“PEMASANGAN INFUS”
Disusun oleh :
Indah (1804287)
Indriani Supardi (1804298)
Khofifah Ihwani (1804299)
Lelya Reema Fitria (1804300)
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pembelajaran klinik ini peserta didik mampu
memberikan asuhan pemenuhan kebutuhan cairan pada pasien dengan
pemasangan infuse.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses pembelajaran klinik peserta didik mampu:
a. Mengetahui dan memahami pengertian dari pemasangan infuse
b. Mengetahui dan mampu melakukan pemasangan infuse
c. Mengetahui dan memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemasangan infuse pada pasien dengan tujuan mengganti cairan tubuh
pasien
d. Mengetahui apa saja manfaat dari pemasangan infuse pada pasien
C. Metode dan Tekhnik Bimbingan
post conference
D. Deskripsi Kasus
Mahasiswa D3 Kebidanan tingkat 2 semester 3 yang sedang
conference.
E. Rincian Kegiatan
Metode/
No Kompetensi Jenis Kegiatan Waktu Hasil yang Diharapkan
Tekhnik
1 Peserta didik a.Pembimbing 1 mnt Preconference Peserta didik memahami
mengetahui klinik pengertian pemasangan infus
tujuan tindakan menjelaskan merupakan tindakan memasuk
pemasangan tentang kan cairan melalui intravena
infuse pengertian dengan bantuan perangkat infus.
pemasangan Tindakan ini dilakukan untuk
infuse memenuhi kebutuhan cairan dan
elektrolit serta sebagai tindakan
b. Pembimbing pengobatan dan pemberian
klinik makanan.
menjelaskan 1 mnt Preconference Peserta didik memahami dan
cara mampu mencoba pemasangan
pemasangan infuse
infuse
c. Pembimbing
klinik Peserta didik memahami
menjelaskan persiapan untuk pemasangan
persiapan 2mnt Preconference infuse :
untuk 1. Pasien
pemasangan 2. Alat-alat
infuse
d.Pembimbing
klinik Peserta didik memahami
menjelaskan 5 mnt Preconference langkah-langkah pemasangan
langkah- infuse.
langkah Pemasangan infuse dilakukan
pemasangan dengan langkah-langkah:
infuse 1. Memakai sarung tangan
2. Menggantungkan flabot
pada tiang infus
3. Membuka kemasan infus
set, mengatur klem rol
sekitar 2-4 cm dibawah
bilik drip dan menutup
klem yang ada pada
saluran infus, menusuk
kan infus set ke dalam
flabot infus dan mengisi
tabung tetesan dengan
cara memencet tabung
tetesan infus hingga
setengahnya.
4. Membuka klem dan
mengalirkan cairan keluar
sehingga tidak ada udara
pada selang infus lalu
tutup kembali klem
5. Memilih vena yang akan
dipasang infus, meletak
kan torniquet 10-12 cm di
atas tempat yang akan
ditusuk, menganjurkan
pasien menggenggam
tangannya
6. Melakukan desinfeksi
daerah penusukkan
dengan kapas alkohol
secara sirkuler dengan
diameter ±5 cm
7. Menusukkan jarum
abbocath ke vena dengan
lubang jarum menghadap
ke atas, dengan
menggunakan tangan yang
dominan, melihat apakah
darah terlihat pada pipa
abbocath
8. Memasukkan abbocath
secara pelan-pelan jarum
yang ada pada abbocath,
hingga plastik abbocath
masuk semua dalam vena,
dan jarum keluar semua,
segera menyam-bungkan
abbocath dengan selang
infus, lepaskan tourniquet,
anjur kan pasien membuka
tangan dan longgarkan
klem untuk melihat
kelancaran tetesan
9. Merekatkan pangkal jarum
pada kulit dengan plester,
mengatur tetesan infus
10. Menutup tempat tusukan
dengan kassa steril, dan
direkatkan dengan plester,
mengatur letak anggota
badan yang dipasang infus
supaya tidak digerak-
gerakkan agar abbocath
tidak bergeser.
2 Mahasiswa Pembimbing 5 mnt Coaching Peserta didik memahami
mampu mempersiap persiapan untuk pemasangan
mempersiap kan alat untuk infuse :
kan peralatan pemasangan Persiapan :
yang dibutuhkan infuse Pasien
a. Menjelaskan tujuan dan
prosedur pemasangan
infuse
b. Memberikan posisi yang
nyaman pada pasien
Alat-alat
1. Baki yang telah
dialasi
3. Bengkok
4. Tiang infus
5. Hanscoon
6. Torniquet
7. Kapas alkohol
8. Infus set
9. Cairan infus
10. Abbocath
12. Kassa
IV. Dokumentasi
1. Tindakan dan respon
pasien
2. Nama bidan yang
melakukan waktu
pemasangan infuse
3. Keadaan umum pasien.
G. Referensi
1. Uliyah, Musrifatul dan A. Aziz Alimul Hidayat. 2011.
Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Bidan. Jakarta: Salemba Medika.
2. C Long Barbara (2010). Keperawatan Medikal Bedah. Bandung: Yayasan
IAPK.
3. Jan Tambayong (2013). Patofisiologi Untuk Perawat. Jakarta: EGC
H. Lampiran
1. Materi tentang pemasangan infuse
2. Kontrak belajar mahasiswa bimbingan
3. Lembar check list tentang pemasangan infuse
Lampiran
MATERI
(PEMASANGAN INFUSE)
A. Pengertian
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia
secara fisiologis kebutuhaan ini memiliki proporsi besar dalam tubuh dengan
hampir 90% dari total berat badan. Sementara itu, sisanya merupakan bagian
berdasarkan usia. Presentase cairan tubuh bayi baru lahir sekitar 75% dari
total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa
55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Selain
itu, presentase jumlah cairan tubuh yang bervariasi juga bergantung pada
lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Jika lemak dalam tubuh sedikit, maka
cairan tubuh pun lebih besar. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan
tubuh lebih sedikit dibandingkan pada pria, karena jumlah lemak pada tubuh
wanita dewasa lebih banyak dibandingkan dengan lemak pada tubuh pria
dewasa.
kepekatan yang sama dan dapat bergabung, maka larutan itu disebut
kristaloit.
intra vena biasanya larutan yang sering digunakan dalam pemberian infus
Hal ini menyebabkan, tekanan osmotik plasma akan lebih besar dibanding
plasma lebih besar dibanding cairan interstisial dan molekul protein lebih
semipermiabel.
terdapat pada dinding kapiler pembuluh darah, yang terdapat diseluruh tubuh
setiap hari. Cairan nutrien dapat diberikan melalui intra vena dalam bentuk
dalam cairan nutrien dapat berkisar antara 200-1500 kalori per liter. Cairan
meningkatkan volume darah setelah kehilangan darah atau plasma. Hal ini
luka bakar yang berat, sebagian besar cairan akan hilang dari pembuluh
cairan ini. Jenis blood volume expanders antara lain: humen serum
albumin dan dextran dengan konsentrasi yang berbeda. Kedua cairan ini
semuanya disebut dengan ion. Beberapa jemis garam dalam air akan dipecah
dalam bentuk ion elektrolit. Contohmya NaCl akan dipecah menjadi ion Na
arus listrik. Ion yang bermuatan negatif disebut anion sedangkan ion yang
bermuatan positif disebut kation. Contoh kation antara lain natrium, kalium,
kalsium, dan magnesium. Contoh anion antara lain klorida, bikarbonat, dan
fosfat.
D. Pengaturan Elektrolit
1. Pengaturan keseimbangan natrium
kalium diatur oleh ginjal dengan mekanisme perubahan ion natrium dalam
tubulus ginjal.
3. Pengaturan keseimbangan kalsium
klorida dapat ditemukan pada cairan eksternal dan intrasel. Fungsi klorida
pembentukan gigi dan tulang. Fosfat diserap dari saluran pencernaan dan
makanan.
sebagai makanan bagi pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan
melalui mulut.
F. Indikasi
sebelum transfusi darah, pasien yang tidak bisa atau tidak boleh makan
G. Kontraindikasi
infus
2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
(Yuda, 2010).
