Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PRE-POST CONFERENCE

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan

Dosen Pengampu: Dr. Tri Ismu Pujiyanto, M.Kep, M.Kes

Di Susun Oleh

Kelompok 6 :

1. Antania Christi (1903014)

2. Sandra Yustiana P (1903054)

3. Whistofa Ratna UR (1903064)

4. Alif Gartina (1803010)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KARYA HUSADA

SEMARANG

2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................3

B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................4

C. TUJUAN....................................................................................................................................4

A. DEFINISI......................................................................................................................................5

B. TUJUAN PRE-POST CONFERENCE.......................................................................................5

C. SYARAT PRE dan POST CONFRENCE..................................................................................6

D. PEDOMAN PELAKSAAN CONFERENCE.............................................................................6

E. KEGIATAN KETUA TIM PADA FASE PRE DAN POST CONFERENCE.........................7

F. CONTOH KASUS PRE DAN POST CONFERENCE..............................................................8

G. SIAPA YANG TERLIBAT DALAM PRE-POST CONFERENCE...................................11

BAB III PENUTUP............................................................................................................................14

A. KESIMPULAN...........................................................................................................................14

B. SARAN........................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional dimana tim
keperawatan dikelola untuk menjalankan fungsi manajemen agar tujuan dapat tercapai
secara optimal. Sehingga seorang manejer keperawatan dituntut untuk dapat melakukan
fungsi manajemen. Salah satu dari fungsi manajemen keperawatan yang sangat penting
yaitu fungsi pengarahan (directing). Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan
perencanaan kegiatan keperawatan di ruang rawat inap, karena bertujuan untuk
menugaskan perawat agar melaksanakan tugas dan mencapai tujuan yang telah ditentukan
(Swanburg, 2000). Fungsi pengarahan meliputi kegiatan operan, pre conference, post
conference, iklim motivasi, supervisi dan delegasi (Keliat, et al., 2006; Schermerhorn, et
al., 2002).
Kegiatan pre dan post conference sangat diperlukan dalam pemberian pelayanan
keperawatan, karena ketua tim dan anggotanya harus mampu mendiskusikan pengalaman
klinik yang dilakukan, menganalisis, mengklarifikasi keterkaitan antara masalah dengan
situasi yang ada, mengidentifikasi masalah, menyampaikan dan membangun sistem
pendukung antar perawat dalam bentuk diskusi formal dan professional. Proses diskusi
pada pre dan post conference dapat menghasilkan strategi yang efektif dan mengasah
kemampuan berfikir kritis untuk merencanakan kegiatan pada pelayanan keperawatan
(Sugiharto, Keliat, Sri, 2012, hlm 17). Selain itu kegiatan pre dan post conference
berpengaruh terhadap operan. Pre dan post conference dilakukan untuk mendiskusikan
mengenai masalah-masalah yang terjadi pada pasien. Apabila pre dan post conference
dilakukan dengan tidak baik, maka informasi yang diberikan pada saat operan tidak akan
efektif. Komunikasi yang dilakukan harus efektif dan akurat agar tugas-tugas yang akan
dilanjutkan oleh perawat selanjutnya berjalan dengan baik.
Menurut penelitian Amalia E (2015), pre dan post conference berpengaruh terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan, karena pre dan post conference yang belum optimal
mempengaruhi kelancaran pemberian asuhan keperawatan karena kurang terorganisirnya
pembagian dan perencanaan asuhan keperawatan. Sehingga pemberian asuhan
keperawatan tidak tersusun secara sistematis. Begitu juga dengan penelitian yang
dilakukan oleh Seniwati (2015), yang mengatakan bahwa pre dan post conference
berpengaruh terhadap kinerja perawat, karena pelaksanaan pre dan post conference
mempunyai dampak terhadap kinerja perawat pelaksana. Jika pelaksanaan pre dan post
conference baik maka kinerja perawat pelaksana akan baik, pula begitu sebaliknya

