Anda di halaman 1dari 34

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Premenopause

a. Pengertian premenopause

Premenopause adalah suatu fase dalam proses menua (aging),

yaitu ketika seorang wanita mengalami peralihan dari masa

reproduktif ke masa non-reproduktif yang di sebut dengan

klimakterik.[8].[18] Premenopause merupakan masa transisi sebelum

menopause yang dialami oleh semua wanita dengan rentang usia 40-

48 tahun,[17] dimana mulai terjadi perubahan endokrin, biologis, dan

gejala klinik sebagai awal permulaan dari menopause dan mencakup

juga 1 tahun atau 12 bulan siklus amenore.[19]

Premenopause merupakan periode waktu yang tidak dapat

dipastikan yang meliputi fase-fase terakhir aktifnya sistem reproduksi

wanita secara normal. Fase ini dimulai dengan ketidakteraturan

menstruasi dan berakhir setelah 1 tahun amenorhea terjadi, dengan

demikian menjadi periode menstruasi terakhir atau FMP (Final

Menstrual Period).[16].[20] Ada dua tahap premenopause atau masa

transisi menopause yaitu transisi awal di mana siklus sebagian besar

teratur, dengan interupsi yang relatif sedikit, dan transisi akhir di mana

13
14

amenore menjadi lebih lama dan berlangsung setidaknya 60 hari

hingga akhirnya mencapai durasi 1 tahun amenore.[20].[21] 

Periode masa transisi awal, gejala umum menopause akan mulai

dirasakan oleh sebagian besar wanita, seperti hot flush yang

menggangu serta  pola tidur yang memburuk karena tidak hanya

berhubungan dengan masa transisi menopause tetapi juga

berhubungan dengan proses penuaan. Ketika memasuki masa transisi

akhir, keluhan Drynes vaginal (kekeringan pada vagina) dan

dispareunia baru akan terasa dan tidak akan hilang tanpa penanganan

klinis.[20] 

b. Batasan Usia Premenopause

Masa menopause tidak bisa serta merta diketahui, tetapi akan

diketahui setelah satu tahun menstruasi berlalu. Batasan usia wanita

premenopause terbanyak adalah umur 40-48 tahun dan usia

menopause terbanyak adalah umur 45-54 tahun (73,1%) dengan usia

rata-rata yaitu 50 tahun. Menopause mulai pada umur 50-51 tahun

dengan usia menopause yang relatif sama antara di Indonesia maupun

negara-negara barat dan asia yaitu sekitar 50 tahun. Sehingga dapa

disimpulkan bahwa rata-rata menopause adalah usia 50 tahun.[28]

c. Masa Klimakterik

Klimakterium adalah tahun peralihan dalam kehidupan normal

seorang perempuan sebelum mencapai senium, biasanya akan dimulai


15

setelah usia 40 tahun dimulai dari akhir masa reproduktif kehidupan

sampai masa non-reproduktif.[27]

Masa klimakterium terbagi dalam beberapa fase :

1) Premenopause

Premenopause merupakan masa peralihan antara masa

produksi dan masa senium antara usia 40-55 tahun, ditandai dengan

siklus haid yang tidak teratur dengan perdarahan haid yang

memanjang dan relative banyak.[21] Perubahan endrokrinologik

yang terjadi adalah berupa fase folikuler yang memendek, kadar

esterogen dan dan sekitar 3-4 tahun sebelum premenopause kadar

FSH mulai meningkat dan produksi esterogen, inhibin dan

progesteron ovarium menurun setelah usia 40 tahun.[1]

Pada fase ini seorang wanita akan mengalami perubahan

psikologis/kejiwaan, terjadi perubahan fisik berlangsung selama

antara 4-5 tahun, akibat penurunan hormon estrogen, hampir 80%

wanita merasakan keluhan kesehatan berupa gejala panas

berkeringat, berdebar-debar, sakit kepala, insomnia, perubahan

bentuk tubuh, perubahan hubungan seksual, dan masalah psikologi

yang perlu mendapat perhatian.[21]

2) Menopause

Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary mendefinisikan

menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang

biasanya terjadi antara usia 45 dan 50 tahun.26 Menopause sebagai


16

periode menstruai spontan yang terakhir pada seorang wanita dan

merupakan diagnosa yang ditegakkan secara retrospektif setelah

amenorrhea selama 12 bulan. Menopause terjadi pada usia rata-rata

51 tahun.[26] Menurut Boyke di Indonesia sendiri, usia menopause

bervariasi antara 45-50 tahun. Namun, proses perubahan kearah

menopause itu sendiri sudah mulai sejak wanita berusia 40 tahun.

Masa ini dikenal sebagai masa premenopause.[24]

3) Pascamenopause

Menopause merupakan proses alami wanita yang ditandai

dengan adanya perubahan anatomi dan fisiologi terkait perubahan

hormon estradiol. Pascamenopause menggambarkan waktu setelah

menopause terjadi. Penurunan kadar estradiol saat menopause

memengaruhi banyak hal, salah satunya di antaranya adalah

ekspresi elastin ligamentum sakrouterina. Ligamentum ini

bermanfaat dalam menjaga dan mempertahankan organ panggul

wanita agar tetap pada posisi normal. Elastin adalah protein

matriks ekstraselular yang mengubah bahan-bahan biokimia untuk

ekstensibilitas, fleksibilitas, dan rekoil jaringan. Ekspresi elastin

ikut menurun seiring dengan pertambahan usia seorang wanita

yang memasuki masa pascamenopause.[25]

4) Senium

Senium merupakan tahap akhir yang terjadi setelah masa

menopause, ketita telah tercapai keseimbangan baru dalam


17

kehidupan wanita, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif

maupun psikis. Masa ini biasanya berlangsung kurang lebih 3-5

tahun setelah menopause antara usia 65 tahun.[29] Masa senium

mengartikan bahwa akan tercapai suatu keadaan keseimbangan

hormonal yang baru dalam tubuh seorang wanita. Penurunan

fungsi alat-alat tubuh dan keampuan fisik karena adanya proses

menjadi tua, dalam hal ini akan terjadi atropi alat-alat genetalia

yaitu ovarium mengecil dari 10-12 gram pada wanita usia

reproduksi sehat menjadi 4 gram.[28].[29]

d. Perubahan Fisiologi Masa Premenopause

Proses menjadi tua pada dasarnya telah dimulai ketika sorang

wanita memasuki usia 40 tahun. Pada waktu lahir, seorang wanita

memiliki jumlah folikel sebanyak ± 750.000 buah dan jumlah ini akan

terus berkurang seiring berjalannya usia hingga akhirnya tinggal

beberapa ribu buah saja ketika mengalami menopause. Semakin

bertambah usia, khususnya ketika memasuki masa perimenopause,

folikel-folikel itu akan mengalami peningkatan resistensi terhadap

rangsangan gonadotropin. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan dan

fungsi folikel, ovulasi, dan pembentukan korpus luteum dalam siklus

ovarium berhenti secara perlahan-lahan.[26]

Wanita diatas 40 tahun, 25% diantaranya mengalami siklus haid

yang anovulatoar. Resistensi folikel terhadap gonadotropin ini

mengakibatkan penurunan peroduksi estrogen dan peningkatan kadar


18

hormon gonadotropin. Tingginya kadar gonadotropin ini disebabkan

rendahnya estrogen sehingga tidak ada umpan balik negatif dalam

poros hipotalamus dan hipofisis. Walaupun secara endrokinologi

terjadi perubahan hormonal, namun tidak ada kriteria khusus

pengukuran kadar hormon untuk menentukan fase awal atau akhir dari

masa transisi menopause.[26].[29]

e. Perubahan Psikologi Masa Premenopause

Selama beberapa decade, menopause telah dikaitkan dengan

masalah psikologis. Informasi pada aspek psikologis menopause

menyorot tentang masalah morbiditas, patologi dan terapi medis.

Wanita yang mencari bantuan medis untuk gejala menopause sangat

berbeda dengan wanita yang usia dan status menopause sama yang

tidak mencari bantuan, tetapi lebih cenderung melaporkan distress

mempunyai efek negatif terhadap kesehatan mental.[4]

Beberapa wanita menemukan perubahan membuat menopause

menjadi masa-masa yang sulit. Ketidakteraturan haid mungkin secara

bawah sadar meningkatkan kecemasannya bahwa daya tarik seksual

dan fisiknya berkurang. Dia menjadi tua dan ditolak, dia mencapai

akhir dari kehidupan. Psikiatris menemukan, banyak wanita pada

masa menopause melampaui 3 tahap sebelum menyesuaikan dengan

kehidupan barunya. Perasaan cemas paling menonjol. Biasanya

periode ini cukup singkat. Dilanjutkan dengan periode yang mungkin

berlansung berbulan-bulan, ketika gangguan depresi dan perubahan


19

suasana hati yang lainnya muncul. Ketiga, merasa ditolak oleh semua

orang. Semua anggapannya itu tidak benar kelak, wanita akan

memasuki tahap penyesuaian ulang. Semua kesedihan dari bulan-

bulan sebelumnya, tinggal sebagai mimpi buruk.[7].[28]

Hilangnya libido dapat dipengaruhi sejumlah faktor, termasuk

peningkatan depresi. Peranan dalam kehidupan sosial sangat penting

bagi lansia, terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang

berkaitan dengan dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan

pensiun atau hilangnya jabatan dan pekerjaan yang sebelumnya sangat

menjadi kebanggaan lansia dalam pendekatan holistik, sebenanya

tidak dapat dipisahkan antara aspek organ biologis, psikologis, sosial,

budaya, dan spritual dalam kehidupan lansia.[40]

Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause

ketika menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan,

gugup, kesepian, tidak sabar, tegang, cemas, dan depresi. Ada juga

lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik

dan seksual.[40]

Keluhan psikologis yang merupakan tanda gejala dimulainya

masa premenopause adalah sebagai berikut :

1) Daya ingatan menurun

Gejala ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat

mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause


20

terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-

hal sederhana.

2) Timbul kecemasan

Banyak wanita yang mengeluh bahwa setelah menopause,

mereka menjadi pencemas. Kecemasan yang timbul sering

dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi

situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan dalam

menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan.

3) Mudah tersinggung.

Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan dengan kecemasan.

Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang

sebelumya dianggap tidak menganggu. Perasaannya menjadi sangat

sensitif terhadap tidak mengganggu. Perasaannya menjadi sangat

sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang disekitarnya,

terutama jika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan

menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam

dirinya.

4) Mengalami stres

Ketegangan perasaan atau selalu beredar dalam lingkungan

pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan

menyelusup ke dalam tidur. Jika tidak ditanggulangi stress dapat

menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan menurunkan

kekebalan terhadap penyakit. Tingkat psikologis, respon orang


21

terhadap sumber stress tidak bias diramalkan. Perbedaan suasana

hati dan emosi dapat menimbulkan beragam reaksi, mulai dari

reaksi marah sampai akhirnya ke hal-hal yang lebih sulit untuk

dikendalikan.

5) Depresi

Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih karena

kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena

kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, atau sedih karena

kehilangan daya tarik.

f. Perubahan Fisik Masa Premenopause

Perubahan fisik pada premenopause terjadi akibat adanya

perubahan hormonal yaitu hormone estrogen dan progesterone.[30]

1) Hot flush

Hot flush (perasaan panas dari dada hingga wajah), wajah dan

leher mejadi berkeringat yang terjadi beberapa bulan atau

beberapa tahun sebelum dan sesudah berhentinya menstruasi.

Kulit menjadi merah dan hangat disertai keringat yang berlebihan

(keringat terutama pada malam hari) palpitasi dan jantung

berdebar-debar. Hot flush dialami oleh sekitar 75% wanita

premenopause sampai masa menopause terjadi. Kebanyakan Hot

flushes dialami selama lebih dari satu tahun dan 25- 50% wanita

mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun. Hot flush berlangsung

selama 30 detik sampai 5 menit. Etiologi rasa panas masih belum


22

diketahui secara pasti. Rasa panas mungkin disebabkan oleh

labilnya pusat termoregulator tubuh dihipotalamus yang diinduksi

oleh penurunan kadar estrogen dan progesteron. Instabilitas ini

menimbulkan perubahan yang tiba-tiba berupa vasodilatasi perifer

mendadak dan bersifat sementara yang dikeluhkan pasien sebagai

perasaan panas yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh pada

saat itu.

2) Night sweat (keringat dimalam hari)

Keringat dingin dan gemetaran dapat terjadi hampir setiap

malam hari selama 30 detik sampai 5 menit.

3) Drynes vaginal (kekeringan pada vagina)

Perubahan kadar estrogen menyebabkan area genital

mengalami kekeringan sehingga dapat menyebabkan infeksi pada

vagina.

4) Insomnia (sulit tidur)

Kesulitan tidur pada perempuan premenopause dapat

disebabkan karena rendahnya kadar serotonin dimana kadar

serotonin dipengaruhi oleh kadar endorphin, selain itu susah tidur

juga dapat disebabkan oleh hot flushes yang menyebabkan wanita

terbangun dari tidur.

5) Fatigue (mudah lelah)

Rasa lelah sering kali terjadi pada perempuan premenopause

yang dipengaruhi adanya penurunan kadar hormone estrogen.


23

6) Dispareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual)

Hal ini terjadi karena vagina menjadi lebih kering, menyusut,

menyempit, hilang elastisitas, epitel menipis dan mudah trauma

karena kurang lubrikasi.

7) Ketidakteraturan siklus haid

Penurunan kadar estrogen pada masa premenopause

menyebabkan adanya gangguan siklus haid seperti

polymenorrhoea, olygomenorrhoea, amenorrhoea dan

metrorragia.

2. Insomnia

a. Pengertian Insomnia

Insomnia adalah salah satu gangguan tidur dimana seseorang

merasa sulit untuk memulai tidur. Gangguan tidur yang terjadi yaitu

lamanya waktu tidur atau kuantitas tidur yang tidak sesuai. Selain itu

gangguan tidur yang terjadi berhubungan dengan kualitas tidur seperti

tidur yang tidak efektif.[31]

Insomnia merupakan keadaan dimana seseorang mengalami

kesulitan untuk memulai tidur, kesulitan untuk mempertahankan tidur,

dan rasa tidak puas dengan tidurnya, merupakan gangguan tidur

bersifat sementara ataupun persisten yang paling sering terjadi yaitu

berupa kesulitan untuk memulai tidur.[32] Insomnia dapat disimpulkan

sebagai kondisi dimana seseorang sulit untuk memulai tidur dan

mempertahankan tidurnya. Walaupun mereka memiliki waktu tidur


24

yang cukup, namun tidur yang mereka lakukan tidak memiliki kualitas

akan menimbulkan kelelahan dipagi harinya. Gangguan insomnia

dapat bersifat sementara ataupun menetap.

Wanita premenopause sering mengalami gangguan tidur atau

insomnia ini karena pada kadar serotonin menurun sehingga jumlah

estrogen menurun. Serotonin berperan dalam suasana hati sehingga

dapat mempengaruhi perasaan wanita. Apabila serotonin mengalami

penurunan dalam tubuh, dapat mengakibatkan depresi dan gangguan

tidur. Apabila insomnia tidak segera diatasi akan muncul masalah

seperti kurangnya konsentrasi, kantuk di siang hari, lekas marah,

depresi, gangguan peran sosial, dan gangguan pekerjaan.[9].[30]

b. Klasifikasi insomnia

Terdapat dua jenis insomnia, yaitu insomnia akut yaitu insomnia

yang terjadi dua sampai tiga minggu yang disebabkan karena stres dan

perasaan khawatir serta insomnia kronis yaitu insomnia yang sudah

terjadi lebih dari satu bulan.[25].[33]

Klasifikasi insomnia berdasarkan bentuk yaitu :

1) Difficulty in Initiating Sleep (DIS)

Jenis ini sering disebabkan karena tidur yang terjaga yang

disertai kecemasan dan faktor lain.

2) Difficulty in Maintaining Sleep (DMS)

Biasanya terbangun secara tiba-tiba, atau pada saat-saat tertentu

seperti merasa pusing tiba-tiba kemudian terbangun.


25

3) Early Morning Waking (Sleep Offset Insomnia)

Sering terjadi pada orang tua dan biasanya disebabkan karea

demensia, penyakit parkinson, gejala menopause, depresi, dan

obat-obatan.

Menurut International Classification of Sleep Disorder 2

(ICSD-2), insomnia dapat ditegakkan bila terdapat satu atau lebih

keluhan yaitu kesulitan memulai tidur, kesulitan untuk

mempertahankan tidur sehingga sering terbangun dari tidur, bangun

terlalu dini hari dan sulit untuk tidur kembali, dan tidur dengan

kualitas yang buruk. Selain itu setidaknya terdapat satu gangguan

disiang hari seperti kelelahan, gangguan atensi, gangguan konsentrasi

dan memori, gangguan dalam hubungan sosial, gangguan mood atau

mudah tersinggung, nyeri kepala, dan gangguan pencernaan akibat

kurang tidur.[34].[35]

Penggolongkan insomnia dalam tiga kategori :

1) Transient Insomnia

Kategori insomnia ini berlangsung selama beberapa hari hingga

kurang dari satu minggu. Insomnia ini diakibatkan karena stres,

cemas, suasanya hati yang berlebihan, dan sakit. Keadaan ini dapat

kembali lagi pada pola tidur yang normal.

2) Acute Insomnia
26

Acute Insomnia berlangsung selama beberapa minggu hingga

kurang dari satu bulan. Biasanya disebabkan oleh penyakit yang

sudah diderita sejak lama.

3) Cronic Insomnia

Insomnia ini berlangsung lebih dari satu bulan hingga menahun

dan disebabkan karena penyakit kronis, stres dan cemas yang

berkepanjangan.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi insomnia

Insomnia dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah

usia lanjut dan jenis kelamin perempuan. Pada usia lanjut terjadi

perubahan daya tahan tubuh yang membuat mereka rentan memiliki

masalah kesehatan. Hal tersebut dapat memicu terjadinya insomnia

pada usia lanjut. Jenis kelamin perempuan juga menjadi penyebab

insomnia karena berhubungan dengan perubahan hormon saat

menstruasi atau menopause.[21]

Menurut National Sleep Foundation wanita lebih banyak

mengalami insomnia dibandingkan pria, 57% wanita mengalami tanda

gejala insomnia beberapa kali dalam satu mingggu. Insomnia lebih

banyak terjadi pada wanita karena fase tertentu dalam kehidupannya

seperti siklus menstruasi, kehamilan, dan menopause. Menopause

pada wanita menyebabkan terjadinya penurunan hormon estrogen dan

progesteron yang berhubungan dengan kejadian insomnia.[34]


27

Faktor lain yang mempengaruhi insomnia yaitu keadaan

lingkungan. Lingkungan yang tidak nyaman seperti suhu ruangan

yang terlalu tinggi dan teman tidur yang mendengkur akan

menyulitkan seseorang untuk tidur. Selain itu gangguan kesehatan

seperti rasa nyeri, alergi, atau sesak nafas juga akan menyulitkan

seseorang untuk tidur.[9].[33]

Faktor-faktor penyebab insomnia yaitu :

1) Stress

Stres akibat pekerjaan, sekolah, keluarga atau gangguan

kesehatan dapat membuat pikiran menjadi aktif dimalam hari.

2) Kecemasan dan depresi

Hal ini disebabkan karena terjadi ketidakseimbangan kimia

dalam otak atau kekhawatiran yang menyertai depresi.

3) Obat-obatan

Beberapa resep obat dapat mempengaruhi proses tidur, termasuk

beberapa antidepresan, obat jantung dan tekanan darah, obat alergi,

stimulan, dan kortikosteroid.

4) Kafein, nikotin, dan alkohol.

5) Kondisi medis

Gejala nyeri kronis, kesulitan bernapas dan kondisi medis lainnya

dapat menyebabkan insomnia karena menimbulkan rasa tidak nyaman.

Insomnia paling banyak dialami oleh pasien yang mengalami

depresi dan nyeri punggung. Keluhan paling banyak berasal dari


28

pasien lansia dan wanita. Insomnia banyak terjadi pada wanita

diperkirakan karena sering mengalami perubahan hormon. Sedangkan

nyeri menyebabkan insomnia karena kondisi yang tidak nyaman.[16]

Rasa khawatir tersebut disebabkan karena mencemaskan akan

kebiasaan tidur dan waktu tidur yang kurang dapat mempengaruhi

kesehatannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa rasa

cemas atau khawatir merupakan faktor yang dapat memengaruhi

insomnia.[16]

d. Gejala insomnia

Gejala insomnia pada umumnya berupa kesulitan untuk

memulai tidur, sulit mengatur waktu tidur, bangun tidur terlalu awal,

dan kualitas tidur yang buruk.[36]

Gejala-gejala yang muncul saat insomnia diantaranya :

1) Sulit untuk memulai tidur

Seseorang yang mengalami insomnia akan sulit untuk memulai

tidur walaupun sudah merasa lelah. Hasil penelitian menyebutkan

bahwa keluhan yang paling sering dikeluhkan oleh pasien adalah

kesulitan untuk memulai tidur.[11].[36]

2) Sering terbangun saat tengah malam

Keadaan insomnia sering mengalami terbangun dimalam hari,

sehingga tidurnya selalu terjaga.

3) Sulit kembali tertidur


29

Setelah terbangun dimalam hari, biasanya penderita insomnia

akan sulit untuk tertidur kembali.

4) Bangun terlalu pagi

Penderita insomnia akan bangun terlalu pagi karena tidurnya

terjaga.

5) Tidak merasa puas akan tidur

Pada saat bangun di pagi hari biasanya penderita insomnia tidak

merasa puas dengan tidurnya, mereka akan merasakan letih karena

tidurnya selalu terjaga.

6) Mengantuk di siang hari

Mengantuk di siang hari disebabkan karena kurang tidur di

malam hari.

7) Sulit untuk berkonsentrasi

Penderita insomnia akan sulit untuk berkonsentrasi saat siang

hari karena mereka merasa lemas dan mengantuk. Gejala insomnia

ditandai dengan buruknya kualitas kerja, cepat marah, sakit, kepala,

sulit berkonsentrasi, dan merasa lelah. Keadaan insomnia yang

lebih parah dapat ditandai dengan gejala berkurangnya fungsi

panca indera, merasa seolah-olah berada diluar tubuhnya dan

sensitif atau merasa orang-orang disekitarnya memusuhi dirinya.

Hal tersebut tentu saja sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.[37]


30

e. Dampak insomnia

Dampak dari insomnia dapat berupa kelelahan, sulit untuk

berkonsentrasi, mengantuk saat beraktivitas disiang hari, penurunan

motivasi, dan performa sosial yang buruk. Orang yang kurang tidur

akan cenderung melakukan kesalahan saat bekerja dan mudah

tersinggung. Hal tersebut dikarenakan mereka merasa lelah karena

kekurangan waktu tidur.[33]

Insomnia dapat menimbulkan gangguan untuk melakukan

aktvitas sepanjang hari, melemahkan energi dan mood, kesehatan,

serta kualitas hidup, dan menyebabkan rasa frustasi bagi yang

mengalaminya. Jika insomnia terjadi dalam jangka waktu yang lama

dapat mengakibatkan gangguan kesehatan baik mental maupun fisik.


[38]

f. Penatalaksanaan insomnia

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada orang yang

mengalami insomnia khusunya pada wanita premenopause adalah

melakukan behavioral treatment untuk memperbaiki kebiasaan pola

tidur.[38] Contoh behavioral treatment sebagai berikut :

1) Kontrol stimulus

Yaitu dengan cara membuat lingkungan yang nyaman agar

merasa tenang sehingga dapat memudahkan kita untuk tertidur.

2) Terapi kognitif
31

Terapi ini dilakukan dengan cara berlatih untuk memciptakan

pikiran yang positif dan yakin untuk bisa tertidur.

3) Pembatasan tidur

Menghindari waktu tidur yang berlebihan disiang hari, sehingga

dapat memulai tidur dengan mudah dimalam hari. Latihan relaksasi

jangka pendek sebelum tidur seperti meditasi dan nafas dalam

dapat membantu untuk meningkatkan kualitas tidur. Selain itu

relaksasi mental yang dilakukan dengan cara yoga juga dapat

membantu, hal tersebut dikarenakan relaksasi dapat menenangkan

pikiran sehingga tubuh akan lebih tenang dan mudah untuk tidur.[33].
[38]

4) Pengobatan nonfarmakologi

Relaksasi lain yang dapat digunakan adalah aromaterapi,

penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Rodiyah (2016)

disebutkan bahwa aromaterapi dapat mengatasi insomnia. Terapi

non farmakologi ini membantu lansia untuk menenangkan diri dan

mengolah stressor yang menyebabkan insomnia. Aromaterapi yang

terhirup akan merangsang otak sehingga memberikan relaksasi

fisik, sehingga terapi ini dapat digunakan untuk menurunkan

tingkat insomnia.[7].[9].[39]

Penelitian menyebutkan bahwa aromaterapi lavender dapat

mengurangi kejadian insomnia pada wanita premenopause hingga

wanita lansia.[39] Aromaterapi merupakan salah satu media yang


32

dapat memperlancar sirkulasi darah dan pernafasan karena efek

relaksasi, hidrostatik dan hidrodinamik. Selain itu memiliki

dampak fisiologis bagi tubuh yang dapat menghilangkan rasa nyeri,

menenangkan jiwa, merelaksasikan tubuh serta meningkatkan

kualitas tidur.[39]

3. Aromaterapi Sereh

a. Pengertian

Aromaterapi sereh atau minyak essensial sereh wangi yang sering

juga disebut sebagai citronella oil, merupakan minyak hasil ekstraksi

dengan metode destilasi uap dari daun dan batang tanaman

Cymbopogon nardus Rendle. Tanaman ini merupakan tanaman asli

Indonesia dan dibudidayakan atau dapat tumbuh liar di pekarangan,

tegalan dan sela-sela tumbuhan.[41] Tanaman ini memang berasal dari

selatan India atau Srilanka, dan sekarang sudah banyak tumbuh di Asia

Tropika, Amerika dan Afrika.[42]

Tanaman ini termasuk salah satu tanaman yang merupakan

tanaman perkebunan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No.511

tahun 2006. Tanaman ini dari dulu dipercaya dapat dijadikan obat dan

dapat menjaga kebugaran. Ada 2 jenis varietas dari sereh wangi ini

yaitu varietas Lena batu dan verietas Mahapengiri (jenis sereh wangi

jawa).[42]

b. Deskripsi Tanaman
33

Tanaman sereh wangi mempunyai perawakan berupa rumput-

rumputan tegak, dan mempunyai akar yang sangat dalam dan kuat.

Batangnya dapat tegak ataupun condong, membentuk rumpun, pendek,

masif, bulat dan sering kali dibawah buku-bukunya berlilin. Tanaman

ini dapat tumbuh hingga tinggi 1-1,5 m. Daunnya merupakan daun

tunggal, lengkap dan pelepah daunnya silindris, gundul, seringkali

bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah, dengan

panjangnya hingga 70-80 cm dan lebar 2-5 cm lebar.[41]

Susunan bunganya malai atau bulir majemuk, bertangkai atau

duduk, berdaun pelindung nyata, biasanya berwarna sama dan

umumnya berwarna putih. Sereh wangi jarang berbunga dan hanya

berbunga bila sudah cukup matang yaitu pada peringkat umur melebihi

8 bulan. Kelopak bunga bermetamorfosis menjadi 2 kelenjar lodikula,

berfungsi untuk membuka bunga di pagi hari. Benang sari berjumlah 3-

6, membuka secara memanjang, kepala putik sepasang berbentuk buku

dengan perpanjangan berbentuk jambul. Buahnya berupa buah padi,

memanjang, pipih dorso ventral, embrio separo bagian biji.[41].[43]

c. Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi tanaman Cymbopogon nardus Rendle.[4]

Regnum : Plantae

Subregnum : Viridaeplantae

Infraregnum : Streptophyta

Divisio : Tracheophyta
34

Subdivisio : Spermatophytina (Spermatophyta)

Infradivisio : Angiospermae

Classis : Magnoliopsida

Superordo : Lilianae (Monocotyledonae)

Ordo : Poales

Familia : Poaceae

Genus : Cymbopogon

Spreng Jenis : Cymbopogon nardus (L) Rendle

Nama umum : Sereh Wangi

Gambar 2.1 Morfologi Tanaman Sereh wangi.[42]

d. Kandungan Kimia

Minyak atsiri dari sereh wangi diambil dengan cara penyulingan

dari daun dan batang sereh segar dengan metode destilasi uap dengan

kandungan minyak atsirinya 0,5 – 1,2 %.[42] Kandungan utama dari

minyak atsirinya yaitu sitronelal, sitronelol, geraniol, dan sitral.