Vena Arteri
- Darah merah gelap Darah merah terang
- Banyak vena menyuplai satu area Satu arteri menyuplai satu area
3. Bengkok
4. Tiang infus
5. Hanscoon
6. Torniquet
7. Kapas alkohol
8. Infus set
9. Cairan infus
10. Abbocath
11. Jam tangan
13. Kassa
3. Memasang sampiran
4. Mencuci tangan
9. Mengatur klem rol sekitar 2-4 cm dibawah bilik drip dan menutup klem
10. Menusukkan infus set ke dalam flabot infus dan mengisi tabung tetesan
11. Membuka klem dan mengalirkan cairan keluar sehingga tidak ada
abbocath, hingga plastik abbocath masuk semua dalam vena, dan jarum
keluar semua.
22. Menutup tempat tusukan dengan kassa steril, dan direkatkan dengan
plester
23. Mengatur letak anggota badan yang dipasang infus supaya tidak
Nama :
Tempat : Ruang Obstetri
Topik : Pemasangan infuse dengan Pemenuhan kebutuhan cairan dan
nutrisi pada pasien
Sub Topik : Pemasangan Infuse
Kriteria
Tujuan Strategi
Tujuan Khusus Sumber Penilaian
Umum Pencapaian
Setelah Setelah mengikuti a. Melakukan studi a. Penilaian
mengikuti proses pustaka sebelum penampilan
pembelajaran pembelajaran terjun ke lahan dengan
klinik ini klinik peserta praktek checklist
peserta didik didik mampu: b. Diskusi dengan b. Laporan
mampu a. Memahami dosen pendokumenta
memberikan tentang pembimbing dan sian
asuhan pengertian pembimbing
tentang cara pemasangan klinik
pemasangan infuse c. Case study
infuse b. Memahami
tujuan
pemasangan
infuse
Memahami
persiapan
untuk
pemasangan
infuse
c. Memahami
langkah-
langkah
pemasangan
infuse
Semarang, 27 september 2019
Nama :
NIM :
Metode : Preseptorsip
Kasus : Melakukan tindakan pemasangan infuse
No Kegiatan YA TIDAK
1 Pembimbing menjelaskan kepada peserta didik
tentang pengertian pemasangan infuse
2 Pembimbing menjelaskan kepada peserta didik
tentang tujuan pemasangan infuse
3 Pembimbing menjelaskan kepada peserta didik
tentang persiapan pemasangan infuse
4 Pembimbing menjelaskan kepada peserta didik
tentang langkah-langkah pemasangan infuse
Nilai = Jumlah item yang dilakukan x 100
Total item
Nama :
NIM :
Metode : Preseptorship
Kasus : Melakukan tindakan pemasangan infuse
CHEKLIST
PEMASANGAN INFUSE
NOMOR
NO BUTIR YANG DINILAI
A SIKAP
Menyambut klien dengan
1
ramah dan sopan
Memperkenalkan diri kepada
2
klien
3 Merespon reaksi klien
4 Percaya diri
5 Menjaga privasi klien
Total score sikap: jumlah score/5 x
10%
B Content
Menjelaskan maksud dan
1 tujuan pendidikan kesehatan
yang akan dilakukan
2 Melakukan apersepsi
3 Menjelaskan pengertian dari
pemasangan infuse
merupakan tindakan
memasuk kan cairan melalui
intravena dengan bantuan
perangkat infus. Tindakan ini
NOMOR
NO BUTIR YANG DINILAI
----------------------------------
CHECKLIST POST CONFERENCE
Nama :
NIM :
Metode : Preseptorsip
Kasus : Memberikan massege endorphin
No Kegiatan YA TIDAK
1 Pembimbing klinik menanyakan perasaan
peserta didik case study.
2 Pembimbing klinik menanyakan peserta didik
tentang attitude saat contact pada pasien.
3 Pembimbing klinik memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk bertanya
Nilai: Jumlah item yang dilakukan x 100
Total item
Keterangan:
Kolom nilai diisi dengan angka 0 atau 1
0 = jika tidak sesuai
1 = jika sesuai