Disusun Oleh :
Kelompok 6
Fina Pebriani
Gilan detia
Dosen Pembimbing :
Betaria Putra, S.Pd, M. Pd
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul hakekat pendidikan tujuan pendidikan dan sumber pengetahuan ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliahfilsafat pendidikan islam. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang jaringan parenkim bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR .......................................................................................... II
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
2
masyarakat. Secara formal, pendidikan adalah pengajaran (at-
tarbiyah, at-ta'lim).
3
3. Pendidikan dilakukan di lembaga formal dan nonformal, sebagaimana
dilaksanakan di sekolah, keluarga, dan lingkungan masyarakat.
4. Pendidikan bertujuan mewujudkan masyarakat yang memiliki kebudayaan
dan peradaban yang tinggi dengan indikator utama adanya peningkatan
kecerdasan intelektual masyarakat, etika dan moral masyarakat yang baik
dan berwibawa, serta terbentuknya kepribadian yang luhur.
4
Agama maka manusia yang baik itu adalah manusia yang baik menurut
agamanya. Bila pandangan hidupnya sesuatu mazhab filsafat, maka
manusia yang baik itu adalah manusia yang baik menurut filsafanya itu.
Perbeadaan itu dipersempit tatkala Negara merumuskan tujuan
pendidikan (tujuan pendidikan nasional)-nya. Tatkala membuat rumusan
terjadilah "perdebatan" berkepanjangan. Penganut agama menginginkan
tujuan pendidikan Negara dirumuskan bredasarkan agamanya; orang
filsafat menginginkan tujuan pendidikan Negara ditentukan oleh ajaran
filsafatnya; penganut warisan nenek moyang demikian juga. Untunglah
setiap Negara mempunyai filsafat Negara. Sesuai dengan filsafat
Negaranya itu Negara tersebut merumuskan tujuan pendidikan negaranya.
Dari rumusan nini akan muncul tujuan pendidikan menurut masing-masing
Negara.
b. Karakteristik lulusan yang diharapkan
Lulusan yang diharapkan ialah lulusan yang merupakan manusia
terbaik. Cirinya cukup dua saja yaitu (1) mampu hidup tenang dan (2)
produktif dalam kehidupan bersama. Tetapi dua ciri itu masih terlalu
umum sehinggan program pendidikan agak sulit didesain untuk mencapai
dua tujuan tersebut. Jika dirincikan lebih jauh maka kita akan memiliki
tiga ciri saja sebagai berikut.
1) Badan sehat serta kuat. Sehat ialah tidak sakit jelaskan tidak
penyakitan. Ini diperlukan agar tenang dan mampu produktif. Kuat
ialah kemampuan otot dan non otot dalam penyelesaikan pekerjaan.
Ini penting agarar dapat produktif maksimal.
2) Otaknya cerdas serta pandai. Cerdas artinya pintar.cirinya yang
paling mudah dikenali ialah mampu menyelesaikan masalah secara
cepat dan tepat;juga salah sau ciri orang pintar ialah ia jarang
memerintah atau menyuruh orang lain. Keampuan ini dibawa sejak
lahir. Ukuran yang biasa digunakn ialah Intelligence Quotient (IQ).
5
3) Lulusan mesti beriman kuat. Sulit dibayangkan seseorang akan
mudah hidup tenang bil ia tidak beriman. Mungkin saja banyak
kesulitan yang dihadapinya tidak mengganggunya bila masalah itu
dapat dirasionalkan, dapat diselesaikan dengan IQ-nya yang tinggi,
tetapi akan banyak masalah yang pasti ia tidak mampu
merasionalkannya. Disinilah ia memerlukan iman yang kuat.
Dengan tiga modal dasar itu lulusan akan mampu hidup tenang dan
produktif. Keimanan yang kuat akan memberikan kemampuan mengendalikan
diri yang tinggi. Banyak orang yang tidak tenang hidupnya hanya gara-gara
kurang mampu mengendalikan diri. Goleman menyebut kemampuan
mengendalikan diri itu dengan istilah emotional quotient (EQ). Dengan otak
yang cerdas dan terlatih ia akan mampu menyelesaikan masalah-demi masalah
yang dihadapinya. Dengan badan yang sehat serta kuat lulusan akan mampu
mengerjakan tugas-tugasnya. Dengan iman yang kuat lulusan itu akan tahan
banting.
Karakteristik berikut merupakan rincian lebih lanjut dari tiga karakter tadi.
1. lulusan harus berdisiplin tinggi. Disiplin tinggi akan muncul bila ada iman
yang kuat dan pengetahuan mencukupi tentang itu. Disiplin tinggi
bukanlah manusia robot dan bukan pula orang yang selalu bekerja keras,
bukan orang yang selalu bekerja mati-matian. Disiplin tinggi adalah sikap
mental yang ditandai oleh adanya konsistensi yang tinggi.
2. Lulusan harus memiliki sifat jujur. Sifat ini merupakan salah satu turunan
dari hati yang penuh iman. Jujur barulah terwujud bila orang mampu jujur
terhadap diri sendiri; seseorang mampu jujur terhadap orang lain belumlah
dapat dijadikan jaminan bahwa ia jujur.
3. Lulusan harus kreatif. Hanya orang yang kreatif yang mampu melakukan
inovasi. Orang yang kreatif dengan sendirinya inovatif- selalu tidak puas
dengan status quo. Orang ini selalu gelisah, maka ia selalu mencari.
Biasanya orang seperti ini akan menang dalam persaingan.
6
4. Lulusan harus ulet. Intinya ialah tidak mudah putus asa. Ia memiliki jiwa
bushido: menyerah pada saat kematian
5. Lulusan harus berdaya saing tinggi. Pada aspek psikologis, lulusan harus
percaya diri yang tinggi.
6. Lulusan harus mampu hidup berdampingan dengan orang lain. Pada zaman
ini, batas-batas geografis dan batas budaya sudah tidak ada. Orang akan
selalu kontak dengan orang lain, langsung maupun tidak langsung. Bila
seseorang kurang mampu menghormati orang lain yang berbeda dengan
dia maka ia akan mengalami kesulitan dalam bekerjasama dengan orang
lain.
7. Lulusan harus demokratis. Orang yang menganut agama yang kuat
dibarengi fanatisme yang tinggi, seringkali kurang demokratis. Baginya
diperlukan penafsiran teks agama yang sesuai, atau ia akan membatasi
jaringan kerja yang akan ia masuki. Sikap demokratis ini berhubungan
juga dengan toleransi yang tinggi tadi.
8. Kedelapan, lulusan harus menghargai waktu. Bagi orang yang beriman
kuat, menghargai waktu tentulah amat mudah. Tetapi yang dimaksud di
sini juga mencakup menghargai waktu orang lain. Orang yang telah hidup
dengan disiplin tinggi otomatis akan menghargai waktu seperti yang
dimaksud itu.
9. Kesembilan, lulusan harus memiliki kemampuan pengendalian diri yang
tinggi. Menurut Goleman, orang harus punya EQ yang tinggi (Lihat
Goleman, 1997; Shapiro, 1997). Kecerdasan intelektual (IQ) tidak dapat
ditingkatkan, kecerdasan emosi (EQ) dapat ditingkatkan. EQ dapat
ditingkatkan setingkat malaikat, dapat juga diturunkan setingkat hewan
bahkan lebih rendah daripada hewan. Cara terbaik meningkatkan EQ ialah
dengan pendidikan agama.
7
mempunyai jangkauan yang jauh lebih luas. Ajarannya meliputi segala
bidang kehidupan dan pergaulan manusia, al Qur'an juga memberikan
petunjuk mengenai hubungan antara manusia dengan dirinya, dengan
masyarakat sekelilingnya dengan makhluk lain dan dengan alam semesta.
Semua itu dimaksudkan untuk tercapainya keselamatan, perdamaian dan
kebahagiaan bagi umat manusia.
8
BAB III
PENUTUP
2.4 Kesimpulan
Pendidikan ialah usaha membantu manusia menjadi manusia. Ada dua
kata yang penting dalam kalimat itu, pertama "membantu" dan kedua
"manusia."Manusia perlu dibantu agar ia berhasil menjadi manusia.
Seseorang dapat dikatakan telah menjadi manusia bila telah memiliki nilai
(sifat) kemanusiaan. Itu menunjukkan bahwa tidaklah mudah menjadi
manusia.
2.5 Saran
Namun kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh
dari sempurna. Pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”,
manusia tak luput dari salah dan lupa dan kesempurnaan hanya milik Allah
SWT. Oleh karena itu, kami siap untuk diberikan kritik yang tentunya
kritikan yang membangun dan positif, juga diikuti dengan saran yang positif
pula.
9
DAFTAR PUSTAKA
10