Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PUTUS OBAT DI RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang

DISUSUN OLEH :

OKTALIA SUCI ANGGRAENI

P1337420617009

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PUTUS OBAT

Sub pokok bahasan : Putus Obat


Sasaran : Keluarga dan Klien
Hari/Tanggal : Rabu 12 Febuari 2020
Waktu : 14.00-14.30 WIB
Tempat : RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang

I. Topik
Putus Obat

II. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan ini, pasien dan keluarga mampu memahami masalah
yang ditimbulkan karena putus obat.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan ini, keluarga mampu:
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan putus obat
2. Menjelaskan penyebab terjadinya putus obat
3. Menjelaskan tanda dan gejala putus bat
4. Menjelaskan masalah yang diakibatkan karena putus obat
5. Apa yang dilakukan keluarga
6. Menjelaskan lingkungan yang mendukung agar tidak terjadi putus obat

III. Materi ( terlampir )


a. Pengertian putus obat
b. Penyebab terjadinya putus obat
c. Tanda dan gejala putus bat
d. Masalah yang diakibatkan karena putus obat
e. Apa yang dilakukan keluarga
f. Lingkungan yang mendukung agar tidak terjadi putus obat
IV. Metode Penyuluhan
1. Ceramah : memberikan penjelasan tentang Putus Obat
2. Diskusi dan tanya jawab

V. Media Penyuluhan
1. Materi SAP
2. Leaflet

VI. Proses kegiatan penyuluhan

No Tahap Kegiatan Waktu Kegiatan Peserta

1. Pembukaan a. Mengucap salam 5 menit a. Menjawab salam


b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menggali pengetahuan c. Mengemukakan
yang di ketahui tentang apa pendapat sesuai dengan
itu Putus Obat apa yang diketahui
d. Menjelaskan tujuan d. Menyimak dengan
penyuluhan seksama dan menerima
e. Kontrak waktu kontrak.

2. Penyajian a. Menjelaskan apa yang 15 Menit a. Mendengarkan materi


dimaksud dengan putus obat yang disampaikan
b. Menjelaskan penyebab dengan seksama
terjadinya putus obat b. Memperhatikan
c. Menjelaskan tanda dan gejala demonstrasi dengan
putus bat seksama
d. Menjelaskan masalah yang
diakibatkan karena putus obat
e. Apa yang dilakukan keluarga
agar tidak terjadi putus obat
f. Menjelaskan lingkungan yang
mendukung
3. Penutup a. Memberikan peserta 10 Menit a. Peserta bertanya
kesempatan bertanya mengenai hal-hal yang
b. Mengajukan pertanyaan belum dimengerti.
sebagai evaluasi b. Sasaran dapat menjawab
c. Memberikan umpan balik pertanyaan yang
d. Menjelaskan hal-hal yang diberikan.
belum dimengerti c. Mendengarkan.
e. mengucapkan salam penutup. d. Merespon.
e. Menjawab salam.

VII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Menyiapkan satuan acara penyuluhan tentang Putus Obat.
 Melakukan kontrak waktu kepada audien untuk dilakukan satuan acara
penyuluhan
 Menyiapkan tempat dan peralatan
 Setting tempat
 Melakukan penyuluhan tentang Putus Obat pada ibu menyusui.
 Melakukan evaluasi
2. Evaluasi proses
 Pasien/Keluarga mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal hingga akhir kegiatan
penyuluhan
 Penyaji dapat memberikan materi dan menjawab pertanyaan pasien/keluarga
dengan baik.
 Penyuluhan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
 Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan baik dan lancar
3. Evaluasi hasil
 Pasien/Keluarga mengetahui dan memahami mengenai Putus Obat sehingga dapat
menerapkan dalam praktiknya individu secara mandiri seperti materi yang telah
disampaikan dalam penyuluhan
 Pasien/Keluarga akan membagikan pengetahuannya yang telah di dapat dalam
penyuluhan kepada masyarakat yang lainya.
Daftar Pustaka:
Anief, Moh. Drs, Apt. 2003. Ilmu Farmasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hawari. 2001. Pendekatan Holistic pada Gangguan Jiwa Skizofrenia.FKUI: Jakarta
Intansari, Nurjanah. 2004. Pedoman Gangguan Jiwa. Mocomedia: Yogyakarta.
Keliat, B.A. 2006. Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa. Jakarta:
EGC.
MATERI PENYULUHAN
PERAN KELUARGA DALAM MENCEGAH PUTUS OBAT

1. Apa yang dimaksud dengan putus obat


Putus obat adalah penghentian penggunaan obat-obatan jiwa tanpa persetujuan dokter
yang memberi terapi dan dapat mengakibatkan pasien menjadi kambuh kembali.
2. Penyebab putus obat
Ada beberapa hal yang menyebabkan pasien jiwa putus obat, diantaranya adalah :
a. Pasien merasa bosan,
b. Keluarga kurang perhatian
c. Pasien merasa sudah sembuh
d. Takut efek samping obat
e. Kurang motivasi
f. Kurang pengawasan
g. Jarak rumah yang jauh dari rumah sakit.
3. Tanda dan gejala yang ditimbulkan karena putus obat
a. Mengamuk
b. Gelisah
c. Susah diatur
d. Susah tidur
e. Tidak mau makan
f. Sering melamun
g. Kembali mengoceh sendiri
h. Kembali mendengar bisikan-bisikan
i. Gemetar
4. Akibat yang ditimbulkan karena putus obat
Akibat putus obat biasanya pasien yang tadinya sudah tenang, mampu melakukan
aktivitas sendiri tanpa dibantu menjadi kembali gaduh, gelisah, susah diatur, tidak
tenang. Akhirnya menyulitkan keluarga sendiri (Arif, 2006)
5. Apa yang dilakukan keluarga dalam pengawasan minum obat
Dalam membantu pasien minum obat keluarga harus mengingat prinsip 5 benar:
 Benar orang
 Benar obat
 Benar waktu
 Benar cara
 Benar dosis.
Contoh pemberian 3xsehari berarti setiap 8 jam sekali (1 hari: 24 jam, berarti 24 jam
dibagi 3 = 8 jam sekali)
Dan selalu ingat bahwa kita harus terus-menerus mengingatkan pasien untuk minum
obat. Pastikan bahwa obatnya benar-benar tertelan, bila perlu obat diminum di hadapan
kita dan periksa mulut dan bawah lidah.
Beri pujian apabila pasien mau minum obat (Maslim, 2005).
6. Lingkungan yang mendukung agar tidak terjadi putus obat
Lingkungan yang bagaimana bisa mendukung?
 Ciptakan lingkungan rumah yang tenang dan harmonis
 Dukungan kuat dari seluruh anggota keluarga
 Komunikasi yang baik antar anggota keluarga
 Pemecahan masalah anggota keluarga secara musyawarah.
“jangan lupa kontrol ulang ke RS Jiwa terdekat, bila anda berada di luar
kota/kabupaten maka diwajibkan kontrol ulang minimal tiap 1 bulan sekali. Bila anda di
dalam kota, maka wajib kontrol ulang minimal tiap 2 minggu sekali.

Anda mungkin juga menyukai