Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Metode pembelajaran yang berjalan di stase komunitas masih menggunakan system


konvensional dimana proses pembelajaran dari tiap – tiap mahasiswa belum dapat terkontrol dengan
sempurna, pada setiap musyawarah warga dan implementasi kegiatan yang dilakukan mahasiswa
pembimbing dating untuk mendampingi. Kemudian kegian pre post conference dilakukan oleh
mahasiswa secara mandiri dalam kelompok dan pendokumentasiannya belum terarah.

Berdasarkan observasi pembimbing lebih dari 40% mahasiswa di stase keperawatan komunitas
tidak memahami tugas dan tanggung jawabnya dalam menjalankan praktik seperti tanggung jawab
pembuatan askeb, pelaksanaan musyawara warga, buatan pre planning kegiatan dan lain – lain ,
mahasiswa terlihat pasif, dan kempok biasanya mengandalkan ketua serta beberapa orang mahasiswa
yang lebih aktif.

Vezeau (2015) menyampaikan metode conference sangat popular dalam keperawatan namun
masih sangat jarang literature dan penelitian yang terkait dengan conference tersebut. Metode
conference atau clinical conference ini kemungkinan tidak banyak yang mengenalnya bahkan
menggunakannya, dari hasil observasi lapangan, beberapa bembimbing klinik menyampaikan
conference yang dikenal dan biasa dilakukan dalam proses pembelajaran clinic adalah pre conference
dan post conference. Pembimbing klinik tersebut bertanggapan pre conference dan post conference
inilah yang dimaksud conference atau clinical conference. Namun metode ini telah dikenalkan di
Amerika oleh Flyn bersama dengan eman-temannya, pada tahun 1981 dengan penelitiannya yang
memaparkan teknik pembelajaran strategis dalam pembelajaran klinik yang sangat di senangi
mahasiswa dan pembimbing. Yang mana menurut Rosenblum (1995) clinical conference dapat
memfasilitasi pembelajaran yang efektif pada mahasiswa residen pediatric diklinik, dan lebih banyak hal
yang dapat dipelajari dalam metode ini, antara lain pembentukan karakter.

Oleh sebab itu perlu adanya metode pembelajaran lapangan yang lebih kreaif dan inivatif yaitu
dengan menggunakan metode conference, yang di ambil dari Clinical conference yang mana tidak
banyak penelitian yang dilakukan terhadap metode pembelajaran ini. Di harapkan dengan metode
pembelajaran conference dapat memupuk dan meningkatkan sikap tanggung jawab mahasiswa dalam
menjalankan tugas profesi, sehingga kompetensi praktik keperawatan pada stase komunitas dapat
tercepai oleh semua mahasiswa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pre conference dan post conference
2. Apa manfaat dan tujuan pre conference dan post conference
3. Apa kelebihan dari pre dan post conference
4. Apa kekurangan dari pre dan post conference
5. Bagaimana cara SOP dari pre dan post conference
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari pre dan post conference
2. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan pre dan post conference
3. Untuk mengetahui kelebihan pre dan post conference
4. Untuk mengetahui kekurangan pre dan pos conference
5. Untuk mengetahui SOP dari pre dan post conference
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pre conference dan Post conference


1. Definisi Pre Conference
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah
selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh
ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya
satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana
tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim(Modul
MPKP, 2006).
Pre conference merupakan tahapan sebelum melakukan konferens yang
akan dilakukan oleh para instruktur klinis dimana akan dijelaskan apa yang akan
dilakukan oleh setiap mahasiswa sebelum melakukan tindakan keperawatan.
Sedangkan dalam Pre-konferens para instruktur klinis harus sudah menyiapkan
apa yang akan dibahas dalam konferens sehingga tidak banyak waktu yang
terbuang. Sumber : Ariani,N,2006. Manajemen bangsal keperawatan , jakarta:
EGC Nursalam 2014. Konsep dan penerapan metedologi penelitian ilmu
keperawatan )
2. Definisi Post Conference
Post Conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentan hasil
kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post
conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan
( tindak lanjut ). Post conference dipimpin oleh katim atau Pj tim ( Modul MPKP,
2006 ).
Kegiatan :
a. Ketua tim membuka acara
b. Ketua tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan
c. Ketua tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang harus
diperolehkan kepada perawat shif berikutnya
d. Ketua tim menutup acara
B. Manfaat dan tujuan Pre dan Post conferens
1. Manfaat pre dan post conference
Manfaatnya yaitu agar patner kerja bisa lebih mengerti dan memahami apa yang
terjadi di klinik kerja saat tertukar bertukar pekerjaan (shift). Selain itu bisa dapat
bertukar informasi dengan jelas di lingkungan kerja bisa menjalin komunikasi
yang baik antar sesama tenaga kesehatan dan agar patner kerja tidak kebingungan
saat memulai bekerja karena sudah mendapatkan informasi secara detail.
(handoko,T.H, 2003). Manajemen personalia dan sumber daya manusia, jakarta)

2. Tujuan pre dan post conference


Secara umum tujuan conference adalah untuk menganalisa masalah-masalah
secara kritis dan menjabarkan alternative penyelesaian masalah, mendapatkan
gambaran Secara umum tujuan conference adalah untuk menganalisa masalah-
masalah secara kritis dan menjabarkan alternative penyelesaian masalah,
mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapt menjadi masukan
untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan sediapan diri
dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk
menghasilkan perubahan non kognitif (Mc Keachie, 1962). Juga membantu
koordinasi alam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi
pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (T.M.Marelli,
etal, 1997)
a. Tujuan pre conference
 Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,
merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
 Mempersiapkan hal-hal yang akan di temui di lapangan
 Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
b. Tujuan pos conference
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang di jumpai.
C. Kelebihan Pre Conference dan Post Conference
Adapun kelebihan pre dan post conference yaitu :
1. Ketersediaan sumber belajar
2. Kejelasan kompetensi yang akan dicapai
3. Kejelasan tugas yang akan dikerjakan
4. Kesinambungan penguasaan
5. Kejelasan buku panduan
6. Kejelasan tahap demi tahap pencapaian kompetensi belajar

D. Kekurangan Pre dan Post Conference


1. Kekurangan pre conference
 Pasien banyak
 Mahasiswa yang di bombing lebih bnyak disbanding pembimbingnya
 Tempat khusus pre conferens kurang memadai
 Mahasiswa kadang tidak membawa buku pencapaian target dan daftar tilik
 Mahasiswa kurang inisiatif bertanya
 Mahasiswa sering dating terlambat kelahan praktek
2. Kekurangan post conference
 Mahasiswa kurang menguasai daftar tilik sehingga tidak menyadari kekurangan yang
dilakukan
 Tidak tersedianya model untuk latihan
 Kurang menguasai pendokumentasian ( kurang focus )

E. Standar Operasional Prosedur Pre dan Pos Converence


 Standar Operasional Prosedur Pre Converence

No Tindakan Ya Tidak
1. Persiapan
1.      Ruangan
2.      Staff
2. Tatalaksana
1. Melakukan konferensi setiap hari segera setelah dilakukan
pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal pelaksana.
2. Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim Isi
conference:
Rencana tiap asuhan (rencana harian)
Tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung jawab tim
3. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya
masing – masing.
4. Menyampaikan perkembangan dan masalah pasien berdasarkan
hasil evaluasi kemarin dan kondisi pasien yang dilaporkan oleh
dinas malam
5. Perawat pelaksana menyampaikan hal-hal meliputi:
a. Keluhan pasien
b. TTV dan kesadaran pasien
c. Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnosis terbaru
d. Masalah keperawatan
e. Rencana keperawatan hari ini
f. Perubahan keadaan terapi medis
g. Rencana medis
6. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet
tentang masalah yang terkait dengan perawatan pasien yang
meliputi :
a. Pasien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan,
kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung lain,
kehadiran dokter yang dikonsulkan.
b. Ketepatan pemberian infuse
c. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan
d. Ketepatan pemberian obat / injeksi
e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain
f. Ketepatan dokumentasi
7. Mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
8. kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan
masing–masing perawatan asosiet.
9. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak
dapat diselesaikan.

 Standar Operasional Prosedur Post Conference


A. Nama Jabatan :

B. Unit Organisasi :

C. Ringkasa Tugas :

1. Ketua tim atau Pj membuka acara.

2. Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala yang dialami dalam memberikan 

asuhan pasien.
3. Ketua tim atau Pj tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus

dioperkan kepada perawat shift berikutnya.

4. Ketua tim atau Pj menutup acara.

D. Hasil Kerja                     :

1. Terlaksananya pembukaan acara.

2. Terdeteksinya kendala dalam asuhan yang telah diberikan.

3. Terlaksananya tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan kepada perawat

shift berikutnya.

4. Terlaksananya penutupan acara.

E. Rincihan Tugas                :

1. Ketua tim atau Pejawab tim membuka acara

 Memberikan salam dengan sopan dan hormat

 Memperkenalkan diri

 Menjelaskan tujuan

 Menjelaskan langkah prosedur

2. Ketua tim atau Pj menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan

 Menanyakan kepada setiap Pj apa yang telah dilakukan kepada pasien

 Menanyakan kepada setiap Pj apa yang menjadi kendala dalam memberikan

setiap asuhan kepada pasien

 Menanyakan kepada setiap Pj apa yang dapat dihasilkan dari setiap tindakan

3. Ketua tim atau Pj tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus

dioperkan kepada perawat shift berikutnya.

 Menanyakan kepada Pj apa yang belum dilaksanakan


 Menanyakan kepada Pj apa yang akan dilaksanakan selanjutnya

 Menanyakan kepada Pj apa yang harus dioperkan pada perawat shift

selanjutnya

 Mengevaluasi keefektifan dan keefisienan tindakan yang akan diberikan

selanjutnya.

4. Ketua tim atau Pj menutup acara.

 Memberikan kesimpulan Post Conference

 Menanyakan apakah ada pertanyaan atau saran kepada setiap penjawab.

 Mengucapkan terimakasih dan salam

Anda mungkin juga menyukai