Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“Paradigma Pendidikan Karakter”

Dosen Pengampu: Dr. H. Tamjidillah, HM Amin, M. Pd

Oleh: Jihan(210106039)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas individu yang

pertama yakni makalah yang berjudul “Paradigma Pendidikan Karakter”

tepat pada waktunya. Adapun tujuan saya dari pembuatan makalah ini

yaitu untuk memenuhi tugas ke-delapan dari bapak Dr. Tamjidillah, M. Pd

pada mata kuliah Pendidikan Ekstrakurikuler.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Tamjidillah, M.

Pd pada mata kuliah Pendidikan Ekstrakurikuler yang telah memberikan

tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan saya

serta pihak yang membaca makalah ini, terutama paham akan Paradigma

Pendidikan Karakter. Saya menyadari, makalah yang dibuat ini jauh dari

kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun, akan

saya terima demi kesempurnaan makalah yang dibuat ini.

Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Mataram, 24 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………….…iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..1

A. Latar Belakang……………………………………………………..…...1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………...2

C. Tujuan………………………………………………………..…………...2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………….………………..3

A. Pelaksanaan Pendidikan Ekstrakurikuler di Sekolah ………………3

BAB III PENUTUP………………………………………………..…….……..14

A. Kesimpulan……………………………………….……………….……14

DAFTAR PUSTAKA………………………………….…...…………………..15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Paradigma adalah cara orang melihat diri mereka sendiri dan lingkungan

yang akan mempengaruhi pemikiran (kognitif), sikap (afektif), dan perilaku

(psykomotor). Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai-

nilai, dan praktik yang diterapkan dalam memandang realitas dalam sebuah

komunitas yang sama, khususnya, disiplin intelektual. Jadi paradigma Pendidkan

adalah cara orang melihat lingkungan pendidikan yang akan mempengaruhi

pemikiran (kognitif), sikap (afektif), dan perilaku (konatif). Pendidikan

ekstrakurikuler merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

kehidupan seseorang karena melalui pendidikan ekstrakurikuler, seseorang

dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan mengembangkan potensi diri,

membentuk pribadi yang bertanggung jawab, serta kreatif. Pendidikan

ekstrakurikuler bertujuan untuk menyediakan lingkungan yang memungkinkan

siswa untuk mengembangkan potensi, bakat dan kemampuannya secara

optimal.

Program ekstrakurikuler di sekolah bersifat sebagai penunjang program

intrakurikuler di sekolah. Dengan disediakannya program ekstrakurikuler oleh

satuan pendidikan diharapkan dapat dijadikan wadah untuk menyalurkan minat,

bakat, hoby, kepribadian, dan kreatifitas siswa yang dapat dijadikan sebagai alat

untuk mendeteksi talenta siswa dan didesain secara profesional sehingga dapat

1
menjadi wahana dalam melahirkan bakat terbesar dalam diri siswa, membentuk

karakter positif pada siswa, dan tempat aktualisasi diri pada siswa.

Program ekstrakurikuler dikatakan berhasil apabila dapat

mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki siswa secara baik dan

memperluas wawasan siswa yang pada akhirnya akan dapat mendukung

program intrakurikuler disekolah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Pelaksanaan Pendidikan Ekstrakurikuler di

Sekolah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pelaksanaan Pendidikan Ekstrakurikuler di Sekolah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Paradigma Pendidikan dalam Pendidikan Karakter

Paradigma adalah cara orang melihat diri mereka sendiri dan lingkungan

yang akan mempengaruhi pemikiran (kognitif), sikap (afektif), dan perilaku

(psykomotor). Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai-

nilai, dan praktik yang diterapkan dalam memandang realitas dalam sebuah

komunitas yang sama, khususnya, disiplin intelektual.

Jadi paradigma Pendidkan adalah cara orang melihat lingkungan

pendidikan yang akan mempengaruhi pemikiran (kognitif), sikap (afektif), dan

perilaku (konatif). Paradigma pendidikan juga dapat berarti seperangkat asumsi,

konsep, nilai-nilai, dan praktik yang diterapkan dalam memandang realitas dalam

sebuah komunitas yang sama, khususnya, disiplin intelektual pendidikan

karakteristik itu sendiri.

Secara umum Pengertian Pendidikan dibagi dua yaitu:

1. Secara Etimologis

Carter V. Good ; Pendidikan atau Paedagogy adalah:

a. Seni, praktik atau profesi sebagai pengajar (pengajaran);

3
b. Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan

prinsip dan metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid

dalam arti luas diartikan dengan istilah pendidikan;

c. Education; proses perkembangan pribadi; proses sosial; profesional

courses; seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang

tersusun yang diwarisi atau dikembangkan generasi bangsa.

Bahasa Arab, pendidikan disebut dengan "tarbiyah" yang diambil dari kata

dasar rabba-yurabbu-tarbiyah yang bermakna memelihara, mengurus,

merawat dan mendidik

Definisi-definisi lainnya dalam arti tarbiyah adalah:

a. Ahmad Ibnu Aly Ibnu Hajar Al-Atsqalani dalam kitab Fathul Bari bi Syarh

Shaih Al-Bukhari (Jilid I: 162) menjelaskan bahwa:

a. Tarbiyah adalah mendidik anak melalui penyampaian ilmu, menggunakan

metode yang mudah diterima sehingga ia dapat mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari

b. Bahasa Yunani; Pendidikan disebut dengan pedagogik, yaitu ilmu

menuntun anak.

c. Bahasa Romawi; Pendidikan disebut dengan Educare, yaitu

mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang

dibawa dan dilahirkan didunia.

d. Bahasa Jerman; Pendidikan disebut dengan erzichung, yakni

membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau

potensi anak.

4
e. Bahasa Jawa; Pendidikan disebut dengan panggulawentah, yaitu

mengolah, mengubah, kemauan, mematangkan perasaan, pikiran dan

watak, mengubah kepribadian anak.

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa pendidikan secara etimologi

mengandung unsur-unsur pembelajaran:

a. Ta'lim dan tadris (instruction); Tahdib dan ta'dib (penanaman karakter/akhlak

mulia);

b. Tadrib (training /pelatihan).

2. Secara Terminologis

a. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 263) menyebutkan pendidikan

berasal dari kata dasar "didik" (mendidik), yaitu "memelihara dan memberi

latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan

pikiran."

Adapun pendidikan mempunyai pengertian "proses pengubahan dan tata

laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan latihan; proses perluasan, dan

cara mendidik“

b. Ki Hajar Dewantara dalam buku Pendidikan (1962:4) menjelaskan bahwa

arti pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi

pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran intellect, dan tubuh anak

agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan

penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.

5
B. Visi Pendidikan Karakter dan Paradigma Pend. Islam

Untuk melihat visi pendidikan karakter, ada baiknya dipahami tentang

beberapa versi visi pendidikan berikut. Visi pendidikan abad 21 UNESCO, yaitu:

4 Pilar Pendidikan sbb:

1. learning to knotes (belajar untuk mengetahui),

2. learning to do; (belajar untuk mengerjakan),

3. learning to be; (belajar menjadi diri sendiri),

4. learning to live together (belajar untuk bekerjasama)

Visi pendidikan Islam, yaitu:

(Wamaa khalaktul jinna wal insa illa liykbudun) Qs. Az-Zariyat 56

Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka

beribadah kepada-Ku.".

(Wahuwallaji jaalakum khlaifa fil ardi warafaa badakum fauka bakdin

darajaat liyabluawakum fii maa aatakum inna rabbaka syariuul ikab wa

innahu lagafuururrahiim). Q.s. Al-An'am165

Artinya: "Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi dan Dia

mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas

6
(karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat

memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Penganpun, Maha Pervayang."

(Bu’istu liutammima makaarimal akhlaq) (Al Hadis)

Artinya:"Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia“(Hadis).

C. Fungsi Pendidikan Karakter

Dalam buku Paradigma Pendidikan Islam menjelaskan, secara teoretis

pendidikan agama di sekolah berfungsi sebagai:

1. Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Serta

membentuk akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin;

2. Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman untuk mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat;

3. Penyesuaian mental peserta didik terhadap situasi lingkungan fisik maupun

sosial;

4. Perbaikan kesalahan, kelemahan peserta didik dalam keyakinan,

pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari;

5. Pencegahan dari pengaruh negatif budaya asing yang dihadapinya sehari-

hari;

6. Pengajaran ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-

nyata);

7. Pendalaman dan Penyaluran pendidikan agama terhadap anak untuk jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

Ahmad Fikri bahwa fungsi pendidikan karakter adalah:

7
1. Pengembangan: pengembangan potensi dasar peserta didik agar berhati,

berpikiran, dan berperilaku baik;

2. Perbaikan: memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur

untuk menjadi bangsa yang bermartabat;

3. Penyaring: untuk menyaring budaya yang negatif dan menyerap budaya yang

sesuai dengan nilai budaya dan karakter bangsa untuk meningkatkan

peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.

Kementerian Pendidikan Nasional ;

Fungsi Pendidikan karakter adalah:

1. Pengembangan potensi dasar, agar "berhati baik, berpikiran baik dan

berperilaku baik".

2. Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku yang sudah

baik.

3. Penyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.

D. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan utama pendidikan Islam adalah membentuk moral yang tinggi

serta akhlak yang mulia. Tujuan pendidikan Islam dalam beberapa dimensi, di

antaranya:

1. Dimensi hakikat penciptaan manusia, yaitu pendidikan bertujuan untuk

membimbing perkembangan peserta didik secara optimal agar menjadi

pengabdi kepada Allah yang setia.

8
2. Dimensi tauhid, yaitu pendidikan bertujuan mengarahkan manusia

sebagai hamba Allah yang bertakwa kepada-Nya.

3. Dimensi moral, yaitu pendidikan bertujuan upaya pengenalan terhadap

nilai-nilai yang baik, kemudian diinternalisasikan, serta diaplikasikan

dalam sikap dan perilaku melalui pembiasaan.

4. Dimensi perbedaan individu, yaitu pendidikan bertujuan usaha

membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal,

menyesuaikan perkembangannya dengan kadar kemampuan dari potensi

yang dimilikinya masing-masing.

5. Dimensi sosial, yaitu pendidikan bertujuan untuk memanusiakan peserta

didik agar berperan dalam statusnya sebagai An-Nas (makluk sosial),

Abdullah (hamba pengabdi Allah) dan khalifah Allah.

6. Dimensi profesional, yaitu pendidikan bertujuan untuk membimbing dan

mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan bakat masing-

masing.

7. Dimensi ruang dan waktu, yaitu pendidikan bertujuan pada dua tujuan

utama, yakni upaya untuk memper oleh keselamatan hidup di dunia dan

kesejahteraan hidup di akhirat.

Tujuan pendidikan Islam secara khusus adalah sebagai berikut.

1. Memperkenalkan pada generasi muda akan akidah Islam, dasar-

dasarnya, asal-usul ibadah, dan cara-cara melaksanakannya dengan

betul, dengan membiasakan mereka berhati-hati mematuhi akidah-akidah

agama serta menjalankan dan menghormati syiar-syiar agama.

9
2. Menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri pelajar terhadapagama

termasuk prinsip-prinsip dan dasar-dasar akhlak mulia.

3. Menanamkan keimanan kepada Allah pencipta alam, kepadamalaikat-

malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, dan hari kiamat berdasarkan paham

kesadaran dan perasaan.

4. Menumbuhkan minat generasi muda untuk menambah pengetahuan

dalam adab dan pengetahuan keagamaan das untuk mengikuti hukum-

hukum agama dengan kecintaan dan kerelaan.

5. Menanamkan rasa cinta dan penghargaan kepada Al-Quran,membacanya

dengan baik, memahaminya, dan mengamalkan ajaran-ajarannya.

6. Menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebudayaan Islam dan

pahlawan-pahlawannya serta mengikuti jejak mereka.

7. Menumbuhkan rasa rela, optimisme, percaya diri, tanggungjawab,

menghargai kewajiban, tolong-menolong atas kebaikan, sabar, berjuang

untuk agama, dan tanah air dan bersiap untuk membalasnya.

8. Mendidik naluri, motivasi, dan keinginan generasi muda dan menguatkan

dengan akidah dan nilai-nilai, dan membiasakan mereka menahan

motivasinya, mengatur emosi dan membimbing dengan baik. Begitu juga,

mengajar mereka berpegang dengan adab sopan pada hubungan dan

pergaulan mereka, baik di rumah, di sekolah, atau di mana saja.

9. Menanamkan iman yang kuat kepada Allah pada diri mereka,perasaan

keagamaan, semangat keagamaan dan akhlak pada diri mereka dan

10
menyuburkan hati mereka dengan rasa cinta, zikir,takwa, dan takut

kepada Allah.

10. Membersihkan hati mereka dari rasa dengki, hasad, iri hati,benci,

kekasaran,

E. Tahap Perkembangan Pendidikan Karakter;

Tahapan perkembangan pendidikan karakter adalah sebagai berikut;

1. Melakukan pemetaan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam SKL mata

pelajaran, tujuan mata pelajaran, standar kompetensi, dan kompetensi

dasar.

2. Menentukan prioritas nilai-nilai yang akan dikembangkan.

3. Memasukkan nilai-nilai yang diprioritaskan ke dalam silabus dan RPP.

4. Menentukan indikator pencapaian nilai-nilai karakter dan mengembangkan

instrumen penilaian.

5. Melaksanakan pembelajaran mengacu pada silabus dan RPP yang

mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.

6. Memberi bantuan kepada peserta didik yang belum menunjukkan

internalisasi nilai-nilai karakter dengan menunjukkannya dalam perilaku.

7. Menentukan indikator pencapaian nilai-nilai karakter dan mengembangkan

instrument penilaian

8. Melaksanakan pembelajaran mengacu pada silabus dan RPP yang

mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.

11
9. Memberi bantuan kepada peserta didik yang belum menunjukkan

internalisasi nilai-nilai karakter dengan menunjukkannya dalam perilaku.

F. Delapan Belas Nilai Pendidikan Karakter

1. Delapan belas nilai pendidikan karakter, yaitu:

2. Religius, sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakanajaran agama

yang dianutnya.

3. Jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,tindakan, dan pekerjaan.

4. Toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,

etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

5. Disiplin, tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

6. Kerja keras, perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas

dengan sebaik-baiknya.

7. Kreatif, berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil

baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

8. Mandiri, sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas.

9. Demokratis, cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak

dan kewajiban dirinya dan orang lain.

12
10. Rasa ingin tahu, sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yangdipelajarinya,

dilihat, dan didengar.

11. Semangat kebangsaan, cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan

kelompoknya.

12. Cinta tanah air, cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, sosial, budaya,ekonomi, dan politik bangsa.

13. Menghargai prestasi, sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagimasyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilan orang lain.

14. Bersahabat/komunikatif, tindakan yang memperlihatkan rasa senang

berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

15. Cinta damai, sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain

merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

16. Gemar membaca, kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai

bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

17. Peduli lingkungan, sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya untuk

memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

18. Peduli sosial, sikap dan tindakan yang selalu ingin memberibantuan pada

orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

13
19. Tanggung jawab, sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas

dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang

Maha Esa.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Paradigma adalah cara orang melihat diri mereka sendiri dan lingkungan

yang akan mempengaruhi pemikiran (kognitif), sikap (afektif), dan perilaku

(psykomotor). Jadi paradigma Pendidkan adalah cara orang melihat lingkungan

pendidikan yang akan mempengaruhi pemikiran (kognitif), sikap (afektif), dan

perilaku (konatif). Paradigma pendidikan juga dapat berarti seperangkat asumsi,

konsep, nilai-nilai, dan praktik yang diterapkan dalam memandang realitas dalam

sebuah komunitas yang sama, khususnya, disiplin intelektual pendidikan

karakteristik itu sendiri.

B. Saran

Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah

masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Oleh Karena itu, penulis

14
berharap kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun untuk

penyempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Powerpoint Pendidikan Ekstrakurikuler Oleh Dr. Tamjidillah, M. Pd

15

Anda mungkin juga menyukai