Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN DIABETES MELITUS


DI RUANG ARIMBI RSD BAGAS WARAS KLATEN

DISUSUN OLEH :

1. ANITA AYU AFFIROH ( P17007 )


2. EKA ABRIANA PUSPITA ( P17017 )
3. ELISA RINDA FITRIANA ( P17018 )
4. GRACE NANDA PERMATA C ( P17074 )

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MELITUS

A. KONSEP PENYAKIT
1) Pengertian
Diabetes Melitus adalah suatu kelainan pada seseorang yang ditandai dengan
naiknya kadar glukosa yang diakibatkan karena kekurangan insulin (Padilai,2012).
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi yang
berhubungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat, lemak dan protein yang di
sebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau
keduanya dan menyebabkan komplikasi kroonis microvaskuler, makrovaskuler dan
neoropati
Diabetes melitus keadaan hiperglikemi kronik yang disertai berbagai kelainan
metabolic akibat gangguan hormonal yang menimbulkan komplikasi pada mata, ginjal,
saraf, dan pembuluh darah (Nugroho, 2011).
2) Etiologi
Menurut (Padila, 2011) etiologi diabetes mellitus adalah sebagai berikut:
a. DM tipe 1
Diabetes mellitus yang tergantung insulin yang ditandai dengan penghancuran sel-sel
beta pankreas yang disebabkan oleh beberapa faktor berikut :
1) Faktor genetik
Penderita tidak mewarisi diabetes itu sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi atau
kecenderungan genetik ini di kemukakan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA
2) Faktor-faktor imunologi
Adanya respon autoimun yang merupakan respon abmormal dimana antibodi
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
yang dianggap sebagai jaringan asing yaitu antibody terhadap sel-sel dan insulin
endogen
3) Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan
destruksi sel beta.
b. DM tipe 2
Mekanisme yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada
diabetes tipe 2 masih belum di ketahui. Faktor genetik memang peranan dalam proses
terjadinya resistensi insulin. Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya
diabetes tipe 2 yaitu usia, obesitas, riwayat keluarga.
c. Faktor Non Genetik.
1) Infeksi : virus dianggap sebagai “trigger” pada mereka yang sudah memiliki
predisposisi genetic terhadap Diabetes Melitus
2) Nutrisi :
a) Obesitas dianggap menyebabkan resistensisi thd insulin
b) Malnutrisi
c) Alkohol
3) Stres : stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya
menyebabkan hiperglikemik sementara
4) Hormonal : Feokromositoma karena konsentrasi glukagon dalam darah tinggi ,
feokromositoma karena kadar katekolamin meningkat
3) Manifestasi klinik
Manifestasi klinik Diabetes Melitus dikaitkan dengan konsekuensi metabolic defisiensi
insulin (Nurarif & Kusuma, 2013) sebagai berikut :
a. Kadar glukosa puasa tidak normal
b. Hiperglikemik berat berakibat glukosaria yang akan menjadi dieresis osmotic yang
meningkatkan pengeluaran urin (poliurio) dan timbul rasa haus
c. Rasa lapar yang semakin besar, berat badan kurang
d. Lelah dan mengantuk
e. Gejala lain yang di keluhkan adalah kesemutan , gatal, mata kabur, impotensi
Pathway
Genetik Virus Obssiti

Kelainan Auto imun akumulasi lipid di jaringan

Efektoksik

Kerusakan pankreas kelainan signal reseptor yang


teraktivasi dan efek seluler
Kerusakan sel-sel beta pankreas resistensi insulin

Diabetes melitus tipe I DM tipe II

Defisiensi insulin

Gangguan metabolisme

Metabolisme protein meningkat lipid meningkat

Asam amino darah meningkat pembatasan diit

Gulukoneogenersis penurunan BB

Hiperglikemi Ketidak seimbangan


nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Resiko ketidakstabilan
kadar glukosa darah
4) Patofisologi
Sebagian besar patologi diabetes mellitus dapat di kaitkan dengan 1 dari 3 efek utama
kekurangan insulin sebagai berikut:
a. Pengurangan penggunaan glukosa oleh salah satu tubuh, dengan akibat peningkatan
konsentrasi glukosa darah setinggi 300-1200 mg / hari
b. Peningkatan mobilitas lemak dari darah-darah penyimpanan lemak, menyebabkan
kelainan metabolism lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler yang
mengakibatkan aterosklerosis
c. Pengurangan protein dalam jaringan tubuh
Pada diabetes tipe 1 terdapat ketidak mampuan untuk di hancurkan oleh proses aouto
imun. Glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat di simpan dalam hati meskipun
tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia. Jika sesudah konsentrasi
glukosa darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang
tersaring keluar akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urine.
Pada diabetes tipe 2 terdapat 2 masalah yang berhubungan dengan insulin, yaitu
resistensi insulin di sertai dengan penurunan reaksi intersel ini. Dengan demikian
insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan

5) Komplikasi
Menurut (randy & Margareth, 2012) beberapa komplikasi dari diabetes mellitus sebagai
berikut:
a. Akut
1) Hipoglikemia dan hiperglikemia
2) Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah kecil
3) Neuropati saraf sensorik (berpengaru pada eksermitas). Saraf otonom
berpengaruh pada gastrointestinal dan kardiovaskuler
b. komplikasi menahan diabetes mellitus
1) Neuropati diabetic
2) Retinopati diabetic
3) Nefropati diabetic
4) Proteinuria
6. pemeriksaan diasnotik
Pemeriksaan penunjang diabetes mellitus adalah sebagai berikut:
a. Kadar glukosa darah
1. Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dl)
- Dm: plasma vena >200, darah kapiler >100
- Belum pasti Dm: plasma vena 110-120 darah kapiler 80-100
2. Kadar gula puasa (mg/dl)
- Dm : plasma vena 120 , darah kapiler>110
- Belum pasti Dm : plasma vena 110-120, darah kapiler 90-110.
b. Jenis laboratorium DM
Jenis tes pada klien dm dapat berupa tes saring, tes diagnostik tes monitoring dan teruntuk
mendeteksi komplikasi
1. Tes saring
a. Glukosa darah puasa (GDP), glukosa darah sewaktu
b. Tes glukosa urine
c. Tes konvensional
2. Tes diagnostik
a. Glukosa darah puasa (GDP)
b. Glukosa darah sewaktu (GDS)
c. Glukosa darah 2 jam post prandial
d. Glukosa jam ke-2 TTGO
3. Tes monitoring terapi
a. GDP = plasa vena, darah kapiler
b. GD2PP = plasma vena ke 2
4. Tes untuk mendeteksi komplikasi
a. Urine
b. Ureum, kretinin, asam urat
c. Kolesterol total
d. Triglisrida
7. Penatalaksanaan
Empat pilar penatalaksanaan DM adalah sebagai berikut
a. Latihan jasmani
1. Frekuensi = jumlah olahraga per minggu sebaiknya di lakukan secara teratur 3-5 kali
perminggu
2. Intensitas = ringan dan sedang yaitu 60-70% MTIR (maximum heart rate)
3. Time = 30-60 menit
4. Tipe = aerobic untuk meningkatkan kemampuan kardiovaskuler respirasi seperti
jalan, joging, berenang, dll
b. Edukasi
Penyuluhan kesehtan merupakan suatu proses yang berlangsung terus menerus
c. Terapi gizi
Pemantauan jumlah kalori gizi penderitaan DM harus disesuikan oleh status gizi
d. Terapi farmakologi
1. Binguanid : obat untuk menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai bawah
normal
2. Insulin seritinng agen : meninggalkan sensikulitas insulin tanpa menyebabkan
hipoglikemia
3. Sulforiurea: obat golongan sulpoylurea bekerja dengan cara ;
- Menstimulasi pengelepasan insulin yang tersimpan
- Penurunan ambang skresi insulin
- Meningkatkan skresi insulin

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit dahulu
e. Riwayat kesehatan keluarga
f. Keadaan lingkungan
g. Pola fungsi kesehatan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko ketidak stabilan kadar glukosa darah (00179)
b. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupan diet kurang (00002)
3. Intervensi Keperawatan
a. Resiko ketidak stabilan gula darah
Kriteria hasil :
- Kadar glukosa darah pasien dalam batas normal (70-140 mg/dl)
- BB pasien meningkat dalam batas normal dan ideal
- Mempertahankan KU cukup baik
Intervensi :
- Monitor kadar glukosa darah sesui indikasi 2 jam PP
- Berikan insulin sesui resep
- Berikan sesui resep
- Berikan cairan IV sesui kebutuhan
- Edukasi kepada keluarga untuk diit rendh gula
- Kolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
diet kurang
Kriteria Hasil :
- Asupan gizi pasien tercukupi
- Asupan cairan terpenuhi
- Asupan makanan pasien terpenuhi sesuai diit
Intervensi :
- Monitor kalori dan asupan makan sesui diit
- Berikan informasi penggunaan NGT untuk pemenuhan nutrisi
- Kolaborasi pemberian obat sesuai terapi
- Berikan nutrisi sesuai diit melalui NGT
4. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang di lakukan perawat
untuk membantu pasien dalam proses penyembuhan dan masalah kesehatan yang di hadapi
pasien .
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses menentukan nilai atau suatu objek berdasarkan acuan-acuan
tertentu untuk menentukan tujuan tertentu

DAFTAR PUSTAKA
Academi.Edu.Com/. Diabetes Mellitus. 2018-2012, Ed. II Jakarta. Di akses pada tgl 25
juli 2019 jam 18:00 WIB
Nugroho, 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 vol3 . Jakarta : EGC
Padils, 2012. Diagnosis Keperawatan, Aplikasi Pda Praktik Klinis, Edisi 6. Jakarta : EGC
Randy & Margareth, 2012. Nursing Outcome Elarsmcation New . jerry : upper saddle
river
Sudoyo, 2012 Agenda Medikal Bedah. Bandung :penerbit PT Alumni

Anda mungkin juga menyukai