Anda di halaman 1dari 23

KONSEP TIMBANG TERIMA

(HAND OVER)

KELOMPOK 5
Al Ansar Umar /751440119036
Mohamad Syahdan Tune/751440119048
Nicolas Usman Pakaya/751440119050
Enjel M. Ente/751440119041
Mutiyawati Hatibie/751440119049
Riyani Bau/751440119057
Sri Fatmawati Suleman/751440119062
A. Sistem Klasifikasi Klien
1. Definisi
Klasifikasi pasien adalah metode pengelompokan
pasien menurut jumlah dan kompleksitas persyaratan
perawatan mereka. Dalam banyak sistem klasifikasi,
pasien dikelompokan sesuai dengan ketergantungan
mereka pada pemberi perawatan dan kemampuan
yang diperlukan untuk memberikan perawatan.
2. Tujuan Sistem Klasifikasi Pasien
Tujuan klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji
pasien dan pemberian nilai untuk mengukur
jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi
perawatan yang dibutuhkan pasien (Gillies,
1994).
3. Sistem Klasifikasi Pasien
Self-care
Minimal care
Intermediate care
Mothfied intensive care
Intensive care
1. Faktor Pendukung
Penjadwalan
Catatan personal.
Laporan bertahap
Pengembangan anggaran
Alokasi sumber dan pengendalian biaya
Analisa kelompok diagnosa yang berhubungan
Pengendalian mutu
Catatan pengembangan staf
Model dan simulasi untuk pengambilan keputusan
Rencana Strategi
Rencana permintaan jangka pendek dan rencana kerja.
Evolusi program
2. Konsep Timbang Terima (Hand Over)
a. Definisi
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain.
Beberapa istilah itu diantaranya handover, handoffs,
shift report, signout, signover dan cross coverage.
Handover adalah komunikasi oral dari informasi
tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada
pergantian shift jaga
b. Tujuan Timbang Terima
 Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
 Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam
asuhan keperawatan kepada klien.
 Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti
oleh dinas berikutnya.
 Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan
mengekspresikan perasaan perawat.
 Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam
penetapan keputusan dan tindakan keperawatan.
c. Langlah-langkah Dalam Timbang Terima
Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang
akan disampaikan.
Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung
jawab shift selanjutnya meliputi:
a. Kondisi atau keadaan pasien secara umum
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan
Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara
jelas dan tidak terburu-buri.
Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama
secara langsung melihat keadaan pasien. (Nursalam, 2002)
d. Metode Dalam Timbang Terima
 Timbang terima dengan metode tradisional
 Timbang terima dengan metode bedside
handover
e. Faktor-faktor Dalam Timbang Terima
Komunikasi yang objective antar sesama petugas
kesehatan.
Pemahaman dalam penggunaan terminology
keperawatan.
Kemampuan menginterpretasi medical record.
Kemampuan mengobservasi dan menganalisa pasien.
Pemahaman tentang prosedur klinik
f. Efek Timbang Terima Dalam Sift Jaga
Efek Fisiologi
Efek Psikososial
Efek Kinerja
Efek Terhadap Kesehatan
Efek Terhadap Keselamatan Kerja
g. Dokumentasi Dalam Timbang Terima
• Identitas pasien.
• Diagnosa medis pesien.
• Dokter yang menangani.
• Kondisi umum pasien saat ini.
• Masalah keperawatan.
• Intervensi yang sudah dilakukan.
• Intervensi yang belum dilakukan.
• Tindakan kolaborasi.
• Rencana umum dan persiapan lain.
• Tanda tangan dan nama terang.
3. Ronde Keperawatan
4. Definisi
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan
klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi
pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau
konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim. Ronde keperawatan merupakan
suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan peserta didik
mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam
peraktik keperawatan secara langsung.
2. Karakteristik Ronde Keperawatan
Klien dilibatkan secara langsung
Klien merupakan fokus kegiatan
Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi
bersama
Kosuler memfasilitasi kreatifitas
Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet,
perawat
Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
3. Tujuan Ronde Keperawatan
 Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berasal dari masalah klien.
 Meningkatkan validitas data klien.
 Menilai kemampuan justifikasi.
 Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
 Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana
perawatan.
4. Tipe Ronde
Tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi
kepustakaan. Diantaranya ialah menurut Close &
Castledine (2005) ada empat tipe ronde yaitu :
• matrons’ rounds
• nurse management rounds
• patient comfort rounds
• teaching nurse.
5. Tahapan Ronde Keperawatan
Ramani (2003), tahapan ronde keperawatan ialah :
 Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning
(perencanaan),
orientation (orientasi).
 Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction
(interaksi), observation (pengamatan), instruction
(pengajaran), summarizing (kesimpulan).
 Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback
(saran), reflection (refleksi), preparation (persiapan).
6. Langkah-langkah Ronde Keperawatan ialah sebagai berikut:
 Persiapan
 Pelaksanaan
 Pasca Ronde

7. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan ialah
sebagai berikut.
 Struktur
 Proses
 Hasil
B. Konferensi Pelayanan Keperawatan
1. Definisi
Konferensi adalah pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.
Konferensi keperawatan dilakukan sebelum dan sesudah operan
dinas (pagi, siang, malam) yang di hadiri oleh perawat pelaksana
dan PA dalam tim masing masing
2. Jenis-jenis Conference
 Pre conference
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut
yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim.
 Post conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada
shift berikut.
3. Tujuan Conference
tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-
masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif
penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran berbagai
situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk
menyusun rencana antisipasi sehingga dapat
meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan
keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk
menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie,
1962).
4. Syarat-Syarat Conference
Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan
keperawatan dan post conference dilakukan sesudah pemberian
asuhan keperawatan
Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan
pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu
ditambahkan
Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim
dan anggota tim
5. Pedoman pelaksanaan conference
Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan
Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok
Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa
mendominasi dan memberi umpan balik
Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodic
Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan
mengambil tanggung jawab dan menerima pendekatan serta
pendapat yang berbeda
Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi
Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh
pemimpin dan kesesuaiannya dengan situasi lapangan
6. Panduan perawat pelaksanaan dalam
melaksanakan konferensi
Adapun panduan bagi PP dalam melakukan konferensi
adalah sebagai berikut: (Ratna Sitorus, 2006).
Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah
dilakukan pergantian dinas pagi atau sore sesuai
dengan jadwal perawatan pelaksana.
Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA
dalam timnya masing – masing.
Penyampaian perkembangan dan masalah klien
berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi klien
yang dilaporkan oleh dinas malam.

Anda mungkin juga menyukai