Anda di halaman 1dari 4

MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP)

METODE TIM DI BANGSAL EKONOMI ATAS


RSMH

I.

PENGERTIAN MPKP
MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian askep, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus dan Yulia, 2006).

II.

TUJUAN MPKP
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan
c. Menciptakan kemandirian dalam memberika asuhan keperawatan
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan askep bagi setiap tim
keperawatan

III. KEGIATAN PERENCANAAN MPKP DIBANGSAL EKONOMI ATAS


Sistem Metode Tim/Keperawatan Tim adalah sistem pemberian asuhan keperawatan
dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok pasien melalui upaya kooperatif
dan kolaboratif (Douglas, 1984). Tujuannya adalah memberikan asuhan keperawatan
yang lebih baik dengan menggunakan jumlah staf yang tersedia.
Tim Keperawatan didasari atas keyakinan
Setiap pasien berhak menerima pelayanan terbaik
Setiap anggota tim berhak menerima bantuan dalam melakukan tugas memberi
pelayanan sesuai kemampuan

Dalam menetapkan Konsep Tim


Setiap ruangan/bangsal : 2 3 tim, setiap tim terdiri dari 3 5 perawat (10 20

pasien )
Ketenagaan dalam tim : 1 atau 2 perawat profesional, 1 atau 2 perawat pratikal, 1

atau 2 pembantu perawat


Mengadakan konferens tentang asuhan dan pengarahan dalam kelompok 5 10
menit dalam setiap shift

Jumlah tim ditentukan oleh luas ruangan (denah) dan tenaga.


Tanggung jawab TIM
Kepala ruangan/P.J. Bangsal
Menentukan standar pelaksanaan kerja
Supervisi dan evaluasi tugas staf
Memberi pengarahan kepada ketua tim
Ketua Tim :
Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangan yang didelegasikan
oleh Ka Bangsal
Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi
Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan pasien
Mengembangkan kemampuan anggota
Menyelenggarakan konferensi
Anggota Tim :
Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung jawabnya
Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim
Memberi laporan
Kelebihan Metode Tim

Saling memberi pengalaman antar sesama tim

Pasien dilayani secara komprehensif

Terciptanya kaderisasi kepemimpinan

Terciptanya kerja sama yang baik

Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal

Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan


efektif

Kekurangan Metode Tim


Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung
jawabnya
Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau
terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar anggota
tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat
Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau
berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
IV.

PEDOMAN OPERAN ATAR SHIFT


Berberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP antara lain operan, pre conference, dan
post conference
a. Operan
Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien atau komunikasi dan serah terima
antar shift pagi, sore dan malam. Operan dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh

kepala ruangan, sedangkan operan dinas sore ke dinas malam langsung dipimpin
oleh penanggung jawab tim sore ke penanggungjawab tim malam
b. Konferensi dalam manajemen keperawatan
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi
dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas pagi, sore atau malam
sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. Konferensi sebaiknya dilakukan
ditempat tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar
Konferensi terdiri dari 2 macam, yaitu :
Pre conference
Komunikasi kepala tim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk
rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh katim atau penanggung
jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya 1 orang, maka pre
conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana
harian) dan tambahan rencana dari kepala tim dan penanggung jawab tim
(Modul MPKP, 2006)
Waktu : setelah operan
Tempat : meja masing-masing tim
PJ
: kepala tim atau penanggung jawab tim
Kegiatan: 1. Ketua tim membuka acara (berdoa)
2. ketua tim menanyakan rencana harian masing-masing perawat
pelaksana
3. ketua tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan
asuhan yang diberikan saat itu
4. ketua tim memberikan reinforcement
5. ketua tim menutup acara
Post conference
Komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang
shift sebelum operan kepada shift berikutnya. Isinya adalah hasil asuhan
keperawatan tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post
conference dipimpin oleh ketua tim (Modul MPKP, 2006)
Waktu : sebelum operan ke dinas berikutnya
Tempat : meja masing-masing tim
PJ
: ketua tim atau penanggung jawab tim
Kegiatan: 1. Ketua tim membuka acara
2. ketua tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan
3. ketua tim menanyakan tindak lanjut asuhan klien yang harus
dioperkan kepada perawat shift berikutnya
4. ketua tim menutup acara
Tujuan pre conference adalah :
Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan
asuhan dan merencanakan evaluasi hasil.
Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan

Memberi kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien


Tujuan post conference adalah
Untuk memberikan kesempatan berdiskusi penyelesaian

masalah

dan

membandingkan masalah yang dijumpai


Syarat :
Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post
conference dilakukan sesudah pemberian askep.
Waktu efektif yang diperlukan 10 15 menit
Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,
perencanaan tindakan dan data-data yangperlu ditambahkan
Panduan perawat dalam pelaksanaan :

Menurut Ratna Sitorus, 2006, panduan perawat dalam pelaksanaan antara lain :
Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi
atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.
Konferensi dihadiri oleh katim dan perawat pelaksana dalam timnya masingmasing.
Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi
kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.
Hal-hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :
Keluhan utama klien
TTV dan kesadaran
Hasil pemeriksaan laboratorium atau dignostik terbaru
Masalah keperawatan
Rencana keperawatan hari ini
Perubahan keadaan terapi medis
Rencana medis
Ketua tim mendiskusikan dan mengarahkan perawat pelaksana tentang masalah yang
terkait dengan perawatan klien yang meliputi :
1. Klien yang terkait dengan pelayanan seperti keterlambatan, kesalahan pemberian
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

makanan, kebisikan pengunjung lainnya, kehadiran dokter yang dikonsulkan


Ketepatan pemberian infus
Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan
Ketepatan pemberian obat/injeksi
Ketepatan pelaksanaan tindakan lain
Ketepatan dokumentasi
Mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan
Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran, dan kemajuan

masing-masing perawat pelaksana


9. Membantu perawat pelaksana menyelesaikan masalah yang tidak dapat
diselesaikan

Anda mungkin juga menyukai