Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Conference merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.
Conference dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan atau timbang
terima kepada dinas/shift selanjutnya. Menurut Nursalam (2006), conference
ada 2 macam, yaitu pre dan post conference, dimana pre conference
dilakukan setelah melakukan timbang terima kepada dinas/shift selanjutnya
dan post conference dilakukan sebelum melakukan timbang terima kepada
dinas/shift selanjutnya.
Pre conference merupakan komunikasi ketua tim dan perawat
pelaksana setelah selesai operan atau timbang terima untuk membahas
rencana kegiatan pada dinas/shift tersebut. Selama kegiatan pre conference
dilakukan pembahasan terkait rencana atau program tiap perawat (rencana
harian) dan tambahan rencana dari kepala tim serta penegasan kembali
kegiatan. Selian itu, dalam kegaita pre conference juga dibahas hal-hal
penting yang akan dilakukan selama dinas/shift (Nursalam, 2006).
Post conference merupakan komunikasi ketua tim dan perawat
pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang dinas/shift yang dilakukan
sebelum operan atau timbang terima kepada dinas/shift berikutnya. Selama
kegaitan post conference dilakukan pembahsan tentang hasil asuhan
keperawatan tiap perawat, program yang sudah dan belum dilakukan serta hal
penting untuk operan (tindak lanjut). Seperti halnya pre conference, kegaitan
post conference dipimpin juga dipimpin oleh ketua tim (Nursalam, 2006).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Unit Rawat Inap Ruang
Flamboyan Rumah Sakit Paru Dr. HA. Rotinsulu, didapatkan kegiatan pre
dan post conference sudah dilakukan hanya saja untuk pelaksanaannya masih
belum optimal karena materi yang sudah disampaikan sudah mencakup pada
kegiatan operan. Berdasarkan hasil observasi selama 4 hari pada tanggal 23-
26 April 2018 didapatkan hasil, pre conference dilakukan bersamaan dengan
timbang terima pasien. Kepala ruangan mengatakan bahwa digabungkan
antara pre dan post conference dan timbang terima bertujuan untuk lebih
mengefektifkan waktu yang dibutuhkan dibandingkan dengan melakukan pre
conference dan timbang terima secara terpisah. Informasi yang di bahas
dalam conference telah diberikan setelah dilakukan timbang terima.
Secara konsep kegiatan pre dan post conference tidak hanya membagi
habis rencana tindakan pada setiap shift, tetapi perlu adanya proses
diskusi/klarifikasi setelah melakukan validasi keliling ke bed pasien. Akibat
jika kegiatan ini tidak dilakukan secara optimal adalah tidak ada kesesuaian
antara recana tindakan dengan implementasi keperawatan. Berdasarkan
uraian diatas, maka penulis ingin mengajukan Standart Prosedur Operasional
(SPO) Pre dan Post Conference.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran upaya peningkatan pelayanan asuhan
keperawatan secara komperhensif dan berkesinambungan.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Mengidentifikasi upaya peningkatan pelayanan asuhan keperawatan
secara komperhensif dan berkesinambungan
b. Mengidentifikasi keefektifan pengguanaan Standart Prosedur
Operasional (SPO) Pre dan Post Conference sebagai upaya peningkatan
pelayanan asuhan keperawatan secara komperhensif dan
berkesinambungan.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Perawat
a. Meningkatkan kualitas pelaksanaan asuhan keperawatan yang
berkesinambungan
b. Meningkatkan komunikasi dan kerjasama antar perawat
c. Menjalin hubungan yang bertanggung jawab antar perawat.

1.3.2 Bagi Rumah Sakit


Diharapkan dengan adanya Standart Prosedur Operasional (SPO) Pre
dan Post Conference dapat meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan
kepada klien secara komprehensif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Conference
Conference merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.
Conference dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan atau timbang
terima kepada dinas/shift selanjutnya. Menurut Nursalam (2006), conference
terbagi menjadi dua macam, yaitu pre dan post conference, dimana pre
conference dilakukan setelah melakukan timbang terima kepada dinas/shift
selanjutnya dan post conference dilakukan sebelum melakukan timbang
terima kepada dinas/shift selanjutnya.
Secara umum tujuan conference untuk menganalisa masalah-masalah
secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan
gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk
menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri
dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk
menghasilkan perubahan non kognitif. Selian itu, conference juga membantu
koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak
terjadi pengulangan asuhan, kebingungan, dan frustasi bagi pemberi asuhan.
Sehinnga tercipta asuhan keperawatan yang komperhensif dan
berkesinambungan (Yulia, 2006).

2.2 Pre Conference


2.2.1 Definisi Pre Conference
Pre conference merupakan komunikasi ketua tim dan perawat
pelaksana setelah selesai operan atau timbang terima untuk membahas
rencana kegiatan pada dinas/shift tersebut. Selama kegiatan pre conference
dilakukan pembahasan terkait rencana atau program tiap perawat (rencana
harian) dan tambahan rencana dari kepala tim serta penegasan kembali
kegiatan. Selian itu, dalam kegaita pre conference juga dibahas hal-hal
penting yang akan dilakukan selama dinas/shift. Apabila tim hanya ada satu
orang perawat, maka pre conference ditiadakan (Nursalam, 2006).

2.2.2 Tujuan Pre Conference


Adapun tujuan dari pre conference adalah sebagai berikut:
a. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,
merencanakan asuhan keperawatan sesuai dengan program pada hari itu,
dan merencanakan evaluasi hasil asuhan keperawatan
b. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
c. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
(Yulia, 2006).

2.2.3 Syarat Pre Conference


Adapun sayarat dari pre conference adalah sebagai berikut:
a. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan
yaitu setelah kegiatan operan atau timbang terima
b. Waktu efektif yang diperlukan untuk melakukan pre conference yaitu
kurang lebih 10 - 15 menit
c. Topik yang dibicarakan selama pre conference harus dibatasi,
umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan tindakan rencana, dan
data-data yang perlu ditambahkan
d. Pre conference melibatkan kepala ruangan atau kepala unit, ketua tim
dan perawat pelaksana (Yulia, 2006).

2.3 Post Conference


2.3.1 Definisi Post Conference
Post conference merupakan komunikasi ketua tim dan perawat
pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang dinas/shift yang dilakukan
sebelum operan atau timbang terima kepada dinas/shift berikutnya. Selama
kegaitan post conference dilakukan pembahsan tentang hasil asuhan
keperawatan tiap perawat, program yang sudah dan belum dilakukan serta
hal penting untuk operan (tindak lanjut). Seperti halnya pre conference,
kegaitan post conference dipimpin juga dipimpin oleh ketua tim (Nursalam,
2006).

2.3.2 Tujuan Post Conference


Adapun tujuan post conference adalah:
1. Memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah
2. Membandingkan masalah yang dijumpai serta membahas program
asuhan keperawatan yang sudah dan belum dikerjakan (Yulia, 2006).

2.3.3 Syarat Post Conference


Adapun sayarat dari post conference adalah sebagai berikut:
a. Post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan
b. Waktu efektif yang diperlukan untuk melakukan pre conference yaitu
kurang lebih 10 - 15 menit
c. Topik yang dibicarakan selama post conference adalah asuhan
keperawatan yang sudah dilaksanakan
d. Post conference melibatkan kepala ruangan atau kepala unit, ketua tim
dan perawat pelaksana (Yulia, 2006).
BAB III
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PRE DAN POST
CONFERENCE

Berikut adalah Standart Prosedur Operasional (SPO) Pre dan Post


Conference yang digabungkan dengan Standart Prosedur Operasional (SPO)
Operan atau Timbang Terima:

Post Conference
Definisi Post conference merupakan komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang dinas/shift yang dilakukan sebelum operan
atau timbang terima kepada dinas/shift berikutnya. Selama kegaitan post
conference dilakukan pembahsan tentang hasil asuhan keperawatan tiap
perawat, program yang sudah dan belum dilakukan serta hal penting untuk
operan (tindak lanjut). Seperti halnya pre conference, kegaitan post
conference dipimpin juga dipimpin oleh ketua tim
Tujuan 1. Memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah
2. Membandingkan masalah yang dijumpai serta membahas program asuhan
keperawatan yang sudah dan belum dikerjakan
Prosedur a. Katim membuka post-conference dengan do’a ” sebelum kita post
Pre conference marilah kita berdoa” (membaca basmallah)
konference b. Menanyakan hasil dari kegiatan yang sudah dilaksanakan anggota tim
terkait dengan asuhan keperawatan
c. Mengevaluasi tentang kelengkapan dokumentasi ASKEP, pelaksanaan
program dan administrasi pasien
d. Memberikan pujian akan apa yang telah dilaksanakan dengan baik
e. Mengevaluasi hambatan yang dialami setiap anggota tim
f. Memberi umpan balik kepada anggota tentang pelaksanaan yang telah
dilakukan
g. Mengucap terima kasih atas kerjasama anggota tim
Operan
Persiapan a. Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap (kelompok shift pagi dan
Operan kelompok shift sore)
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
Prosedur Sesi 2: Operan (Di Ruang Perawat)
Operan 3. PJ shift pagi menyiapkan status pasien yang menjadi tanggung jawabnya
b. Katim/PJ mempersilahkan PJ/PA yang memiliki pasien jaga sebelumnya
untuk melaporkan pasien ” silahkan dibacakan laporan pada malam,pagi
atau siang”
c. Katim/ PJ melaporkan pasien yang menjadi tanggung jawabnya:
1) Identitas pasien dan diagnose medis ” px atas nama......dengan
diagnosa.......
2) Masalah keperawatan muncul saat jaga,dan diagnosa keperawatan
yang kemungkinan akan atau masih muncul.” diagnosa yang muncul
tadi malam,pagi atau siang .....setelah mendapat tindakan ......masalah
berkurang/tetap/hilang. Tetapi malam,pagi,siang ini ada masalah baru
.....(jika ada )mohon tindak lanjut nya”
3) Intervensi kolaboratif ” dari dokter mendapat tambahan terapi ....., ada
pemeriksaan penunjang .....dan rencana operasi (tidak pasti ada pada
setiap pasien , sesuai dengan advis dokter saat itu)”
4) Rencana umum misalkan masalah DP, Adm Asuransi pasien yang
komplain, atau pasien membutuhkan perhatian khusus dll.” mohon
nanti follow up ke ADM billing terkait pembiayaan, atau pasien atas
nama (sebut nama) tadi malam, pagi, siang mengeluh pengunjung
rame, AC tidak dingin,perawat tidak ramah, diit yang tidak enak, dll.
Mohon ini menjadi perhatian pada shif berikutnya ya”
SESI 3 : Di Kamar/Bed Pasien
a. Yang masuk kedalam kamar Katim/PJ sebelumnya dan perawat yang
memiliki pasien
b. Katim/PJ/PA jaga sebelumnya mengucapkan salam , menjelaskan tujuan
tindakan, menyapa pasien dan melakukan identifikasi pasien. ”selamat
pagi/siang/sore/malam saya (sebutkan nama) perawat yang jaga (sebutkan
shift sebelumnya) malam,pagi atau sore ini disini kami mau melakukan
operan jaga dengan yang jaga (pagi, sore, malam) dengan ibu/bapak
siapa? Umur ?”
c. Memperkenalkan perawat yang akan berdinas ”bapak/ibu nanti yang jaga
(pagi/sore/ malam) sebut nama perawat.
d. Perawat penanggung jawab menyapa pasien dan keluarga, dan meminta
ijin untuk melakukan pemeriksaan fisik. ”iya bu dengan saya,sambil saya
menanyakan keluhan saya minta ijin untuk memeriksa kondisi
bapak/ibu”:
1) Apa yang bapak/ibu rasakan sekarang ?
2) Apakah bisa istirahat?
3) Memberikan informasi tindakan sesuai dengan keluhan yang muncul
saat itu.
4) Bagaimana nafsu makan pada hari ini? apakah ada keluhan tentang
makanan yang kami siapkan? Apakah sudah mendapatkan paket alat
dari kami?
5) Apakah obat yang kami siapkan sudah diminum? Apakah ada keluhan
setelah minum obat?
6) Memberikan informasi tentang DPJP ”bapak/ibu sekarang dirawat
oleh dokter (sebut nama) biasanya visite jam .......,seandainya nanti
ada informasi dokter tersebut tidak datang bapak/ibu akan digantikan
oleh dr jaga/pengganti.
7) Menjelaskan atau validasi ulang rencana tindakan yang akan
dilakukan pada shift berikutnya.
8) Memberi kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk bertanya
tentang penjelasan yang sudah disampaikan. ” sebelum saya
mengakhiri operan ini,ada yang ingin bapak/ibu tanyakan? jika tidak
ada kami permisi dulu, silahkan beristirahat kembali dan semoga
lekas sembuh”
SESI 4: Di Nurse Station
a. Kanit memberi informasi/ pengumuman dan evaluasi dari operan bedside
b. Kanit/katim/PJ/PA memberi kesempatan kepada katim/PJ/PA untuk
menanyakan kembali temuan selama di pasien ke katim/PJ/PA
sebelumnya? ”Apakah ada hal” yang ingin ditanyakan/klarifikasi ?”
c. Mempersilahkan perawat jaga malam/pagi pulang terlebih dahulu.
d. Kanit/Katim/PJ memberi semangat dan pujian kepada katim/PJ/PA jaga
sebelumnya.
Post Conference
Definisi Pre conference merupakan komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan atau timbang terima untuk membahas rencana kegiatan
pada dinas/shift tersebut. Selama kegiatan pre conference dilakukan
pembahasan terkait rencana atau program tiap perawat (rencana harian) dan
tambahan rencana dari kepala tim serta penegasan kembali kegiatan
Tujuan 1. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,
merencanakan asuhan keperawatan sesuai dengan program pada hari itu,
dan merencanakan evaluasi hasil asuhan keperawatan
2. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
Prosedur a. Kanit/Katim/PJ/PA mempersilahkan ke katim/PJ/PA menegaskan kembali
Pre rencana tindakan pasien ke masing” perawat penanggungjawab”
Conference b. Katim Memberi pengarahan kepada anggota tim tentang rencana asuhan pasien
pada hari tersebutberdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisiklien yang
dilaporkan oleh dinas malam. Hal-hal yang disampaikan oleh PP meliputi:
 Keadaan umum klien
 Keluhan klien
 Tanda-tanda vital dan kesadaran
 Hasil pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik lain
yang terbaru
 Masalah keperawatan
 Rencana keperawatan hari ini
 Perubahan terapi medis
 Rencana medis
c. Memberi penugasan kepada anggota tim bila ada pasien baru
d. Memberi kesempatan kepada anggota tim untuk bertanya
e. Membahas pasien-pasien yang menjadi prioritas pada shift tersebut
f. Menanyakan kesiapan fisik, mental anggota dalam melakukan asuhan
g. Kanit/Katim/PJ menutup operan dengan memimpin doa dan mengucapkan
salam.
h. Melakukan Ritual kerja bersama : Visi Misi rumah sakit dan Yel”
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2006. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional, Ed 2. Jakarta: SM

Sitorus Ratna, Yulia. 2006. Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah


Sakit. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai