Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KOMUDA

SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SERTA

PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Disusun oleh :

Nama : Novita Holifah

NIM : 20090340022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2012
Halaman Pengesahan Laporan KOMUDA

SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH dan SEHAT SERTA

PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Disusun Oleh :

Nama : Novita Holifah

NIM : 20090340022

Yogyakarta, 8 Oktober 2012

Mengetahui,

Instruktur Skills Lab Kedokteran Gigi Keluarga

drg. Rica Hendriana

Penanggung Jawab Skills Lab Penanggung jawab Blok


Blok Kedokteran Gigi Keluarga Kedokteran Gigi Keluarga

drg. Laelia Dwi Angraini, Sp. KGA drg. Sri Utami


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………. i

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KOMUDA……………….. . ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………. iii

DAFTAR TABEL………………………………………………………. V

BAB I SURVEI PHBS DAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI

DAN MULUT

I. PENDAHULUAN………………………………………….. . 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………. 1
B. Sasaran Survei…………………………………………… 3
C. Tujuan Survei……………………………………………. 4
II. METODE SURVEI…………………………………………. 5
A. Lokasi dan Populasi……………………………………… 5
B. Pengambilan Sampel…………………………………….. 5
C. Pengumpulan Data………………………………………. 5
D. Pelaksanaan Survei………………………………………. 5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………….. 6
A. Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)……….. 6
B. Survei Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut…………. 10
IV. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………….. 12

BAB II RENCANA PEMECAHAN MASALAH

I. PENDAHULUAN………………………………………….. . 14
II. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH………………….. . 15
III. PENETAPAN PRIORITAS JALAN KELUAR……………. . 16
IV. RENCANA PEMECAHAN MASALAH………………….. . 21
KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………. 23

A. KESIMPULAN……………………………………………… 23
B. SARAN………………………………………………………. 23

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 25

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel I. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin……… 8

Tabel II. Data Sosial Ekonomi Sampel…………………………………… 8

Tabel III. Data Sosial Budaya Sampel……………………………………. . 9

Tabel IV. Rekapitulasi PHBS Tatanan Rumah Tangga dengan Pokok

Permasalahan……………………………………………………. 9

Tabel V. Frekuensi Menyikat Gigi Responden Perhari…………………… 10

Tabel VI. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Gigi dan Mulut………………. 10

Tabel VII. Tingkat Pengetahuan Respon Tentang Kesehatan Gigi dan

Mulut…………………………………………………………… . 11
Tabel VIII. Tingkat Kepercayaan Responden Tentang Kesehatan Gigi dan
Mulut…………………………………………………………… . 11
Tabel IX. Matriks Permasalahan Kesehatan Umum dengan Parameter….. . 15
Tabel X. Matriks Permasalahan Kesehatan Lingkungan dengan
Parameter………………………………………………………. . 15
Tabel XI. Penentuan Alternatif Jalan Keluar Kesehatan Umum…………. . 16
Tabel XII. Penentuan Alternatif Jalan Keluar kesehatan Lingkungan…….. 17
Tabel .XIII. Prioritas Jalan Keluar Kesehatan Umum……………………….. 18
Tabel XIV. Prioritas Jalan Keluar Kesehatan Lingkungan………………….. 20
BAB I

SURVEI PHBS DAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan visi dari Indonesia Sehat
2010, visi ini mengajak masyarakat yang mandiri serta memotivasi
masyarakat untuk hidup sehat dan penyelenggara pelayanan kesehatan
untuk mengubah pola pikir dari sudut pandang sakit menjadi sudut
pandang sehat, yang disebut dengan Paradigma Sehat. Paradigma sehat
adalah pembangunan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan yang
bersifat promotif dan preventif. Adapun inti dari paradigma sehat
mencakup tiga prinsip pokok, yaitu : Pembangunan nasional yang
dilaksanakan harus berwawasan kesehatan, upaya kesehatan yang lebih
diutamakan adalah upaya promotif dan preventif, kelompok sasaran yang
lebih diutamakan adalah kelompok masyarakat sehat (Wibowo, 2010).
Kebijakan Indonesia sehat 2010 menetapkan tiga pilar utama yaitu
lingkungan sehat, perilaku sehat, dan pelayanan kesehatan bermutu adil
dan merata. Yang dimaksud dengan lingkungan sehat adalah lingkungan
yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang
bebas polusi, tersedia air bersih, sanitasi lingkungan memadai, perumahan
dan pemukiman sehat, perencanaan kawasan berwawasan kesehatan, dan
kehidupan masyarakat saling tolong menolong. Perilaku Sehat adalah
perilaku proaktif untuk memelihara dan meingkatkan kesehatan, mencegah
resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit,
berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Untuk mendukung pencapaian Visi Indonesia Sehat 2010 telah
ditetapkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan Keputusan Mentri
Kesehatan No. 131/Menkes/SK/II/2004. Kebijakan Nasional Promosi
kesehatan untuk mendukung upaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan
Visi Nasional Promosi Kesehatan sesuai dengan Keputusan Mentri
Kesehatan RI No. 1193/MENKES/SK/X/2004 yaitu Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS). Untuk melaksanakan program promosi kesehatan di
daerah telah di tetapkan Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1114/Menkea/SK/VIII/2005 (DepKes RI, 2007).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku


kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat
berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat. Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) rumah tangga adalah upaya memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat (Astuti, dkk., 2010)
Adapun manfaat dalam menerapkan PHBS di rumah tangga yaitu :

