Anda di halaman 1dari 20

TUGAS 10

PARADIGMA PENDIDIKAN KARAKTER

DISUSUN OLEH :

NAMA : BQ. ROSIDA ARSYAD

NIM : 200106067

KELAS : 5C-PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN


GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MATARAM (2022/2023)

KATA PENGANTAR

i
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang

sehingga makalah ini yang berjudul “Paradigma Pendidikan Karakter” ini

dapat terselesaikan. Kami juga berterima kasih kepada Bapak dosen Dr.

Tamjidillah H.M. Amin, M.Pd yang memberikan tugas ini untuk

pembelajaran dan penilaian untuk mata kuliah Pembelajaran

Ekstrakulikuler.

Dalam makalah ini kami akan membahas masalah mengenai

“Paradigma Pendidikan Karakter” karena sangat penting untuk kita ketahui

apa Prinsip Pendidkan Ektrakurikuler terlebih-lebih dalam mata kuliah

untuk bakal calon guru SD/MI. Kami menyadari sepenuhnya, bahwa

dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun menuju

kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah kami

selanjutnya.

Praya, 16 Oktober 2022

                               Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................i

KATA PENGANTAR. .........................................................................ii

DAFTAR ISI ......................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................1

C. Tujuan.................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN....................................................................2

A. Paradigma Pendidikan Karakter.......................................2

BAB III : PENUTUP...........................................................................16

A. Kesimpulan......................................................................16

B. Saran...............................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sekolah adalah suatu lembaga pendidikan yang ditempuh oleh
peserta didikuntuk mencari ilmu dalam menggapai kesuksesan.
Adanya pendidikan yang berkualitas sangat berpengaruh terhadap
prestasi belajar peserta didiknya. Salahsatu wadah pembinaan siswa
di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler.
Di Indonesia, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah maupun di
perguruantinggi bukanlah sesuatu yang baru. Sebelum mendirikan
jenis kegiatanekstrakurikuler, pihak sekolah maupun perguruan tinggi
tentu sudahmenentukan tujuan didirikannya kegiatan ekstrakurikuler
tersebut.
Untuk mewujudkan terlaksananya program ekstrakurikuler
diperlukanadanya berbagai petunjuk dan pedoman, baik menyangkut
materi maupunkegiatannya, dengan harapan agar program
ekstrakurikuler dapat dilaksanakansesuai dengan tujuan yang ingin
dilaksanakan. Sehingga, dari makalah ini penulis akan menjelaskan
mengenai prinsip dari adanya pendidikanekstrakurikuler
B. Rumusan Masalah
1. Paradigma Pendidikan Karakter?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui Paradigma Pendidikan Karakter

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PARADIGMA PENDIDIKAN KARAKTER

Paradigma adalah cara orang melihat diri mereka sendiri

dan lingkungan yang akan mempengaruhi pemikiran (kognitif),

sikap (afektif), dan perilaku (konatif). Paradigma juga dapat berarti

seperangkat asumsi, konsep, nilai-nilai, dan praktik yang diterapkan

dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama,

khususnya, disiplin intelektual.

Jadi paradigma Pendidkan adalah cara orang melihat

lingkungan pendidikan yang akan mempengaruhi pemikiran

(kognitif), sikap (afektif), dan perilaku (konatif). Paradigma

pendidikan juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai-

nilai, dan praktik yang diterapkan dalam memandang realitas dalam

sebuah komunitas yang sama, khususnya, disiplin intelektual

pendidikan karakteristik itu sendiri.

Secara umum Pengertian Pendidikan dibagi dua yaitu:

B. PENDIDIKAN

1. Secara Etimologis

Carter V. Good ; Pendidikan atau Paedagogy adalah:

a. Seni, praktik atau profesi sebagai pengajar (pengajaran);

2
b. Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan

dengan prinsip dan metode mengajar, pengawasan

dan bimbingan murid dalam arti luas diartikan

dengan istilah pendidikan;

c. Education; proses perkembangan pribadi; proses sosial;

profesional courses; seni untuk membuat dan

memahami ilmu pengetahuan yang tersusun yang diwarisi

atau dikembangkan generasi bangsa.

 Bahasa Arab, pendidikan disebut dengan "tarbiyah"

yang diambil dari kata dasar rabba- yurabbu-tarbiyah

yang bermakna memelihara, mengurus, merawat

dan mendidik

 Definisi-definisi lainnya dalam arti tarbiyah adalah:

 Ahmad Ibnu Aly Ibnu Hajar Al-Atsqalani dalam kitab

Fathul Bari bi Syarh Shaih Al-Bukhari (Jilid I: 162)

menjelaskan bahwa: Tarbiyah adalah mendidik

anak melalui penyampaian ilmu, menggunakan

metode yang mudah diterima sehingga ia dapat

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari

 Bahasa Yunani; Pendidikan disebut dengan

pedagogik, yaitu ilmu menuntun anak.

 Bahasa Romawi; Pendidikan disebut dengan

Educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun,

3
tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa

dan dilahirkan didunia.

 Bahasa Jerman; Pendidikan disebut dengan

erzichung, yakni membangkitkan kekuatan

terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi

anak.

 Bahasa Jawa; Pendidikan disebut dengan

panggulawentah, yaitu mengolah, mengubah,

kemauan, mematangkan perasaan, pikiran dan

watak, mengubah kepribadian anak.

 Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa

pendidikan secara etimologi mengandung unsur-

unsur pembelajaran:

 Ta'lim dan tadris (instruction); Tahdib dan ta'dib

(penanaman karakter/akhlak mulia);

 Tadrib (training /pelatihan).

2. Secara Terminologi

a. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 263)

menyebutkan pendidikan berasal dari kata dasar "didik"

(mendidik), yaitu "memelihara dan memberi latihan

(ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan

kecerdasan pikiran." Adapun pendidikan mempunyai

pengertian "proses pengubahan dan tata laku seseorang

4
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan latihan; proses

perluasan, dan caramendidik.“

b. Ki Hajar Dewantara dalam buku Pendidikan (1962:4)

menjelaskan bahwa arti pendidikan adalah daya upaya

untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti

(kekuatan batin dan karakter), pikiran intellect, dan

tubuh anak agar dapat memajukan kesempurnaan hidup,

yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita

didik selaras dengan dunianya

C. VISI PENDIDIKAN KARAKTER DAN PARADIGMA PENDIDIKAN

ISLAM

Untuk melihat visi pendidikan karakter, ada baiknya

dipahami tentang beberapa versi visi pendidikan berikut. Visi

pendidikan abad 21 UNESCO, yaitu: 4 Pilar Pendidikan sbb:

• learning to knotes (belajar untuk mengetahui),

• learning to do; (belajar untuk mengerjakan),

• learning to be; (belajar menjadi diri sendiri),

• learning to live together (belajar untuk bekerjasama)

• Visi perdidikan Islam, yaitu:

(Wamaa khalaktul jinna wal insa illa liykbudun) Qs. Az-

Zariyat 56

5
Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar

mereka beribadah kepada-Ku.".

(Wahuwallaji jaalakum khlaifa fil ardi warafaa badakum

fauka bakdin darajaat liyabluawakum fii maa aatakum inna rabbaka

syariuul ikab wa innahu lagafuururrahiim). Q.s. Al-An'am165

Artinya: "Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah di

bumi dan Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang

lain, untuk mengujimu atas (karunia) yang diberikan-Nya

kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi

hukuman dan sungguh, Dia Maha Penganpun, Maha Pervayang."

(Bu’istu liutammima makaarimal akhlaq) (Al Hadis)

Artinya:"Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia“

(Hadis).

D. FUNGSI PENDIDIKAN KARAKTER

Muhaimin (2004: 40) dalam buku Paradigma Pendidikan

Islam menjelaskan, secara teoretis pendidikan agama di sekolah

berfungsi sebagai:

1. Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah

SWT. Serta membentuk akhlak mulia peserta didik

seoptimal mungkin;

2. Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman unt

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat;

6
3. Penyesuaian mental peserta didik terhadap situasi lingkungan

fisik maupun sosial;

4. Perbaikan kesalahan, kelemahan peserta didik dalam

keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan

sehari-hari;

5. Pencegahan dari pengaruh negatif budaya asing yang

dihadapinya se hari-hari;

6. Pengajaran ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam

nyata dan nir-nyata);

7. Pendalaman dan Penyaluran pendidikan agama terhadap

anak untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Ahmad Fikri bahwa fungsi pendidikan karakter adalah:

a. Pengembangan: pengembangan potensi dasar peserta

didik agar berhati, berpikiran, dan berperilaku baik;

b. Perbaikan: memperkuat dan membangun perilaku

bangsa yang multikultur untuk menjadi bangsa yang

bermartabat;

c. Penyaring: untuk menyaring budaya yang negatif dan

menyerap budaya yang sesuai dengan nilai budaya dan

karakter bangsa untuk meningkatkan peradaban bangsa

yang kompetitif dalam pergaulan dunia.

Kementerian Pendidikan Nasional ;

Fungsi Pendidikan karakter adalah:

7
a. Pengembangan potensi dasar, agar "berhati baik,

berpikiran baik dan berperilaku baik".

b. Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan

perilaku yang sudah baik.

c. Penyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-

nilai luhur Pancasila.

E. TUJUAN PENDIDIKAN KARAKTER

 M.A. Al-Abrasyi (2003: 22) bahwa tujuan utama

pendidikan Islam adalah membentuk moral yang

tinggi serta akhlak yang mulia.

 Jalaluddin (2003: 93) tujuan pendidikan Islam dalam

beberapa dimensi, di antaranya:

1) Dimensi hakikat penciptaan manusia, yaitu

pendidikan bertujuan untuk membimbing

perkembangan peserta didik secara optimal agar

menjadi pengabdi kepada Allah yang setia

2) Dimensi tauhid, yaitu pendidikan bertujuan

mengarahkan manusia sebagai hamba Allah yang

bertakwa kepada-Nya

3) Dimensi moral, yaitu pendidikan bertujuan upaya

pengenalan terhadap nilai-nilai yang baik, kemudian

diinternalisasikan, serta diaplikasikan dalam sikap dan

perilaku melalui pembiasaan.

8
4) Dimensi perbedaan individu, yaitu pendidikan

bertujuan usaha membimbing dan mengembangkan

potensi peserta didik secara optimal, menyesuaikan

perkembangannya dengan kadar kemampuan dari

potensi yang dimilikinya masing-masing.

5) Dimensi sosial, yaitu pendidikan bertujuan untuk

memanusiakan peserta didik agar berperan

dalam statusnya sebagai An-Nas (makluk sosial),

Abdullah (hamba pengabdi Allah), dan khalifah

Allah.

6) Dimensi profesional, yaitu pendidikan bertujuan

untuk membimbing dan mengembangkan potensi

peserta didik sesuai dengan bakat masing-masing.

7) Dimensi ruang dan waktu, yaitu pendidikan

bertujuan pada dua tujuan utama, yakni upaya

untuk memper oleh keselamatan hidup di dunia

dan kesejahteraan hidup di akhirat.

 Hasan Langgulung (2004: 140)

Tujuan pendidikan Islam secara khusus adalah sebagai

berikut.

1) Memperkenalkan pada generasi muda akan akidah

Islam, dasar-dasarnya, asal-usul ibadah, dan cara-

cara melaksanakannya dengan betul, dengan

9
membiasakan mereka berhati-hati mematuhi akidah-

akidah agama serta menjalankan dan menghormati

syiar-syiar agama.

2) Menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri

pelajar terhadapagama termasuk prinsip-prinsip dan

dasar-dasar akhlak mulia.

3) Menanamkan keimanan kepada Allah pencipta alam,

kepadamalaikat-malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, dan

hari kiamat berdasarkan paham kesadaran dan

perasaan.

4) Menumbuhkan minat generasi muda untuk

menambah pengetahuan dalam adab dan

pengetahuan keagamaan das untuk mengikuti

hukum-hukum agama dengan kecintaan dan

kerelaan.

5) Menanamkan rasa cinta dan penghargaan kepada Al-

Quran,membacanya dengan baik, memahaminya,

dan mengamalkan ajaran- ajarannya.

6) Menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan

kebudayaan Islam dan pahlawan-pahlawannya serta

mengikuti jejak mereka.

7) Menumbuhkan rasa rela, optimisme, percaya diri,

tanggungjawab, menghargai kewajiban, tolong-

10
menolong atas kebaikan, sabar, berjuang untuk

agama, dan tanah air dan bersiap untuk

membalasnya.

8) Mendidik naluri, motivasi, dan keinginan

generasi muda dan menguatkan dengan akidah

dan nilai-nilai, dan membiasakan mereka menahan

motivasinya, mengatur emosi dan membimbing

dengan baik. Begitu juga, mengajar mereka

berpegang dengan adab sopan pada hubungan dan

pergaulan mereka, baikdi rumah, di sekolah, atau di

mana saja.

9) Menanamkan iman yang kuat kepada Allah pada diri

mereka,perasaan keagamaan, semangat keagamaan

dan akhlak pada diri mereka dan menyuburkan hati

mereka dengan rasa cinta, zikir,takwa, dan

takut kepada Allah

10) Membersihkan hati mereka dari rasa dengki, hasad,

iri hati,benci, kekasaran, egoisme, tipuan, khianat,

nifak, serta perpecahan dan perselisihan.

F. TAHAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER

Tahapan perkembangan pendidikan karakter adalah sebagai

berikut;

11
1) Melakukan pemetaan nilai-nilai budaya dan karakter

bangsa dalam SKL mata pelajaran, tujuan mata

pelajaran, standar kompetensi, dan kompetensi dasar.

2) Menentukan prioritas nilai-nilai yang akan dikembangkan.

3) Memasukkan nilai-nilai yang diprioritaskan ke dalam

silabus dan RPP.

4) Menentukan indikator pencapaian nilai-nilai karakter dan

mengembangkan instrumen penilaian.

5) Melaksanakan pembelajaran mengacu pada silabus dan

RPP yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan karakter

bangsa.

6) Memberi bantuan kepada peserta didik yang belum

menunjukkan internalisasi nilai-nilai karakter dengan

menunjukkannya dalam perilaku.

7) Menentukan indikator pencapaian nilai-nilai karakter dan

mengembangkan instrumen penilaian

8) Melaksanakan pembelajaran mengacu pada silabus dan

RPP yang mengintegrasikan nilai- nilai budaya dan

karakter bangsa.

9) Memberi bantuan kepada peserta didik yang belum

menunjukkan internalisasi nilai-nilai karakter dengan

menunjukkannya dalam perilaku.

G. NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

12
Delapan belas nilai pendidikan karakter, yaitu:

1) Religius, sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakanajaran agama yang dianutnya.

2) Jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan

dirinyasebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan,tindakan, dan pekerjaan.

3) Toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai

perbedaanagama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan

tindakan orang lainyang berbeda dari dirinya.

4) Disiplin, tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan

patuhpada berbagai ketentuan dan peraturan.

5) Kerja keras, perilaku yang menunjukkan upaya

sungguhsungguh dalam mengatasi berbagai hambatan

belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan

sebaik baiknya.

6) Kreatif, berpikir dan melakukan sesuatu untuk

menghasilkancara atau hasil baru dari sesuatu yang telah

dimiliki.

7) Mandiri, sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung

padaorang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8) Demokratis, cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang

menilaisama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

13
9) Rasa ingin tahu, sikap dan tindakan yang selalu berupaya

untukmengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu

yangdipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10) Semangat kebangsaan, cara berpikir, bertindak, dan

berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan

negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya.

11) Cinta tanah air, cara berpikir, bersikap, dan berbuat

yangmenunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan

penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan

fisik, sosial, budaya,ekonomi, dan politik bangsa.

12) Menghargai prestasi, sikap dan tindakan yang

mendorongdirinya untuk menghasilkan sesuatu yang

berguna bagimasyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilanorang lain.

13) Bersahabat/komunikatif, tindakan yang memperlihatkan

rasasenang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan

orang lain.

14) Cinta damai, sikap, perkataan, dan tindakan yang

menyebabkanorang lain merasa senang dan aman

atas kehadiran dirinya.

15) Gemar membaca, kebiasaan menyediakan waktu untuk

membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan

bagi dirinya.

14
16) Peduli lingkungan, sikap dan tindakan yang selalu

berupayamencegah kerusakan lingkungan alam di

sekitarnya, dan mengembangkan upaya untuk

memperbaiki kerusakan alamyang sudah terjadi.

17) Peduli sosial, sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberibantuan pada orang lain dan masyarakat

yang membutuhkan.

18)Tanggung jawab, sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya

dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan

(alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha

Esa.

15
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Paradigma Pendidkan adalah cara orang melihat lingkungan

pendidikan yang akan mempengaruhi pemikiran (kognitif), sikap (afektif),

dan perilaku (konatif). Paradigma pendidikan juga dapat berarti

seperangkat asumsi, konsep, nilai-nilai, dan praktik yang diterapkan dalam

memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya,

disiplin intelektual pendidikan karakteristik itu sendiri.

SARAN

Di dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masik

banyak kekurangan yang terdapat dalam pembehasan maupun

kata-kata, karena sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik

Allah SWT. Oleh karena itu penulis berharap untuk dapt diberi

masukan yang sifatnya mebangun dan untuk menyempunakan

hasil dari tugas ini sehingga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua

kalangan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Tamjidillah HM Amin. Dr. Mpd . Drs. Power Poin Mata Kuliah Pendidikan
Ekstrakurikuler smt 5 (Ganjil) 2022/2023.

17

Anda mungkin juga menyukai