Anda di halaman 1dari 8

KASUS KECELAKAAN PADA REMAJA

KELOMPOK 2 :

1. AULIA WALEN (P17011)


2. CINDY GALUH RAHMAWATI (P17012)
3. DEVI AGUSTIANA SARI (P17013)
4. DIAH LARAS ATI (P17014)
5. DIMAS AVIAN WAHYU S (P17015)
6. DYAH AYUNING GALUH (P17016)
7. EKA ABRIANA PUSPITASARI (P17017)
8. ELISA RINDA FITRIANA (P17018)
9. ELSAN OKTAVAN MARDANI (P17019)
10. ETIKA ASTARI (P17020)

D III KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019
Laporan Wartawan Surya M Taufik

TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Esya Putri (13), warga perum Taman Aloha Desa
Sukolegok, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo tewas usai mengalami kecelakaan lalu lintas.
Korban Esya tewas di lokasi kejadian yakni Jalan Raya Desa Sadang, Kecamatan Taman,
Sidoarjo, Minggu (29/9/2019) siang.dengan luka parah di bagian kepalanya.

Esya tewas usai sepeda motor Yamaha Mio bernopol L 6703 YS yang dikendarai bertabrakan
dengan Yamaha RX King bernopol W 5115 RS yang dikendarai Adet Candra (17) pelajar
kelas XI asal Jl Sadari Desa Pulungan, Kecamatan Sedati, Sidoarjo.

Adet Candra diketahui mengalami luka-luka cukup serius.

"Dua korban langsung dilarikan ke rumah sakit. Korban yang pria sudah menjalani perawatan
akibat luka yang dideritanya, sementara korban satunya sudah meninggal dunia," kata Kasat
Lantas Polresta Sidoarjo, Kompol Fahrian Saleh Siregar.

Setelah mengevaluasi korban, petugas juga langsung melakukan oleh TKP dan memeriksa
sejumlah saksi untuk memastikan penyebab kecelakaan maut ini.

Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa peristiwa maut itu bermula saat sepeda motor
Yamaha King melaju kencang dari utara dan berusaha mendahului kendaraan lain yang ada di
depannya.

Ketika mendahului di jalur kanan itu, motor yang dikendarai siswa SMU tersebut bertabrakan
dengan Yamaha Mio yang melaju dari arah berlawanan.

Kecelakaan itu persis terjadi di depan tambal ban.

Dua motor yang terlibat kecelakaan sama-sama rusak parah, dan pengendara Mio tewas
dengan luka parah di kepala.

"Sepeda motor Mio tersebut pengemudinya juga pelajar. Dan masih di bawah umur. Baru
berusia 13 tahun," lanjut mantan Kasi STNK Subdit Regident Ditlantas Polda Jatim tersebut.

Dari hasil olah TKP dan berdasar keterangan sejumlah saksi, diduga kuat kecelakaan ini
terjadi akibat kurang hati-hatinya pengendara Yamaha RX King saat mendahului kendaraan
lain. Sehingga bertabrakan dengan Mio dari arah berlawanan.

"Tentu semua prihatin dengan kejadian ini, pelajar jadi korban kecelakaan. Selama ini kami
terus melakukan sosialisasi kepada orangtua atau warga, agar tidak mudah memperbolehkan
anak di bawah umur untuk mengemudi. Semoga peristiwa ini juga menjadi pembelajaran
bagi banyak pihak, agar tidak mudah mengizinkan anak di bawah umur berkendara atau
mengemudi di jalan raya," tukas Fahrian.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Dua Motor Pelajar Tabrakan, Siswi 13
Tahun Tewas di Jalan

Analisis

Pada dasarnya, penggunaan sepeda motor hanya ditujukan kepada seseorang yang telah
memiliki Surat Izin Mengemudi C(SIM C). Berdasarkan pasal 81 Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009, seseorang berhak memiliki SIM C saat ia berusia 17 tahun. Tak hanya itu, surat-
surat kepemilikan sepeda motor juga harus dilengkapi, rambu lalu lintas ditaati, tata tertib
dipatuhi, dan norma berkendara dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Namun saat ini
daya pikat sepeda motor semakin menggila, tak hanya kaum dewasa, kaum anak-anak di
bawah umur pun juga ikut menggemarinya.

Kenapa anak di bawah umur atau masih di bawah 17 tahun tidak boleh memliki SIM C atau
mengendarai kendaraan bermotor roda 2 karena banyak secara mental anak di bawah umur
tak jarang juga bertindak onar. Seringkali mereka melanggar peraturan lalu lintas dengan
membahayakan dirinya dan bahkan orang lain, yang paling mendasar mereka anak di bawah
secara mental tidak belum bisa mengusai dan lebih mengedepankan emosi dan pemikiran
yang pendek dan tidak berpikir jangka panjang . Masalah itu rasanya telah menjadi masalah
klasik di negeri ini yang sulit untuk diredam. Mengemudi tanpa mengenakan helm, memacu
motor dengan kecepatan tinggi, tak menghiraukan rambu-rambu lalu lintas, hingga
berboncengan melebihi kapasitas rasanya telah menjadi “pemandangan” sehari-hari di
jalanan, dan kebanyakan dari mereka adalah anak-anak(tak memiliki SIM). Mereka seakan
tak tahu tentang bahaya yang sewaktu-waktu dapat terjadi atas apa yang ia perbuat.

Harusnya pihak keluarga harus lebih berhati hati untuk anaknya yang masih dibawah umur
jangan dibiarkan untun mengendarai sendiri dan memfasilitasi motor.

Naskah Role Play

11. Aulia Walen : penolong 1


12. Cindy Galuh R : penolong 2
13. Devi Agustiana Sari : petugas RM
14. Diah Laras Ati : ibu korban
15. Dimas Avian Wahyu S : pasien
16. Dyah Ayuning Galuh : perawat 2
17. Eka Abriana P : perawat 1
18. Elisa Rinda Fitriana : moderator
19. Elsan Oktavan M : dokter
20. Etika Astari : penolong 3

Narasi Pada suatu hari terjadi sebuah kecelakaan 2 motor yang menyebabkan 1 orang tewas
dan seorang remaja laki - laki mengalami cidera dan kemudian dilarikan ke rumah sakit Mitra
Sehat oleh dua pengendara lain yang menolongnya.

Backsound bunyi ambulance

Pasien (Setengah sadar dengan merintih kesakitan)

Penolong : “Sus tolong ada pasien kecelakaan, tolong segera ditangani”

Perawat IGD segera mengambil brankart, dan memindahkan pasien pasien diatas bed.

RM : “Maaf anda siapanya ?”

Penolong 1: “Saya yang menolong sus”

RM : “Anda tahu identitas dari korban ini mbak ?”

Penolong 1: “Tidak sus tapi saya coba tanya ke korbannya dulu.”

(si penolong menghampiri korban)

Penolong 2: “Dek kamu bawa kartu mahasiswa, boleh saya pinjam dulu untuk administrasi?
Kamu bawa hp atau tidak ? Nanti saya akan mengabari keluargamu ”

Pasien : “Ditas buk” (dengan suara lemas).

Kemudian si penolong mengurusi registrasi si korban dan menghubungi keluarga klien.


Sementara itu, si perawat sedang menangani korban kecelakaan tadi.

Perawat 1: “Dek-dek bisa dengar saya ?”

Pasien : “aduh sakit sus”


Perawat 1: “yang sakit sebelah mana dek ?”

Pasien (menggerakkan bagian yang sakit.)

Perawat 1: “pusing tidak dek ?”

Pasien : “pusing sus”

*di receptionis

Keluarga :“sus anak saya tadi kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit. Pasien dengan nama
Andriana ?”

(dengan ekspresi yang panik)

RM : “disebelah sana buk, mari saya antarkan”

Petugas RM pun mengantarkan Ibu pasien menuju bad tempat anaknya dirawat

RM : “ Ini bu, anak ibu ada di dalam”

Ibu : “ Oh iya, makasih sus”

RM : “ Iya bu, sama- sama”

Sang Ibu pun segera membuka sampiran dan menjumpai anaknya terbaring tak berdaya di
atas tempat tidur

Ibu : “ Ya Allah nak......kok bisa sampek kayak gini to?, apanya yang sakit nak?”

Pasien : “ Kaki bu, sama pusing”

Ibu : “ Lha ini tadi kamu sudah diperiksa sama dokter belum nak?”

Pasien : “ Sudah bu”

Ibu : “ Terus apa katanya dokter?”

Pasien : “ Gak tau bu”

Ditengah perbincangan ini perawat datang ke ruangan pasien

Perawat 1 : “ Permisi bu, saya izin mau menanyai adeknya sebentar ya bu”
Ibu ; “ Iya sus, silahkan”

Perawat 1 : “Gimana dek ada yang dikeluhkan lagi?”

Pasien : “ Masih sus, dada saya terasa sesak”

Perawat 1 :“ Kalau begitu saya pasangkan oksigen dulu ya, biar nafasnya lancar.”

Pasien ( Menganggukan kepala) Narasi Perawat memulai tindakan pemberian oksigen pada
pasien

Ibu: “ Lho nak dadamu sesak juga to?” (Sang ibu kaget)

Pasien ( Menganggukkan kepala)

Ibu : “ Ini kenapa ya sus, kok dada anak saya sesak? Padahal kan anak saya tidak punya
riwayat

sakit asma”

Perawat 1 : “ Mungkin anak Ibu mengalami syok, sehingga dadanya terasa sesak”

Ibu : “ Lha ini tadi katanya anak saya sudah diperiksa sama Dokter,hasilnya gimana ya sus?”

Perawat 1: “ Oh itu, nanti Ibu akan dijelaskan secara langsung oleh dokter bu”

Ibu : “ O begitu ya sus”

Perawat 1: “ Iya bu, kalau begitu saya permisi dulu ya bu, kalu butuh sesuatu bisa panggil
kita di ruang perawat ya bu”

Ibu : “ Baik sus”

Perawat 1 : “ Mari bu, permisi”

Ibu : “ Oh iya, monggo”

Narasi

Perawat kembali ke ruang perawat dan Ibu pasien tetap menunggu pasien di samping tempat
tidur pasien. Setelah beberapa menit kemudian, seorang perawat datang kembali.

Perawat 2 : “ Permisi bu, Ibu diminta untuk menemui dokter sekarang bu”
Ibu : “ Iya sus, lha terus anak saya sama siapa sus?”

Perawat 2 : “ Ibu silahkan temui dokter dulu, anaknya biar saya yang menjaga”

Di ruang jaga Ibu pasien bertemu dengan Dokter yang berjaga di IGD

Dokter : “ Keluarga dari Saudari Andriana ya bu”

Ibu : “ Iya dok, bagaimana dengan anak saya dok?”

Dokter : “ Silahkan duduk dulu bu, saya akan menjelaskan tentang keadaan anak ibu”

Ibu : ” Iya dok” (sambil duduk)

Dokter : “ Ini sepertinya ada gangguan pada tulang di bagian kaki Saudari Andriana, dan
sejak tadi dia mengeluhkan pusing, jadi untuk mengetahui keadaan tulang di bagian kakinya
kita sebaiknya melakukan rogten terlebih dahulu dan juga sebaiknya kita melakukan CT Scan
untuk mengetahui keadaan dari bagian dalam kepala anak Ibu”

Ibu : “ Memangnya kalau tidak dilakukan itu kenapa ya dok?”

Dokter : “ Jika tidak dilakukan rogten dan CT scan, kita tidak mengetahui keadaan pastinya,
jadi kita tidak bisa mengambil tindakan selanjutnya”

Ibu : “ Kalau saya pikirkan terlebih dahulu bagaimana dok?”

Dokter : “ Iya bu silakan, tetapi saya mohon Ibu segera memberikan keputusan agar kita bisa
melakukan tindakan selanjutnya”

Ibu : “ Baik dok, kalau begitu saya permisi dulu”

Dokter: “ Oh iya bu, silahkan”

Sang ibupun kembali menuju ruangan pasien, namun di tengah perjalanan Ibu bertemu
dengan perawat yang menangani anaknya tadi dan meminta pendapat kepada perawat, setelah
mendapat informasi dari perawat, Ibupun yakin dengan keputusan yang akan diambilnya, dan
menuju ruang dokter untuk konfirmasi

Dokter : “ Bagaimana bu?”


Ibu : “ Setelah saya pikir

-pikir saya setuju bila anak saya dirogten dan di CT scan”

Dokter : “ Baiklah kalau begitu ibu bisa menandatangani surat persetujuan tindakan”

Ibu : “ Iya dok, saya tanda tangan dimana?”

Dokter : “ Ini silahkan Ibu baca terlebih dahulu , kemudian tanda tangan di sebelah sini”

Kemudian Sang Ibu kembali ke kamar pasien , setelah beberapa saat kemudian datanglah
seorang perawat.

Perawat 2 : “ Permisi bu, Dek ini mau dilakukan rogten, ini adek mau saya antarkan ke ruang
radiologi, sebelumnya perhiasannya dan jamnya dilepas dulu ya, biar dibawa ibunya dulu”
Pasien (menganggukan kepala)

Perawat 2 : “ Mari dek saya antarkan”

Pasien : “ Saya maunya diantar mbak perawat yang tadi”

Anda mungkin juga menyukai