Anda di halaman 1dari 14

KEJANG

Pada
Neonatus

Oleh : KELOMPOK 4
PENDAHULUAN

 Kejang adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan


suhu (suhu rektal lebih dari 38oC) yang disebabkan oleh suatu
proses ekstrakranium (diluar rongga kepala). 

 Kejang biasanya terjadi bayi atau anak-anak antara umur 3


bulan dan 5 tahun yang berhubungan dengan demam tetapi tidak
pernah terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab
tertentu.
 Faktor resiko kejang demam yang penting adalah
demam. Selain itu terdapat faktor riwayat kejang
demam pada orang tua atau saudara kandung,
perkembangan terlambat, problem pada masa
neonatus, anak dalam perawatan khusus, dan kadar
natrium rendah.
 Demam diidentikkan dengan penyakit, sehingga saat
demam berhasil diturunkan, orangtua merasa lega
karena menganggap penyakit akan segera pergi
bersama turunnya panas badan.
DEFINISI

 Kejang pada neonatus ialah suatu gangguan terhadap


fungsi neurologis seperti tingkah laku, motorik, atau
fungsi otonom.

 Kejang pada neonatus relatif sering dijumpai dengan


manifestasi klinis yang bervariasi. Timbulnya sering
merupakan gejala awal dari gangguan neurologi dan
dapat terjadi gangguan pada kognitif dan
perkembangan jangka panjang.
 Kejang ini merupakan gejala gangguan syaraf dan tanda
penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab
kejang tersebut, yang dapat mengakibatkan gejala sisa
yang menetap di kemudian hari.

 Kejang pada bayi baru lahir sering tidak dikenali karena


bentuknya berbeda dengan kejang pada anak atau orang
dewasa. Hal ini disebabkan karena ketidakmatangan
organisasi korteks pada bayi baru lahir.
ETIOLOGI KEJANG

1. Asfiksia

2. Trauma dan Perdarahan Kranial

3. Infeksi

4. Gangguan Metabolik

5. Gangguan Elektolit
KLASIFIKASI

• Tipe kejang tersering yang terjadi pada bayi kurang


bulan.
• Berupa pergerakan muka, mulut, atau lidah berupa
SUBTLE menyeringai, terkejat-kejat, mengisap, menguyang.
• Deviasi bola mata horisontal, dan pergerakan bola mata
yang cepat (nystagmus jerk).

• Bentuk kejang ini sebagai manifestasi akibat trauma


fokal pada kontusio cerebri pada bayi besar atau bayi
KLONIK cukup bulan, atau pada kelainan ensefalopati metabolik.
• Biasa pada BBLR dengan masa kehamilan kurang dari 34
minggu dan bayi-bayi dengan komplikasi perinatal berat
seperti perdarahan intraventrikuler.
TONIK • Bentuk klinis kejang ini yaitu pergerakan tungkai yang
menyerupai sikap deserberasi atau ekstensi tungkai dan
fleksi lengan bawah dengan bentuk dekortikasi.

• Terlihat adalah gerakan ekstensi dan fleksi dari lengan atau


keempat anggota gerak yang berulang dan terjadi dengan
cepat.
MIOKLONIK • Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan saraf
pusat yang luas dan hebat, seperti pada bayi baru lahir yang
dilahirkan dari ibu kecanduan obat.
TANDA & GEJALA

 Kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat


 Biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam
 Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu berhenti, anak
tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak tetapi setelah
beberapa saat anak akan terbangun dan sadar kembali
tanpa adanya kelainan saraf.
Gejala umum pada kejang demam :
 Tidak sadar
 Kedua tangan dan kaki kejang-kejang
 Terjadi selama 1-2 menit

Gejala tidak umum :


 Kaku atau gerakan terjadi di sebagian tubuh (Tangan atau kaki
sisi kiri/ kanan tubuh)
 Berlangsung > 15 menit
PRINSIP TINDAKAN

1. Menjaga jalan nafas tetap bebas

2. Mengatasi kejang dengan memberikan obat anti kejang

3. Mengobati penyebab kejang


PENANGANAN

 Bayi diletakan dalam tempat yang hangat pastikan bahwa


bayi tidak kedinginan, suhu bayi dipertahankan 36,5 0C-370C.
 Jalan nafas bayi dibersihkan dengan tindakan penghisapan
lendir diseputar mulut hidung sampai nasofaring.
 Bila bayi apnea, dilakukan pertolongan agar bayi bernafas
lagi dengan alat bantu balon dan sungkup, diberi oksigen
dengan kecepatan 2L/menit.
 Dilakukan pemasangan infus  intravena di pembuluh darah
perifer, ditangan, kaki atau kepala. Bila bayi diduga
dilahirkan oleh ibu berpenyakit diabetes mellitus, dilakukan
pemasangan infuse melalui vena umbilikalis.
 Bila infus sudah terpasang diberi obat anti kejang
diazevam 0,5 Mg/Kg supositoria/Im setiap 2 menit sampai
kejang teratasi, kemudian ditambahkan luminal
(fenobarbital) 30Mg IM/IV
 Nilai kondisi bayi selama 15 menit, perhatikan kelainan
fisik yang ada.
 Bila kejang sudah teratasi diberi cairan infuse dextrose
10% dengan kecepatan 60 Ml/Kg bb/hari.
 Dilakukan anamesis mengenai keadaan bayi untuk mencari
factor penyebab kejang (perhatikan riwayat kehamilan,
persalinan dan kelahiran).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai