Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

“ISU-ISU, STRATEGI DAN KEGIATAN UNTUK PROMOSI KESEHATAN DAN


KESEJAHTERAAN LANSIA SERTA DUKUNGAN TERHADAP ORANG YANG
TERLIBAT MERAWAT LANSIA”

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Alif Gartina (1803010)
2. Aly Ghofar (1903008)
3. Anggi Cania (1903012)
4. Antania Christy (1903014)
5. Sandra Yustiana P. (1903054)
6. Whistofa Ratna U. R. (1903064)

Prodi S1 KEPERAWATAN SEMESTER 7 Kelas B

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG


2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................


B. Tujuan ..........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................

A. Pengertian Geriatri ......................................................................................................


B. Isu dan Kecenderungan Masalah Kesehatan Gerontik ..............................................
C. Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia ....................................
D. Kebutuhan promosi kesehatan dan proteksi kesehatan lansia di komunitas ...............
E. Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Lansia .............................................
F. Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia .............................................................
G. Dukungan keluarga .....................................................................................................

BAB III PENUTUP .................................................................................................................


A. Kesimpulan ................................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan
pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong
peningkatan kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harus
dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada
keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya memelihara
dan menjaga yang sehat semakin sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat.
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta
peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya
guna, dan produktif (pasal 19 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan).
Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara
terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan
anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi
dan kemampuan tubuh secara keseluruhan.
Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat
sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur, timbul
keriput, rambut menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan
berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lambat dan kurang lincah, serta terjadi
penimbunan lemak terutama di perut dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi
adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti suka lupa, kemunduran orientasi
terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak mudah menerima ide baru.
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat
mencapai usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan
keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia dapat
menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.
B. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan isu-isu pada lansia
2. Untuk mendeskripsikan strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada
lansia
3. Untuk mendeskripsikan dukungan terhadap orang yang merawat lansia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Geriatri

Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontology dan kedokteran yang


mempelajari kesehatan pada lansia dalam berbagai aspek, yaitu promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif. Pada prinsipnya geriatric mengusahakan masa tua yang
bahagia dan berguna.

Gerontology adalah suatu ilmu yang mempelajari proses penuaan dan masalah
yang akan terjadi pada lansia yaitu kesehatan, sosial, ekonomi, perilaku, lingkungan
dan lain-lain.

Tujuan pelayanan geriatri adalah sebagai berikut:

1. Mempertahankan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar dari


penyakit atau gangguan/kesehatan.
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan
aktivitas mental yang mendukung.
3. Melakukan diagnosis dini yang tepat dan memadai.
4. Melakukan pengobatan yang tepat.
5. Memelihara kemandirian secara maksimal.
6. Tetap memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar
kematiannya berlangsung dengan tenang.

Prinsip-prinsip pelayanan geriatri adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan yang menyeluruh (biopsikososial spiritual).


2. Orientasi terhadap kebutuhan klien.
3. Diagnosis secara terpadu.
4. Teamwork (koordinasi).
5. Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.

Perkembangan geriatric baru terjadi pada abad ke-20. Di Indonesia, geriatric


baru berkembang dan masih dalam masa perintisan. Pada prinsipnya, geriatric
mengusahakan agar para lansia dapat menjadi lansia yang berguna dan bahagia,
sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.
B. Isu dan Kecenderungan Masalah Kesehatan Gerontik
1. Masalah kehidupan sexual
Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks pada lansia telah hilang
adalah mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya hubungan
seksual pada suami isteri yang sudah menikah dapat berlanjut sampai bertahun-
tahun. Bahkan aktivitas ini dapat dilakukan pada saat klien sakit atau mengalami
ketidakmampuan, dengan cara berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan
pasangan masing-masing. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa maturitas dan
kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap
hubungan intim dapat berulang antara pasangan dalam membentuk ikatan fisik
dan emosional secara mendalam selama masih mampu melaksanakan.
2. Perubahan perilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadi perubahan perilaku diantaranya : daya
ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan penurunan
merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi,
lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhirnya
menjadi sumber banyak masalah.
3. Pembatasan fisik
Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami
kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan
pula timbulnya gangguan di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga
dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain.
4. Palliative care
Pemberian obat pada lansia yang bersifat palliative care adalah obat
tersebut ditujukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia.
Fenomena polifarmasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat
dan efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gangguan jantung dan
edema mungkin diobati dengan digoksin dan diuretika. Diuretic berfungsi untuk
mengurangi volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu keracunan
digoksin. Klien yang sama mungkin mengalami depresi sehingga diobati dengan
anti depresi. Dan efek samping Antidepresan adalah retensi urin. Dan efek
samping inilah yang menyebabkan ketidaknyamanan pada lansia.
5. Penggunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan
merupakan persoalan yang sering kali muncul di masyarakat atau rumah sakit.
Persoalan utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan
fisiologis pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping obat
tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini
adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan untuk
lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita
bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka membutuhkan
beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah :
a. Bingung
b. Lemah ingatan
c. Penglihatan berkurang
d. Tidak bisa memegang
e. Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi dan
dijalankan.
6. Kesehatan mental
Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami
kemunduran mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan
semakin berkurang dan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan
lingkungannya.
C. Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia
a) Promosi Kesehatan dan Strategi Proteksi Kesehatan untuk Komunitas Lansia
Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen pencegahan
primer. Promosi kesehatan menekankan pada upaya membantu masyarakat
mengubah gaya hidup mereka dan bergerak menuju kondisi kesehatan yang
optimum sedangkan fokus proteksi kesehatan adalah melindungi individu dari
penyakit dan cedera dengan memberikan imunisasi dan menurunkan pajanan
terhadap agens karsinogenik toksin dan hal – hal yang membahayakan
kesehatan di lingkungan sekitar. Konsep kesehatan lansia harus ditinjau
kembali dalam upaya merencanakan intervensi promosi kesehatan. Filner dan
Williams ( 1997 ) mendefinisikan kesehatan lansia sebagai kemampuan lansia
untuk hidup dan berfungsi secara efektif dalam masyarakat serta untuk
menumbuhkan rasa percaya diri dan otonomi sampai pada tahap maksimum,
tidak hanya terbebas dari penyakit. Apabila dibandingkan dengan kelompok
usia lainnya di Amerika lansia lebih aktif dalam mencari informasi mengenai
kesehatan dan mempunyai kemauan untuk mempertahankan kesehatan dan
kemandirian. Promosi kesehatan harus benar–benar berfokus pada perilaku
beresiko yang dapat dimodifikasi yang disesuaikan dengan masalah kesehatan
utama menurut usia ( USDHHS, 1998 ).
Secara umum, pelayanan kesehatan untuk lansia memiliki tiga tujuan :
1. Meningkatkan kemampuan fungsional
2. Memperpanjang usia hidup
3. Meningkatkan dan menurunkan penderita (O’Malley dan Blakeney, 1994)
Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas
dibutuhkan suatu pendekatan multiaspek. Target intervensi harus mengarah
pada individu dan keluarga serta kelompok dan komunitas.
b) Intervensi Berfokus – Individu atau Kelompok
Intervensi promosi kesehatan / proteksi kesehatan berfokus – individu
atau keluarga dirancang dalam upaya meningkatkan pengetahuan keterampilan
dan kompetensi individu atau keluarga untuk membuat keputusan kesehatan
yang memaksimalkan promosi kesehatan dan perilaku proteksi kesehatan.
Tujuannya adalah mendayagunakan lansia dan keluarganya dalam membuat
keputusan kesehatan yang rasional. Beberapa kategori yang termasuk ke dalam
intervensi promosi kesehatan dan proteksi kesehatan dengan target individu
dan / atau keluarga adalah :
a. Skrining kesehatan
b. Modifikasi gaya hidup
c. Pendidikan kesehatan ( individu atau kelompok )
d. Konseling
e. Kelompok pendukung
f. Pelayanan kesehatan primer
g. Imunisasi
h. Keamanan di rumah
i. Perawatan di rumah ( pelayanan kesehatan di rumah, perawatan personal
atau bantuan rumah tangga )
j. Makanan yang dikirimkan ke rumah
k. Dukungan sosial ( penjaminan kembali telepon dan kunjungan rumah )
l. Manajemen kasus
m. Bantuan pemeliharaan di rumah
c) Intervensi berfokus pada komunitas
Intervensi berfokus komunitas adalah aktivitas dan program yang
diarahkan pada lansia komunitas secara keseluruhan atau sub kelompok lansia
yang beragam di komunitas. Tujuan intervensi berfokus komunitas adalah
meningkatkan kapasitas dan ketersediaan komunitas terhadap pelayanan
gabungan kesehatan dan sosial yang sesuai dan dibutuhkan dalam upaya
mempertahankan kemandirian dan status fungsional lansia di komunitas.
Intervensi di komunitas terutama melibatkan advokasi tindakan politis dan
partisipasi dalam pembuatan kebijakan yang mempengaruhi lansia di
komunitas. Contoh intervensi berfokus komunitas adalah sebagai berikut :
● Kampanye pendidikan kesehatan di masyarakat luas yang menekankan
pada masyarakat lansia
● Mengadakan kampanye pada bulan mei yang telah ditetapkan sebagai
older American Month ( bulan lansia Amerika )
● Koalisi komunitas untuk menangani isu spesifik lansia seperti
pengembangan pusat informasi lokal, bot line telepon atau situs internet
● Keterlibatan politis untuk advokasi kebutuhan lansia seperti
mempertahankan atau memperluas tanggungan medicare untuk
pelayanan di rumah
● Kolaborasi dengan universitas, gereja pusat perkumpulan lansia proyek
pemukiman lansia serta organisasi komunitas lain yang tersedia untuk
memberikan pelayanan yang komprehensif kepada subkelompok asia
● Aktivitas pencegahan kejahatan
● Berpartisipasi dalam pameran kesehatan berfokus pada komunitas.

d) Kemitraan dengan Komunitas Lansia


Secara umum komunitas lansia terbuka untuk praktik kesehatan baru
dan berespons terhadap bermacam – macam pendekatan yang berpotensi
meningkatkan kesehatan mereka. Dalam merencanakan program kesehatan
yang efektif perawat kesehatan komunitas harus memvalidasi strategi dan
tujuan bersama kelompok lansia yang ditargetkan. Keterlibatan lansia dalam
merencanakan promosi kesehatan dan aktivitas pencegahan penyakit adalah
hal yang esensial karena lansia sensitif terhadap kehilangan potensi
kemandiriannya. Oleh karena itu jika lansia dilibatkan rasa kemandirian
mereka akan meningkat.
Tahapan tindakan yang dilakukan ketika bekerja dengan lansia di
komunitas antara lain:
1. Jalankan program di tempat – tempat biasa lansia berkumpul seperti
gereja, senior center, dan tempat perkumpulan pensiunan.
2. Libatkan aktivitas outreach ke dalam seluruh program
3. Siapkan sarana transportasi menuju tempat aktivitas kelompok
4. Antisipasi kebutuhan lansia yang memiliki pandangan dan / atau
penglihatan tidak adekuat ( contoh penggunaan tulisan yang besar,
membatasi penggunaan makalah, penggunaan ruangan yang tenang dan
/ atau pengeras suara yang adekuat.
5. Pertahankan aktivitas secara perlahan dan berikan waktu yang cukup
untuk berespons
6. Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi pengalaman
hidup
7. Pertahankan pengajaran dalam waktu yang relatif singkat
8. Lakukan pengulangan ganda dan penguatan informasi
9. Susunlah aktivitas pendidikan kesehatan yang dapat memberikan rasa
nyaman pada para lansia dalam mengajukan pertanyaan dan atau
menanyakan informasi baru atau informasi yang masih meragukan
mereka
10. Dorong keterlibatan keluarga, teman dan kerabat
11. Advokasi untuk meningkatkan sumber sumber yang ada di komunitas
serta kebijakan yang mempengaruhi lansia
D. Kebutuhan promosi kesehatan dan proteksi kesehatan lansia di komunitas
a) Pelayanan Kesehatan
Lansia berusia lebih dari 65 tahun membutuhkan pelayanan kesehatan
primer yang teratur untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah penyakit
kronik kecacatan serta kondisi yang mengancam hidupnya. Pelayanan promosi
kesehatan yang dapat mendasari intervensi keperawatan komunitas meliputi :
1. Imunisasi ( influenza, difteri, tetanus, vaksin, pneumokokus )
2. Skrining penyakit kronis seperti kanker penyakit kardiovaskuler, dan
diabetes.
3. Manajemen dan pengendalian penyakit kronis yang ada ( pendidikan
kesehatan, manajemen kasus,dan manajemen medikasi).
4. Pengetahuan tentang praktik penggunaan dan tanggungan biaya
(termasuk biaya pengobatan alternatif) dari Medicare/Medicare Managed
Care, asuransi Medicare tambahan, dan program asuransi kesehatan
spesifik.
5. Program outreach dan upaya advokasi untuk menjamin akses lansia pada
sumber-sumber yang dibutuhkan; seperti advokasi kesehatan, pelatihan
kesehatan, dan pengendali akses di komunitas, Personil yang ditugaskan
bisa karyawan perusahaan swasta, staf gereja, dan karyawan perusahaan
BUMN yang dapat merujuk lansia kepada sumber-sumber yang ada di
komunitas (Florio Et al, 1996).
6. Rujukan kepada program bantuan farmasi negara yang ada serta
advokasi untuk membuat program yang mereka butuhkan.
7. Pendidikan mengenai manajemen medikasi (penjadwalan,
kepatuhan, kalender, dan sebagainya).
8. Sumber berkelanjutan dari pelayanan primer.
9. One stop shopping untuk pelayanan kesehatan.
10. Hubungan kepada kelompok pendukung penyakit kronik.

b) Nutrisi
Nutrisi adekuat adalah hal paling penting bagi lansia dalam
mempertahankan kesehatan, mencegah penyakit, yang memperlambat
perkembangan penyakit kronis yang diderita. Dalam upaya membantu lansia
meningkatkan dan mempertahankan status nutrisinya, pengkajian nutrisi dan
membangun kekuatan yang ada adalah hal yang sangat membantu. Daftar
Periksa Skrining Nutrisi ( Nutrition Screening Checklist ) yang dibuat oleh
American Academy of Family Physicians, American Dietetic Association, dan
National Council on Aging ( Nutrition Screening Initiative, 1992 ) adalah alat
pengkajian nutrisi yang sangat baik. Berikut ini adalah program kemitraan
dalam bidang kesehatan nutrisi yang dapat Anda pertimbangkan.
c) “Makan sehat dan enak!”
Rencanakan kelas atau serial kelas nutrisi yang berfokus pada nutrisi
dasar dan manajemen resiko nutrisi ( rendah garam, rendah lemak, rendah
gula, tinggi serat dan sebagainya ). Apabila kebutuhan terhadap diet gula
khusus harus dibahas, pertimbangkan untuk mengadakan serial kelas dan
bentuk kelompok menurut tingkatan kebutuhan diet spesifikasinya. Kelas
nutrisi akan lebih efektif jika penyajiannya sangat interaktif dengan para
partisipan-mencicipi dan berbagi resep, membangun kebiasaan positif yang
ada, dan memasukkan makanan yang etnis. Pemasangan poster dengan tulisan
yang besar dan berwarna-warni serta tayangan video adalah langkah yang
tepat. Makalah juga bisa membantu. Ingat, lansia senang membicarakan dan
menceritakan pengalaman hidup mereka. Berikan hadiah kepada lansia yang
menghadiri kelas, seperti tongkat, kanduk kertas, makaroni dan makanan yang
tidak cepat membusuk. Dapatkan bantuan hadiah dari toko yang menjual
bahan makanan. Tantangan terbesarnya adalah menumbuhkan minat para
lansia untuk menghadiri kelas ini. Pertimbangkan individu dari komunitas atau
kelompok teman sebaya untuk membantu marketing dan program outreach.

d) Olahraga dan Kebugaran


Manfaat olahraga telah dibuktikan sepanjang rentang kehidupan
manusia. Olahraga untuk lansia harus mempertimbangkan kesehatan dan status
fungsionalnya. Ini adalah beberapa bentuk program olahraga kebugaran.
Ketika mengadakan klinik skrining tekanan darah di pusat nutrisi lansia,
perawat mengobservasi bahwa pengunjung sering kali datang sekitar pukul 8
pagi. Mereka mengisi waktu dengan duduk-duduk sampai makan siang
dihidangkan pada pukul 12 siang. Mereka bermain permainan meja seperti
kartu atau domino, tetapi aktivitas fisik mereka sedikit. Ketika memeriksa
tekanan darah, perawat menanyakan tentang aktivitas fisik yang lansia lakukan
dan memperoleh informasi bahwa kebanyakan lansia tidak merasa aman untuk
berjalan di sekitar lingkungan mereka atau mereka belum mengetahui bentuk
lain dari olahraga. Setelah memvalidasi kebutuhan terhadap tipe olahraga
ringan ( low-impact ) yang dapat dilakukan di kursi,suatu program
dikembangkan dan beberapa partisipan dilatih sebagai instruktur olahraga.
Program tersebut dinamakan “Duduk, Menendang ke Atas: Olahraga untuk
Lansia”. Dengan bimbingan sukarelawan instruktur olahraga, program telah
dimasukkan secara nyata ke dalam jadwal aktivitas sehari-hari
e) Pencegahan jatuh
Jatuh adalah masalah besar pada lansia. Anda mungkin hendak
membangun sebuah tim dengan ahli terapi okupasional dan ahli terapi fisik
untuk mengadakan kelas pencegahan jatuh pada lokasi tempat para lansia biasa
berkumpul ( ya , mungkin saja anda tidak dapat mempengaruhi para lansia
untuk datang menghadiri kelas ini yang justru sangat mereka butuhkan; para
lansia tersebut berada di rumahnya karena mereka takut jatuh jika mereka
pergi keluar). Beberapa individu dapat memberikan kuesioner mengenai
pengkajian jatuh, sebagian lagi dapat melakukan tes keseimbangan,
mendemonstrasikan cara – cara untuk mencegah jatuh dan memberikan
konseling individu mengenai hal – hal yang dapat menyebabkan jatuh. Proyek
kolaborasi multidisiplin ini dapat berdampak sangat besar terhadap masalah
yang terkadang mengakibatkan lansia kehilangan kemandiriannya atau bahkan
dapat membawa kepada kematian. Anda mungkin perlu memasarkan proyek
ini serta mendapatkan tempat untuk skrining, tes keseimbangan, demonstrasi
dan konseling. Pertimbangkan untuk memiliki formulir pernyataan dan
persetujuan untuk menjalani tes keseimbangan pada setiap kejadian jatuh.
f) Keamanan komunitas
Dalam upaya menurunkan ketakutan lansia terhadap kekerasan yang
sering menghantui mereka, perawat perlu bekerja sama dengan lembaga
penegak hukum setempat untuk mengembangkan program komunitas.
Prototype program meliputi neighborhood crime watch program, citizens on
patrol dan program keamanan organisasi kemasyarakatan lainnya. Lansia
membutuhkan pendidikan yang mencakup program pertahan diri, baik secara
fisik maupun secara psikologis. Kampanye media di masyarakat harus
berkonsentrasi pada upaya menumbuhkan kewaspadaan lansia terhadap tipe –
tipe kejahatan spesifik di dalam masyarakat, termasuk frekuensi dan waktu
kejadian. Selain itu, menabungkan cek bulanan untuk menurunkan kerentanan
terhadap kejahatan.
f) Keamanan berkendara
Seiring dengan peningkatan persentase lansia di amerika, jumlah
pengendara lansia juga semakin banyak. Direkomendasikan agar pengendara
lansia belajar mengemudi kembali untuk mengakomodasikan perubahan
neuromuskular dan sensorik yang terjadi seiring proses menua. Pengendara
lansia dianjurkan untuk mengevaluasi kembali secara periodik kemampuan
mereka dalam mengemudi, termasuk pemeriksaan penglihatan / pendengaran
dan evaluasi perubahan fisik lainnya dapat mempengaruhi mereka dalam
berkendara. AARP mensponsori 55 ALIVE / Mature Driving Program untuk
membantu pengendara yang berusia lanjut meningkatkan kemampuan
berkendaranya, mencegah tabrakan kendaraan dan menghindari pelanggaran
lalu lintas (AARP, 1999a) . AARP juga menerbitkan Older Driver Assessment
and Resource Guide ( panduan pengkajian dan sumber pengemudi lansia) yang
disediakan secara gratis. Pengemudi yang berusia lanjut harus mengacu
kepada sumber ini atau sumber lain yang ada di komunitas.
E. Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Lansia
Penuaan di dalam masyarakat kita merupakan fenomena yang dominan pada
saat ini. Tiga dari empat penyebab kematian yang sering terjadi di kalangan lansia –
penyakit jantung, kanker dan stroke merupakan akibat dari gaya hidup yang kurang
sehat. Namun gambaran suram tentang penduduk lansia yang kurang gerak, lansia
yang mengalami penyakit kronis secara bertahap telah digantikan oleh konsep baru
seperti masa tua dengan penuh kesuksesan ( misalnya kemampuan individu untuk
beradaptasi terhadap proses penuaan ) dan penurunan morbiditas ( misalnya
penundaan awitan terjadinya penyakit kronis dan melemahkan sampai pada tahap
akhir kehidupan ). Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal
yang mendesak dan juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia.
Perawat profesional untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang
berusia 65 tahun yang dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen
penting dalam perawatan kesehatan.

F. Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia


Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi asas, pendekatan, dan
jenis pelayanan kesehatan yang diterima.
1) AZAZ
a. Menurut WHO (1991) adalah to Add Life to the Years that Have
Been Added to Life, dengan prinsip kemerdekaan (independence),
partisipasi, perawatan, pemenuhan diri, dan kehormatan.
b. Azaz yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI Add Life to the
Years, Add Health to Life, and Add Years to Life. Yaitu
meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan
kesehatan, dan memperpanjang usia.
2) PENDEKATAN
Menurut WHO (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Menikmati hasil pembangunan.
b. Masing-masing lansia memiliki keunikan.
c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal.
d. Lansia turut memilih kebijakan.
e. Memberikan perawatan di rumah.
f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah.
g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi.
h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia
i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya.
j. Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia.
3) JENIS
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya
kesehatan, yaitu peningkatan (promotion), pencegahan (prevention),
diagnosis dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
a. Promotif
Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung
dan tidak langsung untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
mencegah penyakit. Upaya promotif juga merupakan proses
advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga
profesional dan masyarakat terhadap praktik kesehatan yang
positif menjadi norma-norma sosial. Upaya promotif dilakukan
untuk membantu orang-orang mengubah gaya hidup mereka dan
bergerak ke arah keadaan kesehatan yang optimal serta
mendukung pemberdayaan seseorang untuk membuat pilihan
yang sehat tentang perilaku hidup mereka.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai
berikut:
● Mengurangi cedera, dilakukan dengan tujuan mengurangi
jatuh, mengurangi bahaya kebakaran dalam rumah,
meningkatkan penggunaan alat pengaman dan mengurangi
kejadian keracunan makanan atau zat kimia.
● Meningkatkan keamanan ditempat kerja yang bertujuan
untuk mengurangi terpapar dengan bahan-bahan kimia
dan meningkatkan penggunaan sistem keamanan kerja.
● Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang
buruk, bertujuan untuk mengurangi penggunaan
semprotan bahan-bahan kimia, mengurangi radiasi di
rumah, meningkatkan pengelolaan rumah tangga terhadap
bahan berbahaya, serta mengurangi kontaminasi makanan
dan obat-obatan.
● Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan
mulut yang bertujuan untuk mengurangi karies gigi serta
memelihara kebersihan gigi dan mulut.
Penyampaian 10 perilaku yang baik pada lansia, baik
perorangan maupun kelompok lansia adalah dengan cara
sebagai berikut:

● Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.


● Mau menerima keadaan, sabar dan optimis, serta
meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan
kegiatan sesuai kemampuan.
● Menjalin hubungan teratur dengan keluarga dan sesama.
● Olahraga ringan setiap hari.
● Makan sedikit tetapi sering, memilih makanan yang
sesuai, dan banyak minum (sebaiknya air putih).
● Berhenti merokok dan meminum minuman keras.
● Meminum obat sesuai anjuran dokter.
● Kembangkan hobi atau minat sesuai kemampuan.
● Tetap memelihara dan bergairah dalam kehidupan seks.
● Memeriksa kesehatan dan gigi secara teratur.

Menyampaikan pesan B-A-H-A-G-I-A.

● B : Berat badan berlebihan harus dihindari.


● A : Atur makanan yang seimbang.
● H : Hindari faktor resiko penyakit jantung iskemik dan
situasi menegangkan.
● A : Agar terus merasa berguna dengan mengembangkan
kegiatan atau hobi yang bermanfaat.
● G : Gerak badan teratur dan sesuai kemampuan.
● I : Ikuti nasihat dokter.
● A : Awasi kesehatan dengan pemeriksaan secara berkala.
b. Preventif
● Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.
● Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada
lansia sehat, terdapat faktor resiko, tidak ada penyakit dan
promosi kesehatan.
Jenis pelayanan pencegahan primer adalah sebagai
berikut.
- Program imunisasi, misalnya vaksin influenza.
- Konseling : berhenti merokok dan
minum beralkohol.
- Dukungan nutrisi.
- Exercise.
- Keamanan didalam dan disekitar rumah.
- Manajemen stress.
- Penggunaan medikasi yang tepat.
● Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan
terhadap penderita tanpa gejala, dari awal penyakit hingga
terjadi gejala penyakit belum tampak secara klinis, dan
mengidap faktor resiko.
Jenis pelayanan pencegahan sekunder antara lain adalah
sebagai berikut.
- Control hipertensi.
- Deteksi dan pengobatan kanker.
- Screening : pemeriksaan rectal, mamografi, pap smear,
gigi mulut dan lain-lain.
● Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah
terdapat gejala penyakit dan cacat; mencegah cacar
bertambah dan ketergantungan; serta perawatan bertahap,
tahap (1) perawatan di rumah sakit, (2) rehabilitasi pasien
rawat jalan, dan (3) perawatan jangka panjang.
Jenis pelayanan pencegahan tersier adalah sebagai berikut.
 Mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilitasi
rehabilitasi dan membatasi ketidakmampuan akibat
kondisi kronis. Misalnya osteoporosis atau
inkontinensia urine/fekal.
 Mendukung usaha untuk mempertahankan
kemampuan berfungsi.
G. Dukungan keluarga
Pendekatan yang bisa dilakukan keluarga pada lansia
Menurut Lueckenotte (2006), ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan
keluarga terhadap lansia yaitu:
1) Memahami persepsi dan perasaan lansia
2) Dekati lansia dengan baik, sehingga lansia tidak merasa ketergantungan
3) Sarankan suatu perubahan dalam satu waktu, karena umumnya orang
sulit untuk menerima perubahan
4) Pertimbangkan siapa yang cocok untuk berbicara pada lansia
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang mendesak


dan juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia. Perawat
profesional untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang berusia 65
tahun yang dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen penting
dalam perawatan kesehatan.

B. Saran
Demikian makalah yang telah kami buat, kami menyadari masih terdapat banyak
kekurangan pada makalah yang kami susun. Atas kekurangan dan kelebihan kami
mohon maaf yang sebesar – besarnya. Kami juga mohon untuk saran dan kritik untuk
makalah kami apabila ada yang kurang berkenan
DAFTAR PUSTAKA

Karima, A., dkk. 2016. Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Activity Daily Living Di Panti
Sosial Tresna Werdha Senjarawi. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. Vol 2,
No. 1.

Mustika I. 2016. Membangun kebijakan kesehatan lansia berbasis kearifan lokal. Jurnal skala
husada. Vol 13. No. 1. Hal 1-12.

Siti, N. Kholifah. 2016. Modul Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta Selatan : Kemenkes RI

Sharma, J.P, Nisha Clement. 2019. Trends, Issues and Practice in Geriatric Nursing Care.
Journal of Geriatric Nursing ang Health Sciences. Volume 1 Issue 2

Anda mungkin juga menyukai