penelitian Ilmu Pendidikan Islam (sains yang empiris) itu akan muncul teori yang
selanjutnya disesuaikan dengan ajaran ajaran Islam. Teori-teori itulah yang kelak disebut teori
Ilmu Pendidikan Islam. Dengan demikian, pengembangan Ilmu Pendidikan Islam tidaklah
mencakup pekerjaan mengembangkan filsafat pendidikan Islam dan tidak pula mengembangkan
manual-manual pendidikan Islam.
3

5
Zuhairini, dkk., op. cit., hlm. 13.
6
Di Indonesia kita mengenal adanya Madrasah Diniyah yang seratus persen mengajarkan pengetahuan agama,
madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah yang mengajarkan tiga puluh persen pengetahuan agama dan sisanya
pengetahuan umum. Madrasah-madrasah tersebut ada yang dikelola oleh swasta dan negri. Yang dikelola oleh
swasta ada yang khusus seperti madrasah pertanian, madrasah pembangunan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

» Model penelitian pendidikan Islam adalah bentuk-bentuk usaha yang sistematis untuk
menemukan jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah pendidikan Islam yang berkisar pada
peserta didik, pendidik, lingkungan, dan komponen-komponen lainnya.

» Pendidikan Islam sebagai sebuah sistem adalah suatu kegiatan yang di dalamnya mengandung
aspek tujuan, kurikulum, guru, metode, pendekatan, sarana prasarana, lingkungan, administrasi,
dan sebagainya yang antara satu dan lainnya saling berkaitan dan membentuk suatu sistem yang
terpadu.

» Pendidikan islam merupakan salah satu bidang studi islam yang mendapat banyak perhatian
dari para ilmuwan. Pendidikan islam terdapat berbagai masalah yang kompleks dan memerlukan
penanganan segera.

—————————————
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Ahmad Tafsir, Loc. Cit, h. 25
[2]
Drs. Hasan Basri, M.Ag., Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2009, h. 53.
[3]
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Metodologi Studi Islam, Jakarta, 2010, h.338
[4]
Lihat Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhama,
1944), cet. I, hlm. 1.
[5]
Zuhairini, dkk., op. cit., hlm. 13.
[6]
Di Indonesia kita mengenal adanya Madrasah Diniyah yang seratus persen mengajarkan
pengetahuan agama, madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah yang mengajarkan tiga puluh
persen pengetahuan agama dan sisanya pengetahuan umum. Madrasah-madrasah tersebut ada
yang dikelola oleh swasta dan negri. Yang dikelola oleh swasta ada yang khusus seperti
madrasah pertanian, madrasah pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai