Anda di halaman 1dari 7

KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD)

KELOMPOK 2 :

ATIKA DWI BANOWATI (P17010) JUWITA KUSUMA WATI (P17028)


CINDY GALUH RAHMAWATI (P17012) LARAS HASTUTI (P17029)
DYAH AYUNING GALUH (P17016) MAYA HAPSARI PUTRI (P17030)
ELISA RINDA FITRIANA (P17018) PRIHATI YUNITA (P17038)
ETIKA ASTARI (P17020) SERLINDA DELAVITA (P17044)
ISSTIN PIDELLIA (P17027) SYAH FITROH MUKTI (P17047)
Definisi KTD

Kehamilan tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka
keberadaannya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua pihak calon kedua orang tua bayi
tersebut. Kehamilan yng tidak diinginkan dapat berdampak pada kesehatan mental ibu bayi
maupun ayah bayi tersebut. Menurut Najman, 2013, kehamilan tidak diinginkan akan
meningkatkan kecemasan dan depresi kedua orang tua. Kemungkinan ada keinginan untuk
menggugurkan kandungannya.
Dampak KTD bagi remaja
1. Kehamilan yang tidak diinginkan dapat mengakibatkan lahirnya seorang anak yang
tidak diinginkan (unwanted child).
2. Terjadinya kehamilan tidak diinginkan dapat memicu terjadinya pengguguran
kandungan atau aborsi karena sebagian perempuan mengalami kehamilan yang tidak
diinginkan mengambil keputusan atau jalan keluar dengan aborsi, terlebih lagi dengan
aborsi yang tidak aman.
3. Terganggunya kesehatan reproduksi.
4. Tidak diakui oleh keluarga.

5. Dilecehkan atau dikucilkan oleh teman.


Kasus KTD
Sekelompok siswa SMA bernama A, B, C, D, E pergi ke club malam bersama pacarnya masing-masing. Mereka
di club minum alkohol bahkan sampai berhubungan seks. Dan mereka pulang sampai larut malam hari. Siswa A,B,C
merasa tubuhnya lemas dan mengantuk terus, mereka juga enggan beraktivitas. Selain itu, setiap kali makan, perut
rasanya mual bahkan mereka kemudian muntah-muntah.

Satu minggu siswa A,B,C mengalami perasaan tidak nyaman, tetapi mereka tidak tahu ada apa dengan dirinya.
Suatu saat, siswa A,B,C merasa gelisah karena pada tanggal dan bulan di mana dia seharusnya mendapatkan
mestruasi (haid) ternyata tidak datang juga. Siswa A,B,C menceritakan tentang masalahnya pada temannya yaitu
siswa D,E. Semakin hari, mereka semakin gelisah karena haidnya tidak kunjung datang.

Siswa A,B,C juga mengungkapkan kegelisahannya kepada pacarnya masing-masing. Mereka menyatakan bahwa
dirinya takut hamil sebagai akibat hubungan seksual yang pernah dilakukannya bersama pacarnya. Kemudian siswa
D menyarankan untuk tes kehamilan menggunakan tespack. Dan ternyata siswa A,B,C positif hamil. Mereka pun
terlihat takut dan kebingungan. Siswa E menyarankan pergi ke puskesmas. Tetapi siswa D malah menyarankan untuk
ke dukun. Dan akhirnya, siswa A,B,C memilih untuk pergi ke puskesmas dengan diantar pacarnya masing-masing.
Mereka memutuskan pergi ke puskesmas untuk mengecek kehamilan nya dan meminta solusi tentang masalahnya
saat ini.
Dari kasus diatas dapat dianalisa yaitu peran perawat
dalam menanggulangi masalah diatas sebagai berikut :

1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan (care giver), walaupun pasien termasuk kedalam
kasus KTD tetapi seorang perawat tetap wajib melakukan asuhan keperawatan dan tidak
boleh membeda-bedakan pasien.
2. Sebagai advokat, perawat dapat mengintrepetasikan berbagai informasi dalam
pengambilan persetujuan atas tindakan medis yang akan dilakukan oleh pasien.
3. Sebagai edukator, perawat dapat menginformasikan pengetahuan seputar kehamilan,
edukasi seks dan resiko berbagai tindakan medis yang mungkin dilakukan terhadapnya.
4. Sebagai koordinator, penghubung antara pasien dengan tenaga kesehatan lainnya
seperti dokter dan apoteker untuk keperluan tindakan medis.
5. Sebagai kolabolator, perawat dapat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainya
seperti dokter untuk tindakan medis, psikolog untuk konsultasi masalah kesehatan
jiwa, apoteker untuk pemberian obat dan yang lainnya.
6. Sebagai konsultan, perawat dapat membantu pasien dengan menjadi konsultan untuk
perencanaan tindakan medis yang akan dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai