Anda di halaman 1dari 3

TABIAT MANUSIA

Manusia secara alami sudah memiliki prilaku didalam dirinya sendiri, seperti
malaikat yang memiliki sifat seperti dicetak maka malaikat tersebut tidak bisa
berubah melainkan selalu ta’at dan patuh kepada Allah SWT. Malaikat diciptakan
dari taqwa sedangkan manusia dari taqwa dan fujur atau nafsu. Allah mengecualikan
orang – orang yang memiliki tabiat buruk dalam surah Al-Maaarij dalam kata lain
tabiat manusia ini bisa disembuhkan atau dihilangkan.

Tabiat sering diartikan watak atau tingkah laku yang dimiliki setiap manusia.
Tapi tabiat yang dimiliki manusia berbeda – beda. Tabiat sangat erat kaitannya
dengan kejiwaan seseorang dalam ilmu umum orang – orang yang mempunyai tabiat
buruk seperti tempramental, sedih yang berlarut – larut akan berobat ke psikiater atau
ahli jiwa karena pengobatan jiwa secara tidak lansung perlahanlahan akan mengubah
tabiah seseorang menjadi lebih baik.

Manusia seringkali dihadapkan dengan cobaan dan masalah – masalah


kehidupan. Banyak orang yang yang selalu berkeluh kesah atas cobaan dalam
kehidupan bahkan sampai depresi, emosi dan lupa akan Tuhan yang selalu ada
disetiap keadaan. Banyak faktor yang mempengaruhi manusia memiliki tabiat yang
buruk, dari segi kejiwaan manusia merasakan emosional, tekanan batin dan kecewa.
Ketegangan emosional seringkali dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau
kekhawatiran-kekhawatiran yang berlebihan. Hal ini bisa saja disebabkan oleh faktor
diluar diri seperti lingkungan yang tidak bersahabat, maka dari itu islam menyuruh
kita agar memiliki jiwa yang penyabar. Orang yang penyabar akan mudah
mengandalikan emosi pada diri sendiri maupun orang lain dan orang yang penyabar
akan mengendalikan emosi negatif menjadi emosi positif, positif terhadap masa lalu,
emosi positif terhadap masa kini dan masa depan.
Konflik-konflik batin memberikan peluang bagi seseorang untuk berada
didalam kehidupan yang tidak pernah tenang dan tentram. Tekanan batin yang terus-
menerus akan terasa menyiksa, lalu orang-orang mengatasi tekanan batin dengan
berbeda-beda. Ada yang melakukan hal-hal positif ada juga yang malah terjerumus
kedalam halhal negatif seperti berlaku kriminal karena dendam yang sudah
menguasai diri. Ada pula yang melakukan perubahan pada kelakuan beragamanya
seperti kembali ke Al-Qur‟an dan sunnah menata kembali batin yang sudah porak-
poranda, karena batin yang terasa menyiksa adalah batin yang jauh dari Tuhan.

Artinya: “Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu


memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah
memuliakanku.” (Q.S. Al-Fajar: 15)

Ayat ini menjelaskan sifat dasar manusia kafir ketika mendapat kebahagiaan
dan kesusahan, yakni bergembira berlebihan saat mendapat kenikmatan dan putus asa
ketika tertimpa kesulitan. Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu dia
memuliakannya dan memberinya kesenangan serta kenikmatan, baik lahir maupun
batin, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku.” Mereka menilai kenikmatan
yang diterimanya adalah berkat kemuliaan nya di sisi Allah. Mereka lupa bahwa
nikmat itu pada dasarnya salah satu bentuk ujian Allah kepada manusia.

Sebagaimana menurut Usman Najati yang dikutip oleh Saiful Akhyar Lubis,
bahwa banyak diantara ayat – ayat Al-Quran yang berbicara mengenai tabiat manusia
serta berbagai kondisi psikis dan menjelaskan berbagai penyebab penyimpangan atau
penyakit jiwa, sekaligus mengemukakan beberbagai jalan pelurusnya, pendidikannya,
dan terapinya
Pelaksanaan Bimbingan dan Koseling Islam tidak bisa lepas dari Al-Quran
sebagai sumber rujukannya. Dalam setiap penyelesaian masalah ada kesuaian ayat-
ayat Al-Quran dengan teori-teori bimbingan dan konseling Islam.

Menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk dalam pelaksanaan konseling Islami


adalah sesuatu yang beralasan, karena terdapat 290 ayat yang memiliki kandungan
nilai konseling. diantaranya yaitu: Quran surat Al-Hijr ayat 28-29 yang menjelaskan
tentang hakikat manusia didalam konseling. Dalam ayat ini menjelaskan bahwa
manusia memiliki dua otensi yang harus dikembangkan yaitu potensi material dan
non-material. Kedua potensi ini harus berkembang selaras dengan tuntunan islam
yaitu Al Quran. Selanjutnya pada surat Al-Ashri ayat 1-3 juga merupakan landasan
Bimbingan dan Konseling islam. Ayat ini menjelaskan bahwa manusia harus saling
mengingatkan, saling menasehati, mendidik diri sendiri dan juga orang lain. Ayat
konseling selanjutnya yaitu Quran surat Al-Ahzab ayat 72, dalam ayat ini dijelaskan
fungsi manusia sebagai khalifah dimuka bumi.

Anda mungkin juga menyukai