Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN HATI SEBAGAI INTI


PENDIDIKAN AKHLAK

DosenPengampu :
M. MustholiqAlwiM.Pd

DisusunOleh :

1. GhisnaNavilatulMaula (43040210189 )
2. Ida Novitasari( 43040210009 )
3. M kafiiJaharRosyidi ( 43040210055 )
4. NourmaMufaricha( 43040210137 )

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmaullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan da kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata kuliah “
Psikologi Umum”. Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad
SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan
umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf di program studi
Psikologi Islam Fakultas Dakwah pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Selanjutnya kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak M. Mustholiq Ali M. Pd. selaku
dosen mata kuliah Akhlak Tasawuf.
Kami berharap semoga makalh ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca.Bahkan kam berharap labih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca terapkan
dalam kehidupan sehari-hari.Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.

Wassalamu’alaikum Warahmaatullahi Wabarakatuh.


A.Pengertian
Manajemen hati adalah hal yang penting bagi pendidikan akhlak semua kalangan.Dalam era
perkembangan zaman yang pesat ini,upaya pendidikan akhlak yang baik terus diupayakan agar
dapat membentuk seseorang menjadi pribadi yang unggul,tabiat yang baik dan lain
sebagainya.Salah satu cara untuk membentuk akhlak yang baik adalah dengan manajemen hati
yang baik.
Manajemen hati (qolbu) berasal dari kata manajemen dan qolbu. Kata “manajemen” secara
sederhana berarti pengelolaan atau pentadbiran. Sekecil apapun potensi yang ada apabila dikelola
dengan tepat, akan dapat terbaca, tergali, tertata, dan berkembang secara optimal.
Kata qolbu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan hati. Sedangkan dalam istilah
etimologi kata ini terambil dari bentuk maidah (kata benda) dari kata qalaba yang berarti
berubah, berpindah, atau berbalik. Qolbu adalah tempat bersemayamnya niat, yakni yang
menentukan nilai perbuatan seseorang.
Manajemen qolbu adalah memahami diri, dan kemudian mau, dan mampu mengendalikan diri
setelah memahami siapa diri ini sebenarnya.
Manajemen Qalbu ini kemudian melahirkan prinsip bahwa apabila seseorang hatinya bersih,
akan menjadi pusat segala aktivitas di bumi. Menyedot seluruh perhatian orang dari segala jenis
provesi,baik pedagang,guru, praktisi dakwah, maupun pemimpin. Orang yang hatinya
bersih,secara otomatis akan membuat geraknya memiliki magnet luar biasa. Kata-kata akan
menyakinkan dan menyejukkan hati lawan bicaranya. Sikapnya akan menunjukan bahwa
senantiasa sedang diawas Allah. Totalitas dirinya menampakkan sebuah keadaan bahwa hanya
ridha Allah yang di harapkan. Allah menjadi pusat segala orientasi kehidupannya.
B.Mengenali potensi diri
Setiap manusia memiliki berbagai macam potensi diri yang dapat dikembangkan. Mampu
mengembangkan potensi diri merupakan dambaan setiap individu, karena pengembangan potensi
diri merupakan suatu proses yang sistematis danbertahap. Secara garis besar, kecerdasan yang
dimiliki manusia ada tiga macam, yaitu:
1. Kecerdasan Intelektual (IQ)
2. Kecerdasan Emosional (EQ)
3. Kecerdasan Spiritual (SQ)]

Dari kecerdasan tersebut menjadi perhatian utama dalam proses belajar mengajar agar potensi
yang dimiliki setiap anak didik bisa berkembang dengan baik.Dalam kecerdasan Intelektual (IQ),
kemampuan potensi manusia dalam mempelajari sesuatu dengan alat-alat berpikirnya,
kecerdasan ini diketahui atau diukur dengan kekuatan verbal dan logika yang ditunjukkan oleh
seseorang, kecerdasan ini menjadi utama dalam pendidikan saat ini.

Kecerdasan Emosional (EQ), terdapat lima komponen pokok kecerdasan emosional yaitu
kesadaran diri, manajemen emosi, motovasi, empati, dan mengelola hubungan sosialnya.
Kecerdasan Spiritual (SQ), merupakan fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki
kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada dibalik sebuah kenyataan dan
kejadian tertentu.10

Dari potensi kecerdasan tersebut yang dimiliki oleh anak didik serta bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan pendidikan. Untuk mengetahui sejauh mana potensi yang dimiliki oleh seorang
individu maka dengan pengukuran potensi diri baik yang diperoleh melalui instrospeksi diri atau
melalui umpan balik dari orang lain serta dengan tes kepribadian/psikologis.Dalam potensi
kecerdasan yang dimiliki dan bisa dikembangkan oleh manusia antara lain:
- Kecerdasan logika
- Kecerdasan verbal
- Kecerdasan praktik
- Kecerdasan intrapersonal
- Kecerdasan spasial.
11
Dalam pengenalan potensi diri yaitu dimanasetiap pendidik harus bisa membimbing anak didik
untuk mengembangkan bakat dan minat, mengembangkan potensi mereka, dari segi kecerdasan,
intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, dan bisa menyalurkan bakat serta
mengetahui potensi kecerdasan anak.
C. Penyakit dan cara penyembuhan
Penyakit hati menurut Ibnu Taimiyah adalah suatu bentuk kerusakan yang menimpa hati, yang
berakibat dengan tidak mampunya hati untuk melihat kebenaran. Akibatnya, orang yang
terjangkit penyakit hati akan membenci kebenaran yang bermanfaat dan menyukai kebatilan
yang membawa kepada kemudharatan. Oleh karena itu, kata maradh (sakit) kadangkadang
diintepretasikan dengan syakh atau raib (keraguan)
Akan tetapi, fokus kajian Ibnu Taimiyah tentang penyakit hati adalah hasud atau iri ataupun
dengki. Dengki menurutnya, dengan mengambil beberapa pendapat adalah rasa sakit yang
disebabkan karena kecemburuan terhadap orangorang yang berharta dan juga sikap berangan-
angan atau berharap hilangnya nikmat dari orang lain, meskipun dengan hilangnya nikmat itu ia
tidak memperolehnya. Secara ringkas, dapat disimpulkan bahwa iri adalah suatu bentuk
kebencian dan rasa tidak senang terhadap kenikmatan yang ada pada orang lain
Secara umum, iri terbagi menjadi dua: pertama, adalah kebencian terhadap nikmat yang ada pada
orang lain. Iri semacam ini menurutnya adalah iri yang tercela dikarenakan apabila seseorang
terjangkit penyakit ini hatinya akan terasa sakit setiap kali orang lain mendapatkan nikmat dan
rasa sakit tu hanya dapat dihilangkan apabila nikmat yang ada pada orang lain itu juga
dihilangkan. Kedua: perasaan tidak senang kepada orang lain yang mempunyai kelebihan dan
akan merasa senang apabila dia juga memperoleh hal yang sama atau lebih bagus. Keadaan
semacam inilah yang oleh sebagian orang disebut ghibthah
menurut Wahib Mu’thi, konsep pengobatan penyakit hati yang tiga tersebut dapat diperinci
menjadi beberapa varian, yaitu benar dan ikhlas, taubat, zuhud, wara, sabar, syukur, tawakal, rela
kepada Allah, takut, dan mengharap.
BENAR DAN IKHLAS
Pengobatan hati yang mula-mula dibicarakan oleh Ibnu Taimiyah adalah adalah benar dalam
artian kesungguhan dalam beragama yang harus dibuktikan dengan mengerjakan amal kebajikan,
sedangkan kata ikhlas adalah bukti dari keislaman. Islam yang dimaksud di sini adalah
menyerahkan diri kepada Allah sebagai lawan dari sombong dan menyekutukan Allah. Kata Ibnu
Taimiyah, “Barangsiapa yang tidak menyerahkan diri kepada Allah maka ia adalah sombong dan
barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah dan kepada selain Allah maka ia telah
menyekutukan”. 26 Dalam pengertian ini, maka benar dan Ikhlas ditempatkan pada bagian
pertama mengenai pengobatan hati. Pemahaman Ibnu Taimiyah mengenai kedua istilah itu