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pre-post conference?
2. Apa tujuan dari pre-post conference?
3. Apa syarat pre-post conference?
4. Apa pedoman pelaksanaan pre-post conference?
5. Bagaimana kegiatan Ketua Tim pada Fase Pre dan Post Conference?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian pre-post conference
2. Untuk mengetahui tujuan pelaksanaan pre-post conference
3. Untuk mengetahui syarat pre-post conference
4. Untuk mengetahui pedoman pelaksaan pre-post conference
5. Untuk mengetahui kegiatan Ketua Tim pada Fase Pre dan Post Conference
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Menurut Swanburg (2012), conference merupakan bentuk diskusi kelompok mengenai


beberapa aspek klinik. Sedangkan menurut Sain (2010), konferensi merupakan pertemuan
tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan
operan dinas pagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan.

a) Pre Conference
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan
untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung
jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka Pre conference
ditiadakan. Isi Pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan
rencana dari katim dan PJ tim (Modul MPKP, 2006). Pre conference merupakan tahapan
sebelum melakukan conference yang akan dilakukan oleh para instruktur klinis dimana
akan dijelaskan apa yang akan dilakukan sebelum melakukan tindakan keperawatan
b) Post Conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi Post conference
adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post
conference adalah fase dimana dari hasil pembahasan dibuat evaluasi. Setiap perawat
harus mampu nmelakukan evaluasi dari setiap conference yang sudah dilaksanakan
sehingga tahu apa yang harus dilakukan berikutnya.

B. TUJUAN PRE-POST CONFERENCE


Tujuan conference secara umum adalah untuk menganalisa masalah masalah secara
kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah dan mendapatkan gambaran dari
berbagai situasi lapangan sehingga bisa menjadi bahan masukan untuk menyusun rencana
sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan
membantu koordinasi dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi
pengulangan asuhan dan kebingungan bagi pemberi asuhan keperawatan.

a. Tujuan Pre Conference


Tujuan pre conference menurut Modul MPKP (2006) yaitu :

1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien merencanakan asuhan dan


merencanakan evaluasi hasil
2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui dilapangan
3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
4) Bagi mahasiswa yaitu menyiapkan mahasiswa untuk pembelajaran pada setting klinik.
5) Menyiapkan mahasiswa untuk aktivitas penugasan klinik
6) Menyiapkan mahasiswa untuk pengalaman praktek klinik
b. Tujuan Post Conference

Tujuan post conference menurut Modul MPKP (2006) yaitu :

1) Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah


2) Membandingkan masalah yang dijumpai
3) Mendiskusikan askep atau tindakan yang belum dilaksanakan

C. SYARAT PRE dan POST CONFRENCE


Syarat pre dan post confrence menurut Modul MPKP (2006) yaitu :

a. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post


conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan
b. Waktu efektif yang diperlukan 10-15 menit
c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan
tindakan dan data-data yang perlu ditambahkan
d. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim

D. PEDOMAN PELAKSAAN CONFERENCE


Pedoman pelaksanaan conference menurut Modul MPKP (2006) yaitu :

a) Sebelum dimulai tujuan comfrence harus dijelaskan


b) Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok
c) Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa mendominasi dan
memberi umpan balik
d) Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodic
e) Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta pendapat yang berbeda
f) Ruangan diskusi diatur sehingga dapat tahap muka pada saat diskusi
g) Frekuensi pre-comfrence yaitu apakah dilakukan setiap hari sebelum praktek klinik
atau pada awal mahasiswa akan melaksanakan praktek klinik saja
h) Tingkat pengetahuan dan keterampilan mahasiswa menentukan seberapa sering
diperlukan fase pre-conference
i) Waktu yang diperlukan untuk setiap mahasiswa seharusnya sama atau mungkin dapat
diperpanjang. Cara lebih efektif dengan penggunaan waktu sekitar 20 menit sampai
satu jam untuk diskusi
j) Waktu apakah dilakukan setiap hari, jam tujuh misalnya sebelum praktek klinik
k) Lokasi terdapat keuntungan apabila pre-confrence dilakukan pada lokasi yang
berdekatan dengan tempat praktek. Salah satu keuntungannya adalah mengurangi
jumlah waktu yang diperlukan untuk pergi ke lahan praktek. Perlu di ingat bahwa
keadaan fisik yang nyaman atau baik dari sisi mahasiswa adalah kondisi yang baik
bagi proses belajar mengajar termasuk untuk praktek klinik
l) Bila kemungkinan libatkan staf ruangan tempat praktek untuk menjelaskan dan
negosiasi program dalam hubungannya dengan penggunaan fasilitas yang ada
m) Pada saat menyimpulkan comfrence ringkasan diberikan oleh pemimpin dan
kesesuaiannya dengan situasi lapangan.

E. KEGIATAN KETUA TIM PADA FASE PRE DAN POST CONFERENCE


Kegiatan ketua tim pada fase pre dan post conference menurut Modul MPKP (2006) yaitu:

a) Fase Pre Conference


1. Ketua tim atau pj tim membuka acara
2. Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing-masing perawat
pelaksanaan
3. Ketua tim atau pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan
asuhan yang diberikan saat itu
4. Ketua tim atau pj tim memberikan reinforcement
5. Ketua tim atau pj tim menutup acara
b) Fase Post Conference
1. Ketua tim atau pj tim membuka acara
2. Ketua tim atau pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan
3. Ketua tim atau pj tim yang menanyakan tindak lanjut asuhan klien yang harus
dioperkan kepada perawat shift berikutnya
4. Ketua tim atau pj tim menutup acara
F. CONTOH KASUS PRE DAN POST CONFERENCE
Pre conference

Waktu kegiatan           : Setelah operan shift malam ke pagi

Tempat                        : Ruang jaga Cempaka

Penanggung jawab      : Ketua tim      

Kegiatan                      :

1. Kepala ruangan membuka acara.


2. Ketua tim menanyakan rencana harian masing-masing perawat pelaksana.
3. Ketua tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait    dengan  asuhan yang
diberikan saat itu.
4. Ketua tim menutup acara.

NARATOR : Setelah operan shift malam ke pagi di ruang Cempaka melakukan pre
conference.kepala ruangan membuka acara pre conference.

Karu : “assalamualaikum wr. Wb. Selamat pagi semua…….”


“Puji syukur kita ucapkan kepada Allah swt. Yang telah memberikan kesehatan kepada kita
sehingga kita masih bisa menjalankan tugas kita sebagai seorang Perawat.
Baiklah untuk memulai aktivitas kita awali dengan sama-sama membaca doa.
Selanjutnya saya serahkan kepada perawat Fransiskus selaku ketua tim, seperti biasanya
untuk memandu pre conference kita pada pagi hari ini.
Katim : “ Terimakasih kepada pak Amran selaku kepala ruangan,
Assalamualikum wr. Wb. Syalom. Selamat pagi kepada rekan rekan semua, puji dan syukur
kita semua masih diberi kesehatan..
“Ya pada kesempatan  pre conference pagi ini tanggal 7 April 2015, di ruang perawatan
Cempaka dengan jumlah pasien 6 orang. Baik langsung saja kepada perawat Roberhager
silahkan untuk menyampaikan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
ROBERHAGER : Selamat pagi, saya menangani pasien A dikamar 1 dengan keluahan
BAB lebih dari 5 kali dalam satu hari. Pada pagi ini tindakan yang dilakukan :
09.00   : Mengukur TTV dan pantau cairan(input output)
09.15   : Memberi Injeksi
09.30   : Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet.
YUNITA : Saya menangani pasien B dikamar 2 dengan keluhan demam terus menerus
sejak 2 hari yang lalu. Tindakan yang akan dilakukan
09.00   : Mengukur suhu dan test darah
09.15   : Kompres hangat.
KRISTINA : Saya yang menangani pasien C dikamar 3 dengan diagnose diabetes militus.
Tindakan yang akan dilakukan.
09.00   : Perbeden dan perawatan luka
09.15   : Memberi injeksi insulin.
SYELA  : Saya yang menangani pasien D dikamar 4 dengan keluhan sesak nafas.
Tindakan yang akan dilakukan.
09.00   : Memantau respirasi pasien dan tabung oksigen.
09.15   : Memberikan obat oral
EVA  : Saya yang menangani pasien E dikamar 5 dengan diagnose gastritis akut.
Tindakan yang akan dilakukan.
09.00   : Memantau skala nyeri pasien.
09.15   : Memberi obat oral dan injeksi.
09.30   : Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet.
DELSY : Saya yang menangani pasien F dikamar 6 dengan keluahan batuk dan sesak
nafas. Tindakan yang akan dilakukan.
09.00   : Memantau respirasi pasien.
09.15   : Melakukan section
11.00   : Nebulazer
HENDRI                    : Saya menangani pasien G dikamar 7 dengan keluhan nyeri pada
tulang belakang. Tindakan yang akan dilakukan.
09.00   : Memantau skala nyeri.
09.30   : Melakukan ST-SCAN.
KATIM          : Ya, baiklah terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah menyampaikan
tindakan yang akan dilakukan kepada seluruh pasien. Dilihat dari hasil laporan teman-teman,
semua pasien memerlukan penanganan lebih. Jadi diharapkan, untuk kerjasama antara rekan-
rekan. Baik, waktu saya kembalikan kepada pak Amran.
KARU : Terima Kasih kepada Katim dan rekan-rekan semua atas laporannya.
Langsung saja kita semua melakukan tindakan-tindakan yang sudah direncanakan . sekali lagi
diharapkan, kerjasamanya dari semua rekan-rekan sekalian.
Narator : Semua perawat meninggalkan ruangan, dan melakukan tindakan yang sudah
direncanakan.
( Pada pukul 13.00 , sebelum operan jaga siang. Semua perawat kembali berkumpul untuk
melakukan Post Conference).
Post Conference

Waktu kegiatan         : Sebelum operan ke dinas sore.

Tempat                       : Ruang Jaga Cempaka

Penanggung jawab   : Ketua Tim

Kegiatan  :

1. KARU membuka acara


2. Katim menanyakan hasil asuhan masing-masing.
3. Katim menanyakan kendala dalam asuhan yang diberikan
4. Katim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan ke shift berikutnya
5. KARU menutup acara.

KARU : Assalamualaikum wr. Wb

Alhamdulillahirobil’alamin, puji syukur kehadirat Allah swt. Kita masih bertemu lagi dan
berkumpul di penghujung tugas kita. Seperti biasa kita akan melakukan post conference
sebelum di operkan ke shift berikutnya. Langsung saja saya serahkan kepada perawat
Fransiskus selaku ketua TIM.

KATIM : Baik terima kasih atas waktu yang diberikan. Baiklah langsung saja
bagaimana hasil tindakan yang telah dilaksanakan oleh rekan-rekan termasuk  kendala selama
rekan_rekan melakukan tindakan. Dan untuk dapat dioperkan pada shift berikutnya. 
NARATOR : Perawat mulai melaporkan hasil tindakan yang telah dilakukan.
ROBERHAGER : Pasien A k/u lemah, sudah dilakukan injeksi, pasien BAB cair 3 kali,
dan pasien mendapat makanan lunak. Lanjutkan intervensi!
YUNITA : Suhu 380C, sudah diberikan kompres hangat, sudah dilakukan test darah
tetapi hasilnya  masih ditunggu dari Lab. Lanjutkan intervensi!
KRISTINA : K/u lemah, sudah dilakukan medikasi, keadaan luka sudah berwarna merah,
sudah diberikan insulin 10 unit. Lanjutkan intervensi!
SYELA : K/u lemah, terpasang nasal kanul dengan pemberian oksigen 3 ltr/mnt, sudah
diberikan obat oral dan pasien dianjurkan istirahat. Lanjutkan intervensi!
EVA  : Pasien masih mengeluh nyeri denga skala nyeri 4, sudah diberikan obat oral
dan injeksi, dan pasien mendapat makanan lunak, tidak pedas dan tidak asam. Lanjutkan
intervensi!
DELSY : Respirasi pasien 20 kali/menit, sudah dilakukan tindakan section dan
nebulizer, dan sesak pasien berkurang. Lanjutkan intervensi!
HENDRI : Pasien mengeluh nyeri skala nyeri pasien 8, dan terdapat fraktur bagian
vertebra.
NARATOR : Masing-masing perawat telah menyampaikan hasil tindakan yang sudah
dilakukan. Kembali ke Katim.
KATIM : Baiklah terima kasih rekan-rekan atas laporan hasil tindakan yang telah
dilakukan. Kita telah melakukan semua rencana tindakan. Selanjutnya saya kembalikan
kepada kepala ruangan.
KARU : Iya, terimakasih kepada rekan-rekan, Puji Tuhan intervensi yang telah kita
lakukan dari pagi sampai siang ini terlaksana dengan lancar dan sesuai prosedur. Terima kasih
atas kerja sama rekan-rekan sekalian, yang sudah bekerja dengan semaksimal mungkin.
Pertahankan terus kinerja rekan-rekan dan alangkah baiknya jika bisa ditingkatkan lagi demi
pencapaian kinerja yang lebih optimal.
Untuk mengakhiri tugas kita pada siang hari ini, marilah kita akhiri dengan berdoa bersama
menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing. Berdoa……. Mulai……. Selesai……
Kita akhiri post conference ini, Selamat Siang.
NARATOR : Sekian roleplay pre dan post conference dari kelompok 6. Terima kasih.

G. SIAPA YANG TERLIBAT DALAM PRE-POST CONFERENCE


1. Kepala Ruang
Fungsi Kepala Ruangan
1) Fungsi Perencanaan
a. Merencanakan kebutuhan SDM keperawatan di ruangan, meliputi:
Jumlah, kualitas dan pengembangan staf
b. Merencanakan metode pemberian asuhan keperawatan :
Strategi pelaksanaan asuhan keperawatan, pertemuan berkala, ronde
keperawatan
c. Merencanakan kebutuhan logistik : Jumlah, kualitas
2) Fungsi Pengorganisasian
a. Menetapkan jumlah dan kategori SDM
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan asuhan keperawatan
c. Menyusun daftar dinas dan tugas
d. Mengendalikan dan mengatur kebersihan dan keamanan ruangan dan
lingkungan
e. Mengendalikan dan mengatur pengadaan dan pemakaian serta penyimpanan
logistik
f. Mengadakan pertemuan dengan staf untuk peningkatan pelayanan dan
pemberian solusi
g. Mengadakan ronde keperawatan
h. Menggerakkan staf dalam pemeliharaan sarana (inventaris)
i. Memberikan orientasi kepada staf baru/mahasiswa tentang mekanisme dan
peraturan kerja diruangan
j. Menciptakan dan memelihara iklim yang kondusif dan harmonis antara
perawat, tim kesehatan, pasien/keluarga.
3) Fungsi Pengawasan dan Evaluasi
Kepala ruangan sebaiknya mengawasi dan menilai secara berkala dan terencana :
(langsung dan tidak langsung)
a. Pengetahuan, keterampilan, perilaku SDM
b. Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai dengan SOP
dan SAK
c. Memeriksa dan menilai dokumentasi asuhan keperawatan
d. Mengawasi dan mengendalikan pemanfaatan dan pemeliharaan serta
penyimpanan sarana secara efisien dan efektif
e. Menilai/mengevaluasi mutu pelayanan (kepuasan pasien)"
2. Ketua Tim
Tanggung Jawab Ketua Tim
a. Membagi pasien ke setiap anggota tim, yang bertanggungjawab terhadap
kesinambungan dan komprehensif asuhan keperawatan pasien dari sejak masuk
sampai pulang
b. Membagi tugas yang harus dilakukan oleh anggota tim dan memberikan
bimbingan melalui pertemuan : pre dan post conference.
c. Menyambut pasien baru : orientasi dan perkenalkan kepada anggota tim
d. Memeriksa kelengkapan peralatan dan fasilitas yang akan digunakan dalam
memberikan asuhan kepada pasien
e. Memeriksa kelengkapan dokumentasi keperawatan dari mulai pengkajian sampai
evaluasi, catatan kejadian khusus
f. Mengkordinasi rencana keperawatan dengan program medik (kolaborasi)
g. Mengevaluasi kinerja anggota tim dan memberi laporan kepada kepala ruangan
secara periodik
h. Dalam memberikan asuhan keperawatan dapat merangkap sebagai perawat
anggota tim
i. Meminta umpan balik dari pasien/keluarga tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan
j. Ketua tim hanya berdinas pagi, bila libur/cuti/tidak masuk maka kepala ruangan
menunjuk salah satu anggota tim menerima delegasi tugas dalam pengawasan
kepala ruangan
k. Bekerjasama dengan anggota tim dan tim lainnya
3. Perawat Penanggung Jawab
a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pemberian asuhan keperawatan pada shift
yang ditentukan
b. Mengatur ketenagaan sesuai dengan kondisi pasien dan kegiatan tim
c. Mensupervisi kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
d. Memastikan kelengkapan obat-obatan dan peralatan yang dibutuhkan
e. Melengkapi data-data pasien, sensus harian (shift malam)
4. Perawat Anggota Tim
a. Berkonsultasi dengan ketua tim tentang asuhan keperawatan pasien
b. Menghargai dan menghormati ketua tim
c. Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan intervensi
d. Bekerjasama dengan sesama anggota tim dalam tim maupun tim lainnya
e. Berorientasi dengan kepuasan pasien
f. Melaksanakan tugas berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah disusun
g. Mencatat dengan tepat dan jelas asuhan keperawatan yang telah dilakukan
h. Memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkesinambungan
kepada pasien yang menjadi tanggungjawabnya
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional dimana tim
keperawatan dikelola untuk menjalankan fungsi manajemen agar tujuan dapat tercapai
secara optimal. Salah satu dari fungsi manajemen keperawatan yang sangat penting yaitu
fungsi pengarahan (directing). Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan
perencanaan kegiatan keperawatan di ruang rawat inap, karena bertujuan untuk
menugaskan perawat agar melaksanakan tugas dan mencapai tujuan yang telah ditentukan
(Swanburg, 2000). Fungsi pengarahan meliputi kegiatan operan, pre conference, post
conference, iklim motivasi, supervisi dan delegasi (Keliat, et al., 2006; Schermerhorn, et
al., 2002).
Kegiatan pre dan post conference sangat diperlukan dalam pemberian pelayanan
keperawatan, karena ketua tim dan anggotanya harus mampu mendiskusikan pengalaman
klinik yang dilakukan, menganalisis, mengklarifikasi keterkaitan antara masalah dengan
situasi yang ada, mengidentifikasi masalah, menyampaikan dan membangun sistem
pendukung antar perawat dalam bentuk diskusi formal dan professional.

B. SARAN
Diharapkan kegiatan Pre-Post Conference dapat dilakukan dengan baik karena ketua
tim di Rumah Sakit dan anggotanya harus mampu melaksanakan tugas dan mencapai
tujuan yang telah ditentukan
DAFTAR PUSTAKA

Clament. 2011. Management Nursing Services and Education. Edition 1. India : Elsevier

Nursalam. (2013). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Simamora, Raymond. 2012. Buku Ajar Management Keperawatan. Jakarta : EGC

Sitorus. 2012. Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai