SEMESTER II
Disusun Oleh :
P13374242115018
JURUSAN KEBIDANAN
1. Pencegahan Infeksi 20
7. Memandikan pasien 5
8. Vulva hygiene 5
Semarang, ………………………………
Disusun Oleh :
P13374242115018
JURUSAN KEBIDANAN
Yang diturunkan adalah bakat alergi meskipun belum diketahui bagaimana cara
penurunannya. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat
yang juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat
mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus.
c.Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. Contoh: perhiasan, logam, dan
jam tangan.
3. Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.
Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti musim hujan, musim
kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin, serbuk bunga, dan
debu.
4.Stress
Stress/gangguan emosi dapat menjadi pencetus asma dan memperberat serangan asma
yang sudah ada. Penderita diberikan motivasi untuk menyelesaikan masalah
pribadinya karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa
diobati.
Sebagian besar penderita akan mendapat serangan jika melakukan aktivitas jasmani
atau olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma.
Gambaran klinis asma yang klasik terdiri atas batuk, sesak dan mengie
(wheezing) dan sebagian penderita disertai nyeri dada). Pada awal serangan sering
gejala tidak jelas, seperti rasa berat didada, dan pada asma alergi mungkin disertai
pilek atau bersin, Meskipun pada mulanya batuk tanpa disertai sekret. tetapi pada
perkembangan selanjutnya pasien akan mengeluarkan sekret baik yang mukoid, putih
kadang-kadang purulent (Suyono, Slamet. 2002: 23).
Tanda dan gejala yang ditemukan pada asma bronkhial adalah: Sesak
napas/dispnea, Batuk yang disertai lendir/batuk kering, Nyeri dada, Adanya suara
nafas mengi (wheezing), yang bersifat paroksismal, yaitu membaik pada siang hari
dan memburuk pada malam hari, Kemerahan pada jaringan.
Gejala pada asma yang lebih berat, antara lain :Barrel chest, Sianosis,
Gangguan kesadaran, Takikardi, Peningkatan tekanan darah, Pernafasan yang cepat
dan dangkal, Sesak nafas berat dan dada seolah –olah tertekan, Dahak lengket dan
sulit untuk dikeluarkan, Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest).
4. Mekanisme Penyakit
Diagram Mekanisme terjadinya Asma bronkhiale
Asma bronkhiale ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus
yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas
bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asthma
tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi
mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal
dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan
antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang
terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus
kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut
meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan
menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin,
zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik
eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan
menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus
yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga
menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.
Pada asthma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada
selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa
menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka
sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan
obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat
melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi.
Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru
menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran men geluarkan
udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.
5. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul :
1. Kaji pola nafas dan Bersikan jalan nafas yang tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan produksi sekret.
2. Gangguan kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi atau tidak mengenal
informasi.
5. Awasi tanda-tanda vital pasien.
6. Penatalaksanaan
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas O2 lebih dari 21% pada tekanan atmosfer
sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. Kebutuhan fisiologis
oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas
berbagai organ atau sel.
3. Kebutuhan Oksigen
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara
funsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional
mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu,
kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi
tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem
pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan salah satu sistem respirasi, maka
kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Seringkali individu tidak menyadari
terhadap pentingnya oksigen.
Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak
kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi
ini, individu merasakan pentingnya oksigen.
2) Masker Wajah
Memberikan tambahan oksigen pada klien yang membutuhkan dengan masker
wajah. Untuk memberikan tambahan oksigen dengan kadar selang konsentrasi
dan kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan dengan canul.
3) Tenda wajah
Memberikan tambahan oksigen pada klien yang kebutuhan dengan tenda
wajah. Untuk memberikan kelembapan tinggi, memberikan oksigen bila
masker tidak ditoleransi, dan untuk memberikan oksigen aliran tinggi saat
dihubungkan dengan sistem venturi.
Tujuan :
Cara pemasangan:
Harahap, Ikhsanudin Ahmad. 2004. Terapi oksigen dalam Asuhan Keperawatan. Program
Studi ilmu keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.
Judith M.Wilkinson. 2007. Diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan Kriteria hasil
NOC
Brunner & Suddart. 2006. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta : EGC.