memberikan penekanan pada pentingnya amal kebajikan dan berjuang untuk membela agama.
TAUBAT
Dalam tasawuf, taubat dipandang sebagai tahapan pertama yang ditempuh oleh sufi dalam proses
mendekatkan diri kepada Allah. Secara umum, pengertian taubat meliputi tiga aspek, yaitu
meninggalkan perbuatan dosa, mohon ampun kepada Allah, dan tidak akan melakukan dosa
selamanya. Dalam tasawuf, pengertian tersebut diperdalam lagi dengan artian taubat tidak hanya
meninggalkan perbuatan dosa, tetapi juga meninggalkan segala sesuatu selain Allah
ZUHUD DAN WARA’
Zuhud menurut Ibnu Taimiyah tidak berarti menjauhkan diri dari kehidupan dunia atau
meninggalkan perkara yang dihalalkan yang membawa kepada kebaikan. Sebagai contoh,
meninggalkan makanan yang diperlukan tubuh sehingga tidak dapat melakukan kewajiban
agama, tidak merupakan zuhud yang dikehendaki oleh agama. Perbuatan demikian adalah salah,
karena tidak memperhatikan kepada kebaikan yang harus diutamakan.29
Zuhud yang sesuai dengan syariah adalah meninggalkan perkara yang merugikan atau perkara
yang tidak bermanfaat untuk kehidupan akhirat, termasuk di dalamnya adalah kekayaan yang
berlebihan apabila kekayaan itu tidak dipergunakan untuk beribadah kepada Allah. Singkatnya,
zuhud yang benar ialah zuhud dari perkara yang merugikan, bukan zuhud dari perkara yang
bermanfaat.
Wara’ yang sesuai dengan syariah adalah meninggalkan perkara yang haram dan syubhat.
Menurut Ibnu Taimiyah, kesempurnaan wara’ adalah dengan mengetahui yang terbaik di antara
dua perkara yang baik untuk dilakukan dan yang terburuk di antara dua perkara yang buruk
untuk ditinggalkan. Melakukan yang paling baik dan meninggalkan yang paling buruk
didasarkan atas pertimbangan bahwa ajaran agama pada hakikatnya dibangun atas dasar
maslakhah semaksimalmungkin dan menghilangkan mafsadah hingga sekecil-kecilnya. Dengan
demikian, orang yang melakukan perbuatan atau meninggalkannya dengan alasan wara’ tidak
dapat dibenarkan jika tanpa mempertimbangkan segi maslahah dan mafsadah menurut agama
sehingga menyebabkan ia meninggalkan kewajiban dan melanggar larangan.
SABAR DAN SYUKUR
Berbagai penjelasan Ibnu Taimiyah tentang sabar tidak berbeda dengan penjelasan yang terdapat
dalam literatur akhlaq atau tasawuf pada umumnya. Menurutnya, sabar adalah ungkapan hati
yang berkaitan dengan penderitaan. Sebaliknya, syukur merupakan keadaan hati yang berkaitan
dengan kenikmatan. Syukur dinyatakan dengan memanjatkan pujian kepada Tuhan. Ibnu
Taimiyah menekankan pentingnya memuji dan bersyukur kepada Tuhan dan mejelaskan
perbedaan antara keduanya. Dari segi cara menyatakannya, syukur lebih umum sifatnya karena
syukur dikerjakan dengan hati, ucapan dan perbuatan, sedangkan memuji Tuhan dinyatakan
dengan ucapan saja
TAWAKAL DAN RIDHA
Tawakal dan Ridha Tawakal berarti menyerahkan diri kepada Tuhan untuk tidak bergantung
kepada makhluk atau perbuatan yang dilakukan.31Perbuatan hanya merupakan sebab dari
terjadinya sesuatu karena tidak dapat berdiri sendiri dalam mewujudkan sesuatu, melainkan
harus ada penentu. Penentu bagi keberhasilan usaha tidak lain adalah Tuhan. Oleh sebab itu,
manusia harus berserahdiri dan memohon pertolongan kepada Tuhan. Tawakal kepada Allah
tidak berarti penyerahan diri secara pasif, tetapi harus disertai dengan usaha dan meminta
pertolonga kepada Tuhan. Oleh karena itu, ajaran agama menyuruh manusia agar menyembah
kepada Allah dan meminta pertolongan kepadanya. Secara garis besar, Ibnu Taimiyah
berpendapat apabila seseorang merasakan hakikat keihlasan dalam beragama yang terkandung
dalam iyyakana’budu dan merasakan hakikat tawakat yang terkandung dalam iyyaka nastain,
maka tidakada lagi baginya kenikmatan yang di atasnya.

C. Inovasi Pendidikan Akhlak Berbasis Manajemen hati


Di dalam hati terhimpun perasaan moral, mengalami dan menghayati tentang salah-benar, baik
buruk serta berbagai keputusan yang harus dipertanggung jawabkannya secara sadar, sehingga
kualitas hati akan menentukan apakah dirinya bisa tampil sebagai subjek, bahkan sebagai wakil
Tuhan di muka bumi, ataukah terpuruk dalam kebinatangan yang hina. Untuk itu perlu upaya
untuk membersihkan dan memberikan pencerahan hati, yaitu dengan cara penyucian jiwa
(Tazkiyah An Nafs) yang berarti menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji, sesudah
membersihkannya dari sifat-sifat tercela.
Dengan kata lain diri dibersihkan dari kotoran dan kerusakannya diubah menjadi An Nafs Al
Lawwamah (jiwa yang mencela) dan akhirnya menjadi An Nafs Al Muthma’innah. Selanjutnya
adalah dengan cara menghapus kecintaan terhadap dunia serta menghilangkan segenap
kesedihan, kedukaan dan kekhawatiran atas segala sesuatu yang tidak berguna yaitu dengan cara
senantiasa dan terus menerus mengingat Allah (Dzikrullah).
Adapun upaya lain yang dapat dilakukan untuk pencerahan hati adalah, antara lain :
1. Biasakan sekuat daya untuk melakukan pembersihan atau pelurusan hati.
2. Senantiasa berkemauan kuat untuk meningkatkan kemampuan (keprofesionalan) diri dalam
bidang apapun

Realisasi kunci pertama dilakukan dengan berusaha untuk introspeksi (penilaian) diri dengan
tekad untuk memperbaiki diri. Penilaian diri dimulai dari lingkungan yang terkecil seperti
keluarga. Setelah lingkungan keluarga, penilaian diri diperluas ke saudara-saudara terdekat dan
kemudian orang-orang di sekitar kita. Yakinlah bahwa semakin diri dapat dibuat terbuka, dapat
menerima kritikan dengan keikhlasan, Insya Allah perkembangan kemampuan diri akan semakin
baik. Untuk pembersihan hati ada lima tahap yang perlu ditempuh, antara lain :
1. Adanya tekad kuat untuk memahami dan memperbaiki diri serta membersihkan hati.
2. Memiliki “ilmu” mengenai pemahaman atau pengenalan diri. Sebab seseorang dapat
membersihkan hati melalui perbaikan diri secara kontinu jika telah menyadari keadaan dirinya.
3. Menafakuri diri sendiri melalui evaluasi diri dengan bekal ilmu (tentang pengendalian diri)
yang dimilikinya.
4. Proses mengevaluasi diri perlu untuk diperluas. Dengan kata lain, evaluasi diri dibicarakan
secara terbuka dan bersama-sama sehingga proses pembersihan Qalbu semakin efektif.
5. Berkaitan dengan proses pembelajaran yaitu bagaimana diri mau belajar dari diri orang lain.

Sedangkan untuk kunci yang kedua diperlukan adanya kejujuran sebagai modal dasar untuk
membentuk jiwa yang tangguh, penuh dedikasi dan disiplin dalam menjalankan kerja sehari-hari.
Manajemen hati tidak hanya membentuk manusia yang ahli dzikir dan ahli fikir tetapi juga
manusia yang ahli ikhtiar. Hal ini akan berkaitan dengan amal nyata dan karya nyata melalui
proses pelatihan bidang untuk peningkatan kualitas keprofesionalan.
Adapun bentuk pelaksanaan Manajemen hati yang bersifat kelompok, dilaksanakan dengan
sistem ta’lim yang dibagi ke dalam beberapa kelompok lain. Materi yang diberikan bertendensi
kepada pembentukan akhlak seperti ; kesabaran, kejujuran, keteladanan. Ayat-ayat dan hadits-
hadits pendukung juga disiapkan dalam materi tersebut. Ada tiga materi pokok yang terkait
dengan Manajemen hati yaitu keutamaan hati, mengenal potensi manusia dan potensi diri sendiri
serta pengenalan diri.
Di dalam hati terhimpun perasaan moral, mengalami dan menghayati tentang salah-benar, baik
buruk serta berbagai keputusan yang harus dipertanggung jawabkannya secara sadar, sehingga
kualitas hati akan menentukan apakah dirinya bisa tampil sebagai subjek, bahkan sebagai wakil
Tuhan di muka bumi, ataukah terpuruk dalam kebinatangan yang hina. Untuk itu perlu upaya
untuk membersihkan dan memberikan pencerahan hati, yaitu dengan cara penyucian jiwa
(Tazkiyah An Nafs) yang berarti menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji, sesudah
membersihkannya dari sifat-sifat tercela. Dengan kata lain diri dibersihkan dari kotoran dan
kerusakannya diubah menjadi An Nafs Al Lawwamah (jiwa yang mencela) dan akhirnya
menjadi An Nafs Al Muthma’innah. Selanjutnya adalah dengan cara menghapus kecintaan
terhadap dunia serta menghilangkan segenap kesedihan, kedukaan dan kekhawatiran atas segala
sesuatu yang tidak berguna yaitu dengan cara senantiasa dan terus menerus mengingat Allah
(Dzikrullah).
Adapun upaya lain yang dapat dilakukan untuk pencerahan hati adalah, antara lain
1. Biasakan sekuat daya untuk melakukan pembersihan atau pelurusan Qalbu.
2. Senantiasa berkemauan kuat untuk meningkatkan kemampuan (keprofesionalan) diri dalam
bidang apapun.

berusaha untuk
Daftar Pustaka

A. Kesimpulan
Mengelola to manage adalah mengupayakan berjalannya suatu sistem yang terdapat di sebuah
lingkungan tertentu.maka, sekiranya lingkungan yang di maksud adalah qalbu management
qalbu dapat di maknai sebagai suatu upanya yang di lakukan agar berjalan nya fungsi qalbu
secara fitrah untuk mengimani kebenaran azza wa jalla
Dalam khasanah keilmuan Islam kita mengenal tiga potensi dasar yang telah di anugrah
kanAllah kepada manusia yaitu akal,nafsu dan hati.potensi dasar manusia yang pertama adalah
akal,aallah menciptakan manusia dengan amat sempurna (QS.at-tin(95):-4), tidak ada satupun
mahluk yg bisa menandingi dari segi fisik manusia tampak lebih anggun,cantik atau tampan
gagah dan menawan.terlebih lagi manusi memiliki aset yang tidak di miliki lainnya.yaitu potensi
akal.

B. Saran
Kamibselaku penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.Hal ini di sebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun.Kami juga berharap bahwa makalah
yang kami susun dapat bermanfaat bagi pembaca
DAFTAR PUSTAKAIzin menjawab.
Siti Idhatul Choiriyah
430402110169

Bagaimana cara memamaje hati dengan benar. Kita harus mampu mengelola perasaan
dan pikiran dengan baik. Seperti selalu bersabar dan penuh ikhlas, bertaubat dengan
bersungguh-sungguh (nasuha), menjauhkan diri dari kehidupan dunia atau meninggalkan
maksiat, dan selalu berpikir positif

Dosen Tetap STIT Muhamadiyah Tempurrejo Ngawi


e-mail : sudartokampus@gmail.com.ISSN : 2502-1850
Rochman, K. L. (2009). Terapi Penyakit Hati Menurut Ibn Taimiyah Dalam Perspektif
Bimbingan Konseling Islam. KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 3(2), 195-221.
http://ahmadsahidin.wordpress.com/2009/02/09/manajemen-hati
http://ahmadsahidin.wordpress.com/2009/02/09/manajemen-hati
Sesi tanya jawab termin 1
*Pertanyaan
1, Artalina Rizki 43040210148
Bagaimana cara mengingatkan orang-orang terdekat kita untuk membersihkan dan mengingatkan
tentang pembersihan dan mengevaluasi diri sedangkan akhlak kita masih jauh dari kata sempurna
?
2.Anisa Rahmawati / 43040210188
izin bertanya, gimana caranya supaya balance dalam me manage hati ?
3.Tiara futry 43040210052
Apa yang menjadi pembeda antara ghibthah dan sirik?
Dan apakah EQ dapat mempengaruhi sikap dan perilaku serta penentu terpuji dan tdk terpujinya
akhlak setiap orang ?
*Jawab
1 dari pertanyaan 1
Salma Nabilla Kaltsum 43040210021
Dalam hal mengingatkan akhlak kita juga harus memberi contoh jadi ketika kita mau
mengingatkan orang-orang terdekat kita untuk memanage qolbu. Maka hal pertama yang bisa
kita lakukan adalah memperbaiki akhlak kita terlebih dahulu. Selanjutnya kita bisa mengingatkan
nya
2 dari pertanyaan 1
Izin menanggapi
Luluk maryani 43040210080
Menurut saya,kenapa harus menggu diri kita menjadi lebih baik dahulu untuk mengingatkan
sesorang jika seperti tidak akan ada ujungnya karena pasti manusia tidak akan luput dari
kesalahan dan tentunya blm sempurna jadi, untuk mengingatkan seseorang tidak dibutuhkan
untuk menjadi seseorang yang sempurna tpi DiNiatkan untuk mengajak seseorang dalam hal
kebaikan baik untuk dirinya sendiri ataupun orang lain agar orang" terdekat kita selalu berbuat
kebaikan
3 dari jawabanpertanyaan 1
Izin menjawab
Nama : Siti Nurbaeti
NIM : 43040210014

Tidak harus menunggu diri kita sendiri sempurna, karena mengingatkan orang" adalah salah satu
hal dalam membantu orang lain menjadi pribadi yang lebih baik,
Sebagaimana allah berfirman dalam Al-Qur'an : "Dan tolong menolonglah kamu dalam
kebaikan, dan janganlah kamu tolong menolong dalam keburukan"
2.
1.dari jawaban pertanyaan 2
Nama : Siti Nurbaeti
NIM : 43040210014

Tidak harus menunggu diri kita sendiri sempurna, karena mengingatkan orang" adalah salah satu
hal dalam membantu orang lain menjadi pribadi yang lebih baik,
Sebagaimana allah berfirman dalam Al-Qur'an : "Dan tolong menolonglah kamu dalam
kebaikan, dan janganlah kamu tolong menolong dalam keburukan"
2.dari jawaban pertanyaan 2
Amalia Naimah 43040210025
Tentunya dengan selalu menjaga perasaan kita agar tetap tenang dan selalu berfikir positif.
Contohnya dengan selalu bersabar, ikhlas, berprasangka baik, berfikir yang positif dan lainnya.
Kita juga harus pandai penjaga perasaan kita dan orang lain dengan begitu hati kita akan selalu
tenang dan damai serta terhindar dari penyakit hati.
Maaf jika salah🙏
3.dari jawaban pertanyaan 2
Izin menjawab.
Siti Idhatul Choiriyah
430402110169

Bagaimana cara memamaje hati dengan benar. Kita harus mampu mengelola perasaan dan
pikiran dengan baik. Seperti selalu bersabar dan penuh ikhlas, bertaubat dengan bersungguh-
sungguh (nasuha), menjauhkan diri dari kehidupan dunia atau meninggalkan maksiat, dan selalu
berpikir positif
3.
1 dari Jawaban pertanyaan 3
Izin menanggapi
Muhammad Rif'an Lutfi/43040210166
Perbedaan ghibthat dengan sirik adalah
Seseorang yang ghibthah berusaha untuk dapat mencapai atau mendapat nikmat serupa dengan
ornag yang dia itukan, sedangkan sirik, tidak ada upaya untuk bisa mendapatkannya.
2). Kecerdasan seseorang tentunya mempengaruhi sikap terpuji/tidaknya seseorang, karena
dengan kecerdasan apakah dia bisa berfikir mengenai kebaikan atau tidak, tergantung dengan
dirinya sendiri, mau dibawa kemana kecerdasannya tersebut.
Terimakasih
2 dari Jawaban pertanyaan 3
Salma Nabilla Kaltsum 43040210021Kalau sirik itu pengertian umum
Ghibttah itu termasuk dalam syirik
Kalau sirik sendirikan pengertiannya adalah rasa tidak suka atas kelebihan orang lain.
Kalau ghibtoh rasa tidak suka atas kelebihan orang lain tapi dengan dia mendapatkan hal yang
sama dia akan merasa senang

Sesi tanya jawab termin 2


*Pertanyaan
1.Shinta Marisa 43040210144

Si A dalam hati menginginkan untuk mentafakuri diri, membersihkan hati namun dia pengidap
bipolar (kepribadian ganda) dan jalan hidup sudah jauh dari kata baik bagaimana cara dia untuk
perbaikan diri ?
2.Salma Silvina
43040210023

Apakah tanpa hati bisakah kita beriman? mengasihi sesama? berempati? berprikemanusiaan? dan
mampukah manusia menjadi mulia dihadapan Allah SWT atau di mata manusia tanpa memiliki
hati?karena seperti yg kita tahu hati juga bisa menahan hasrat semena-mena terhadap sesuatu
atau pun akal-akalan dari seseorang.
3. Safna arija ilma
43040210028
bagai mana jika sudah terlanjur mempunyai penyakit hati dan sulit di sembuhkan
*Jawab
1.
1.Dari jawaban pertanyaan 1
Izin menjawab
GHisna navilatul m 43040210189
untuk yang di bahas di sini Kepribadian Ganda itu (emosi, sedih) atau bagaimana. Jika yang di
tanyakan seperti itu kadang manusia kan keimananya naik turun. Pertama yang harus dilakukan
adalah ikhtiar. Jika dia benar2 mau berubah, bisa dimulai dari ikhtiar. Kemudian lambat laun,
bisa belajar untuk membersihkan hati dengan selalu mengingat Allah. Jadi intinya berasal dari
niat ya. Kalo bahasa orang Jawa bilang (Madep mantep) terima kasih,
2.Dari jawaban pertanyaan 2
Izin menjawab
Ghisna navilatul m 43040210189

Hati adalah yang paling utama. Ketika kita berempati yang merasakan terlebih dahulu adalah hati
kita. Bagaimana kita bisa merasa tersentuh, kita bisa merasa kasihan. Jadi jika kita tidak
memiliki hati, atau hati kita tertutup oleh nasihat2 atau kita menutup telinga. Kita tidak bisa
menjadi manusia yang mulia di hadapan Allah SWT.
3. Dari jawaban pertanyaan 3
Rihat Uswatun Hasanah
43040210086
Penyakit hati memang susah disembuhkan karena yg mesti dihadapi penderitanya adalah dirinya
sendiri,egoisnya,gengsinya atau perasaan paling istimewa biasanya

Tidak harus menunggu diri kita sendiri sempurna, karena mengingatkan orang" adalah salah satu
hal dalam membantu orang lain menjadi pribadi yang lebih baik,
Sebagaimana allah berfirman dalam Al-Qur'an : "Dan tolong menolonglah kamu dalam
kebaikan, dan janganlah kamu tolong menolong dalam keburukan"

menjadi biang keladi mengapa hati seseorang membatu sehingga ga bisa dimasuki
kebenaran dan kebaikan yang datang dari luar.Namun susah disembuhka bukan berarti ga bisa
diobati.
Guru Aliyah saya pernah bilang bahwa ada salah 1 hadist yang menjelaskan tentang hal ini
"Jika kamu ingin melunakan hatimu maka berilah makan orang miskin dan usaplah kepala anak
yatim." (HR. AL-HAKIM dalam AL MUSTADRAK).
Dalam hadis tersebut Rasulullah menganjurkan orang yang keras hatinya untuk melatih diri
dengan berempati dengan orang2 yang lemah,salah satunya yaa dengan orang yang mohon maaf
miskin dan yatim

Anda mungkin juga menyukai