Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PRE CONFERENCE DAN POST CONFERENCE


DALAM MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN
DI RUANG DEWI KUNTHI RSUD KRMT WONGSONEGORO
SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Praktik Managemen Pelayanan


Kebidanan Komprehensif yang Diampu oleh Dhita Aulia Octaviani, S.ST,
M.Keb.

Oleh :

1. Vika Auliyatun Nafiah P1337424818091


2. Anggit Chandrawaty P1337424818002
3. Wahyu Karyaningtyas P1337424818092
4. Dina Muthoharoh P1337424818006
5. Windi Aulina P1337424818094

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PRE CONFERENCE DAN POST CONFERENCE
DALAM MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

Hari/ tanggal : Kamis, 20 Februari 2019


Waktu : 08.00-08.30 WIB
Pokok Bahasan : Pre Conference dan Post Conference dalam manajemen
pelayanan kebidanan
Sub pokok bahasan :Menjelaskan dan mendemonstrasikan mengenai Pre
Conference dan Post Conference dalam manajemen
pelayanan kebidanan
Sasaran : Semua bidan Ruang Dewi Kunthi RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro
Penyuluh : Windi Aulina
Tempat : Ruang Diskusi Dewi Kunthi RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan mengenai pre conference dan post conference
dalam manajemen pelayanan kebidanan diharapkan tenaga kesehatan bidan
memahami dan mampu melakukan pre conference dan post conference dalam
manajemen pelayanan kebidanan secara continou.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan tentang pre conference dan post conference
dalam manajemen pelayanan kebidanan, diharapkan tenaga kesehatan bidan
mengetaui:
1. Apa yang dimaksud pre conference dan post conference dalam
manajemen pelayanan kebidanan?
2. Apa tujuan pre conference dan post conference dalam manajemen
pelayanan kebidanan?
3. Apa saja syarat-syarat untuk melakukan pre conference dan post
conference dalam manajemen pelayanan kebidanan?
4. Bagaimana pedoman pelaksanaan pre conference dan post conference
dalam manajemen pelayanan kebidanan?
5. Bagaimana panduan bidan dalam melaksanakan pre conference dan post
conference dalam manajemen pelayanan kebidanan?
6. Bagaimana prosedur pelaksanaan pre conference dan post conference
dalam manajemen pelayanan kebidanan

III. Garis-garis Besar Materi


1. Pengertian pre conference dan post conference dalam manajemen
pelayanan kebidanan.
2. Tujuan pre conference dan post conference dalam manajemen
pelayanan kebidanan
3. Syarat-syarat untuk melakukan pre conference dan post conference
dalam manajemen pelayanan kebidanan
4. Pedoman pelaksanaan pre conference dan post conference dalam
manajemen pelayanan kebidanan
5. Panduan bidan dalam melaksanakan pre conference dan post
conference dalam manajemen pelayanan kebidanan
6. Prosedur Pelaksanaan pre conference dan post conference dalam
manajemen pelayanan kebidanan

IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

V. Media dan Alat Peraga


Laptop
VI. Proses Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Respon Tenaga Waktu
kesehatan Bidan
1. Pendahuluan a. Membalas 5 menit
a. Memberikan salam pembuka, salam
menanyakan kabar dan perkenalan diri b. Mendengarkan
b. Menjelaskan tujuan c. Memberi
c. Kontrak waktu respon
2. Penjelasan a. Mendengarkan 15
a. Pengertian pre conference dan post dengan menit
conference dalam manajemen seksama
pelayanan kebidanan.
b. Tujuan pre conference dan post
conference dalam manajemen
pelayanan kebidanan
c. Syarat-syarat untuk melakukan pre
conference dan post conference
dalam manajemen pelayanan
kebidanan
d. Pedoman pelaksanaan pre
conference dan post conference
dalam manajemen pelayanan
kebidanan
e. Panduan bidan dalam melaksanakan
pre conference dan post conference
dalam manajemen pelayanan
kebidanan
f. Prosedur Pelaksanaan pre
conference dan post conference
dalam manajemen pelayanan
kebidanan
3. Penutup a. Aktif bertanya 10
a. Tanya jawab b. Membalas menit
b. Menyimpulkan hasil penyuluhan salam
c. Menanyakan hal yang belum jelas
d. Memberi salam

VII. Evaluasi
1. Mengajukan pertanyaan lisan
a. Tes Awal
1) Apa yang dimaksud pre conference dan post conference dalam
manajemen pelayanan kebidanan?
2) Apa tujuan pre conference dan post conference dalam manajemen
pelayanan kebidanan?
3) Bagaimana cara melakukan pre conference dan post conference
dalam manajemen pelayanan kebidanan?
b. Tes Akhir
1) Praktikan cara melakukan pre conference dan post conference
dalam manajemen pelayanan kebidanan
2. Observasi
a. Bidan mendengarkan penjelasan dengan seksama
b. Bidan aktif dalam acara diskusi.
LAMPIRAN
MATERI PRE CONFERENCE DAN POST CONFERENCE
DALAM MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

A. Pengertian pre conference dan post conference


Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.
Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore
atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference
sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi
gangguan dari luar.
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat/ bidan pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang
dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim
tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference
adalah rencana tiap perawat/ bidan (rencana harian), dan tambahan rencana
dari katim dan PJ tim (Sitorus R, 2011)
Waktu : setelah operan
Tempat : Meja masing-masing tim
Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim
Kegiatan:
1. Ketua tim atau Pj tim membuka acara
2. Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing-masing
perawat/ bidan pelaksana
3. Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait
dengan asuhan yang diberikan saat itu.
4. Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
5. Ketua tim atau Pj tim menutup acara

Post conference adalah komunikasi katim dan perawat/ bidan pelaksana


tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift
berikut. Isi post conference adalah hasil askep/ askeb tiap perawatan dan hal
penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim
atau Pj tim (Noprianty R, 2018)
Waktu : Sebelum operan ke dinas berikutnya.
Tempat : Meja masing-masing tim.
Penanggung jawab : ketua tim atau Pj tim

Kegiatan:
1. Ketua tim atau PJ tim membuka acara.
2. Ketua tim atau PJ tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah
diberikan.
3. Ketua tim atau PJ tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang
harus dioperkan kepada perawat/ bidan shift berikutnya.
4. Ketua tim atau PJ menutup acara.
B. Tujuan pre conference dan post conference
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-
masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah,
mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi
masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan
kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara
yang efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962
dalam Yanto B dkk, 2015). Konferensi juga dapat membantu koordinasi
dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi
pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan
(T.M.Marelli, et.al, 1997 dalam Yanto B dkk, 2015).
Tujuan pre conference adalah:
1. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan
asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
2. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien

Tujuan post conference adalah untuk memberikan kesempatan


mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang
dijumpai.
C. Syarat-syarat untuk melakukan pre conference dan post conference
Menurut Yanto B dkk (2015), syarat-syarat dilakukannya pre-post
conference adalah sebagai berikut:
1. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan
post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan
2. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
3. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,
perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan
4. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan
anggota tim
D. Pedoman pelaksanaan pre conference dan post conference
Menurut Yanto B dkk (2015), pedoman pelaksanaan pre-post conference
adalah sebagai berikut:
1. Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan
2. Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok
3. Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa
mendominasi dan memberi umpan balik
4. Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodic
5. Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan
mengambil tanggung jawab dan menerima pendekatan serta pendapat yang
berbeda
6. Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi
7. Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin
dan kesesuaiannya dengan situasi lapangan
E. Panduan bidan dalam melaksanakan pre conference dan post conference
Adapun panduan bagi PP dalam melakukan konferensi adalah sebagai
berikut (Sitorus R, 2011):
1. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas
pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.
2. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksan/ bidan pelaksana dan PA dalam
timnya masing-masing.
3. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi
kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam. Hal hal yang
disampaikan oleh perawat pelaksana/ bidan pelaksana meliputi:
a. Keluhan utama klien
b. Keluhan klien
c. TTV dan kesadaran
d. Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
e. Masalah keperawatan
f. Rencana keperawatan hari ini
g. Perubahan keadaan terapi medis.
h. Rencana medis.
4. Perawat pelaksana/ bidan pelaksana mendikusikan dan mengarahkan
perawat asosiet tentang masalah yang terkait dengan perawatan klien yang
meliputi:
a. Klien yang terkait dengan pelayanan seperti: keterlambatan, kesalahan
pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang
dikonsulkan.
b. Ketepatan pemberian infuse.
c. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
d. Ketepatan pemberian obat/ injeksi.
e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,
f. Ketepatan dokumentasi.
5. Mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
6. Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan
kemajuan masing–masing perawatan asosiet.
7. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat
diselesaikan.
F. Prosedur Pelaksanaan Pre Conference dan Post Conference
Menurut Noprianty R (2018), prosedur pelaksanaan pre conference adalah
sebagai berikut:
1. Perawat primer/ katim menyiapkan ruangan/ tempat
2. Perawat primer/ katim menyiapkan rekam medikpasien yang menjadi
tanggung jawabnya
3. Perawat primer/ katim memandu pelaksanaan pre conference
4. Perawat primer/ katim menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference
5. Perawat primer/ katim menjelaskan masalah keperawatan pasien,
keperawatan dan rencana keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
6. Perawat primer/ katim membagi tugas kepada perawat pelaksana sesuai
kemampuan yang dimiliki dengan memperhatikan keseimbangan kerja
7. Perawat primer/ katim mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan
asuhan pasien/ tindakan
8. Perawat primer/ katim memotivasi untuk memberikan tanggapan dan
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
9. Perawat primer/ katim mengklarifikasi kesiapan perawat pelaksana untuk
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
10. Perawat primer/ katim memberikan reinforcement positif pada perawat
pelaksana
11. Perawat primer/ katim menyimpulkan hasil pre conference.
Menurut Noprianty R (2018), prosedur pelaksanaan post conference
adalah sebagai berikut:
1. Perawat primer/ katim menyiapkan ruangan/ tempat
2. Perawat primer/ katim menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
3. Perawat primer/ katim memandu pelaksanaan post conference
4. Perawat primer/ katim menjelaskan tujuan dilakukannya post conference
5. Perawat primer/ katim menerima penjelasan dari PA tentang hasil
tindakan/ hasil aasuhan keperawatan yang telah dilakukan PA
6. Perawat primer/ katim mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam
memberikan askep pasien dan mencari upayapenyelesaian masalahnya
7. Perawat primer/ katim memberikan reinforcement positif pada perawat
pelaksana
8. Perawat primer/ katim menyimpulkan hasil post conference.
9. Perawat primer/ katim mengklarifikasi pasien sebelum melakukan operan
tugas jaga berikutnya
DAFTAR PUSTAKA

Noprianty R. 2018. Modul Praktikum Nursing Management. Yogyakarta:


Deepublish
Sitorus R. 2011. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit. Jakarta:
EGC
Yanto B dkk. 2015. Timbang Terima (Operan) dan Conference dalam Manajemen
Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai