OLEH :
ANDI ASLIANA
ANDI ZULDIANA
ENDANG JUNIARSI
INRIANI
NUR SYAMSI
RESKI ALFIANA
B. Tujuan
Tujuan conference secara umum adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara kritis
dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah dan mendapatkan gambaran dari berbagai
situasi lapangan sehingga bisa menjadi bahan masukan untuk menyusun rencana sehingga
dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan membantu
koordinasi dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan
dan kebingungan bagi pemberi asuhan keperawatan.
1. Tujuan Pre conference
Tujuan pre conference menurut Modul MPKP (2006) yaitu :
a. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien merencanakan asuhan
dan merencanakan evaluasi hasil
b. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui dilapangan
c. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
d. Bagi mahasiswa yaitu menyiapkan mahasiswa untuk pembelajaran pada setting
klinik.
e. Menyiapkan mahasiswa untuk aktivitas penugasan klinik
f. Menyiapkan mahasiswa untuk pengalaman praktek klinik
2. Tujuan Post Conference
Tujuan post conference menurut Modul MPKP (2006) yaitu :
a. Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah
b. Membandingkan masalah yang dijumpai
c. Mendiskusikan askep atau tindakan yang belum dilaksanakan
E. Tuntutan yang Harus Dipenuhi dalam Pelaksanaan Pre dan Post Conference
Tuntutan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pre dan post conference menurut Modul
MPKP (2006) yaitu :
1. Tujuan yang telah dibuat dalam conference seharusnya dikonfirmasikan terlebih dahulu
2. Diskusikan yang dilakukan seharusnya merefleksikan prinsip-prinsip kelompok yang
dinamis
3. Instruktur klinis memiliki peran dalam kelangsungan diskusi dengan berpegang kepada
fokus yang dibicarakan, tanpa mendomisilinya dan memberikan umpan balik yang
diperlukan secara tepat
4. Instruktur klinis harus memberikan penekanan-penekanan pada poin-poin penting
selama diskusi berlangsung
5. Atmosfer diskusi seharusnya mendukung bagi partisipasi kelompok, mengandung
keinginan anggota diskusi untuk memberikan responsnya dan menerima pendapat atau
pandangan yang berbeda untuk selanjutnya mencari persamaannya
6. Besar kelompok seharusnya dibatasi 10-20 orang untuk memelihara pertukaran ide-ide
yang ade kuat diantara mereka
7. Usahakan antara anggota kelompok dapat bertatapan langsung (face to face)
8. Pada kesimpulan akhir dari comfrence ringkasan dan kesimpulan seharusnya berikan
oleh instruktur klinis atau siswa dengan mengacu pada tujuan pembelajaran dan sifat
applicability pada situasi dan kondisi yang lain
Di Bed Pasien
1. Kepala ruang menyampaikan
salam dan PP menanyakan
kebutuhan dasar pasien.
2. Perawat jaga selanjutnya
mengobservasi secara penuh
terhadap masalah keperawatan,
kebutuhan, dan tindakan yang
telah/ belum dilaksanakan, serta
hal-hal penting lainnya selama
masa perawatan.
3. Hal-hal yang sifatnya khusus
dan memerlukan perincian yang
matang sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada
petugas berikutnya.
E. Tipe-tipe Ronde
Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan. Diantaranya
adalah menurut Close dan Castledine (2005) ada empat tipe ronde yaitu matrons’ rounds,
nurse management rounds, patient comfort rounds dan teaching nurse.
1. Matron nurse menurut Close dan Castledine (2005) seorang perawat berkeliling ke
ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang dilakukan
perawat ronde ini adalah memeriksa standart pelayanan, kebersihan dan kerapihan, dan
menilai penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien.
2. Nurse management rounds menurut Close dan Castledine (2005) ronde ini adalah ronde
manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan implementasi pada sekelompok
pasien. Untuk melihat prioritas tindakan yang telah dilakukan serta melibatkan pasien
dan keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran
antara perawat dan head nurse.
3. Patient comport nurse menurut Close dan Castledine (2005) ronde disini berfokus pada
kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde
ini adalah memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan
dimalam hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.
4. Teaching rounds menurut Close dan Castledine (2005) dilakukan antara teacher nurse
dengan perawat atau mahasiswa perawat, dimana terjadi proses pembelajaran. Teknik
ronde ini biasa dilakukan oleh perawat atau mahasiswa perawat. Dengan pembelajaran
langsung. Perawat atau mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat
langsung pada pasien.
Daniel (2004) walking round yang terdiri dari nursing round, physician-nurse rounds
atau interdisciplinary rounds. Nursing rounds adalah ronde yang dilakukan antara perawat
dengan perawat. Physician-nurse adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh dokter
dengan perawat, sedangkan interdisciplinary rounds adalah ronde pada pasien yang
dilakukan oleh berbagai macam tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta
fisioterapi, dsb.
F. Tahapan Ronde Keperawatan
Ramani (2003), tahapan ronde keperawatan adalah :
1. Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan), orientation
(orientasi).
2. Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observation
(pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan).
3. Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran), reflection (refleksi),
preparation (persiapan).
Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih untuk yang dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang
memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan
b. Pasien dengan kasus baru atau langka.
BAB IV
PENUTUP
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan
untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab
tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka Pre conference ditiadakan. Isi Pre
conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari katim dan PJ
tim (Modul MPKP, 2006). Pre conference merupakan tahapan sebelum melakukan conference
yang akan dilakukan oleh para instruktur klinis dimana akan dijelaskan apa yang akan dilakukan
sebelum melakukan tindakan keperawatan.
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi Post conference adalah hasil askep
tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference adalah fase dimana
dari hasil pembahasan dibuat evaluasi. Setiap perawat harus mampu nmelakukan evaluasi dari
setiap conference yang sudah dilaksanakan sehingga tahu apa yang harus dilakukan berikutnya.
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima dilakukan
oleh kepala ruang, perawat primer (PP), dan perawat associate (PA). Kepala ruang memiliki
peran yaitu; sebagai konsultan dan pengendali mutu perawat primer, mengorientasi dan
merencanakan karyawan baru, menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan kepada perawat
primer, evaluasi kerja, dan merencanakan atau menyelenggarakan pengembangan staf.
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan untuk mengatasi keperawatan klien yang
dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas & melaksanakan asuhan
keperawatan, yang dilakukan oleh Perawat Primer dan atau konsuler, kepala ruang, dan Perawat
pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota tim. Ronde keperawatan merupakan suatu metode
pembelajaran klinik yang memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan
pengetahuan teoritis ke dalam peraktik keperawatan secara langsung.