Anda di halaman 1dari 15

PENGEMBANGAN KECAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah Prencanaan
Pembelajaran PAI

Dosen Pengampuh: Asrul. S.Pd.I., M.Pd

Disusun Oleh;

Kelompok XII

Nurul Azmi (1012021060)


Tarisa Fadima (1012021070)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) LANGSA
PERIODE 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT.

Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah yang bersangkutan yang diamanatkan oleh dosen penulis. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara
penulisan maupun dalam isi.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis yang


membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini.

Langsa, 10 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II: PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

A. Pengembangan Kecakapan ............................................................................ 3

B. Indukator Pengembangan Kecakapan ........................................................... 4

C. Tujuan Pengembangan Kecakapan................................................................ 9

BAB III: PENUTUP ............................................................................................ 10

A. Kesimpulan .................................................................................................. 11

B. Saran .......................................................................................................... 123

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan modern pada saat ini dihadapkan pada dilema substansial.

Pendidikan diselenggarakan dengan menitik-beratkan pada transmisi sains yang

tanpa karakter, sehingga proses dehumanisasi dalam proses pembangunan bangsa

kerap terjadi. Lemahnya dunia pendidikan dalam mempromosikan nilai-nilai luhur

bangsa menyebabkan semakin terkikisnya rasa kebanggaan terhadap tanah air,

tanggung jawab sosial, bahkan komitmen beragama. Masih banyak praktek

pendidikan yang belum memberikan kesempatan kepada murid untuk

mengembangkan potensi agar memiliki kepribadian yang seutuhnya.1

Secara konseptual pendidikan nasional mendukung gagasan tentang pendidikan

terpadu sebagaimana tertuang dalam rumusan tujuan pendidikan nasional yaitu

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Rumusan tersebut menunjukkan betapa pentingnya keterpaduan dalam

mengembangkan kualitas manusia pada semua dimensinya.

Membangun manusia yang cerdas harus bersamaan dengan memantapkan

keimanan dan ketakwaan agar kecerdasan manusia tetap dalam sikap tunduk dan

1
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinr BAru Algesindo
Offset, 2000, hlm. 138

1
pengakuan akan keberadaan Tuhan. Mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan juga harus disertai dengan penanaman budi pekerti yang luhur agar

manusia yang berpengetahuan tetap bersikap rendah hati sehingga terjadi

keseimbangan antara kesehatan jasmani dan rohani.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud kecakapan?

2. Bagaimana pembelajaran dalam kecakapan?

C. Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui tentang pengembangan dalam kecakapan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengembangan Kecakapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi, kecakapan ialah ialah kemampuan,

kesanggupan, kepandaian atau kemahiran dalam mengerjakan sesuatu. Kecakapan

dalam mengajar atau presentasi adalah keterampilan yang dimiliki dengan

mensinergiskan fungsi panca indera dan otak kiri sebagai bagian dari kecakapan

akademis. Seseorang dikatakan memiliki kecakapan mengajar atau presentasi bila

ia mampu tampil menarik, menyampaikan pengetahuan secara efektif dan

meninggalkan kesan mendalam bagi peserta didik. Setiap kali kita mengajar atau

melakukan presentasi sesungguhnya kita sedang melakukan kegiatan komunikasi.

Setiap kali kita berkomunikasi sesungguhnya kita sedang melakukan transaksi,

baik terhadap diri sendiri maupun terhadap sesuatu/orang lain yang menjadi

sasaran dari komunikasi tersebut.2

Dalam rumusan Pendidikan Nasional tertuju kepada pengembangan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada tuhan

yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Rumusan tersebut

2
Departemen RI dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka:
Jakarta, 1991, hlm. 54.

3
jelas memberikan isyarat bahwa pentingnya keterpaduan dalam pengembangan

kualitas manusia dalam semua dimensi.

Mengembangkan sesuatu kelebihan yang kita miliki, bukanlah suatu hal yang

mudah. Begitu juga dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran IPS. Ilmu

yang kita telah miliki/ketahui merupakan suatu tanggung jawab kita untuk

mengembangkannya, atau dengan istilah lain mengajarkan ilmu yang kita miliki

kepada orang lain. Di bawah ini dijelaskan pengertian dari pengembangan,

kecakapan dan pengembangan kecakapan.

B. Indikator Pengembangan Kecakapan

Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari

taksonomi. Benyamin S. Bloom dan D. Krathw ohl memilah taksonomi

pembelajaran dalam tiga kawasan (1) kognitif, (2) afektif, dan (3) psikomotorik.

1. Kognitif

Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran

berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan

sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. kawasan kognitif ini terdiri

dari 6 (enam) tingkatan yang secara hierarkis beurut dari yang paling rendah

(pengetahuan) sampai ke yang paling tinggi (evaluasi) dan dapat dijelaskan

sebagai berikut:3

3
Zulkarnaini. 2008. Pola Pelaksanaan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup
(Life Skill Education). (Online),(http:id.wordpress.com/tag/life-skill/, diakses 2011

4
a. Tingkat Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menghafal
atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang
pernah diterimanya. Contoh: Siswa dapat menyebutkan kembalai
bangun-bangun geometri yang berdimensi tiga.
b. Tingkat Pemahaman (Comprehension)
Pemahama disini diartikan kemampuan seseorang dalam
mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu
dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.
Contoh: Siswa dapat menjelaskan dengan kata-katanya sendiri tentang
perbedaan bangun geometri yang berdimensi dua dan berdimensi tiga.
c. Tingkat Penerapan (Application)
Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam
menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari. Contoh: Siswa dapat menentukan
salah satu sudut dari suatu segitiga jika diketahui sudut-sudut lainnya.
d. Tingkat Analisis (Analysis)
Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam
menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari. Contoh: Siswa dapat mengolah data
mentah melalui statistika, sehingga dapat diperoleh harga-harga range,
interval kelas, panjang kelas, rata-rata dan standar deviasinya.
e. Tingkat Sintesis (Synthesis)
Sintesis disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan
menyatukan berbagai elemen dan unsure pengetahuan yang ada sehingga
terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Contoh: Siswa dapat

5
menyusun rencana belajar masing-masing sesuai dengan kebijakan yang
berlaku di sekolah.
f. Tingkat Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi disini diartikan kemampuan seseorang dalam membuat
perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan criteria atau
pengetahuan yang dimilikinya. Contoh Siswa dapat menilai unsure
kepdatan isi, cakupan materi, kualitas analisis dan gaya bahsa yang
dipakai oleh seseorang penulis makalh tertentu.
2. Afektif (Sikap dan Perilaku)

Kawasan afektif adalah satu domain yang berkaita dengan sikap, nilai-nilai

interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan

afeksi ini ada lima, dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks

adalah sebagai berikut:4

a. Kemauan Menerima

Kemauan menerima merupakan keinginan untuk memperhatikan

suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku,

mendengar musik atau bergaul dengan orang mempunyai ras berbeda.

b. Kemauan Menanggapi

Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk pada

partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan tugas

terstruktur, menaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan

tugas di laboratorium atau menolong orang lain.

4
Haidar Daulay, Nurgaya Pasa, Pendidikan Islam dalam Mencerdaskan Kehoidupan
Bangsa, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012, hlm. 4.

6
c. Berkeyakinan

Berkeyakinan berkenaan dengan kemauan menerima sistem nilai

tertentu pada diri individu. Seperti menunjukkan kepercayaan terhadap

sesuatu, apresiasi (penghargaan) terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau

kesungguhan (komitmen) untuk melakukan suatu kehidupan sosial.

d. Penerapan Karya

Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai

sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang

lebih tinggi. Seperti menyadari pentingnya keselarasan antara hak dan

tanggung jawab, bertanggung jawab terhadap hal yang telah dilakukan,

memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, atau

menyadari peranan perencanaan dalam memecahkan suatu permasalahan.

e. Ketekunan dan Ketelitian

Ketekunan dan ketelitian merupakan tingkatan afeksi yang tertinggi.

Pada taraf ini individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu

menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya.

Seperti bersikap objektif terhadap segala hal.

3. Psikomotorik

Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan

(skill) yang bersifat manual motorik. Sebagaimana kedua domain yang lain,

domain ini juga mempunyai tingkatan. Urutan tingkatan dari yang paling

sederhana sampai ke yang paling kompleks (tertinggi) adalah sebagai berikut:

7
a. Persepsi

Persepsi berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan

kegiatan. Seperti mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang

sumbang, atau menghubungkan suara musik dengan tarian tertentu.

b. Kesiapan

Kesiapan berkenaan dengan kegiatan melakukan sesuatu kegiatan

(set). Termasuk di dalamnya mental set (kesiapan mental), physical set

(kesiapan fisik), atau emotional set (kesiapan emosi perasaan) untuk

melakukan suatu tindakan.

c. Mekanisme

Mekanisme berkenaan dengan penampilan respons yang sudah

dipelajari dan menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampilkan

menunjukkan kepada suatu kemahiran. Seperti menulis halus, menari

atau menata laboratorium.

d. Respons Terbimbing

Respons terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti,

mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang

lain, melakuan kegiatan coba-coba (trial and error).

e. Kemahiran

Kemahiran merupakan penampilan gerakan motorik dengan

keterampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat,

8
dengan hasil yang baik, namun menggunakan sedikit tenaga. Seperti

keterampilan menyetir kendaraan bermotor.

f. Adaptasi

Adaptasi berkenaan dengan keterampilan yang sudah berkembang

pada diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi

(membuat perubahan) pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan

kondisi tertentu. Hal ini terlihat seperti pada orang yang bermain tenis,

pola-pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan permainan

waktu.

g. Originasi

Originasi menunjukkan kepada pola penciptaan pola gerakan baru

untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya hal ini

dapat dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai keterampilan

tertinggi seperti menciptakan mode pakaian, komposisi musik, atau

menciptakan tarian.

C. Tujuan Pengembangan Kecakapan

Esensi dari kecakapan siswa adalah untuk meningkatkan relevansi pendidikan

dengan nilai-nilai kehidupan nyata, baik preservatif maupun progresif. Untuk lebih

jelas, berikut beberapa tujuan dari pengembangan kecakapan siswa:5

5
Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Yrama Media Bandung, 2013, hlm.192

9
1. Kecakapan personal yang diperoleh siswa dapat menumbuhkan motivasi, rasa

percaya diri dan kemandirian

2. Kecakapan akedemis yang diperoleh siswa dapat membantu siswa dalam

memecahkan masaalh yang dihadapinya dalam pembelajaran matematika.

3. Kecakapan social yang diperoleh siswa dapat membantu dalam mengadakan

hubungan social antara siswa terhadap tugas yang diberikan kepada siswa.

4. Kecakapan vocasional yang diperoleh penting bagi siswa dalam memiliki

pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam proses belajar.

5. Pengembangan kecakapan siswa tidak akan lepas dari peran guru sebagai

pelaksana kurikulum, fasilitator dan motivator bagi siswa melalui kegiatan

belajar mengajar di sekolah sehingga siswa memiliki bekal kompetensi untuk

bekerja dan bermasyarakat dalam mengarungi kehidupan. Kurikulum sebagai

petunjuk jalan untuk mencapai tujuan pemelajaran dan mata diklat sebagai

kendaraan yang membawa peserta didik mencapai kompetensi tertentu

dimana guru berperan sebagai sopir untuk mengantarkan peserta didik sampai

ke tujuan pemelajaran sesuai standar kompetensi yang ditetapkan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengembangan kecakapan dalam pembelajaran adalah suatu proses di mana

individu meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka melalui

pengalaman belajar yang terstruktur dan berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk

mencapai tujuan-tujuan tertentu, seperti peningkatan pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan pemahaman tentang suatu bidang atau topik.

Proses pengembangan kecakapan dalam pembelajaran melibatkan

identifikasi kebutuhan pembelajaran, perencanaan strategi pembelajaran yang

sesuai, implementasi metode dan teknik pembelajaran yang efektif, serta

evaluasi hasil pembelajaran. Selain itu, pengembangan kecakapan juga

mencakup penggunaan teknologi dan sumber daya yang relevan untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

B. Saran

Diharapkan kepada pembaca setelah membaca makalah ini mampu

memahamiserta mengaplikasikanya di dalam kehidupan sehari-hari agar

terciptanya nilai pendidikan kewarganegaraan dan mampu memberikan

informasi ke masyarakat umum tentang pembelacaran kecakapan

11
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, 2013. Inovasi Pembelajaran Efektif, Yrama Media Bandung.

Daulay, Nurgaya Pasa, Pendidikan Islam dalam Mencerdaskan Kehoidupan Bangsa,

Remaja Rosdakarya, Bandung.

Departemen RI dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka:

Jakarta, 1991, hlm. 54.

Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinr BAru Algesindo

Offset

Zulkarnaini. 2008. Pola Pelaksanaan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life

Skill Education). (Online),(http:id.wordpress.com/tag/life-skill/, diakses 2011

12

Anda mungkin juga menyukai