Jumlah kandungan senyawa yang dikandungnya ternyata berkaitan juga

dengan spesies dari penghasil minyak atsirinya, dan jenis Cymbopogon


35

nardus memiliki kandungan sitronelal dan geraniol yang paling tinggi.


[45]
Selain itu kadar minyak atsirinya dan kandungannya dipengaruhi

juga oleh lamanya penyulingan.[15].[42] Kandungan lengkap minyak sereh

wangi yang berasal dari daun dan batang Cymbopogon nardus dapat

dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Komposisi Minyak Sereh Wangi.[42]

Keluarga Komposisi Jumlah

Hidrokarbon 1 Monoterpena 15%


- ɑ-pinena 0,2 - 2,2%
- Kamfena 2 - 7,6%
- β-pinena Trace
- Limonena 2,6 - 11,3%
- Sabinena 0,1 - 0,3%
- ɑ-terpinena Trace
- β-myrcena 0,2 - 0,8%
- α-terpinol 0,3 - 0,6%
- δ-3-carena Trace
- ɑ-phellandrena 0,1%
- β-phellandrena 0,2 - 0,4%
- Trisiklena 1,2%
- cis-β-ocimonena 2,1%
- trans-β-ocimonena 1,1%

Tabel 2.1. (lanjutan)

Keluarga Komposisi Jumlah


Hirokarbon 2 Seskuiterpena
- β-elemena 0,7%
- δ-kardinena 0,6%
- α-kariofillena 1%
- β-kariofillena 0,1%
- α-bergamotena Trace-1%
Alkohol 1 Monoterpenol
36

- Linalool 0,5%
- Nerol 0,6%
- Geraniol 17%
- ɑ-terpineol 0,1 - 1%
- Sitronelol 6,5%
- tepinen-4-ol 0,4%
- Isopulegol 0,4%
- Borneol 5%
2 Seskuiterpenol
- Elemol 0,7% 0,7%
Aldehida 1 Monoterpenol
-Sitral Tak terlacak
- Sitronelal 25 – 55%
- Geranial 0,6%
- Neral 0,4%
Keton - Metil heptenon 0,2%
Methyl Eter - Metil eugenol Tak terlacak
- Cis-metil isoeugenol 0,4%
- Trans-metil isoeugenol 10%
Ester 1 Monoterpenil
- Sitronelil asetat 0,7%
- Geranil asetat 20 – 40%
- Bornil asetat 0,5%
- Geranil format Tak terlacak
- β-terpenil asetat 0,4%
- Geranil butanoat 0,5%
Oksida 1 Monoterpenoid 5 – 12%
-1,8 cineol 5,5%
2 Seskuiterpenoid Tak terlacak
- Kariofilen oksida 0,1%

Komposisi kimia penyusun utama dari minyak sereh wangi ini

adalah golongan monoterpen, alkohol dan aldehida, sehingga minyak

atisirinya memiliki sifat fisik dan kimia yang termasuk dalam kelas
37

alkohol. Geraniol merupakan pesenyawaan yang terdiri dari 2

molekul isopropena dan 1 molekul air, sedangkan sitronelol

termasuk dalam grup alkohol dan sitronelal merupakan hasil

kondensasi dari sitronelol termasuk dalam grup aldehida. Dengan

kandungan minyak ini seperti ini maka daya menguapnya termasuk

dalam golongan cepat sampai sedang (Top to Middle note).[46]

Kandungan sitronelal dan sitral memiliki potensi efek biologis

sebagai analgesik yang sedang, efek menenangkan dan sedatif.

Sedangkan geraniol juga memiliki potensi sebagai analgesik. Selain itu

kandung kimia lainnya sitronelol memiliki sifat hipotensif dengan

peningkatkan frekuensi jantung tanpa tergantung dosis dari sitronelol

yang diberikan dibandingkan dengan nifedipin.[47]

e. Efek Farmalogogi untuk Relaksasi

Efek Farmakologi dari minyak sereh wangi ini dilihat dari struktur

kimianya yang memiliki komposisi terbesar adalah golongan

monoterpen alkohol dan aldehida maka memiliki efek sebagai

analgesik, sedatif, menenangkan, tonik, hipotensif, vasodilator dan

stimulansia.[42].[47] Berikut efek farmakologi yang ditimbulkan oleh

minyak essensial sereh wangi adalah :

1) Analgesik

2) Vasodilator

3) Hipotensif

4) Antispasmodik
38

5) Relaksasi

6) Mengurangi kecemasan

7) Mengurangi nyeri pada otot yang cedera

8) Meningkatkan kewaspadaan mental (alertness) / Antidepresi

f. Konsentrasi Pemberian Aromaterapi Sereh

Dalam Jurnal Kimia Andalas, penelitian yang dilakukan di

laboratorium Kimia Organik Universitas Andalas, diperoleh bahwa

distilasi yang dilakukan terhadap 250 gr ekstraksi tanaman sereh,

didapatkan 0,5 ml minyak atsiri. Pada penggunaan minyak atsiri yang

aromatik yang langsung dituangkan kepada selembar kertas tissue,

kemudian langsung dihirup, perlu diperhatikan bahwa penuangannya

tidak boleh terlalu banyak dan label pada botol menunjukkan angka

konsentrasi yang tidak terlalu pekat. Bila perlu diencerkan terlebih

dahulu, sehingga dapat menghindari aroma yang menusuk yang dapat

menyebabkan alergi atau gangguan saraf.[15].[52]

Konsentrasi pemberian aromaterapi sereh didasarkan pada

penelitian diberikan secara inhalasi dengan menggunakan tissue yang

mencampurkan 0,1 ml minyak essensial sereh dengan 1 ml air.[15]

g. Toksisitas dan Kontraindikasi

Toksisitas yang pernah dilaporkan untuk minyak sereh wangi

adalah reaksi iritan pada kulit dan reaksi alergi dengan menggunakan

minyak murni. Reaksi yang terjadi yaitu dermatitis kontak, reaksi asma,

dan gatal-gatal pada kulit untuk penggunaanya di dalam kosmetik,


39

terutama pada penggunaan yang lama, dan untuk penggunaan secara

inhalasi tidak ada laporan mengenai efek samping yang serius.[48]

h. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Sereh terhadap

insomnia

Salah satu metode non farmakologi untuk mengatasi insomnia

adalah Aromaterapi. Aromaterapi lemon mengandung nerol, linalil

asetat, memiliki efek antidepresi, antiseptik, antispasmodik dan obat

penenang ringan. Menghirup zat aromatik memancarkan biomolekul,

sel-sel reseptor di hidung untuk mengirim impuls langsung ke

penciuman di otak yang erat dengan sistem lain yang mengontrol

memori, emosi, hormon, seks, dan detak jantung. Ketika minyak

essensial dihirup, molekul masuk ke rongga hidung dan merangsang

sistem limbik di otak. Sistem limbik adalah daerah yang mempengaruhi

emosi dan memori serta secara langsung terkait dengan adrenal,

kelenjar hiposis, hipotalamus, bagian-bagian tubuh yang mengatur

denyut jantung, tekanan darah, stress, memori, keseimbangan hormon,

dan pernafasan. Segera impuls merangsang melepaskan hormon

menentramkan dan menimbulkan perasaan tenang serta mempengaruhi

perubahan fisik dan mental sehingga bisa mencegah terjadinya

insomnia dan meningkatkan kualitas tidur.[15]

4. Aromaterapi Jasmine
40

a. Pengertian

Minyak jasmine (melati) telah dikenal sejak zaman dahulu, saat itu

penggunaan minyak aromaterapi termasuk minyak jasmine (melati) di

Indonesia masih sangat terbatas dan tradisional. Nenek moyang kita

dahulu telah menggunakan dan memperkenalkan minyak melati yang

memiliki nama latin jasminum ini sejak berabad-abad tahun lamanya

untuk perawatan tubuh dan kegiatan ritual adat serta keagamaan.[49]

Jenis bunga melati yang umumnya disuling di Indonesia adalah

jenis jasmine sambac dan jasmine gambir. Tanaman melati atau

Jasminum adalah penghasil minyak atsiri yang dikenal dengan jasmine

oil. Tanaman melati ini adalah anggota famili Oleaceae yang

merupakan jenis perdu tahunan yang tumbuh tegak dan merambat.

Bunga melati memiliki karakteristik berupa bentuknya yang

menyerupai terompet dan aroma nya yang harum.[16].[49].[50]

b. Kandungan Bunga Jasmine

Komponen utama dari kandungan minyak melati adalah benzil

asetat, benzil benzoat, isofitol, fitol, fitol asetat, linalool serta metil

jamonat. Minyak melati murni atau absolut 100% berwarna jingga

kecoklatan gelap dan hanya larut pada alkohol 95%. Jika disimpan

dalam waktu yang lama, minyak melati dapat berubah warna menjadi

merah kehitaman.[14].[51]

c. Manfaat Bunga Jasmine


41

Aroma bunga jasmine (melati) dapat meningkatkan efisiensi tidur

seseorang dan mengurangi pergerakan seseorang ketika tidur,

meningkatkan kualitas tidur seseorang tanpa penambahan waktu tidur.

Selain itu, aroma jasmine mempunyai efek sedatif terhadap aktivitas

saraf otonom dan keadaan jiwa seseorang.[14] Minyak melati juga

berkhasiat untuk mengatur hormonal, mengatasi depresi pasca

melahirkan, mengatasi infeksi vagina pasca senggama, menenangkan

saraf serta dapat meredakan rasa nyeri saat menstruasi atau yang disebut

dengan dismenorhea. Khasiat minyak ini akan lebih efektif jika

dicampur dengan genarium, mawar dan kayu cendana. Minyak esensial

jenis ini sebaiknya tidak digunakan saat masa kehamilan kecuali

digunakan untuk mengurangi nyeri saat persalinan serta kontraindikasi

pada wanita yang memiliki riwayat alergi atau traumatik terhadap

minyak aromaterapi melati dan riwayat alergi pada sistem pernapasan.


[14].[52]

d. Konsentrasi Pemberian Aromaterapi Jasmine

Konsentrasi pemberian aromaterapi jasmine didasarkan pada

penelitian diberikan secara inhalasi dengan menggunakan tissue yang

mencampurkan 0,1 ml minyak essensial lavender dengan 1 ml air.[14]

e. Mekanisme Kerja Aromaterapi Secara Inhalasi

Mekanisme kerja bahan aromaterapi adalah melalui sistem

sirkulasi tubuh dan sistem penciuman. Organ penciuman merupakan

satu-satunya indera perasa dengan berbagai reseptor saraf yang


42

berhubungan langsung dengan dunia luar dan merupakan saluran

langsung ke otak. Hanya sejumlah 8 molekul sudah dapat memicu

impuls elektris pada ujung saraf. Dibutuhkan kurang lebih sekitar 40

ujung saraf yang harus dirangsang sebelum seseorang sadar bau apa

yang dicium.[53]

Bau merupakan suatu molekul yang mudah menguap di udara.

Apabila masuk ke rongga hidung melalui penghirupan, akan

diterjemahkan oleh otak sebagai proses penciuman. Proses penciuman

terbagi dalam tiga tahap; dimulai dengan penerimaan molekul bau

tersebut oleh olfactory epithelium, yang merupakan suatu reseptor yang

berisi 20 juta ujung saraf. Selanjutnya bau tersebut akan ditransmisikan

sebagai suatu pesan ke pusat penciuman yang terletak pada bagian

belakang hidung. Pusat penciuman ini hanya sebesar biji buah delima

pada pangkal otak. Pada tempat ini berbagai sel neuron

menginterpretasikan bau tersebut dan mengantarnya ke sistem limbik

yang selanjutnya akan dikirim ke hipotalamus untuk diolah. Bila

minyak esensial dihirup, molekul yang mudah menguap akan membawa

unsur aromatik yang terdapat dalam kandungan minyak tersebut ke

puncak hidung. Rambut getar yang terdapat dalamnya, yang berfungsi

sebagai reseptor, akan menghantarkan pesan elektrokimia ke pusat

emosi dan daya ingat seseorang yang selanjutnya akan mengantarkan

pesan balik ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi.[51]


43

Pesan yang diantar ke seluruh tubuh akan dikonversikan menjadi

suatu aksi dengan pelepasan substansi neurokimia berupa perasaan

senang, rileks, tenang atau terangsang. Melalui penghirupan, sebagian

molekul akan masuk ke dalam paru-paru. Molekul aromatik akan

diserap oleh lapisan mukosa pada saluran pernafasan, baik pada

bronkus maupun pada cabang halusnya (bronkioli). Pada saat terjadi

pertukaran gas di dalam alveoli, molekul tersebut akan diangkut oleh

sirkulasi darah di dalam paru-paru. Pernafasan yang dalam akan

meningkatkan jumlah bahan aromatik ke dalam tubuh. Respon bau

yang dihasilkan akan merangsang kerja sel neurokimia otak. Sebagai

contoh, bau yang menyenangkan akan menstimulasi talamus untuk

mengeluarkan enkefalin yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit

alami dan menghasilkan perasaan tenang. Bau seperti melati (jasmine)

dan kenanga dapat merangsang kerja endorfin pada kelenjar pituitari

dan menghasilkan efek afrodisiak. Kelenjar pituitari juga melepaskan

agen kimia ke dalam sirkulasi darah untuk mengatur fungsi kelenjar

lain seperti tiroid dan adrenal. Bau yang menimbulkan rasa tenang akan

merangsang daerah di otak yang disebut raphe nucleus untuk

mengeluarkan sekresi serotonin yang menghantarkan kita untuk tidur.


[51].[53]
44

B. Kerangka Teori

Fase Premenopause

Perubahan Psikologis Perubahan Fisik


1. Daya ingat menurun 1. Hot Flush (Rasa panas pada
2. Kecemasan dada hingga wajah)
3. Mudah tersinggung 2. Night sweet (keringat pada
4. Stress malam hari)
5. Depresi 3. Drynes vaginal(kering pada
vagina)
4. Insomnia (sulit tidur)
5. Dispareunia (rasa sakit
ketika ber- hubungan seksual)
6. Ketidakteraturan siklus haid

Tata Laksana

Farmakologis Non Farmakologis


1. Akupuntur
Minyak Atsiri
2. Accupresure
3. Hipnoterapi
Inhalasi
4. Aromaterapi

Olfactory Ephitelium
1. Lavender
2. Papermint
Sistem Limbik 3. Sereh
4. Jasmine

Hipotalamus

Minyak Atsiri
Mengatur emosi dan
Inhalasi
Keseimbangan
45

Bagan 2.2 Kerangka Teori 14,15 & 16


C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan

mengeneralisasikan suatu pengertian.[54] Kerangka konsep penelitian ini yaitu :

Variabel Indevenden Variabel Dependen

Pemberian Aromaterapi
Sereh
Tingkat Insomnia
Wanita Premenopause
Pemberian Aromaterapi
Jasmine

Bagan 2.3 Kerangka Konsep

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[54] Variabel dalam penelitian

ini yaitu :

1. Variabel Independent (bebas)

a) Pemberian aromaterapi sereh

b) Pemberian aromaterapi jasmine


46

2. Variabel dependent (terikat)

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah tingkat insomnia pada

wanita premenopause.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat

kebenarannya.[55] Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ha : Ada efektifitas pemberian aromaterapi sereh terhadap

tingkat insomnia pada wanita premenopause

Ho : Tidak ada efektifitas pemberian aromaterapi sereh terhadap

tingkat insomnia pada wanita premenopause

2. Ha : Ada efektifitas pemberian aromaterapi jasmine terhadap

tingkat insomnia pada wanita premenopause

Ho : Tidak ada efektifitas pemberian aromaterapi jasmine terhadap

tingkat insomnia pada wanita premenopause

3. Ha : Ada perbedaan efektifitas pemberian aromaterapi sereh

dan jasmine terhadap tingkat insomnia pada wanita premenopause

Ho : Tidak ada perbedaan efektifitas pemberian aromaterapi

aromaterapi sereh dan jasmine terhadap tingkat insomnia pada

wanita premenopause

Anda mungkin juga menyukai