1. Seluruh anggota keluarga dan masyarakat menjadi sehat


2. Anak tumbuh cerdas dalam lingkungan yang sehat
3. Masyarakat akan mampu dalam mewujudkan lingku gan yang sehat
4. Mampu mencegah dan menanggulangi penyakit
5. Biaya untuk kesehatan (penyakit) dapat dimanfaatkan untuk keperluan
lain.
6. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

Selanjutnya adapun manfaat PHBS bagi masyarakat yaitu :


1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat.
2. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan.
3. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
4. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan
kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok
pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.
Telaksananya program PHBS secara tepat sasaran akan menciptakan
situasi yang sangat mendukung masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.
Dengan berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dapat memberikan
manfaat yang sangat besar bagi kesahatan dan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang sehat
agar tercapai derajat kesehatan yang optimal.

B. Sasaran Survei

Sasaran survei adalah masyarakat Kecamatan Danurejan,


Kelurahan Suryatmajan Dusun Ledok Macanan, Kecamatan
Danurejan, Kota Yogyakarta.

Sasaran survei PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota


keluarga secara keseluruhan dan terbagi dalam :
1. Sasaran primer
Adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan dirubah
perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah (individu dalam
keluarga yang bermasalah).
2. Sasaran sekunder
Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam keluarga
yang bermasalah misalnya kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh
keluarga, kader tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan
dan lintas sektor terkait.
3. Sasaran tersier
Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam
menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk
tercapainya pelaksanaan PHBS misalnya kepala desa, lurah, camat,
kepala Puskesmas, guru, tokoh masyarakat, dan lain sebagainya
(Manda, 2006).
C. Tujuan Survei
Adapun tujuan dilakukannya survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) dalam tatanan rumah tangga adalah :
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
masyarakat Suryatmajan Dusun Ledok Macanan, Kecamatan
Danurejan, Kota Yogyakarta.
b. Untuk mengetahui pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
masyarakat Suryatmajan Dusun Ledok Macanan, Kecamatan
Danurejan, Kota Yogyakarta
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa
1) Untuk mengetahui cara melakukan survei Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga.
2) Untuk melakukan evaluasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) pada tatanan rumah tangga di wilayah Dusun Ledok
Macanan, Kelurahan Suryaatmajan, Kecamatan Danurejan,
Yogyakarta.
3) Merencanakan suatu pemecahan masalah untuk mengatasi
masalah yang ada di wilayah Dusun Ledok Macanan,
Kelurahan Suryaatmajan, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta.
b. Individu dan keluarga
1) Mempunyai pengetahuan, kamauan dan kemampuan untuk
memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya.
2) Mempraktikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
menuju keluarga atau rumah tangga sehat.
3) Ikut berperan aktif dalam kegiatan kesehatan.
4) Memperoleh informasi kesehatan dari berbagai sumber.
5) Tatanan sarana kesehatan
6) Mewujudkan tatanan yang sehat menuju terwujudnya kawasan
sehat.
7) Meningkatkan promosi kesehatan.
II. METODE SURVEI
A. Lokasi dan Populasi
Lokasi dilakukannya survei adalah di Dusun Ledok Macanan,
Kelurahan Suryatmajan, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta.
Populasi adalah masyarakat yang terdapat di Dusun Ledok macanan
RT 06 / RW 02, Kelurahan Suryatmajan, Kecamatan Danurejan,
Yogyakarta.
B. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel PHBS dalam tatanan rumah tangga dilakukan
dengan metode random sampling dengan menentukan 3 keluarga secara
acak, sehingga total sampel yang didapat adalah 3 Kepala Keluarga.
Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut diketahui dengan
mengambil 1 anggota keluarga sebagai sampel dari setiap kepala keluarga,
untuk mengisi kuesioner pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut.
Sehingga total sampel yang diperiksa adalah 3 orang.
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dan
observasi langsung kepada kepala keluarga atau anggota keluarga, setelah
itu dilakukan pengisian kuesioner Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) pada tatanan rumah tangga dari tiap anggota keluarga. Pengisian
kuesioner PHBS bertujuan untuk mengetahui perilaku bersih dalam
tatanan rumah tangga dan untuk mengetahui pengetahuan kesehatan gigi
dan mulut.
D. Pelaksanaan Survei
Pelaksanaan survey dilakukan dengan mengunjungi rumah warga
sebanyak 3 Kepala Keluarga dengan memberikan kuesioner. Waktu
pelaksanaan survei dilakukan pada hari Kamis, 4 Oktober 2012 dari pukul
08.00 s.d. 12.00.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah


Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7
indikator PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut:
7 Indikator PHBS di Rumah Tangga:
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Adalah pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya).
2. Bayi diberi ASI eksklusif
Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir sampaiusia
6 bulan.
3. Penimbangan bayi dan balita
Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan balita
setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi
kurang atau gizi buruk.
4. Mencuci tangan dengan air dan sabun
a. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan.
Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang
bisa menimbulkan penyakit.
b. Sabun dapat mengikat lemak, kotoran dan membunuh kuman.
Tanpa sabun, kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
5. Menggunakan air bersih
Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,
berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci
pakaian, dan sebagainya haruslah bersih, agar kita tidak terkena
penyakit atau terhindar dari penyakit.
6. Menggunakan jamban sehat
Setiap rumah tangga harus memiliki dan menggunakan jamban leher
angsa dan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai
penampung akhir.
7. Rumah bebas jentik
Adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik
berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
3 Indikator Gaya Hidup Sehat:
1. Makan buah dan sayur setiap hari
Adalah anggota keluarga umur 10 tahun ke atas yang mengkomsumsi
minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.
2. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas melakukan
aktivitas fisik 30 menit setiap hari.
3. Tidak merokok dalam rumah
Anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas tidak boleh merokok di
dalam rumah ketika berada bersama dengan anggota keluarga yang
lainnya (PERMENKES,2011).
Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada survei ini
meliputi :
1. Perilaku keluarga :
a. Prosentase penduduk tidak merokok
b. Penduduk melakukan sarapan pagi sebelum melakukan aktivitas
c. Kepesertaan asuransi kesehatan
d. Penduduk mencuci tangan menggunakan sabun
e. Penduduk menggosok gigi sebelum tidur
2. Kesehatan lingkungan :
a. Penduduk menggunakan jamban sehat
b. Penduduk menggunakan sarana air bersih
c. Terdapat tempat pembuangan sampah
d. Terdapat sistem pembuangan air limbah (SPAL) yang baik
e. Kepadatan penduduk
Tabel I. Distribusi sampel berdasarkan umur dan jenis kelamin

Jenis Laki-laki Perempuan Total


Kelamin Jumla %
Umur Jumlah % Jumlah %
h

0-5 thn 1 9% 0 0% 1 9%

6-15 thn 1 9% 1 9% 2 18%

16-45 thn 2 18% 2 18% 4 36%

46-60 thn 1 9% 1 9% 2 18%


>60 thn 1 9% 1 9% 2 18%
54,46
Total 6 5 45,55%
%
Keterangan tabel I: Proporsi terbanyak terdapat pada usia produktif 16-
45 tahun yaitu sebesar 33,33%. Prosentase laki-laki lebih banyak dari
prosentase perempuan yaitu sebesar 54%.

Tabel II. Data sosial ekonomi sampel

No. Mata Pencaharian Jumlah %

1. PNS 0 0%

2. Karyawan Sawata 2 18%

3. Wiraswasta 2 18%
4. Pensiunan PNS dan
0 0%
swasta
5. Tidak bekerja 7 64%
Keterangan tabel : Proporsi mata pencaharian terbanyak terdapat pada
mata pencaharian wiraswasta dan karyawan swasta yaitu masing-masing
sebesar 18%. Prosentase terbanyak adalah warga yang tidak memiliki
pekerjaan yaitu sebanyak 64%.
Tabel III.Data sosial budaya sampel

No. Tingkat Pendidikan Jumlah %


1. SD 3 27%
2. SMP 4 36%
3. SMA 1 9%
4. Sarjana dan sederajat 2 18%
5. Belum bersekolah 1 9%
Keterangan tabel : Proporsi tingkat pendidikan terakhir yang tertinggi
adalah hanya tingkat SMP dengan prosentase sebanyak 40%.

Tabel IV. Rekapitulasi PHBS Tatanan Rumah Tangga dengan Pokok


Permasalahan

No Indikator Ya Tidak
Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
Jumlah menyikat gigi dalam sehari 0 3
Sarapan Pag 3 0
Dana Sehat 3 0
Sikat gigi sebelum tidur 0 3
Cuci tangan 3 0
Kesehatan lingkungan
Penduduk menggunakan jamban sehat 3 0
Penduduk menggunakan sarana air bersih 3 0
Terdapat tempat pembuangan sampah 3 0
Terdapat SPAL (system Pembuangan 3 0
AirLimbah)
Kepadatan penduduk 1 33,3% 2 66,6%

Keterangan tabel :

1. Yang merokok dari semua keluarga ada 4 orang yaitu 1 orang dari
keluarga 1, 2 orang dari keluarga 2, dan 1 orang dari keluarga 3.
2. Semua keluarga melakukan sarapan setiap pagi.
3. Semua keluarga memilki asuransi kesehatan, dan semua keluarga
menggunakan asuransi JAMKESMAS.
4. Semua keluarga tidak menyikat gigi sebelum tidur.
5. Semua keluarga mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah makan, dan
sesudah buang air.
6. Semua penduduk sudah menggunakan jamban.
7. Penduduk sudah menggunakan sarana air bersih yaitu dari PAM dan air
sumur untuk keperluan sehari-hari.
8. Penduduk menggunakan keranjang sampah sebagai tempat pembuangan
sampah, dan sampah tersebut selalu diambil oleh petugas kebersihan
setempat setiap hari.
9. Di lingkungan tempat tinggal penduduk belum terdapat sistem
pembuangan air limbah yang sesuai dengan ketentuan, dikarenakan letak
tempat tinggal warga yang saling berdekatan.
10. Hanya ada satu keluarga yang tidak memiliki kesesuaian antara luas
bangunan atau rumah dengan jumlah penghuni, yaitu pada keluarga
pertama. Hal ini dikarenakan rumah sangat kecil dan kotor walaupun
hanya di isi oleh dua orang saja.

B. Survei Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut


Pada survei pengetahuan kesehatan gigi dan mulut didapatkan 3
responden dari setiap 3 keluarga.
Tabel V. Frekuensi Menyikat Gigi Responden Perhari
Kelompok umur (tahun)
Frekuensi menyikat
No. 6-15 (n=…) 16-45 (n=…) 46-60 (n=…) >60 (n=…)
gigi
𝚺 % 𝚺 % 𝚺 % 𝚺 %
1. Tidak pernah - - - - - - - -
2. Satu kali - - - - 1 33,3% - -
3. Dua kali - - 2 66,6 % - - - -
4. Tiga kali - - - - - - - -
Keterangan tabel : Proporsi responden terbanyak terdapat pada kelompok umur
16-45 tahun dengan frekuensi mennyikat gigi dua kali sehari yaitu sebanyak
66,6%.

Tabel VI. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Gigi dan Mulut

Kondisi
No. Jenis Masalah Ya Tidak Tidak Tahu
𝚺 % 𝚺 % 𝚺 %
1. Pernah mendapatkan perawatan gigi - - 3 100% - -
2. Merasakan kelaianan pada gigi dan mulut 2 66,6% 1 33,3% - -
3. Melakukan perawatan gigi di puskesmas 2 66,6% 1 33,3% - -
Keterangan tabel : Semua responden tidak melakukan perawatan gigi pada satu
tahun terakhir dengan prosentase 100%. Responden yang mengalami kelainan
pada gigi dan mulut dengan prosentase sebanyak 66,6%. Responden yang
melakukan perawatan di puskesmas dengan prosentase sebanyak 66,6%, dan yang
tidak melakukan perawatan di puskesmas dengan prosentase sebanyak 33,3%.

Tabel VII. Tingkat Pengetahuan Respon Tentang Kesehatan Gigi dan


Mulut

Umur 6-15 16-45 45-60 >60 Total


Tingkat
𝚺 % 𝚺 % 𝚺 % 𝚺 % 𝚺 %
Pengetahuan
Rendah (0-4) - - - - 1 33,3% - - 1 33,3%
Sedang(5-8) - - 1 33,3% - - - - 1 33,3%
Tinggi ( >9 ) - - 1 33,3% - - - - 1 33,3%
Keterangan tabel : Proporsi tingkat pengetahuan responden tentang kesehatan
gigi dan mulut berdasarkan kuesioner yang tinggi sebanyak 33,3%, tingkat
pengetahuan sedang sebanyak 33,3%, tingkat pengetahuan rendah sebanyak
33,3%.

Tabel VIII. Tingkat Kepercayaan Responden Tentang Kesehatan Gigi


dan Mulut

Kondisi
Tidak
No Jenis Masalah Ya Tidak
Tahu
𝚺 % 𝚺 % 𝚺 %
1. Percaya gigi bisa dipertahankan sampai tua 2 66,6% 1 33% - -
2. Percaya pencabutan gigi menyebabkan
2 66,6% - - 1 33,3%
kebutaan
Keterangan tabel : Proporsi terbanyak adalah responden yang percaya bahwa
gigi dapat dipertahankan sampai tua dengan prosentase sebanyak 66,6%, dan
proporsi terbanyak adalah responden yang percaya pencabutan gigi menyebabkan
kebutaan dengan prosentase sebanyak 66,6%.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil survey PHBS menunjukkan bahwa kurangnya


kesadaran tentang PHBS untuk kesehatan umum antara lain adalah merokok,
gosok gigi sebelum tidur dan untuk kesehatan lingkungannya ada SPAL dan
kepadatan penduduk. Gambaran ini menjelaskan bahwa warga masih perlu
meningkatkan PHBSnya, membutuhkan perhatian yang lebih dari petugas
kesehatan daerah setempat dan upaya lainnya untuk meningkatkan PHBS
masyarakat. Hasil survey pengetahuan kesehatan gigi dan mulut menunjukkan
bahwa masyarakat masih sangat perlu diperhatikan dan ditingkatkan
pengetahuannya tentang kesehatan gigi dan mulut. Tingkat pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut warga tidaklah merata. Masih sangat dibutuhkan
sosialisasi kesehatan gigi dan mulut terhadap masyarakat, karena sebagian
beasar masyarakat tidak memeriksakan bahkan tidak pernah memeriksakan
kesehatan gigi dan mulutnya. Tingkat social ekonomi yang masih rendah juga
perlu diperhatikan oleh pemerintah setempat, karena lapangan pekerjaan yang
sangat sempit sehingga sangat banyak tunakarya didaerah ini, masih banyak
usia produktif yang tidak memiliki pekerjaan. Tingkat pendidikan akhir juga
masih sangat rendah, sehingga pengetahuan masyarakatnya pun juga rendah.

B. Saran

Masyarakat masih perlu diberi tambahan pengetahuan mengenai PHBS


dan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut terutama untuk masyarakat usia
muda sebagai generasi penerus yang seharusnya meningkatkan kesehatan
daerah tersebut. Kesadaran akan kesehatan umum PHBS masih ada yang
harus diperhatikan yaitu, perilaku merokok dan menggosok gigi. Karena
prengetahuan masyarakat yang kurang tentang kesehatan, sehingga
masyarakat kurang peduli dengan kesehatan umum dan kesehatan lingkungan.
Hal ini harus segera ditangani untuk meningkatkan drajat kesehatan
masyarakat. Kesehatan lingkungan perlu pula diperhatikan karena berkaitan
dengan kebersihan dimana SPAL masih dibuang di sungai dan lahan
pemukiman yang sangat padat penduduk menyebabkan ketidaksesuaian rumah
dan penghuninya. Selain itu untuk pemantauan dan pemeriksaan kesehatan,
jentik atau air harus tetap berjalan mengingat kawasan tersebut perlu
perhatian.
BAB II

RENCANA PEMECAHAN MASALAH

I. PENDAHULUAN
Setelah melakukan survei warga di RW 02 dusun Ledok Macanan,
kelurahan Suryatmajan, kecamatan Danurejan, terdapat beberapa masalah
yang harus di cari perioritas jalan keluarnya. Untuk menentukan prioritas jalan
keluar, sebelumnya kita harus menetapkan prioritas masalah. Penentuan
prioritas masalah ini disusun berdasarkan kebutuhan dan kesesuaian dengan
visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai. Masalah yang diprioritaskan adalah
masalah dasar yang dihadapi dan maslah yang dapat menghambat suatu tujuan
tertentu. Pemahaman terhadap masalah sangat dibutuhkn untuk mengambil
keputusan dan menentukan prioritas jalan keluar bagi masalah yang
diprioritaskan.
Dalam menentukan prioritas masalah ada beberapa indikator yang sering
dipergunakan yaitu:
1. Importancy yaitu pentingnya masalah, terdiri atas :
a. Prevalence : besarnya masalah (semakin besar masalah,
semakin besar prevalensinya).
b. Severity : akibat yang ditimbulkan dari suatu masalah.
c. Rate of increase : kenaikan besarnya masalah.
d. Degree of unmeet need : derajat keinginan masalah yang tidak
terpenuhi.
e. Social benefit : keuntungan social karena terselesaikannya
masalah.
f. Public concern : rasa prihatin masyarakat terhadap masalah.
g. Political climate : suasana politik.
2. Technical feasibility yaitu kelayakan teknologi yang tersedia.
3. Resources availability yaitu semakin tersedianya sumber daya yang dapat
digunakan untuk menyelesaikannya masalah, semakin diprioritaskan
(Azwar, 1996).
II. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

Tabel IX. Matriks Permasalahan Kesehatan Umum dengan Parameter


I
No. Daftar Masalah T R IxTxR
P S RI DU SB PB PC
1. Merokok 3 3 3 3 3 2 1 1 2 972
2. Tidak cuci tangan 3 3 2 2 2 1 1 2 2 288
3. Tidak sikat gigi 4 3 3 3 3 1 1 2 2 1296
4. Tidak periksa gigi 3 3 2 2 4 1 1 2 2 576
5. Pengetahuan rendah 4 3 3 3 4 1 1 2 2 1728
Keterangan :
Nilai 1 : untuk kriteria masalah yang kurang penting
Nilai 2 : untuk kriteria masalah yang agak penting
Nilai 3 : untuk kriteria masalah yang penting
Nilai 4 : untuk kriteria masalah yang sangat penting
Nilai 5 : untuk kriteria masalah yang sangat penting sekali

Tabel X. Matriks Permasalahan Kesehatan Lingkungan dengan


Parameter
No I
Daftar Masalah T R IxTxR
. P S RI DU SB PB PC
1. Sistem pembuangan air limbah
4 4 3 3 3 3 2 2 2 10368
(SPAL) yang tidak baik
2. Tidak tertutupnya tempat
4 3 2 3 3 3 3 1 1 1944
sampah
3. Kepadatan penduduk 3 2 2 3 3 4 3 1 1 1728
Keterangan :
Nilai 1 : untuk kriteria masalah yang kurang penting
Nilai 2 : untuk kriteria masalah yang agak penting
Nilai 3 : untuk kriteria masalah yang penting
Nilai 4 : untuk kriteria masalah yang sangat penting
Nilai 5 : untuk kriteria masalah yang sangat penting sekali
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa prioritas masalah yang ada

adalah:

1. Kesehatan umum yaitu pengetahuan tentang kesehatan yang masih

sangat rendah

2. Kesehatan lingkungan yaitu tidak tertutupnya tempat sampah

Dibutuhkan rencana pemecahan masalah agar masalah kesehatan diatas

dapat diselesaikan dan tidak mengakibatkan efek negative bagi warga RW 02

dusun Ledok Macanan, kelurahan Suryatmajan, kecamatan Danurejan,

Yogyakarta.

III. PENETAPAN PRIORITAS JALAN KELUAR


Setelah mengetahui beberapa prioritas masalah pada kesehatan umum
dan kesehatan lingkungan yang terjadi di RW 02 Dusun Ledok Macanan,
maka di dapat beberapa penyebab masalah dan prioritas jalan keluar seperti di
bawah ini.
Tabel XI. Penentuan Alternatif Jalan Keluar Kesehatan Umum pada
Warga RW 02 Dusun Ledokan Macanan
Penyebab Timbulnya
Masalah Alternatif Jalan Keluar
Masalah
Pengetahuan 1. Pendidikan rendah A. Edukasi atau penyuluhan tentang
rendah tentang pentingnya pengetahuan tentang
kesehatan. kesehatan, untuk meningkatkan
drajat kesehatan masyarakat

2. Sosial-ekonomi rendah B. Ikut membantu memberikan


lapangan pekerjaan pada
masyarakat, terutama pada usia
produktif yang tidak memiliki
pekerjaan

3. .Sosialisasi tentang C. Kader dan petugas kesehatan


kesehatan yang kurang turut berperan aktif untuk
memotivasi warga dan aktif
memberikan ilmu pengetahuan
tentang kesehatan.

Tabel XII. Penentuan Alternatif Jalan Keluar Kesehatan Lingkungan


pada Warga RW 02 Dusun Ledok Macanan
Masalah Penyebab Timbulnya Alternatif Jalan Keluar
Masalah
Sistem pembuangan air 1. Minimnya lahan untuk A. Petugas kesehatan dan
limbah (SPAL) yang pembuatan SPAL masyarakat bersama-
tidak baik sama melakukan
pembuatan SPAL
terpadu.
2. Kurangnya kesadaran B. Penyuluhan tentang
dan pengetahuan warga pentingnya kesehatan
tentang bahaya yang lingkungan dan bahaya
dapat ditimbulkan akibat SPAL yang tidak
SPAL yang tidak memadai, serta
memadai mengaktifkan kader-
kader masyarakat dan
petugas kesehatan agar
mempromosikan
penggunaan SPAL
terpadu.
3. Kurangnya pemanfaatan C. Petugas kesehatan dan
fasilitas SPAL terpadu kader masyarakat turut
berperan aktif untuk
memotivasi warga
dalam penggunaan
fasilitas SPAL terpadu.

Tabel XIII. Prioritas Jalan Keluar Kesehatan Umum pada Warga RW 02


Dusun Ledok Macanan
Efektifitas Efisiensi Jumlah

No. Alternatif Jalan keluar


M I V C MxIxV
C
Edukasi / penyuluhan tentang
pentingnya pengetahuan tentang
1. 3 4 2 2 12
kesehatan, untuk meningkatkan
drajat kesehatan masyarakat
Ikut membantu memberikan
lapangan pekerjaan pada
2. masyarakat, terutama pada usia 4 4 2 3 10
produktif yang tidak memiliki
pekerjaan
Kader dan petugas kesehatan
turut berperan aktif untuk
3. memotivasi warga dan aktif 4 4 3 2 24
memberikan ilmu pengetahuan
tentang kesehatan.
Keterangan :
Magnitute (M) : besarnya masalah yang dapat diatasi.
Importancy (I) : pentingnya jalan keluar.
Venerability (V) : seberapa cepat masalah dapat diselesaikan.
Cost (C) : biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah.

Keterangan :
Nilai 1 : untuk kriteria masalah yang paling tidak efektif / paling tidak
efisien
Nilai 2 : untuk kriteria masalah yang tidak efektif / tidak efisien
Nilai 3 : untuk kriteria masalah yang cukup efektif / cukup efisien
Nilai 4 : untuk kriteria masalah yang efektif / efisien
Nilai 5 : untuk kriteria masalah yang paling efektif / efisien

Berdasarkan tabel XIII dapat diperoleh pilihan jalan keluar terbaik untuk

permasalahan pengetahuan yang rendah tentang kesehatan adalah dengan

kader dan petugas kesehatan turut berperan aktif untuk memotivasi warga dan

aktif memberikan ilmu pengetahuan tentang kesehatan terhadap warga.

Melalui sosialisa yang baik dari kader dan tenaga kesehatan akan lebih efektif

untuk mingkatkan pengetahuan warga akan pentingnya kesehatan, karena

petugas dan kader dapat berkomunikasi langsung dengan setiap warga di

setiap rumah, sehingga menhetahui keluhan dan hal apa saja yang di alami

oleh warga.
Tabel XIV. Prioritas Jalan Keluar Kesehatan Lingkungan Warga RW 02
Dusun Ledok Macanan.
Efektifitas Efisiensi Jumlah
No. Alternatif Jalan Keluar MxIxC
M I V C
C
1. Petugas kesehatan dan masyarakat
bersama-sama melakukan pembuatan 4 4 4 4 16
SPAL terpadu.
2. Penyuluhan tentang pentingnya
kesehatan lingkungan dan bahaya
SPAL yang tidak memadai, serta
mengaktifkan kader-kader 3 2 2 2 6
masyarakat dan petugas kesehatan
agar mempromosikan penggunaan
SPAL terpadu.
3. Petugas kesehatan dan kader
masyarakat turut berperan aktif untuk
3 3 2 2 9
memotivasi warga dalam penggunaan
fasilitas SPAL terpadu.
Keterangan :
Magnitute (M) : besarnya masalah yang dapat diatasi.
Importancy (I) : pentingnya jalan keluar.
Venerability (V) : seberapa cepat masalah dapat diselesaikan.
Cost (C) : biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah.
Keterangan :
Nilai 1 : untuk kriteria masalah yang paling tidak efektif / paling tidak
efisien
Nilai 2 : untuk kriteria masalah yang tidak efektif / tidak efisien
Nilai 3 : untuk kriteria masalah yang cukup efektif / cukup efisien
Nilai 4 : untuk kriteria masalah yang efektif / efisien
Nilai 5 : untuk kriteria masalah yang paling efektif / efisien
Berdasarkan tabel XIV dapat diperoleh pilihan jalan keluar terbaik untuk

permasalahan sistem pembuangan air limbah (SPAL) yang tidak baik tadalah

dengan melakukan pembuatan SPAL terpadu yang dilakukan oleh petugas

kesehatan dan masyarakat setempat secara bersama-sama. Dengan begitu

warga memiliki SPAL yang baik dan langsung terealisasikan.

IV. RENCANA PEMECAHAN MASALAH


A. Rencana Pemecahan Masalah Kesehatan Umum
1. Asumsi perencanaan
a. Positif : warga dusun Ledok Macanan kooperatif, biaya yang
dibutuhkan terbatas, tenaga kesehatan yang baik.
b. Negatif : tenaga kesehatan dan kader masih sangat kurang untuk
memotivasi dan memberikan pengetahuan tentang kesehatan
kepada masyarakat Danurejan yang sangat padat

2. Strategi pendekatan

a. Menggunakan pendekatan secara langsung untuk memotivasi dan


memberikan pengetahuan kesehatan kepada masyarakat
b. Melakukan pendekatan secara tidak langsung kepada para kepala
keluarga agar dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya
c. Dilakukan evaluasi peningkatan hasil program setelah melakukan
motivasi dan memberikan ilmu pengetahuan tentang kesehatan
kepada warga..
3. Kelompok sasaran : individu dan komunitas di dusun Ledok Macanan
4. Tempat : Di rumah warga, karena petugas dan kader mendatangi tiap
rumah warga.
5. Waktu : dilaksanakan hari Minggu di Minggu pertama setiap bulan,
pada pagi hari saat semua warga berada di lingkungan sekitar.
6. Estimasi biaya : Kader : 10.000/orang, ada 10 kader. Jadi 10 x 10.000 =
100.000/bulan. Petugas kesehatan 50.000/orang, ada 5 orang tenaga
kesehatan. Jadi 50 x 50.000 : 250.000/bulan. Setiap bulan dibutuhkan
dana 350.000,00
7. Organisasi dan tenaga pelaksana : Tenaga kesehatan di Puskesmas
Danurejan dan kader-kader di dusun Ledok Macanan
8. Metode penelitian dan kriteria keberhasilan : metode penelitian yang
dilakukan adalah metode survei yaitu dengan mendatangi setiap rumah
warga. Kriteria keberhasilannya adalah jika terjadi peningkatan angka
prosentase jumlah pengetahuan warga terhadap kesehatan, yang di lihat
dari perilaku warga sehari-hari dan di uji dengan kuesioner kesehatan
secara umum.

B. Rencana Pemecahan Masalah Kesehatan Lingkungan


1. Asumsi perencanaan
a. Positif : warga dusun Ledok Macanan kooperatif, tenaga
kesehatan dan kader cukup baik
b. Negatif : Biaya yang dibutuhkan cukup banyak, sarana prasarana
kurang.

2. Strategi pendekatan

a. Menggunakan pendekatan secara langsung dengan mengajak


masyarakat untuk membuat jamban yang baik.
b. Melakukan pendekatan secara tidak langsung kepada para kepala
keluarga agar dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya.
c. Dilakukan evaluasi dengan survei apakah jamban tersebut berguna
dengan baik dan terawat dengan baik.
3. Kelompok sasaran : individu dan komunitas di dusun Ledok Macanan
4. Tempat : Di dusun Ledok Macanan kelurahan Suryatmajan, kecamatan
Danurejan, Yogyakarta.
5. Waktu : Dilaksanakan pada tanggal 18-23 November
6. Estimasi biaya : Bahan untuk pembuatan SPAL = 1.000.000
Upah pekerja dan lain-lain = 2.000.000
Total biaya = 3.000.000
7. Organisasi dan tenaga pelaksana : Puskesmas setempat, tenaga
kesehatan, dan masyarakat setempat.
8. Metode penelitian dan kriteria keberhasilan : penelitian yang dilakukan
adalah survei lingkungan setempat. Kriteria keberhasilannya
adalah jika prosentase warga yang memiliki jaminan kesehatan
mengalami kenaikan yang signifikan dan system pembuangan air
limbah (SPAL) dapat berjalan dengan baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Prioritas masalah kesehatan umum pada masyarakat adalah
pengetahuan masyarakat yang rendah tentang kesehatan, dengan prioritas
jalan keluar adalah dengan kader dan petugas kesehatan turut berperan
aktif untuk memotivasi warga dan aktif memberikan ilmu pengetahuan
tentang kesehatan kepada warga. Prioritas masalah kesehatan lingkungan
adalah sistem pembuangan air limbah (SPAL) yang tidak baik, dengan
prioritas jalan keluar adalah dengan pembuatan jamban terpadu oleh
petugas kesehatan setempat dan masyarakat, agar kesahatan lingkungan
menjadi lebih baik.

B. SARAN

1. Warga agar dapat mewujudkan PHBS perlu diberi pengetahuan


tentang PHBS secara berkala diberi motivasi untuk selalu
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, agar tidak hanya
sekedar lewat saja pengetahuan yang telah diberikan oleh para tenaga
kesehatan dan kader. Sehingga dapat menumbuhkan kesadaran dari
diri sendiri untuk merapkan PHBS, dan berkerja sama dengan berbagai
pihak untuk mensejahterakan lingkungan sehat.
2. Prioritas yang telah ditetapkan dan yang telah dijalankan harus selalu
dipantau dan dievaluasi agar berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
Dan selalu memitivasi masyarakat agar turut menjaga kesehatan umum
dan kesehatan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Dwi Wahyu. 2010. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam
Rumah Tangga Ibu Hamil dan Ibu Pernah Hamil di Indonesia. Dari
http://dinkeslebong.net/wp-content/uploads/pdf_files/phbs_ibu_rt.pdf

Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta. Binarupa


Askara
Wibowo, Yudhi. 2010. Strata Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Strata
Fungsi Fisiologis Keluarga Desa Tambaksari Kidul Kecamatan Kembaran.
Nomer 2. Purwoketo. Mandala of healt
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Visi Nasional Promosi
Kesehatan. Jakarta. Diakses tanggal 1 Oktober 2011, dari
http://www.promosikesehatan.com/?act=profile&id=3

Manda, S., Nurahmi, dan Wahida. 2006. Pedoman Pengembangan atau Kota
Percontohan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Makasar :
Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan, Dinas Kesehatan Makasar. Diakses
tanggal 1 Oktober 2011, dari http://dinkes-
sulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf

Mardhiati, R.A. 2009. PESAN KESEHATAN : PERILAKU HIDUP BERSIH


DAN SEHAT (PHBS) ANAK USIA DINI DALAM KURIKULUM
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. Jakarta : Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Diakses tanggal 1 Oktober
2011, dari http://www.foxitsoftware.com

Anda mungkin juga menyukai