Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAKEKAT PENDIDIKAN TUJUAN PENDIDIKAN DAN


SUMBER PENGETAHUAN (AL-QUR'AN)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah filsafat pendidikan
islam

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Fina Pebriani
Gilan detia

Dosen Pembimbing :
Betaria Putra, S.Pd, M. Pd

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTUTUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
1443H/2022M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul hakekat pendidikan tujuan pendidikan dan sumber pengetahuan ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliahfilsafat pendidikan islam. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang jaringan parenkim bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Betaria Putra, S.Pd,


M.Pd.selaku dosen bidang filsafat pendidikan islam yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Kerinci, 13 oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .......................................................................................... II

DAFTAR ISI ........................................................................................................ III

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian hakekat pendidikan ................................................................ 2

2.2 Bagaimana tujuan pendidikan .................................................................. 5

2.2 bagaimana sumber pengetahuan ............................................................... 8

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 9

3.2 Saran ......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hakikat Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk


mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spirituil
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI
Nomor 20 Tahun 2003, pasal1 ayat 1). Kunandar (2007:10a) mengatakan
bahwa: “Pendidikan adalah investasi manusia memperoleh pengakuan dari
banyak kalangan ahli”. Pendidikan dapat diartikan juga merupakan
serangkaian aktifitas untuk perubahan yang lebih baik.

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik
merupakan jabatan profesional. Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar
terus berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber
daya manusia yang berkualitas dan memiliki kepribadian untuk mampu
bersaing baik di forum regional, nasional, maupun internasional.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hakikat pendidikan?


2. Bagaimanakah tujuan dari pendidikan?
3. Bagaimanakah sumber pengetahuan?

1.2 tujuan penulisan


1. Untuk mengetahui tentang hakekat pendidikan.
2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan.
3. Untuk mengetahui sumber pengetahuan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakekat Pendidikan

A. Pengertian Pendidikan

Orang-orang Yunani, lebih kurang 600 tahun Sebelum Masehi,


telah menyatakan bahwa pendidikan ialah usaha membantu manusia
menjadi manusia. Ada dua kata yang penting dalam kalimat itu, pertama
"membantu" dan kedua "manusia."Manusia perlu dibantu agar ia berhasil
menjadi manusia. Seseorang dapat dikatakan telah menjadi manusia bila
telah memiliki nilai (sifat) kemanusiaan. Itu menunjukkan bahwa tidaklah
mudah menjadi manusia.

Tujuan mendidik ialah me-manusia-kan manusia. Agar tujuan itu


dapat dicapai dan agar program dapat disusun maka ciri-ciri manusia yang
telah menjadi manusia itu haruslah jelas. Orang-orang Yunani Lama itu
menentukan tiga syarat untuk disebut manusia. Pertama, memiliki
kemampuan dalam mengendalikan diri; kedua, cinta tanah air; dan ketiga
berpengetahuan. Manusia yang menjadi tujuan pendidikan itu harus
memiliki pengetahuan yang tinggi. Intinya ialah orang harus mampu
berpikir benar.

Pendidikan berasal dari kata didik, artinya bina, mendapat awalan


pen-, akhiran -an, yang maknanya sifat dari perbuatan membina atau
melatih, atau mengajar dan mendidik itu sendiri. Oleh karena itu,
pendidikan merupakan pembinaan, pelatihan, pengajaran, dan semua hal
yang merupakan bagian dari usaha manusia untuk meningkatkan
kecerdasan dan keterampilannya.

Pendidikan secara terminologis dapat diartikan sebagai pembinaan,


pembentukan, pengarahan, pencerdasan, pelatihan yang ditujukan kepada
semua anak didik secara formal maupun nonformal dengan tujuan
membentuk anak didik yang cerdas, berkepribadian, memiliki
keterampilan atau keahlian tertentu sebagaibekaldalam kehidupannya di

2
masyarakat. Secara formal, pendidikan adalah pengajaran (at-
tarbiyah, at-ta'lim).

Pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan seluruh


aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Dengan kata lain,
pendidikan tidak hanya berlangsung di dalam kelas, tetapi berlangsung
pula di luar kelas. Pendidikan bukan hanya bersifat formal, tetapi juga
yang nonformal.

Dari pengertian di atas, secara umum, pendidikan adalah proses


pembinaan manusia secara jasmaniah dan rohaniah. Artinya, setiap upaya
dan usaha untuk meningkatkan kecerdasan anak didik berkaitan dengan
peningkatan kecerdasan inteligensi, emosi, dan kecerdasan
spiritualitasnya.

Makna pendidikan yang lebih hakiki lagi adalah pembinaan akhlak


manusia guna memiliki kecerdasan membangun kebudayaan masyarakat
yang lebih baik dan mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Oleh
karena itu, dalam pendidikan terdapat proses timbal balik antara pendidik,
anak didik, ilmu pengetahuan dan keterampilan yang saling berbagi.

Hakikat pendidikan menjangkau 4 hal yang sangat mendasar, yaitu sebagai


berikut:

1. Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pembinaan akal manusia yang


merupakan potensi utama dari manusia sebagai makhluk berpikir. Dengan
pembinaan olah pikir, manusia diharapkan semakin meningkat
kecerdasannya dan meningkat pula kedewasaan berpikirnya, terutama
memiliki kecerdasan dalam memecahkan permasalahan dalam
kehidupannya; shinab
2. Pendidikan pada hakikatnya adalah pelatihan keterampilan setelah
manusia memperoleh ilmu pengetahuan yang memadai dari hasil olah
pikirnya. Keterampilan yang dimaksudkan adalah suatu objek tertentu
yang membantu kehidupan manusia karena dengan keterampilan tersebut,
manusia mencari rezeki dan mempertahankan kehidupannya;

3
3. Pendidikan dilakukan di lembaga formal dan nonformal, sebagaimana
dilaksanakan di sekolah, keluarga, dan lingkungan masyarakat.
4. Pendidikan bertujuan mewujudkan masyarakat yang memiliki kebudayaan
dan peradaban yang tinggi dengan indikator utama adanya peningkatan
kecerdasan intelektual masyarakat, etika dan moral masyarakat yang baik
dan berwibawa, serta terbentuknya kepribadian yang luhur.

Hakikat pendidikan dalam Islam adalah kewajiban mutlak yang


dibebankan kepada semua umat Islam, bahkan kewajiban pendidikan atau
mencari ilmu dimulai semenjak bayi dalam kandungan hingga masuk ke liang
lahat.

2.2 Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan pada dasarnya ditentukan oleh pandangan hidup


(way of life) orang yang mendesain pendidikan itu. Tujuan pendidikan adalah
hal pertama dan terpenting bila kita merancang, membuat program, serta
mengevaluasi pendidikan. Program pendidikan 100% ditentukan oleh
rumusan tujuan. Mudahnya: mutu pendidikan.

Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa


dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu insan yang beriman
serta bertaqwa terhadap yang kuasa yang Maha Esa serta berbudi pekerti
luhur, mempunyai pengetahuan serta keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yg mantap serta berdikari serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan serta kebangsaan.

a. Manusia Terbaik Sebagai Tujuan Pendidikan


Tujuan pendidikan akan sama dengan gambaran manusia terbaik
menurut orang tertentu. Sekalipun demikian tetap saja ia menginginkan
tujuan pendidikan itu haruslah manusia terbaik. Tujuan pendidikan sama
dengan tujuan manusia. Manusia menginginkan semua manusia, termasuk
anak keturunannya, menjadi manusia yang baik. Kualitas baik seseorang
ditentukan oleh pandangan hidupnya. Bila pandangan hidupnya berupa

4
Agama maka manusia yang baik itu adalah manusia yang baik menurut
agamanya. Bila pandangan hidupnya sesuatu mazhab filsafat, maka
manusia yang baik itu adalah manusia yang baik menurut filsafanya itu.
Perbeadaan itu dipersempit tatkala Negara merumuskan tujuan
pendidikan (tujuan pendidikan nasional)-nya. Tatkala membuat rumusan
terjadilah "perdebatan" berkepanjangan. Penganut agama menginginkan
tujuan pendidikan Negara dirumuskan bredasarkan agamanya; orang
filsafat menginginkan tujuan pendidikan Negara ditentukan oleh ajaran
filsafatnya; penganut warisan nenek moyang demikian juga. Untunglah
setiap Negara mempunyai filsafat Negara. Sesuai dengan filsafat
Negaranya itu Negara tersebut merumuskan tujuan pendidikan negaranya.
Dari rumusan nini akan muncul tujuan pendidikan menurut masing-masing
Negara.
b. Karakteristik lulusan yang diharapkan
Lulusan yang diharapkan ialah lulusan yang merupakan manusia
terbaik. Cirinya cukup dua saja yaitu (1) mampu hidup tenang dan (2)
produktif dalam kehidupan bersama. Tetapi dua ciri itu masih terlalu
umum sehinggan program pendidikan agak sulit didesain untuk mencapai
dua tujuan tersebut. Jika dirincikan lebih jauh maka kita akan memiliki
tiga ciri saja sebagai berikut.
1) Badan sehat serta kuat. Sehat ialah tidak sakit jelaskan tidak
penyakitan. Ini diperlukan agar tenang dan mampu produktif. Kuat
ialah kemampuan otot dan non otot dalam penyelesaikan pekerjaan.
Ini penting agarar dapat produktif maksimal.
2) Otaknya cerdas serta pandai. Cerdas artinya pintar.cirinya yang
paling mudah dikenali ialah mampu menyelesaikan masalah secara
cepat dan tepat;juga salah sau ciri orang pintar ialah ia jarang
memerintah atau menyuruh orang lain. Keampuan ini dibawa sejak
lahir. Ukuran yang biasa digunakn ialah Intelligence Quotient (IQ).

5
3) Lulusan mesti beriman kuat. Sulit dibayangkan seseorang akan
mudah hidup tenang bil ia tidak beriman. Mungkin saja banyak
kesulitan yang dihadapinya tidak mengganggunya bila masalah itu
dapat dirasionalkan, dapat diselesaikan dengan IQ-nya yang tinggi,
tetapi akan banyak masalah yang pasti ia tidak mampu
merasionalkannya. Disinilah ia memerlukan iman yang kuat.

Dengan tiga modal dasar itu lulusan akan mampu hidup tenang dan
produktif. Keimanan yang kuat akan memberikan kemampuan mengendalikan
diri yang tinggi. Banyak orang yang tidak tenang hidupnya hanya gara-gara
kurang mampu mengendalikan diri. Goleman menyebut kemampuan
mengendalikan diri itu dengan istilah emotional quotient (EQ). Dengan otak
yang cerdas dan terlatih ia akan mampu menyelesaikan masalah-demi masalah
yang dihadapinya. Dengan badan yang sehat serta kuat lulusan akan mampu
mengerjakan tugas-tugasnya. Dengan iman yang kuat lulusan itu akan tahan
banting.

Karakteristik berikut merupakan rincian lebih lanjut dari tiga karakter tadi.

1. lulusan harus berdisiplin tinggi. Disiplin tinggi akan muncul bila ada iman
yang kuat dan pengetahuan mencukupi tentang itu. Disiplin tinggi
bukanlah manusia robot dan bukan pula orang yang selalu bekerja keras,
bukan orang yang selalu bekerja mati-matian. Disiplin tinggi adalah sikap
mental yang ditandai oleh adanya konsistensi yang tinggi.
2. Lulusan harus memiliki sifat jujur. Sifat ini merupakan salah satu turunan
dari hati yang penuh iman. Jujur barulah terwujud bila orang mampu jujur
terhadap diri sendiri; seseorang mampu jujur terhadap orang lain belumlah
dapat dijadikan jaminan bahwa ia jujur.
3. Lulusan harus kreatif. Hanya orang yang kreatif yang mampu melakukan
inovasi. Orang yang kreatif dengan sendirinya inovatif- selalu tidak puas
dengan status quo. Orang ini selalu gelisah, maka ia selalu mencari.
Biasanya orang seperti ini akan menang dalam persaingan.

6
4. Lulusan harus ulet. Intinya ialah tidak mudah putus asa. Ia memiliki jiwa
bushido: menyerah pada saat kematian
5. Lulusan harus berdaya saing tinggi. Pada aspek psikologis, lulusan harus
percaya diri yang tinggi.
6. Lulusan harus mampu hidup berdampingan dengan orang lain. Pada zaman
ini, batas-batas geografis dan batas budaya sudah tidak ada. Orang akan
selalu kontak dengan orang lain, langsung maupun tidak langsung. Bila
seseorang kurang mampu menghormati orang lain yang berbeda dengan
dia maka ia akan mengalami kesulitan dalam bekerjasama dengan orang
lain.
7. Lulusan harus demokratis. Orang yang menganut agama yang kuat
dibarengi fanatisme yang tinggi, seringkali kurang demokratis. Baginya
diperlukan penafsiran teks agama yang sesuai, atau ia akan membatasi
jaringan kerja yang akan ia masuki. Sikap demokratis ini berhubungan
juga dengan toleransi yang tinggi tadi.
8. Kedelapan, lulusan harus menghargai waktu. Bagi orang yang beriman
kuat, menghargai waktu tentulah amat mudah. Tetapi yang dimaksud di
sini juga mencakup menghargai waktu orang lain. Orang yang telah hidup
dengan disiplin tinggi otomatis akan menghargai waktu seperti yang
dimaksud itu.
9. Kesembilan, lulusan harus memiliki kemampuan pengendalian diri yang
tinggi. Menurut Goleman, orang harus punya EQ yang tinggi (Lihat
Goleman, 1997; Shapiro, 1997). Kecerdasan intelektual (IQ) tidak dapat
ditingkatkan, kecerdasan emosi (EQ) dapat ditingkatkan. EQ dapat
ditingkatkan setingkat malaikat, dapat juga diturunkan setingkat hewan
bahkan lebih rendah daripada hewan. Cara terbaik meningkatkan EQ ialah
dengan pendidikan agama.

2.3 Sumber Pengetahuan (Al-Qur'an)


Kitab suci al Qur'an bukan hanya berisi pelajaran dan bimbingan
mengenai hubungan antara manusia dengan Tuhan penciptanya, melainkan

7
mempunyai jangkauan yang jauh lebih luas. Ajarannya meliputi segala
bidang kehidupan dan pergaulan manusia, al Qur'an juga memberikan
petunjuk mengenai hubungan antara manusia dengan dirinya, dengan
masyarakat sekelilingnya dengan makhluk lain dan dengan alam semesta.
Semua itu dimaksudkan untuk tercapainya keselamatan, perdamaian dan
kebahagiaan bagi umat manusia.

Semua ilmu pengetahuan bersumber dari Maha Pencipta dan diajarkan


kepada umat manusia melalui al Qur'an. Mulai dari kosmologi, astronomi,
fisika, matematika dan lain-lain sampai pada ilmu kedokteran semuanya
bersumber dari al Qur'an. Terjadinya pertumbuhan yang pesat dalam ilmu
pengetahuan dan penemuan ilmiah pada abad ke-7 sampai abad ke-14 di
negara-negara muslim, semuanya bersumber dari ayat-ayat al Qur'an.
Melalui al Qur'an diajarkan kepada manusia bahwa alam semesta ini
diciptakan Tuhan untuk manfaat bagi manusia. Awan yang terbentang di
udara, hujan yang tercurah dari awan, bintang yang gemerlapan di langit biru,
bulan dan matahari, semuanya diciptakan untuk kepentingan manusia bagi
manusia yang berfikir.

8
BAB III

PENUTUP

2.4 Kesimpulan
Pendidikan ialah usaha membantu manusia menjadi manusia. Ada dua
kata yang penting dalam kalimat itu, pertama "membantu" dan kedua
"manusia."Manusia perlu dibantu agar ia berhasil menjadi manusia.
Seseorang dapat dikatakan telah menjadi manusia bila telah memiliki nilai
(sifat) kemanusiaan. Itu menunjukkan bahwa tidaklah mudah menjadi
manusia.

Hakikat pendidikan dalam Islam adalah kewajiban mutlak yang


dibebankan kepada semua umat Islam, bahkan kewajiban pendidikan atau
mencari ilmu dimulai semenjak bayi dalam kandungan hingga masuk ke liang
lahat. Tujuan pendidikan pada dasarnya ditentukan oleh pandangan hidup
(way of life) orang yang mendesain pendidikan itu. Tujuan pendidikan adalah
hal pertama dan terpenting bila kita merancang, membuat program, serta
mengevaluasi pendidikan

2.5 Saran
Namun kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh
dari sempurna. Pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”,
manusia tak luput dari salah dan lupa dan kesempurnaan hanya milik Allah
SWT. Oleh karena itu, kami siap untuk diberikan kritik yang tentunya
kritikan yang membangun dan positif, juga diikuti dengan saran yang positif
pula.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. (2015). Filsafat Pendidikan. Jakarta: Kencana

Basri,Hasan.2009. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : CV Pustaka Setia.

Salahuddin,Anas. 2011. Filsafat Pendidikan . Bandung : CV Pustaka Setia.

Tafsir,Ahmad. Filsafat Pendidikan Islami,Integrasi Jasmani,Rohani Dan


Kalbu Memanusiakan Manusia. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

10

Anda mungkin juga menyukai