Anda di halaman 1dari 13

PRE DAN POST CONFERENCE DI RUANG MARWA

RSU ‘AISYIYAH PONOROGO

Disusun oleh:

Rifa Asmah Hanifah 1910206050


Nurul Fahmi 1910206052

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi telah memberikan dampak positif bagi setiap profesi kesehatan
untuk selalu berupaya meningkatkan kinerja profesionalnya dalam berkontribusi
diberbagai kebutuhan pelayanan kesehatan. Hal ini sejalan dengan makin
meningkatnya tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan (Ann C,
Krainovich B, 2016).
Asuhan keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang
bertujuan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan dasar klien dengan metode
proses keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan bagian dari praktik
peleyanan keperawatan. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara
professional didukung dengan adanya sumber daya manusia yang bermutu,
standart pelayanan, termasuk pelayanan yang berkualitas, disamping fasilitas
yang sesuai dengan harapan msyarakat. Agar pelayanan keperawatan sesuai
maka perlu dilakukan pre post conference terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan (Nursalam, 2015).
Pre post converence merupakan komunikasi kapala tim dan perawat
pelaksana setelah selesai operand an sebelum operan selanjutnyayang dipimpin
oleh kepala tim atau penanggung jawab tim. Isi pre post converence adalah
rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari kepala tim atau
PJ tim. Isi post conference adalah hasil dari asuhan keperawatan tiap perawat
dan hal perting untuk operan (Nursalam, 2015).
Pelaksanaan pre post converence dilakukan setelah timbang terima dan
pengarahan dari kepala ruangan, ketua tim 1 dan ketua tim 2 melakukan kegiatan
pre post converence bersama anggota timnya sdan membagi pasien sesuai
dengan pasien kelolaan. Pelaksanaan penulisan rencana harian dilakukan pada
saat pre post converence antara ketua tim dan perawat pelaksana. Kepala tim
memerintahkan kepada perawat pelaksana untuk menyiapkan note book atau
catatan harian dan bersama kepala tim mendiskusikan kebutuhan pasien
sehingga mempunyai persepsi yang sama dalam pembagian tugas perawat
pelaksana kemudian masing-masing menuliskan intervensi yang akan dilakukan
pada catatan harian. Kepala ruang setelah melakukan timbang terima menulis
catatan rencana kegiatan harian kepala ruangan. Post converence membahas
tentang keadaan implementasi masing-masing pasien, apakah ada masalah
selama dinas shift, kepala shift memberikan reinforcement kepada anggotanya
yang selesai melakukan tugasnya (Vezeau Tm, 2016).
Berdasarkan hasil kajian awal pada tanggal 3-4 Maret 2020 di Ruang
Marwa di RSU ‘Aisyiyah Ponorogo diperoleh gambaran bahwa belum
optimalnya pelasanaan pre post converence, dikarenakan keterbatasan waktu
dalam pelasanaan asuhan keperawatan. Salah satu upaya untuk memberikan
informasi dan pemehaman tentang pre post converence keperawatan maka
terselenggaranya kegiatan role play pre post converence keperawatan di Ruang
Marwa RSU ‘Aisyiyah Ponorogo.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memahami konsep dan aplikasi pre post converence keperawatan
khususnya peran kepala tim dalam lingkup tanggung jawabnya, dan mampu
menerapkan pre post converence keperawatan di Ruang Marwa RSU
‘Aisyiyah Yogyakarta
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan role play Pre Post Converence, diharapkan
mampu :
a. Memotivasi perawat dalam menjalankan Pre Post Converence
keperawatan
b. Memberikan tanggung jawab kepada masing-masing perawat primer dan
perawat asosiate.
c. Mampu melakukan dokumentasi hasil Pre Post Conference keperawatan.
C. Metode
1. Observasi
Melakukan observasi tentang pre dan post conference.
2. Wawancara
Melakukan wawancara kepada kepala tim, perawat pelaksana, dan kepala
ruang dengan pembagian tugas asuhan keperawatan.
D. Sasaran
1. Kepala ruang
2. Seluruh perawat
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Conference
Conference adalah pertemuan antara tim yang dilakukan setiap hari.
Konferensi dilakukan sebelum dan sesudah melakukan operan dinas, sore atau
malam sesuai dengan jadwal dinas. Konferensi sebaiknya dilakukan ditempat
tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar.
B. Pre dan Post Conference
1. Pre Conference
Pre Conference merupakan komunikasi katim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang
dipimpin oleh Katim atau Pj Tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya
satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah
rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari Katim atau
PJ tim.
Waktu : setelah operan
Tempat : meja masing-masing tim
Penanggung jawab : ketua atau PJ tim
Kegiatan :
a. Ketua tim atau PJ tim membuka acara
b. Ketua tim atau PJ tim menanyakan rencana masing-masing perawat
pelaksana
c. Ketua tim atau PJ tim memberikan masukan dan tindakan lanju terkait
dengan asuhan yang diberikan saat itu
d. Ketua tim atau PJ tim memberikan reinforment
e. Ketua tim atau PJ tim menutup acara (Sitorus & Panjaitan, 2011).
2. Post Conference
Post Conference merupakan komunikasi Katim dan Perawat Pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift
berikut. Isi post conference adalah: hasil Askep tiap perawat dan hal penting
untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh Katim atau PJ
tim.
Waktu : sebelum operan ke dinas berikutnya
Tempat : Meja masing-masing tim
Penanggung Jawab : ketua tim atau PJ tim
Kegiatan :
a. Ketua tim atau PJ tim membuka acara
b. Ketua tim/PJ menanyakan hasil asuhan masing-masing pasien
c. Ketua tim atau PJ tim menanyakan kendala dalam asuhan keperawatan
yang telah diberikan
d. Ketua tim atau PJ tim menanyakan tindakan lanjut asuhan keperawatan
yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
e. Ketua tim/ PJ Tim menutup acara (Simamora, 2012)
C. Tujuan Pre Post Conference
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-
masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah,
mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan
untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri
dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk
menghasilkan perubahan non kognitif. Juga membantu koordinasi dalam
rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan
asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan.
1. Tujuan pre conference adalah:
a. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan
asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
b. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
c. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
2. Tujuan post conference adalah:
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai (Nursalam, 2015).
D. Syarat Pre dan Post Conference
1. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan
post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan.
2. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit.
3. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,
perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan.
4. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan
anggota tim (Nursalam, 2015).
E. Pedoman pelaksanaan conference
1. Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan
2. Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok
3. Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga focus diskusi tanpa
mendominasi dan memberi umpan balik
4. Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodik
5. Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta keinginan
mengambil tanggung jawab dan menerima pendekatan serta pendapat yang
berbeda
6. Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi
7. Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin
dan kesesuaiannya dengan situasi lapangan (Tomey, 2009)
F. Panduan perawat pelaksanaan dalam melakukan konferensi
Adapun panduan bagi PP dalam melakukan konferenxi adalah sebagai berikut :
1. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas
pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawat pelaksana
2. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing-
masing
3. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi
kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.
Hal-hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :
a. Keluhan utama klien
b. Keluhan klien
c. TTV dan kesadaran
d. Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnose terbaru
e. Masalah keperawatan
f. Rencana keperawatan hari ini
g. Perubahan keadaan terapi medis
h. Rencana medis
4. Perawat primer mendiskusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang
masalah yang terkait dengan perawatan klien meliputi :
a. Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan, kesalahan
pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang
dikonsulkan
b. Ketetapan pemberian infuse
c. Ketetapan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan
d. Ketepatan pemberian obat atau injeksi
e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain
f. Ketepatan dokumentasi
5. Menggiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan
6. Menggiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan
kemajuan masing-masing perawat asosiet
7. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalah yang tidak dapat
diselesaikan (Simamora, 2012).
BAB III
PERENCANAAN
A. Pengakjian
No
Data Masalah Keperawatan
.
1. - Berdasarkan observasi dan wawancara Ketidakefektifan pre dan post conference
dengan perawat didapatkan hasil bahwa
belum optimalnya pre dan post
converence keterbatasan waktu dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan
B. Plan of Action
Diagnosa Masalah Uraian Kegiatan Sasaran Target Waktu PJ
Ketidakefektifan Berdasarkan observasi - Diskusikan ke co-shift Karu, Co Shift, 100% 10 Maret – 14 Rifa Asmah
pre dan post dan wawancara dengan tentang kegiatan yang maupun perawat Maret 2020 Hanifah,
conference perawat didapatkan hasil akan dilakukan untuk pelaksana yang dan Nurul
bahwa belum optimalnya mengatasi masalah bertugas jaga Fahmi
pre dan post converence pre/post conference
keterbatasan waktu - Melakukan kegiatan
dalam pelaksanaan pre/post conference
asuhan keperawatan
C. Implementasi dan Evaluasi
No
Masalah Data Awal Tindakan (Implementasi) Hasil
.
1. Ketidakefektifan pre Berdasarkan observasi dan a. Menyiapkan ruangan atau tempat a. Karu membuka acara
dan post conference wawancara dengan perawat b. Menyiapkan rekam medic pasien yang b. Katim menanyakan hasil
didapatkan hasil bahwa menjadi tanggung jawabnya asuhan masing-masing
belum optimalnya pre dan c. Menjelaskan tujuan pre post c. Katim menanyakan kendala
post converence keterbatasan conference dalam asuhan yang diberikan
waktu dalam pelasanaan d. Memandu pelaksanaan pre post d. Katim menanyakan tindak
asuhan keperawatan conference lanjut asuhan pasien yang
e. Menjelaskan hasil asuhan keperawatan harus dioperkan ke shift
pasien, tindakan yang telah dilakukan berikutnya
dan rencana tindak lanjut e. Karu menutup acara
f. Memberikan reinforcement positif
pada perawat pelaksana
g. Menyimpulkan hasil pre post
conference
BAB IV
PEMBAHASAN
Konferensi merupakan diskusi kelompok mengenai beberapa aspek

