Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah Prencanaan
Pembelajaran PAI
Disusun Oleh;
Kelompok XII
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT.
Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah yang bersangkutan yang diamanatkan oleh dosen penulis. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara
penulisan maupun dalam isi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 2
A. Kesimpulan .................................................................................................. 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
keimanan dan ketakwaan agar kecerdasan manusia tetap dalam sikap tunduk dan
1
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinr BAru Algesindo
Offset, 2000, hlm. 138
1
pengakuan akan keberadaan Tuhan. Mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan juga harus disertai dengan penanaman budi pekerti yang luhur agar
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengembangan Kecakapan
mensinergiskan fungsi panca indera dan otak kiri sebagai bagian dari kecakapan
meninggalkan kesan mendalam bagi peserta didik. Setiap kali kita mengajar atau
baik terhadap diri sendiri maupun terhadap sesuatu/orang lain yang menjadi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada tuhan
yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Rumusan tersebut
2
Departemen RI dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka:
Jakarta, 1991, hlm. 54.
3
jelas memberikan isyarat bahwa pentingnya keterpaduan dalam pengembangan
Mengembangkan sesuatu kelebihan yang kita miliki, bukanlah suatu hal yang
mudah. Begitu juga dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran IPS. Ilmu
yang kita telah miliki/ketahui merupakan suatu tanggung jawab kita untuk
mengembangkannya, atau dengan istilah lain mengajarkan ilmu yang kita miliki
pembelajaran dalam tiga kawasan (1) kognitif, (2) afektif, dan (3) psikomotorik.
1. Kognitif
sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. kawasan kognitif ini terdiri
dari 6 (enam) tingkatan yang secara hierarkis beurut dari yang paling rendah
sebagai berikut:3
3
Zulkarnaini. 2008. Pola Pelaksanaan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup
(Life Skill Education). (Online),(http:id.wordpress.com/tag/life-skill/, diakses 2011
4
a. Tingkat Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menghafal
atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang
pernah diterimanya. Contoh: Siswa dapat menyebutkan kembalai
bangun-bangun geometri yang berdimensi tiga.
b. Tingkat Pemahaman (Comprehension)
Pemahama disini diartikan kemampuan seseorang dalam
mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu
dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.
Contoh: Siswa dapat menjelaskan dengan kata-katanya sendiri tentang
perbedaan bangun geometri yang berdimensi dua dan berdimensi tiga.
c. Tingkat Penerapan (Application)
Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam
menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari. Contoh: Siswa dapat menentukan
salah satu sudut dari suatu segitiga jika diketahui sudut-sudut lainnya.
d. Tingkat Analisis (Analysis)
Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam
menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari. Contoh: Siswa dapat mengolah data
mentah melalui statistika, sehingga dapat diperoleh harga-harga range,
interval kelas, panjang kelas, rata-rata dan standar deviasinya.
e. Tingkat Sintesis (Synthesis)
Sintesis disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan
menyatukan berbagai elemen dan unsure pengetahuan yang ada sehingga
terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Contoh: Siswa dapat
5
menyusun rencana belajar masing-masing sesuai dengan kebijakan yang
berlaku di sekolah.
f. Tingkat Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi disini diartikan kemampuan seseorang dalam membuat
perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan criteria atau
pengetahuan yang dimilikinya. Contoh Siswa dapat menilai unsure
kepdatan isi, cakupan materi, kualitas analisis dan gaya bahsa yang
dipakai oleh seseorang penulis makalh tertentu.
2. Afektif (Sikap dan Perilaku)
Kawasan afektif adalah satu domain yang berkaita dengan sikap, nilai-nilai
afeksi ini ada lima, dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks
a. Kemauan Menerima
b. Kemauan Menanggapi
4
Haidar Daulay, Nurgaya Pasa, Pendidikan Islam dalam Mencerdaskan Kehoidupan
Bangsa, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012, hlm. 4.
6
c. Berkeyakinan
d. Penerapan Karya
sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang
Pada taraf ini individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu
3. Psikomotorik
(skill) yang bersifat manual motorik. Sebagaimana kedua domain yang lain,
domain ini juga mempunyai tingkatan. Urutan tingkatan dari yang paling
7
a. Persepsi
b. Kesiapan
c. Mekanisme
d. Respons Terbimbing
e. Kemahiran
8
dengan hasil yang baik, namun menggunakan sedikit tenaga. Seperti
f. Adaptasi
kondisi tertentu. Hal ini terlihat seperti pada orang yang bermain tenis,
waktu.
g. Originasi
untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya hal ini
menciptakan tarian.
dengan nilai-nilai kehidupan nyata, baik preservatif maupun progresif. Untuk lebih
5
Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Yrama Media Bandung, 2013, hlm.192
9
1. Kecakapan personal yang diperoleh siswa dapat menumbuhkan motivasi, rasa
hubungan social antara siswa terhadap tugas yang diberikan kepada siswa.
5. Pengembangan kecakapan siswa tidak akan lepas dari peran guru sebagai
petunjuk jalan untuk mencapai tujuan pemelajaran dan mata diklat sebagai
dimana guru berperan sebagai sopir untuk mengantarkan peserta didik sampai
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pengalaman belajar yang terstruktur dan berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinr BAru Algesindo
Offset
12