Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEPERAWATAN GERONTIK
“ISU-ISU STRATEGI DAN KEGIATAN UNTUK PROMOSI
KESEHATAN DAN KESAJAHTERAAN LANSIA SERTA DUKUNGAN
TERHADAP ORANG YANG TERLIBAT MERAWAT LANSIA”
Dosen Pengampuh : Ns. Dahlia Novita S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok II


Kelas Keperawatan A/Semester VII
1. Ayu Radini Binolombangan : 01909010009
2. Elsi Batebolinggo : 01909010015
3. Endra Kristiono : 01909010017
4. Fajar Paputungan : 01909010020
5. Gery Eko Jovannaldo : 01909010023
6. I Kadek Swantika : 01909010024
7. Nadila Akontalo : 01909010035
8. Poppy A. Kandoli : 01909010041
9. Rani Antoni : 01909010042
10. Reza Meinanda Akontalo : 01909010045

PRODI S1 KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI GRAHA
MEDIKA KOTAMOBAGU
T.A 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas tuntunan
kuasanyaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“isu-isu, strategi, dan kegiatan promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia serta
dukungan terhadap yang terlibat merawat lansia” ini sebagai pemenuhan tugas
dari mata kuliah Keperawatan Gerontik.

Kami menyadari bahwa isi dari makalah ini belum sempurna sehingga
saran dan kritik diperlukan untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik.

Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan
dipergunakan semestinya.

Kotamobagu, 23 September 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR ...............................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN ..........................................................................................
A. Latar
Belakang ...............................................................................................
B. Rumusan Masalah ….....................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN ...........................................................................................
A. Issu dan Trend Pelayanan Kesehatan Lansia……………………………..
B. Issu dan Kecenderungan Masalah Kesehatan Gerontik ..............................
C. Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia .....................
D. Kebutuhan Promosi Kesehatan dan Proteksi Kesehatan Lansia di
Komunitas………………………………………………………………......

BAB III PENUTUP ...................................................................................................


A. Kesimpulan……………………………………………………………..

DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan
pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong
peningkatan kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang
harus dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan
kepada keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya
memelihara dan menjaga yang sehat semakin sehat serta merawat yang sakit
agar menjadi sehat.
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya
pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua
yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif (pasal 19 UU No. 23 tahun
1992 tentang kesehatan).
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan
secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan
mengakibatkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh,
sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara
keseluruhan.
Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat
sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur,
timbul keriput, rambut menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan
penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang
lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut dan pinggul.
Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti
suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak
mudah menerima ide baru.
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat
mencapai usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan
keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia
dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan
bahagia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja issu dan trend pelayanan kesehatan lansia ?
2. Apa saja issu dan kecenderungan masalah kesehatan gerontic ?
3. Apa saja strategi untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia ?
4. Apa saja kebutuhan promosi kesehatan dan proteksi Kesehatan lansia
dikomunitas ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui issu dan trend pelayanan kesehatan lansia.
2. Untuk mengetahui issu dan kecenderungan masalah kesehatan gerontic.
3. Untuk mengetahui strategi untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan
lansia.
4. Untuk mengetahui kebutuhan promosi kesehatan dan proteksi kesehatan
lansia dikomunitas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Issu dan Trend Pelayanan Kesehatan Lansia


Beberapa hal menjadi isu mengenai lansia di Indonesia sebagai berikut :
1. Pada tahun 2000 jumlah lansia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada
tahun 2002 menigkat menjadi sebesar 11,34%.
2. Data biro sensus Amerika Serikat meperkirakan bakal mengalami
pertambahan warga lanjut usia terbesar di seluruh dunia pada tahun 1990-
2025, yaitu sebesar 414% .
3. Data dari Dinas Kependudukan Amerika Serikat (1999, jumlah populasi
lansia berusia 60 tahun atau lebih diperkirakan hamper mencapai 600 juta
orang dan diproyeksikan menjadi 2 miliyar pada tahun 2050.
4. diperkirakan pula lansia akan melebihi jumlah populasi anak (0-14 tahun).
5. Proyeksi penduduk oleh biro pusat statistik menggambarkan antara tahun
2005-2010 jumlah lansia = jumlah anak wanita yaitu sekitar 19 juta jiwa
dari seluruh jumlah penduduk.
6. Kesejahteraan penduduk usia lanjut perlu mendapat perhatian khusus dari
pemerintah dan masyarakat.
7. Berbagai upaya dilaksanakan oleh pemerintah di antaranya pelayanan
Kesehatan, social, ketenagakerjaan pada berbagai tingkatan, yaitu tingkat
individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti Social Ttresna Wreda
(PSTW) sarana pelayanan Kesehatan primer, sekunder, tersier untuk
mengatasi permasalahan lansia.
8. Pencadangan Hari Lanjut Usia Nasional (HALUN) tanggal 29 mei 1996
disemarang.
9. Adapun asas yang diberlakukan kepada lansia , yaitu sebagai berikut :
a. Menurut Word Healt Organization (WHO) tahun 1991 adalah To Add
Life To The Years That Have Been Added To Lile, dengan prinsip-
prinsip antara lain; kemerdekaan (independence), partisipasi
(participation), perawatan ( care), pemenuhan diri ( self fulfilment),
dan kehormatan (diknity).
b. Kemudian asas yang di anut oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia adalah ; Add Life To The Years, Add Health To Life, and
Add Years To Life, yaitu untuk meningkatkan mutu kehidupan lanjut
usia, menigkatkan Kesehatan lanjut usia, serta memperpanjang usia.
Beberapa jenis pelayanan Kesehatan terhadap lansia meliputi 5 upaya
Kesehatan, yaitu;
1. Promotif
a. Upaya promotif juga menjadi proses advokasi kesehatan dalam
meningkatkan dukungan klien, tenaga profesional, serta
masyarakat terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi
norma-norma sosial.
b. Perlindungan kesehatan lansia meliputi:
1) Mengurangi cedera
2) Meningkatkan keamanan di tempat kerja
3) Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk.
4) Meningkatkan keamanan, penanganan makanan, serta obat-
obatan
5) Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan
mulut.
2. Prevention
1) Melakukan pencegahan primer:
a) Imunisasi.
b) Konseling, seperti berhenti merokok, berhenti konsumsi
c) Dukungan nutrisi
d) Olahraga secara teratur
e) Keamanan baik di dalam dan di sekitar rumah
f) Manajemen dalam kondisi stres
g) Penggunaan medikasi yang tepat

2) Melakukan pencegahan sekunder yaitu:


a) Kontrol hipertensi
b) Deteksi sekaligus pengobatan kanker
c) Skrining yaitu pemeriksaan mamogram, rectal papsmer,
gigi, dan mulut.
3) Melakukan pencegahan tersier yaitu:
a) Mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilitasi
sarana pra sarana rehabilitasi, dan juga membatasi
ketidakmampuan akibat kondisi kronis misalnya kondisi
kronis osteoporosis atau inkontinensia urin.
b) Mendukung usaha agar mempertahankan kemampuan
untuk berfungsi.
3. Diagnosis dini dan pengobatan
1) Dapat di lakukan oleh lansia sendiri, seperti misalnya dengan
melakukan tes diri dan skrining kesehatan.
2) Petugas profesional dengan melakukan pemeriksaan meliputi;
status fisik,wawancara kondisi kesehatan masahlalu dan saat
ini, obat yang di konsumsi, kebiasaan merokok, riwayat
keluarga.
3) Pengobatan terhadap semua ganguan sistem dan gejala,
manifestasi klinik, serta terhadap masalah geriatrik.
4. Pembatasan kecacatan
1) Kecacatan sementara (dapat di koreksi).
2) Menetap (tidak bisa pulih).
3) Langka-langkah yang dapat di lakukan sbb:
a) Asesment
b) Identifikasi masalah
c) Perencanaan
d) Pelaksanaan
e) Evaluasi

5. Pemulihan/rehabilitasi
Prinsip-prinsip yang di anut untuk menjalankan pemulihan antara
lain:
1) Lingkungan harus aman dari ganguan.
2) Senantiasa jaga kenyamanan, istirahat, aktifitas, dan mobilitas
3) Pertahankan kecukupan gizi
4) Jalankan fungsi pernafasan
5) Pertahankan aliran darah
6) Pertahankan kulit
7) Pertahankan fungsi pencernaan dengan baik
8) Pertahankan fungsi saluran perkemihan maksimal.
9) Meningkatkan fungsi psikososial
10) Pertahankan komunikasi intens
11) Mendorong pelaksanaan tugas

B. Issu dan Kecenderungan Masalah Kesehatan Gerontik


1. Masalah kehidupan sexual
Adanya anggapan bahwa semua ketertarikn seks pada lansia telah
hilang adalah mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada
kenyataannya hubungan seksual pada suami isteri yang sudah menikah
dapat berlanjut sampai bertahuntahun. Bahkan aktivitas ini dapat
dilakukan pada saat klien sakit atau mengalami ketidakmampuan, dengan
cara berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan pasanagan masing-
masing. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa maturitas dan kemesraan
antara kedua pasangan sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap
hubungan intin dapat berulang antara pasangan dalam membentuk ikatan
fisik dan emosional secara mendalam selama masih mampu melaksanakan.
2. Perubahan perilaku
Pada lansia seering dijumpai terjaadi perubahan perilaku
diantaranya : daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada
kecenderungan penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan karena
dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering menyebabkan sensitivitas
emosional seseorang yang akhirnya menjadi sumber banyak masalah.
3. Perubahan Fisik
Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami
kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat
mengakibatkan pula timbulnya gangguan di dalam hal mencakupi
kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang
memerlukan bantuan orang lain.
4. Palliative care
Pemberian obat pad lansia yang bersifat palliative care adalah obat
tersebut ditujukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia.
Fenomena polifarmasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi
obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gangguan
jantung dan edema mungkin diobati dengan digoksin dan diuretika.
Diuretic berfingsi untuk mengurangi volume darah dan salah satu efek
sampingnya yaitu keracunan digoksin. Klien yang sama mungkin
mengalami depressi sehingga diobati dengan antidepresi. Dan efek
samping Antidepressant adalah retensi urin. Dan efek samping inilah yang
menyebabkan ketidak nyamanan pada lansia.
5. Penggunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan
merupakan persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah
sakit. Persoalan utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya
perubahan fisiologis pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek
samping obat tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya
perubahan usia ini adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil
cenderung diberikan untuk lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena
lansia sering kali menderita bermacam-macam penyakit untuk diobati
sehingga mereka membutuhkan beberapa jenis obat. Persoalan yang
dialami lansia dalam pengobatan adalah :
1) Bingung
2) Lemah ingatan
3) Penglihatan berkurang
4) Tidak bisa memegang
5) Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi dan
dijalankan
6. Kesehatan mental
Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami
kemunduran mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan
semakin berkurang dan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi
dengan lingkungannya.

C. Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia


1. Promosi Kesehatan dan Strategi Proteksi Kesehatan untuk Komunitas
Lansia
Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen
pencegahan primer. Promosi kesehatan menekankan pada upaya
membantu masyarakat mengubah gaya hidup mereka dan bergerak menuju
kondisi kesehatan yang optimum sedangkan fokus proteksi kesehatan
adalah melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan memberikan
imunisasi dan menurunkan pemajanan terhadap agens karsinogenik toksin
dan hal – hal yang membahayakan kesehatan di lingkungan sekitar.
Konsep kesehatan lansia harus ditinjau kembali dalam upaya
merencanakan intervensi promosi kesehatan. Filner dan Williams ( 1997 )
mendefinisikan kesehatan lansia sebagai kemampuan lansia untuk hidup
dan berfungsi secara efektif dalam masyarakat serta untuk menumbuhkan
rasa percaya diri dan otonomi sampai pada tahap maksimum, tidak hanya
terbebas dari penyakit. Apabila dibandingkan dengan kelompok usia
lainnya di Amerika lansia lebih aktif dalam mencari informasi mengenai
kesehatan dan mempunyai kemauan untuk mempertahankan kesehatan dan
kemandirinya. Promosi kesehatan harus benar – benar berfokus pada
perilaku beresiko yang dapat dimodifikasi yang disesuaikan dengan
masalah kesehatan utama menurut usia (USDHHS, 1998). Secara umum,
pelayanan kesehatan untuk lansia memiliki tiga tujuan.
1) Meningkatkan kemampuan fungsional.
2) Memperpanjang usia hidup
3) Meningkatkan dan menurunkan penderita (O’Malley dan Blakeney,
1994)
Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas
dibutuhkan suatu pendekatan multiaspek. Target intervensi harus
mengarah pada individu dan keluarga serta kelompok dan komunitas
2. Intervensi Berfokus – Individu atau Kelompok
Intervensi promosi kesehatan / proteksi kesehatan berfokus – individu
atau keluarga dirancang dalam upaya meningkatkan pengetahuan
keterampilan dan kompetensi individu atau keluarga untuk membuat
keputusan Kesehatan yang memaksimalkan promosi kesehatan dan
perilaku proteksi kesehatan. Tujuannya adalah mendayagunakan lansia
dan keluarganya dalam membuat keputusan kesehatan yang rasional.
Beberapa kategori yang termasuk ke dalam intervensi promosi kesehatan
dan proteksi kesehatan dengan target individu dan / atau keluarga adalah :
1) Skrining kesehatan
2) Modifikasi gaya hidup
3) Pendidikan kesehatan ( individu atau kelompok )
4) Konseling
5) Kelompok pendukung
6) Pelayanan kesehatan primer
7) Imunisasi
8) Keamanan di rumah
9) Perawatan di rumah ( pelayanan kesehatan di rumah, perawatan
personal atau bantuan rumah tangga )
10) Makanan yang dikirimkan ke rumah
11) Dukungan sosial ( penjaminan kembali telepon dan kunjungan rumah )
12) Manajemen kasus
13) Bantuan pemeliharaan di rumah
3. Intervensi berfokus pada komunitas
Intervensi berfokus komunitas adalah aktivitas dan program yang
diarahkan pada lansia komunitas secara keseluruhan atau sub kelompok
lansia yang beragam di komunitas. Tujuan intervensi berfokus komunitas
adalah meningkatkan kapasitas dan ketersediaan komunitas terhadap
pelayanan gabungan kesehatan dan sosial yang sesuai dan dibutuhkan
dalam upaya mempertahankan kemandirian dan status fungsional lansia di
komunitas. Intervensi di komunitas terutama melibatkan advokasi tindakan
politis dan partisipasi dalam pembuatan kebijakan yang memengaruhi
lansia di komunitas. Contoh intervensi berfokus komunitas adalah sebagai
berikut:
1) Kampanye pendidikan kesehatan di masyarakat luas yang menekankan
pada masyarakat lansia
2) Mengadakan kampanye pada bulan mei yang telah ditetapkan sebagai
older American Month (bulan lansia Amerika)
3) Soalisi komunitas untuk menangani isu spesifik lansia seperti
pengembangan pusat informasi lokal, botlines telepon atau situs
internet
4) Keterlibatan politis untuk advokasi kebutuhan lansia seperti
mempertahankan atau memperluas tanggunagan medicare untuk
pelayanan di rumah
5) Kolaborasi dengan universitas, gereja pusat perkumpulan lansia proyek
pemukiman lansia serta organisasi komunitas lain yang tersedia untuk
memberikan pelayanan yang komprehensif kepada subkelompok asia
6) Aktivitas pencegahan kejahatan
7) Berpartisipasi dalam pameran kesehatan berfokus pada komunitas.
4. Kemitraan dengan Komunitas
Lansia Secara umum komunitas lansia terbuka untuk praktik kesehatan
baru dan berespons terhadap bermacam – macam pendekatan yang
berpotensi meningkatkan kesehatan mereka. Dalam merencanakan
program kesehatan yang efektif perawat kesehatan komunitas harus
memvalidasi strategi dan tujuan bersama kelompok lansia yang
ditargetkan. Keterlibatan lansia dalam merencanakan promosi kesehatan
dan aktivitas pencegahan penyakit adalah hal yang esensial karena lansia
sensitif terhadap kehilangan potensi kemandiriannya. Oleh karena itu jika
lansia dilibatkan rasa kemandirian mereka akan menngkat. Tahapan
tindakan yang dilakukan ketika bekerja dengan lansia di komunitas antara
lain:
1) Jalankan program ditempat – tempat biasa lansia berkumpul seperti
gereja, senior center, dan tempat perkumpulan pensiunan.
2) Libatkan aktivitas outreach ke dalam seluruh program
3) Siapkan sarana transportasi menuju tempat aktivitas kelompok
4) Antisipasi kebutuhan lansia yang memiliki pandangan dan / atau
penglihatan tidak adekuat (contoh penggunaan tulisanyang besar,
membatasi penggunaan makalah, penggunaan ruangan yang tenang
dan / atau pengeras suara yang adekuat).
5) Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang cukup
untuk berespons
6) Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi pengalaman
hidup
7) Pertahankan pengajaran dalam waktu yang relatif singkat
8) Lakukan pengulangan ganda dan penguatan informasi
9) Susunlah aktivitas pendidikan kesehatan yang dapat memberikan rasa
nyaman pada para lansia dalam mengajukan pertanyaan dan atau
menanyakan informasi baru atau informasi yang masih meragukan
mereka
10) Dorong keterlibata keluarga, teman dan kerabat
11) Advokasi untuk meningkatkan sumber sumber yang ada di komunitas
serta kebijakan yang memengaruhi lansia.

D. Kebutuhan promosi kesehatan dan proteksi kesehatan lansia di


komunitas
1. Pelayanan Kesehatan Lansia berusia lebih dari 65 tahun membutuhkan
pelayanan kesehatan primer yang teratur untuk mempertahankan kesehatan
dan mencegah penyakit kronik kecacatan serta kondisi yang mengancam
hidupnya. Pelayanan promosi kesehatan yang dapat mendasari intervensi
keperawatan komunitas meliputi :
1) Imunisasi (influenza, difteri, tetanus, vaksin, pneumokokus)
2) Skrining penyakit kronik seperti kanker penyakit kardiovaskuler, dan
diabetes.
3) Manajemen dan pengendalian penyakit kronis yang ada (pendidikan
kesehatan, manajemen kasus,dan manajemen medikasi).
4) Pengetahuan tentang praktik penggantia dan tangguan biaya (termasuk
biaya pengobatan alternatif) dari Medicare/Medicare Managed Care,
asuransi Medicare tambahan, dan program asuransi kesehatan spesifik.
5) Program outreach dan upaya advokasi untuk menjamin akses lansia
pada sumber-sumber yang dibutuhkan; seperti advokasi kesehatan,
pelatihan kesehatan, dan pengendali akses di komunitas, Personel yang
ditugaskan bisa karyawan perusahaan swasta, staf gereja, dan
karyawan perudahaan BUMN yang dapat merujuk lansia kepada
sumber-sumber yang ada di komunitas (Florioet al, 1996).
6) Rujukan kepada program bantuan farmasi negara yang ada serta
advokasi untuk membuat program yang mereka butuhkan.
7) Pendidikan mengenai manajemen medikasi (penjadwalan, kepatuhan,
kalender, dan sebagainya).
8) Sumber berkelanjutan datri pelayanan primer.
9) One stop shopping untuk pelayanan kesehatan.
10) Hubungan kepada kelompok pendukung penyakit kronik.
2. Nutrisi adekuat adalah hal paling penting bagi lansia dalam
mempertahankan kesehatan, mencegah penyakit, yang memperlambat
perkembangan penyakit kronis yang di derita. Dalam upaya membantu
lansia meningkatkan dan mempertahankan status nutrisinya, pengkajian
nutrisi dan membangun kekuatan yang ada adalah hal yang sangat
membantu. Daftar Periksa Skrining Nutrisi (Nutrision Screning Checklist)
yang dibuat oleh American Academy of Family Physicians, American
Dietetic Association, dan National Council on Aging (Nutrition Screning
Initiative, 1992) adalah alat pengkajian nutrisi yang sangat baik. Berikut
ini adalah program kemitraan dalam bidang kesehatan nutrisi yang dapat
Anda pertimbangkan.
3. “Makan sehat dan enak!” Rencanakan kelas atau serial kelas nutrisi yang
berfokus pada nutrisi dasar dan manajemen resiko nutrisi (rendah garam,
rendah lemak, rendah gula, tinggi serat dan sebagainya). Apabila
kebutuhan terhadap diet gula khusus harus dibahas, pertimbangkan untuk
mengadakan serial kelas dan bentuk kelompok menurut ingkatran
kebutuhan diet spesifiknya. Kelas nutrisi akan lebih efektif jiak
penyajiannya sangat interaktif dengan para partisipan-mencicipi dan
berbagi resep, membangun kebiasaan positif yang ada, dan memasukkan
makanan yang etnis. Pemasangan poster dengan tulisan yang besar dan
berwarna-warni serta tayangan video aalah langkah yang tepat. Makalah
juga bisa membantu. Ingat, lansia senang membicarakan dan menceritakan
pengalaman hidup mereka. Berikan hadiah kepda lansia yang menghadiri
kelas, seperti tongkat, kanduk kertas, makaronidan makanan yang tidak
cepat membusuk. Dapatkan bantuan hadiah dari toko yang menjual bahan
makanan. Tantangan terbesarnya adalah enumbuhkan minat para lansia
untukmenghadirikelas ini. Pertimbangkan individu dari komunitas atau
kelompok teman sebaya untuk membantu marketing dan program
outreach.
4. Olahraga dan kebugaran manfaat olahraga telah dibuktikan sepanjang
rentang kehidupan manusia. Olahraga untuk lansia harus
mempertimbangkan kesehatan dan status fungsionalnya. Di bawah ini
adalah beberapa bentuk program olahraga kebugaran.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang
mendesak dan juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat
lansia. Perawat profesional untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk
orang yang berusia 65 tahun yang dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi
merupakan komponen penting dalam perawatan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Mickey S, Patricia.2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta:ECG.

Ratnawati, Emelia. 2018. Asuhan Keperawatan Gerontik. Jogjakarta: Pustaka


baru pres.

Anda mungkin juga menyukai