klinik dan kegiatan konsultasi yang dilakukan setiap hari. Konferensi

dilakukan sebelum dan sesudah melakukan asuhan keperawatan pada pasien.

Konferensi digunakan untuk menganalisis masalah-masalah dan menjabarkan

alternative penyelesaian masalah, mendapat gambaran berbagai situasi

lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana sehingga

dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan

membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan

sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi

pemberi asuhan.

Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah

selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh

ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut

hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Post conference adalah

komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang

shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah

hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post

conference dipimpin oleh katim atau Pj tim.

Berdasarkan hasil evaluasi setelah dilakukannya role play pada tanggal

10 Maret 2020 didapatkan bahwa jumlah perawat telah melakukan pre

conference dan post conference meningkat menjadi 95% yang sebelumnya

pelaksanaan pre dan post conference hanya 68%. Pre dan post conference

dilaksanakan di ruang nurse station marwa dilakukan bersamaan dengan

operan jaga karena padatnya kegiatan dan keterbatasan waktu pelaksanaan.


BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengkajian, tindakan dan evaluasi yang telah dilakukan di
ruang marwa RSU ‘Aisyiyah Ponorogo, didapatkan simpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Pre conference dan post conference di ruang Marwa RSU
‘Aisyiyah Ponorogo sudah ada peningkatan menjadi 95% dan pelaksanaan
dilakukan bersamaan dengan operan jaga karena keterbatasan waktu dan
padatnya kegiatan, sehingga pelaksanaan intervensi dan implemantasi yang akan
dilakukan disetiap shift akan berkesinambungan dan akan mengurangi
kesalahan-kesalahan dalam melakukan asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ann C, Krainovich B. (2016). Pre and Post Conference. 82(5):823-5.

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan


professional. Jakarta : Salemba Medika.

Simamora, R. (2012). Manajemen Keperawatan. Jakarta : EGC.

Sitorus, R & Panjaitan, R. (2011). Manajemen Keperawatan: Menejemen


Keperawatan di Ruang Rawat. Jakarta : Sagung Seto.

Tomey, A.M. (2009). Guide to Nursing Management and Leadership (8 thed).


Philadelpgia : Mosby Elsevier.

Vezeau TM. (2016). Nurse Education in Practice In Defence of Clinic Conferences


In Clinical Nursing Education. Nurse Educ pract. Elsevier Ltd.

Anda mungkin juga menyukai