Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan gizi Rumah Sakit
(PGRS) adalah salah satu dari 20 pelayanan wajib RS. PGRS adalah kegiatan
pelayanan gizi di Rumah Sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat,
baik rawat inap maupun rawat jalan, untuk kepentingan metabolisme tubuh,
dalam rangka upaya preventif, kuratif , rehabilitatif maupun promotif. Ruang
lingkup kegiatan manajemen asuhan gizi meliputi sub instalasi Pelayanan Gizi
Ruang Rawat (PGRR) dan Subinstalasi pendidikan, penyuluhan, Konsultasi
dan Rujukan Gizi (PPKR). Pelaksanaan terapi gizi medis harus komprehensif,
proporsional dan dinamis mengikuti perkembangan kondisi klinis pasien.
Dalam hal ini diperlukan kerjasama yang baik antara dokter,
nutrisionis/dietisen, perawat dan tenaga kesehatan lain yang terkait dengan
pelaksanaan tim asuhan gizi di rumah sakit/puskesmas. Ciri kerjasama antar
kelompok kerja ini dalam menyelesaikan masalah klien adalah: koordinasi,
saling berbagi, kompromi, interrelasi, saling ketergantungan atau
interdependensi serta kebersamaan.
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung
jawab praktik profesi bidan pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan
kesehatan. Pada pelayanan kebidanan terdapat tiga macam pelayanan
kebidanan yaitu pelayanan kebidanan tugas mandiri, pelayanan kebidanan
kolaborasi, dan pelayanan kebidanan rujukan. Layanan Kolaborasi merupakan
asuhan kebidanan yan diberikan kepada klien dengan tanggung jawab bersama
semua pemberi layanan yang terlibat (misalnya bidan,dokter dan atau tenaga
kesehatan professional lainya). Layanan Rujukan merupakan asuhan kebidanan
yang dilakukan dengan menyerahkan tanggung jawab kepada dokter,dan atau
tenanga professional lainya untuk mengatasi masalah kesehatan klien diluar
kewenangan bidan dalam rangka menjamin kesejahteraan ibu dan anaknya.

Dengan demikian, diantara semua profesi harus mempunyai satu


kesatuan komitmen dan kemampuan serta tanggung jawab dalam merespon
masalah kesehatan.Perkembangan profesi gizi membutuhkan upaya penataan
system pendidikan sehingga menghasilkan professional gizi yang mampu
meningkatkan hubungan kemitraan antara dokter, perawat dan tenaga gizi
dalam pengabdian kepada masyarakat dibidang kesehatan

B. Rumusan Masalah
Bagaimana kolaborasi dan rujukan tindak lanjut kebutuhan gizi?
C. Tujuan
Untuk mengetahui kolaborasi dan rujukan dari tindak lanjut kebutuhan gizi.

Anda mungkin juga menyukai