Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PELAKSANAAN PROSES PENYELESAIAN MASALAH

BELUM OPTIMALNYA PELAKSANAAN PRE DAN POST CONFERENCE


DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA Dr. AMINO
GONDOHUTOMO DAERAH SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH

Dosen Pembimbing : Mona Saparwati, S.Kp., Ns. M.Kep.

Disusun Oleh :
Alfira Cahya Anggraeni 071221024

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MANAJEMEN KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS 35
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2022
LAPORAN PELAKSANAAN PROSES PENYELESAIAN MASALAH

NAMA MAHASISWA: ALFIRA CAHYA ANGGRAENI


TOPIK: BELUM OPTIMALNYA PELAKSANAAN PRE DAN POST
CONFERENCE DI RUANG SRIKANDI RSJ dr. AMINO GONDOHUTOMO
DAERAH SEMARANG PROVISI JAWA TENGAH

A. PENGKAJIAN MASALAH

ASPEK YANG METODE KAJIAN SUMBER INSTRUMEN HASIL KAJIAN


DIKAJI DATA

Observasi Pengamat- Lembar Perawat di ruangan


Pelaksanaan Pre
an Observasi srikandi belum
Dan Post
langsung melaksanakan pre dan
Conference di
pada post conference
Ruang srikandi
perawat dengan maksimal
dan jurnal dibuktikan dengan
belum terlaksananya
pre dan post
conference

B. RUMUSAN MASALAH
DATA MASALAHYANG PEMBANDINGAN DATA RUMUSAN
DI TEMUKAN (TEORI/STANDAR/PEDOMAN)
MASALAH
Perawat di ruangan 1. SOP Belum Optimalnya
Srikandi belum 2. Jurnal Pelaksanaan Pre Dan
melaksanakan pre dan post a. Rezkiki F, Febrina W & Post Conference Di
conference dengan Anggraini D. (2019). Pengaruh Ruang srikandi
maksimal Pelaksanaan Pre Dan Post
Conference Terhadap
Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan. REAL in Nursing
Journal (RNJ). 2(1): 21-28.
Isi jurnal : Dokumentasi
keperawatan adalah suatu catatan
yang memuat seluruh data yang
dibutuhkan untuk menentukan
diagnose, perencanaan, tindakan,
dan evaluasi keperawatan yang
disusun secara sistematis, valid,
dan dapat dipertanggungjawabkan
secara moral dan hukum.
Berdasarkan studi pendahuluan
dengan sample 10 dokumentasi
rekam medis ruang interne yang
diambil secara acak hanya 4 (40 %)
yang terisi lengkap dan 6 (60%)
tidak lengkap. Penelitian ini
bertujuan mengetahui pengaruh
pelasanaan pre dan post conference
terhadap pendokumentasian asuhan
keperawatan.
b. Harvia Z, Wardani E, Maurissa
A. (2022). Penerapan Pre dan
Post Conference di Ruang Rawat
Inap : Suatu Studi Kasus. JIM
FKep. 1(1): 56-62.
Isi Jurnal: Manajemen keperawatan
merupakan sebuah pelayanan
keperawatan profesional yang salah
satunya menggunakan metode tim
dengan mengelola dan menjalankan
fungsi manajemen keperawatan
sehingga pencapaian tujuan dapat
dilakukan secara optimal. Kegiatan
manajemen keperawatan yang
dilakukan menggunakan
pendekatan fungsi manajemen
pengarahan dengan komunikasi
yang efektif dalam bentuk pre dan
post conference keperawatan. Pre
conference adalah komunikasi
katim dan perawat pelaksana
setelah selesai serah terima untuk
rencana kegiatan pada shift tersebut
yang dipimpin oleh ketua tim atau
penanggung jawab tim. Sedangkan
post conference adalah komunikasi
katim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sesudah
implementasi asuhan keperawatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi bagaimana
gambaran penerapan pre dan post
conference keperawatan di ruang
rawat inap Zamzam 3 RSUDZA
Banda aceh. Penelitian ini
melibatkan 17 perawat ruang
Zamzam 3 dengan menyebarkan
kuesioner online melalui google
form yang berisi pertanyaan
mengenai data demografi dan
gambaran mengenai pelaksanaan
pre dan post conference
keperawatan di ruang rawat inap
Zamzam 3 RSUDZA Banda Aceh.
Hasil observasi menjelaskan
optimalisasi peran kepala ruang dan
ketua tim dalam pelaksanaan pre
dan post conference sudah
telaksana namun belum optimal.
Sedangkan hasil kuesioner
didapatkan sebanyak 10 (59,0%)
perawat ruang Zamzam 3
berpendapat bahwa pelaksanaan pre
dan post conference sudah
terlaksanakan dengan katagori baik.
Sedangkan 7 (41,0%) perawat
lainnya sudah terlaksanan dengan
katagori cukup.
c. Barus DJ, Gultom R, Sipayung
RR. (2022). Peningkatan
Pengetahuan Melalui Edukasi
tentang Pre dan Post Conference
Pada Perawat di RSU Mutiara
Lubuk Pakam. Jurnal Abdimas
Mutiara. 3(1): 152-157
Isi jurnal: Kurangnya pengetahuan
karena kurangnya informasi
pelaksanaan oleh perawat pre
dan post conference yang tepat
memengaruhi apa yang akan
dipelajari dalam tindakan
keperawatan. Berdasarkan
observasi dan wawancara penulis
dan perawat ruangan rawat inap
di RSU Sari Mutiara Lubuk
Pakam, pelaksanaan pre dan post
conference belum dilakukan
secara optimal, jika hal ini
dilakukan secara terus menerus,
maka akan memiliki pengaruh
tertentu terhadap keperawatan
perawat setelah pelaksanaan
sebelum dan sesudah pertemuan
dan akhirnya berdampak pada
mutu pelayanan Rumah Sakit.
Metode kegiatan yang dilaksanakan
yaitu edukasi tentang pre dan
post conference. Hasil yang
diperoleh setelah dilaksanakan
edukasi sebelum kegiatan
diperoleh 75 % menjadi 100 %
perawat mengerti dengan
penjelasan materi pre dan post
conference

C. PRIORITAS MASALAH

Prioritas Masalah Jumlah

No Masalah Importancy T R Prioritas


IxTxR
P S RI PC DU Pc

1. Belum 5 5 5 2 4 3 4 5 24x4x5 = 1
optimalnya
480
pelaksanaan
pre dan post
conference
2. kurang 4 3 2 3 3 3 3 15x3x3 = 5
optimalnya
135
pelaksanaan
terapi
modalitas di
Ruang
Srikandi
RSJD dr.
Amino
Gondohuto
mo
3. Rendahnya 3 5 3 2 2 3 3 3 18x3x3 = 2
pemantauan
162
terapi obat
oral pada
pasien
4 belom 3 5 3 2 2 3 3 2 18 x 3x2 = 3
optimalnya
160
implementas
i di sart
plening
5 rendahnya 3 5 3 2 2 3 3 2 18 x 4
pemakasian
3x2=160
Apd saat
melakukan
asuhan
keperawatan
Keterangan :
1. Importancy (I) atau pentingnya masalah
Prevalency (P) : Masalah lebih banyak serius
Secerity (S) : Akibat yang ditimbulkan apabila tidak
ditangani.
Rate of Increase (RI) : Angka kenaikan
Public concern (PC) : Perhatian masyarakat
Degree of Unmeetneeds(DU) : Tingkat keinginan yang tidak terpenuhi
Politic Climate (PC) : Politic Climate
2. Technology (T) : Tehnologi yang tersedia
3. Resource (R) : Sumber daya yang tersedia
(manusia,dana,alat,dll)
4. Skor nilai :
 Skor 1 : Sangat kurang penting
 Skor 2 : kurang penting
 Skor 3 : cukup penting
 Skor 4 : penting
 Skor 5 : sangat penting

E. RENCANA PENYELESAIAN MASALAH


PENYEBAB MASALAH INTERVENSI PENYELSAIAN MASALAH
a. Belum dilakukanya kegiatan pre a. Memberikan motivasi kepada pasien agar pasien
dan post conference dirungan merasa nyaman berada di lingkungan yang baru
b. Perawat kurang memahami SOP b. Menyediakan lingkungan serah terima pasien
yang sudah ada di RSJD yang nyaman agar jelas dalam memberikan dan
Srikandi menerima informasi mengenai kondisi pasien,
serta mengkonfirmasi kembali informasi yang
telah diterima untuk meminimalisir kesalahan saat
serah terima pasien kelolaan.
c. Kurangnya kegiatan supervisi
c. Adakan role play tentang pelaksanaan post
yang dilakukan rumah sakit
conference
terhadap ruangan untuk menilai
pelaksanaan orientasi di
ruangan

F. PLAN OF ACTION PENYELESAIAN MASALAH


KEGIATAN TUJUAN KOMPONEN WAKTU
YANG
KEGIATAN PELAKSNAAN
TERLIBAT
Kegiatan pre dan Agar semua perawat yang ada di Ruangan Semua perawat - Pre
post conference Srikandi mengetahui dan memahami yang ada di conference
diruang Arjuna tentang konsep pre dan post conference ruangan Srikandi dilakukan
sehingga bisa mengaplikasikan dengan setelah operan
baik, kepada pasien dan sesama perawat - Pre
yang ada di rungan Srikandi conference
dilakukan
setelah
sebelum
operan ke
dinas berikut
Role play pre Agar semua perawat yang ada di ruangan Semua perawat - Pre
dan post Srikandi mengetahui dan memahami yang ada di conference
conference tentang bagaimana pelaksanaan pre dan ruangan Srikandi dilakukan
post conference yang sebenarnya atau setelah operan
yang sesuai denganteori, sehingga perawat - Pre
bisa melakukan pre dan post conference conference
dengan baik dilakukan
setelah
sebelum
operan ke
dinas berikut

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pre dan Post Conference

Conference adalah diskusi kelompok tentang penyusunan asuhan keperawatan


dengan tujuan untuk mempertahankan asuhan keperawatan agar tetap terbaru dan
dapat dipergunakan secara konstan (Suarli, 2012).
Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh Katim atau
Pj Tim. Jika  yang dinas pada tim tersebut  hanya satu orang, maka pre
conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana
harian), dan tambahan rencana dari Katim atau PJ tim (Mugianti, 2016).
Post Conference yaitu komunikasi Katim dan Perawat Pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post
conference adalah: hasil Askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak
lanjut). Post conference dipimpin oleh Katim atau PJ tim (Mugianti, 2016).
Menurut (Syah Putra, 2016) Pre Conference adalah diskusi tentang aspek
klinik sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien, sementara Post
Conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien.

B. Langkah-Langkah Pre dan Post Conferemce


1. Langkah-Langkah Pre Conference
Waktu kegiatan : Setelah operan
Tempat : Meja masing-masing tim
Penanggung jawab : Ketua Tim/ PJ
Kegiatan:
a. Katim/ PJ Tim membuka acara
b. Katim/ PJ Tim menanyakan rencana harian masing-masing perawat
pelaksana
c. Katim/ PJ Tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan
asuhan yang diberikan saat itu
d. Katim/ PJ Tim memberikan renforcement
e. Katim/ PJ Tim menutup acara
2. Langkah-Langkah Post Conference

Waktu kegiatan : Sebelum operan ke dinas berikut

Tempat : Meja masing-masing tim

Penanggung jawab : Ketua Tim/ PJ

a. Katim/ PJ Tim membuka acara


b. Katim/ PJ Tim menanyakan hasil asuhan masing-masing pasien
c. Katim/ PJ Tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan
d. Katim/ PJ Tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan
kepada perawat shift berikutnya
e. Katim/ PJ Tim menutup acara
(Mugianti, 2016)

C. Syarat Pelaksanaan Pre dan Post Conference


Syarat pre dan post confrence menurut (Swansburg, 2012), yaitu :
1. Pre Conferencedilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan
Post Conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan
2. Waktu efektif yang diperlukan 10-15 menit
3. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang 34 keadaan pasien,
perencanaan tindakan dan data-data yangperlu ditambahkan
4. Jumlah anggota harus cukup
5. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota
tim
D. Tuntutan yang Harus Dipenuhi dalam Pelaksanaan Pre dan Post
Conference
Tuntutan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pre dan Post Conference
menurut (Swansburg, 2012), yaitu :
1. Tujuan yang telah dibuat dalam conference seharusnya dikonfirmasikan
terlebih dahulu
2. Diskusikan yang dilakukan seharusnya merefleksikan prinsipprinsip
kelompok yang dinamis
3. Instruktur klinis memiliki peran dalam kelangsungan diskusi dengan
berpegang kepada fokus yang dibicarakan, tanpa mendomisilinya dan
memberikan umpan balik yang diperlukan secara tepat
4. Instruktur klinis harus memberikan penekanan-penekanan pada poin-poin
penting selama diskusi berlangsung
5. Suasana diskusi seharusnya mendukung agar kelompok partisipasi aktif, mau
memberikan respon dan menerima pendapat atau pandangan yang berbeda
agar dapat disepakati bersama
6. Usahakan antara anggota kelompok dapat bertatapan langsung (face to face)
7. Pada kesimpulan akhir dari comfrence ringkasan dan kesimpulan seharusnya
berikan oleh instruktur klinis atau siswa dengan mengacu pada tujuan
pembelajaran dan sifat applicability pada situasi dan kondisi yang lain.
E. Tujuan Pre dan Post Conference
1. Tujuan Pre Conference
Tujuan pre conference adalah:
1) Membantu untuk mengidentifikasi masalahmasalah pasien,
merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
2. Tujuan Post Conference
Tujuan post conference adalah untuk memberikan kesempatan
mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang
dijumpai
(Mugianti, 2016)
Menurut (Nursalam, 2014) Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan
penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai. Pre
Conference yang di lakukan adalah :
1) Menentukan waktu Post Conference
2) Mendiskusikan mengenai penyelesaian masalah klien
3) Mendiskusikan kesenjangan yang di temukan antara perencanaan dan
pelaksanaan tindakan keperawatan
4) Mendiskusikan dan menetapkan rencana tindakan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Barus DJ, Gultom R, Sipayung RR. (2022). Peningkatan Pengetahuan Melalui


Edukasi tentang Pre dan Post Conference Pada Perawat di RSU Mutiara Lubuk
Pakam. Jurnal Abdimas Mutiara. 3(1): 152-157
Harvia Z, Wardani E, Maurissa A. (2022). Penerapan Pre dan Post Conference di
Ruang Rawat Inap : Suatu Studi Kasus. JIM FKep. 1(1): 56-62
Mugianti, Sri. (2016). Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktik Keperawatan.
Jakarta; Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Pusdik SDM Kesehatan
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam praktek keperawatan
Profesional. Salemba medika.
Rezkiki F, Febrina W & Anggraini D. (2019). Pengaruh Pelaksanaan Pre Dan Post
Conference Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan. REAL in
Nursing Journal (RNJ). 2(1): 21-28.
Syah Putra, C. (2016). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. In Media.
Suarli, S. dan B. (2012). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis.
Erlangga.
Swansburg, R. C. (2012). Pengantar kepemimpinan dan manajemen keperawatan
untuk perawat klinis (Terjemahan). EGC
.

Anda mungkin juga menyukai