Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MANAJEMEN KEPERAWATAN

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen


keperawatan

Dosen Pengampu: Ari Pebru Nurlaily S.Kep.,Ns.,M.Kep

DISUSUN OLEH:

1. AULIA WALEN PRAMITA P17011


2. CINDY GALUH RAHMAWATI P17012
3. DEVI AGUSTIANA SARI P17013
4. DIAH LARAS ATI P17014
5. DIMAS AVIAN SAPUTRO P17015
6. DYAH AYUNING GALUH P17016
7. EKA ABRIANA PUSPITASARI P17017
8. ELISA RINDA FITRIANA P17018
9. ELSAN OKTAVIAN MARDANI P17019
10. ETIKA ASTARI P17020

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen adalah suatu upaya kegiatan untuk mengarahkan,

mengkoordinasi, mengarahkan dan mengawasi dalam mencapai tujuan

bersama dalam sebuah organisasi. Manajemen keperawatan adalah upaya

staf keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan

rasa aman kepada pasien, keluarga, serta masyarakat.

Manajemen sangat penting diterapkan di dalam ruangan agar

semua kegiatan tertata rapid an terarah, sehingga tujuan dapat dicapai

bersama, yaitu menciptakan suasana yang aman dan nyaman baik kepada

sesama staf keperawatan maupun pasien.

B. Rumusan Masalah

1. Apa defenisi dari conference ?

2. Sebutkan jenis conference ?

3. Apa tujuan dari pre – post conference ?

4. Bagaimana syarat pre – post conference ?

5. Bagaimana pedoman pelaksanaan conference ?

6. Bagaimana panduan perawat pelaksana dalam melaksanakan

conference?

7. Bagaimana standar oprasional prosedur (sop) pre – post cobference?


C. Tujuan

1. Untuk mengetahui defenisi dari conference.

2. Untuk mengetahui jenis conference.

3. Untuk mengetahui tujuan dari pre – post conference.

4. Untuk mengetahui syarat pre – post conference.

5. Untuk mengetahui pedoman pelaksanaan conference.

6. Untuk mengetahui panduan perawat pelaksana dalam melaksanakan

conference.

7. Untuk mengetahui standar oprasional prosedur (sop) pre – post

cobference.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Dari Conference

Conference adalah langkah awal yang harus dilakukan oleh instruktur

klinis dalam memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap mahasiswa.

Dalam konferens instruktur klinis memberikan pengarahan terhadap

mahasiswa yang akan melakukan pelayanan kesehatan. Sehingga para

mahasiswa mendapatkan pengertian akan apa yang akan dilakukan setelah

berada di tempat pasien.

Conference adalah salah satu jalan yang ditempuh untuk membantu

para calon perawat dalam melakukan tindakan keperawatan terhadap klien.

Penyiapan mahasiswa untuk praktek klinik telah menjadi bagian yang sangat

penting dalam pendidikan keperawatan. Hal ini dimaksudkan untuk

meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam memasuki praktek keperawatan

secara nyata terhadap pasien langsung. Hal ini dimaksudkan untuk setiap

menjaga kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.

B. Jenis Conference

Konferensi terdiri dari pre conference dan post conference yaitu :

1. Pre Conference

Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana

setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang

dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada
tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre

conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan

rencana dari katim dan PJ tim(Nursalam, 2015)

Waktu : setelah operan

Tempat : Meja masing – masing tim

Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim

Kegiatan :

1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara

2) Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing – masing

perawat pelaksana

3) Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait

dengan asuhan yang diberikan saat itu.

4) Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.

5) Ketua tim atau Pj tim menutup acara

2. Post Conference

Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana

tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift

berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal

penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim

atau Pj tim (Mursalam, 2015)

Waktu :Sebelum operan ke dinas berikutnya.

Tempat : Meja masing – masing tim.

Penanggung jawab : ketua tim atau Pj tim

Kegiatan :
1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara.

2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah

diberikan.

3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien

yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.

4) Ketua tim atau Pj menutup acara.

C. Tujuan Dari Pre – Post Conference

Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-

masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah,

mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi

masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan

kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang

efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962). Juga

membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga

tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi

asuhan (Clament, I, 2011).

a. Tujuan pre conference adalah:

1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,

merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil

2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan

3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien

b. Tujuan post conference adalah:


Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan

membandingkan masalah yang dijumpai.

D. Syarat Pre – Post Conference

1. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan

post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan.

2. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit.

3. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,

perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan.

4. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan

anggota tim.

E. Pedoman Pelaksanaan Conference

1. Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan.

2. Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok.

3. Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa

mendominasi dan memberi umpan balik.

4. Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodic.

5. Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan

mengambil tanggung jawab dan menerima pendekatan serta pendapat yang

berbeda.

6. Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi.

7. Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin

dan kesesuaiannya dengan situasi lapangan.\


F. Panduan Perawat Pelaksana Dalam Melaksanakan Conference

Adapun panduan bagi PP dalam melakukan konferensi adalah sebagai berikut:

(Sitorus, 2012).

a. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas

pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.

b. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing

– masing.

c. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi

kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.

Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :

1) Keluhan utama klien

2) Keluhan klien

3) TTV dan kesadaran

4) Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.

5) Masalah keperawatan

6) Rencana keperawatan hari ini.

7) Perubahan keadaan terapi medis.

8) Rencana medis.

d. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet

tentang masalah yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi :

1) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan,

kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran

dokter yang dikonsulkan.

2) Ketepatan pemberian infuse.


3) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.

4) Ketepatan pemberian obat / injeksi.

5) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,

6) Ketepatan dokumentasi.

e. Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.

f. Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan

kemajuan masing –masing perawatan asosiet.

g. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat

diselesaikan.

G. Standar Oprasinal Prosedur (Sop) Pre – Post Conference

STANDAR OPERASIONAL (SOP)

PRE CONFERENCE                                              

No Tindakan Ya Tidak
1. Persiapan
1.      Ruangan

2.      Staff
2. Tatalaksana
a. Melakukan konferensi setiap hari segera setelah

dilakukan pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan

jadwal pelaksana.

b. Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim

c. Isi conference:

1. Rencana tiap asuhan (rencana harian)

2. Tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung

jawab tim.
3. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA

dalam timnya masing – masing.

4. Menyampaikan perkembangan dan masalah pasien

berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi

pasien yang dilaporkan oleh dinas malam.

d. Perawat pelaksana menyampaikan hal-hal meliputi:

1. Keluhan pasien

2. TTV dan kesadaran pasien

3. Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnosis

terbaru

4. Masalah keperawatan

5. Rencana keperawatan hari ini

e. Perubahan keadaan terapi medis.

f. Rencana medis

g. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan

perawat asosiet tentang masalah yang terkait dengan

perawatan pasien yang meliputi :

1. Pasien yang terkait dengan pelayanan seperti :

keterlambatan, kesalahan pemberian makan,

kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang

dikonsulkan.

2. Ketepatan pemberian infuse.

3. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran

cairan.
4. Ketepatan pemberian obat / injeksi.

5. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain.

6. Ketepatan dokumentasi.

7. Mengingatkan kembali standar prosedur yang

ditetapkan.

8. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan,

ketelitian, kejujuran dan kemajuan masing–masing

perawatan asosiet.

9. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan

masalaah yang tidak dapat diselesaikan.

SOP ( STANDART OPERASIONAL  PROSEDUR )

POST CONFERENCE
A. Nama Jabatan : Perawat

B. Unit Organisasi :

C. Ringkasan Tugas :

1. Ketua tim atau Pj membuka acara.

2. Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala yang dialami dalam

memberikan  asuhan pasien.

3. Ketua tim atau Pj tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus

dioperkan kepada perawat shift berikutnya.

4. Ketua tim atau Pj menutup acara.

D. Hasil Kerja :

1. Terlaksananya pembukaan acara.

2. Terdeteksinya kendala dalam asuhan yang telah diberikan.

3. Terlaksananya tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan kepada

perawat shift berikutnya.

4. Terlaksananya penutupan acara.

E. Rincian Tugas :

1. Ketua tim atau Pj tim membuka acara.

a. Memberikan salam dengan sopan dan hormat.

b. Memperkenalkan diri.

c. Menjelaskan tujuan.

d. Menjelaskan langkah prosedur.

2. Ketua tim atau Pj menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan

a. Menanyakan kepada setiap Pj apa yang telah dilakukan kepada pasien


b. Menanyakan kepada setiap Pj apa yang menjadi kendala dalam

memberikan setiap asuhan kepada pasien

c. Menanyakan kepada setiap Pj apa yang dapat dihasilkan dari setiap

tindakan.

3. Ketua tim atau Pj tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus

dioperkan kepada perawat shift berikutnya.

a. Menanyakan kepada Pj apa yang belum dilaksanakan.

b. Menanyakan kepada Pj apa yang akan dilaksanakan selanjutnya.

c. Menanyakan kepada Pj apa yang harus dioperkan pada perawat shift

selanjutnya.

d. Mengevaluasi keefektifan dan keefisienan tindakan yang akan diberikan

selanjutnya.

4. Ketua tim atau Pj menutup acara.

5. Memberikan kesimpulan Post Conference.

6. Menanyakan apakah ada pertanyaan atau saran kepada setiap Pj.

7. Mengucapkan terimakasih dan salam

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dapat kami simpulkan bahwa conference merupakan diskusi

kelompok tentang beberapa askpek klinik dan kegiatan konsultasi yang

dilakukan sebelum dan sesudah melaksanakan asuhan keperawatan.

Tujuannya yaitu dapat menganalisa masalah secara kritis, dapat

merencananakan rencana untuk mengantisipasi di lapangan, serta membantu

dalam berkoordinasi dalam pemberian asuhan keperawatan.

B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini diharapkan sebagai acuan dalam

praktik di lahan maupun dalam pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA
Sitorus (2012), Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit.

Jakarta : EGC. 2. Nursalam (2015).

Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan, Edisi ke-3.

Professional. Jakarta: Salemba Medika. 3.

Clament, I (2011). Management Nursing Services and Education. Edition I.

India : Elsevier.

Rusdi dkk, 2019. Efektivitas Timbang Terima metode SBAR Terhadap Mutu

Asuhan Keperawatan. Jurnal. Vol.4, N0.1.2019 : 40-44.

file:///C:/Users/Danang/Downloads/67-13-174-2-10-

20190719%20(2).pdf. Diakses pada tanggal 28 April 2020 pukul 14.20

Anda mungkin juga menyukai