Anda di halaman 1dari 8

IBU MENYUSUI DENGAN HIV

Djumi Widarti
P1337424519108
A. Pengertian Menyusui Pada Ibu HIV
Menyusui pada ibu pengidap HIV merupakan masalah
penting dan selalu menjadi perdebatan. Hal ini
dikarenakan efek ganda dari pemberian ASI, yaitu
sebagai sumber nutrisi utama pada bayi dalam 6 bulan
pertama kehidupannya; di sisi lain juga sarana
penularan HIV. Sejak ilmu pengetahuan mampu
membuktikan bahwa salah satu tahap penularan
vertikal HIV pada anak adalah melalui air susu ibu,
berbagai langkah pencegahan kemudian diteliti dan
dibakukan agar bayi yang lahir dari ibu HIV ini
mendapatkan yang terbaik.
B. Perjalanan penyakit penderita infeksi HIV

Baik pada orang dewasa dengan sistim imun yang sudah mapan
maupun pada anak, infeksi HIV menyebabkan sel sasarannya
(limfosit CD4) rusak sehingga pada saat jumlahnya sedemikian
rendah maka sistim imun tubuh menjadi tidak dapat berfungsi
untuk menghalau infeksi yang ringan sekalipun. Tidak
mengherankan bila pada penderita infeksi HIV, infeksi jamur
Candida yang biasanya terjadi lokal dapat menyebabkan sakit
berat. Untuk memudahkan, dibuat peringkat berdasarkan
gejala klinisnya yang dikenal dengan stadium I yang ringan dan
hampir tanpa gejala; stadium II yang umumnya muncul dalam
bentuk gangguan di kulit; stadium III dengan aneka infeksi
oportunistik dan akhirnya stadium IV yang kita kenal sebagai
AIDS.
C. Penularan HIV dari ibu ke anak
Sebanyak 90% penularan pada anak berumur < 13 tahun terjadi
pada saat perinatal, artinya terjadi selama dalam kandungan,
selama proses kelahiran dan sesudah kelahiran. Pembuktian
menunjukkan penularan dapat terjadi melalui plasenta, meskipun
plasenta tidak dapat ditembus oleh sel-sel ibu yang terinfeksi HIV,
akan tetapi virus HIV yang bebas masih dapat menembus
pertahanan plasenta. Proses kelahiran merupakan porsi terbesar
terjadinya penularan karena selama proses tersebut ada
kemungkinan bayi menelan cairan yang terdapat di jalan lahir;
perlukaan akibat gesekan sehingga memungkinkan terdapatnya
luka terbuka di kulit kepala bayi dan meningkatkan risiko
bersinggungan dengan cairan tubuh ibu. Sedangkan penularan
pasca lahir yang paling mungkin adalah melalui pemberian ASI
mengingat di ASI dapat ditemukan virus bebas, atau sel limfosit
CD4 yang sudah terinfeksi oleh virus HIV.
Yang dikatakan pencegahan penularan lengkap
adalah mengobati ibu saat kehamilan dengan
pemberian anti retroviral (ARV), menghindari
jalan lahir normal dengan melakukan operasi
Caesar elektif dan tidak memberikan ASI.
Gerakan pencegahan ini kemudian dilakukan di
seluruh dunia.
D. Kandungan ASI dalam konteks penularan
HIV
Air susu ibu mengandung partikel nutrisi dan
vitamin, sel-sel utuh, bakteri komensal, antibodi,
komplemen, komponen kimiawi yang berperan
dalam komunikasi antar sel, dan kuman penyakit
dalam bentuk bakteri atau virus. Sel yang berada
dalam ASI memiliki konsentrasi 10.000 - 1.000.000
sel/mL, yang meliputi sel epitel saluran ASI,
makrofag dan limfosit. Makrofag adalah sel dalam
tubuh manusia yang berperan dalam memakan sel
lain yang tidak berfungsi, kuman, dan segala sesuatu
yang dianggap akan membahayakan tubuh manusia.
E. Pemberian ARV
Penelitian di Mozambique menunjukkan penurunan
transmisi HIV bila ibu menyusui minum ARV selama
menyusui sebagai kelanjutan ARV selama masa
kehamilan. Pada penelitian AMATA di Rwanda ARV
diberikan sejak trimester kedua kehamilan dan
diteruskan hingga sebulan pasca menyusui. Pada
kelompok ibu menyusui maupun tidak, tidak
ditemukan penularan, tidak ada perbedaan gangguan
perkembangan maupun angka kesakitan dan
kematian. Pada penelitian MITRAPLUS ibu-ibu
menyusui diberikan ARV selama 6 bulan, angka
penularannya menurun hingga 0,9%.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai