Anda di halaman 1dari 11

PERAN MELANOKORTIN PADA MELANOSIT

Natalia F. E. Mamoto
Sonny J. R. Kalangi
Ronny Karundeng

Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.


e-mail:sonnykalangi@yahoo.com

Abstract: Melanocyte, an important component of the skin pigmentation system, has the
ability to produce and distribute melanin. This skin pigmentation system consists of
melanocytes, melanosomes, tyrosinase enzymes, and the melanogenesis process. The
biochemical process of the skin pigmentation (melanogenesis) is very complex, and produces
eumelanin and pheomelanin pigments, both are tyrosine derivates. Melanocortins are found in
the forms of -MSH, -MSH, -MSH, and ACTH. Melanocortins play some important roles
in certain physiologic responses of human beings, such as: the skin pigmentation, adrenal
function, sexual function, analgesia, temperature controle, cardiovascular controle,
inflammatory process, energy homeostasis, endocrine secretion, diet-intake controle, and
autonomic function. In general, the responses are proceeded by binding of melanocortins to
their receptors.
Keyords: melanocyte, melanin, melanocortin, melanogenesis

Abstrak: Melanosit merupakan komponen penting dalam sistem pigmentasi kulit melalui
kemampuannya dalam menghasilkan dan mendistribusikan melanin. Sistem pigmentasi kulit
melibatkan melanosit, melanosom, melanin, enzim tirosinase dan proses melanogenesis.
Proses biokimia pigmentasi kulit (melanogenesis) bersifat sangat kompleks. Proses
melanogenesis ini menghasilkan pigmen eumelanin dan feomelanin. Baik eumelanin maupun
feomelanin keduanya adalah derivat tirosin melalui beberapa tahapan. Melanokortin terdiri
atas -MSH, -MSH, -MSH dan ACTH. Melanokortin terlibat dalam pengaturan respon
fisiologi manusia, yaitu pigmentasi kulit, fungsi adrenal, fungsi seksual, analgesia, kontrol
temperatur, kontrol kardiovaskuler, inflamasi, homeostasis energi, sekresi endokrin,
mengontrol asupan makanan, dan fungsi otonom. Secara umum respon ini diawali dengan
pengikatan melanokortin dengan reseptornya.
Kata kunci: melanosit, melanin, melanokortin, melanogenesis

Kulit merupakan barier utama terhadap sinar matahari yang merugikan dalam
sinar matahari serta merupakan target meningkatkan insidensi keganasan kulit,
utama dari radiasi sinar ultraviolet.1 Papa- mempercepat penuaan dini dan perubah-
ran terhadap sinar matahari memiliki efek an kulit lainnya termasuk kelainan pig-
yang menguntungkan maupun merugikan mentasi.2
terhadap tubuh manusia, tergantung pada Melanosit adalah komponen pen-
lama dan frekuensi paparan, intensitas si- ting dalam sistem pigmentasi kulit lewat
nar matahari dan menyangkut sensitivitas kemampuannya dalam menghasilkan dan
masing-masing individu. Pada populasi mendistribusikan melanin.3 Umumnya
yang banyak menghabiskan waktu di ba- melanosit ditemukan di kulit tetapi juga
wah sinar matahari, didapatkan mening- ditemukan pada beberapa tempat yang
katnya kepedulian terhadap efek paparan lain misalnya pada lepto-meningens di
1
2 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 1-11

otak dan mata.4 Pada kulit, melanosit genesis.3,9


terdapat pada lapisan basal epidermis atau Melanokortin terdiri atas -MSH,
dalam dermis di bawahnya dan -MSH, -MSH (gamma- Melanocyte
menjulurkan banyak cabang sel di antara Stimulating Hormone) dan Adreno-
keratinosit sekitarnya.5 kortikotropin (ACTH) yang berasal dari
Sistem pigmentasi kulit melibatkan proopiomelanocortin (POMC).10 Dalam
melanosit, melanosom, melanin, enzim mengatur pigmentasi kulit, melanokortin
tirosinase dan proses melanogenesis.6 berikatan dengan reseptornya yaitu
Melanosom merupakan organel spesifik MC1R yang terletak pada permukaan
yang dibentuk oleh melanosit yang melanosit.3 Aktivitas MC1R diatur oleh
merupakan tempat pembentukan melanin faktor instrinsik dan ekstrinsik dan yang
sekaligus sebagai alat transport melanin paling penting adalah radiasi ultraviolet
dari melanosit menuju keratinosit.4,6 Me- matahari.11 Keratinosit dan melanosit
lanin merupakan pigmen yang dihasilkan menyekresikan melanokortin khususnya
oleh melanosit dari polimerisasi dan -MSH dan ACTH sebagai respon
oksidasi pada proses melanogenesis dan terhadap radiasi ultraviolet matahari.
pembentukannya memerlukan adanya en- Hormon-hormon tersebut berperan se-
zim tirosinase.4,6 Enzim tirosinase berfung- bagai faktor parakrin dan autokrin terha-
si dalam oksidasi pada proses melano- dap melanosit dalam pengaturan pigmen-
genesis, secara genetik enzim tirosinase tasi kulit yang diinduksi oleh radiasi
berlokasi di dalam kromosom nomor 11.6 ultraviolet matahari.3,9,11
Pigmentasi kulit mungkin tergantung
pada beberapa pengaruh termasuk faktor MELANOSIT
keturunan/genetik (warna kulit konstitutif),
hormon dan lingkungan (warna kulit Melanosit adalah sel khusus yang
fakultatif).6-8 Faktor genetik mempenga- terdapat dalam stratum basal epidermis
ruhi ukuran satuan melanin epidermis dan atau dalam dermis di bawahnya dan
melanosom serta produksi melanin. Faktor menjulurkan banyak cabang sel yang
lingkungan seperti pajanan sinar matahari disebut dendrit di antara keratinosit seki-
meningkatkan kegiatan enzim tirosinase tarnya.5 Melanosit merupakan sel yang
sehingga meningkatkan produksi melanin dapat menyintesis enzim tirosinase, en-
dan penimbunannya di dalam keratinosit zim tersebut jika bergabung dalam me-
sehingga mencoklat (tanning).6,7 lanosom, dapat memulai sintesis dan
Pada penelitian yang dilakukan pada deposit dari melanin.14 Oleh sebab itu
tahun 1961 oleh Lerner dan McGuire melanosit adalah komponen penting da-
melaporkan bahwa penyuntikan dengan lam sistem pigmentasi kulit.3
konsentrasi tinggi dari alpha-Melanocyte
Stimulating Hormone (-MSH) dan betha- Embriogenesis melanosit
Melanocyte Stimulating Hormone (- Melanosit epidermal berkembang
MSH) pada manusia menyebabkan peng- dari krista neuralis dan bermigrasi ke
gelapan kulit. Akan tetapi penelitian ini berbagai tempat dalam bentuk melano-
tidak membuktikan peran dari melanokor- blast. Melanoblast kulit hanya terdapat di
tin secara spesifik terhadap melanosit, atau dermis yang mengalami deferensiasi
keberadaan Melanocortin-1 Receptor menjadi melanosit dan tampak dalam
(MC1R) yang spesifik pada sel-sel ini. epidermis pada kehidupan janin minggu
Nanti pada tahun 1992 oleh Mountjoy dkk kesebelas.4,15
ditemukan adanya ekspresi MC1R pada Pada minggu kedua sesudah pem-
melanosit epidermal manusia. Melanosit buahan bagian dorsal embrio menebal
yang dikultur tersebut menunjukkan res- membentuk neural plate, kemudian
pon terhadap -MSH dengan meningkat- neural plate membangun sebuah alur
kan proliferasi melanosit dan melano- yang akan menjadi neural tube dan
Mamoto, Kalangi, Karundeng: Peran Melanokortin pada Melanosit 3

kemudian membentuk spinal cord. Pada kemudian diinkubasi dalam suatu bakal
minggu ketiga sampai keempat sesudah untuk melanin yaitu DOPA. DOPA
pembuahan neural tube menutup. Sel-sel dioksidasi oleh enzim tirosinase di dalam
krista neuralis berlokasi antara neural tube melanosit untuk menghasilkan melanin
dan lapisan epidermis. Pada minggu ke- coklat tua, sedangkan sitoplasma me-
lima sesudah pembuahan sel-sel krista lanosit terpulas agak kelabu.4,7,15
neuralis bermigrasi melalui mesoderm ke Pada sajian tampak badan sel ber-
jaringan-jaringan lain. Migrasi tidak men- bentuk bulat sampai lonjong atau sedikit
capai semua tempat di tubuh secara ber- bersudut tampak di bagian basal epi-
samaan. Beberapa di antaranya menjadi dermis, tetapi selalu pada sisi epi-dermal
melanoblast yang merupakan prekursor dari membrana basalis, yang dapat
melanosit.16 Pada minggu keenam sesudah menonjol ke dermis di bawahnya.4,15
pembuahan pembentukan krista neuralis Dari sudut badan sel, biasanya tampak
menjadi lengkap.17 Pada minggu ketujuh empat atau lima cabang dendrit, yang
sesudah pem-buahan melanosit di dermis percabangannya ke arah horizontal dan
mempunyai premelanosom pada sitoplas- ke atas dalam ruang-ruang di antara
manya. Sesudah minggu ketujuh kepadat- keratinosit.4 Cabang-cabang ini menjadi
an populasi melanosit epidermis mening- semakin tipis dan akhirnya berakhir
kat dan memuncak sekitar 2300 sel/mm2 membentuk pentul kecil di permukaan
pada trimester kedua. Kemudian meng- keratinosit, kadang cabang-cabang den-
alami penurunan sampai sesudah lahir drit melanosit berjarak 100m dari badan
dengan kepadatan populasi melanosit se- selnya. Percabangan ini tampak memben-
kitar 800 sel/mm2. Pada minggu kesepuluh tuk jala-jala yang hampir kontinyu di
sesudah pembuahan melanosit sudah me- bagian basal epidermis.4 Tampak pula
ngandung melanosom dan menunjukkan membran sitoplasma yang halus.17
proses awal melanisasi.6 Dendrit melanosit memanjang di
antara keratinosit-keratinosit sekitarnya
Histologi melanosit dan dapat bergerak. Mereka dapat me-
Pada sajian kulit berpigmentasi nor- manjang atau memendek sesuai kebutuh-
mal yang diwarnai dengan hematoksilin an pada area-area berbeda di sekitar me-
eosin (HE), melanosit tidak tampak se- lanosit.16 Pada daerah dengan kepadatan
bagai sel berpigmen, karena cabang- melanosit yang kurang, dendrit melanosit
cabang sitoplasmanya sukar diamati. Se- lebih panjang dibandingkan dengan dae-
baliknya melanosit secara insidental tam- rah yang lebih padat. Sedangkan pada
pak sebagai sel jernih yang terdapat di jaringan lain seperti uvea dan retina tidak
stratum basal, oleh sebab itu melanosit di- terdapat dendrit.6
sebut sel jernih (clear cell) bersama de- Dengan mikroskop elektron terlihat
ngan sel-sel yang lain yang juga nampak melanosit berwarna pucat.15 Melanosit
sebagai sel jernih. Oleh sebab itu sulit merupakan sel kelenjar yang khas.4
untuk membedakan melanosit terhadap sel Sitoplasmanya dipenuhi dengan organel-
jernih lain-nya dengan pewarnaan HE. organel dan granula karakteristik yang
Daerah jernih di sekeliling inti sebagian disebut melanosom pada berbagai tingkat
karena sitoplasma kurang basofil daripada kematangan.6,17 Melanosit mempunyai
keratinosit sekelilingnya dalam stratum inti bulat sampai lonjong yang dikelilingi
basal, sebagian karena cenderung untuk sejumlah mitokondria dan vesikel.
mengerut.4 Bentuk selnya sukar ditetap- Melanosit juga mempunyai organel-
kan.5 organel yang lain yaitu mikro-filamen (5-
Cara terbaik untuk mengidentifikasi 7 nm), filamen inter-media (10 nm),
melanosit adalah menggunakan reaksi mikrotubulus (D=25-27 nm), retikulum
DOPA (dihydroksyphenylalanine) yaitu endoplasma halus, retikulum endoplas-
epidermis yang telah dikupas dari dermis ma kasar dengan sisterna pendek, dan
4 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 1-11

aparatus golgi yang menonjol. Filamen Peran melanosit


intermedia dan mikro-tubulus terlibat Melanosit dapat memproduksi dan
dalam pemindahan melanosom dari me- mendistribusikan melanin, karenanya
lanosit ke dalam keratinosit yang ber- berfungsi sebagai komponen penting
batasan dengannya.6,15-17 terhadap sistem pigmentasi kulit.3
Melanosit mudah dikenal karena Sebagai komponen suatu sistem
tidak mempunyai tonofibril dan desmosom
jaringan pengatur, melanosit menghasil-
namun mempunyai dendrit.6 Melanosit kan beberapa sitokin antara lain IL-1
tidak melekat dengan sel-sel lain atau (Interleukin-1), IL-6 (Interleukin-6) dan
dengan lamina basalis dengan mengguna-
TNF- (Tumor Necrotic Factor- alpha)
kan hemidesmosom, desmosom atau
yang bekerja menghambat proses me-
anchouring fibril.4,16 Tetapi melanosit me-
lanogenesis melalui penurunan aktivitas
miliki struktur yang mirip dengan des-
enzim tirosinase dan proliferasi melano-
mosom yang disebut melanocyte dense
sit.6
plate.17 Melanosit cenderung mengerut
Melanosit dapat menghasilkan neu-
karena tidak memiliki desmosom.4
ropeptida dan neuro-transmiter yang me-
Setiap melanosit berhubungan de-
rupakan komponen penting terhadap ja-
ngan 30-40 keratinosit dan beberapa sel
lur komunikasi antara kulit dan sistem
Langerhans membentuk unit melanin epi-
saraf pusat.3
dermis.3,16,17 Tidak semua daerah pada tu-
Sebagai komponen sistem imun
buh memiliki jumlah melanosit yang sama,
kulit, melanosit mampu mengekspresikan
rasio melanosit terhadap sel-sel basal epi-
molekul major histocompatibility
dermis berkisar antara 1:4 sampai 1:10.5,6
complex (MHC) kelas II, intercellular
Jumlah melanosit tiap milimeter per-
adhesion molecule-1 (ICAM-I) dan
segi lapisan kulit berbeda-beda, rata-rata
menghasilkan beberapa sitokin. Melano-
sekitar 1500 sel/mm2 dengan berat lebih
sit mampu berfungsi sebagai fagositosis
kurang satu gram.6 jumlahnya sekitar 2000
dan mempunyai melanosom yang seolah-
sel/mm2 di bagian-bagian permukaan tu-
olah bertindak sebagai lisosom (lysosome
buh yang pigmennya banyak, misalnya di
like function).6
wajah dan organ genital, sedangkan yang
di bagian tubuh lainnya jumlahnya 1000
MELANOSOM
sel/mm2.4,5,15,21 Tidak terdapat perbedaan
bermakna antara jumlah melanosit pada Melanosom adalah organel spesifik
laki-laki dan wanita demikian pula pada yang dibentuk oleh melanosit yang
perbedaan ras maupun keturunan.5-7,15,17,21 merupakan tempat pembentukan melanin
Perbedaan warna kulit disebabkan oleh: sekaligus sebagai alat transport melanin
jumlah melanin yang dihasilkan dan dari melanosit menuju keratinosit.4,6
dipindahkan,5,17 aktivitas melanosit,17,21 Istilah melanosom digunakan untuk ta-
jumlah, ukuran dan degradasi melanosom hap akhir yang memberi DOPA positif.4
dalam keratinosit,6,7,21 stadium pemben-
tukan melanin dari melanosom,22 dan agre- Proses melanisasi dalam melanosom
gasi melanin dalam keratinosit.22 Tingkat I merupakan pembentukan
Melanosit akan bertambah jumlah melanosom dari matriks protein. Pada
dan aktivitasnya karena paparan sinar tingkat ini melanosom berbentuk sferis
ultraviolet.21 Dengan bertambahnya usia, atau lonjong. Berisi enzim tirosinase dan
jumlah melanosit yang aktif mengalami sedikit filamen, namun belum ada mela-
penurunan. Sejumlah melanosit epidermal nin. Tingkat II, eumelanosom berbentuk
mulai berkurang pada umur 40 tahun, dan lonjong dengan sub-struktur yang lame-
melanosit menjadi lebih besar dan lebih lar, feo-melanosom berbentuk bulat de-
dendritik.6,16,17 ngan substruktur yang tidak teratur. Me-
lanosom berisi banyak filamen namun
Mamoto, Kalangi, Karundeng: Peran Melanokortin pada Melanosit 5

masih belum didapatkan melanin. Tingkat proses endositosis oleh keratinosit.


III, aktivitas enzim tirosinase meningkat, 4. Inokulasi secara langsung. Berkaitan
melanin telah terbentuk, dimana sebagian dengan teori Masson dari suatu
menutupi filamen sehingga gambarannya “inokulasi”. Dengan mikroskop
kabur. Tingkat IV melanosom berisi elektron menunjuk-kan bahwa
banyak melanin. 11,16,17,21 segmen dendrit berisi melanosom
menembus keratinosit dan akhirnya
Histologi melanosom melanosom lepas dan hal ini diamati
dengan mikro-sinematografi pada
Melanosom berukuran sekitar 0,6-
kultur sel.
1,3m X 0,4m ukuran tersebut di-
pengaruhi oleh faktor genetik. Melanosom
Degradasi melanosom
pada kulit hitam (Negroid) berukuran se-
kitar 1-1,3m dengan kandungan melanin Selama perpindahan sel-sel epider-
lebih banyak serta proses degradasi lebih mis ke permukaan kulit, melanosom di-
lambat dibandingkan dengan kulit putih kumpulkan dalam vesikel yang berbatas
(Kaukasoid atau Mongoloid) yang me- membran (pada ras kulit putih) disebut
miliki ukuran melanosom sekitar 0,6- kompleks melanosom yang mempunyai
0,7m.4,6 Pada permukaan dalam melano- ciri lisosom. Dalam vesikel-vesikel ini,
som terdapat lamel-lamel yang tersusun granula melanin mengalami pemecahan
konsentris ke arah sumbu panjang orga- secara bertahap oleh aktivitas enzim
nel.4 lisosom. Sebaliknya pada orang negro,
Terdapat dua jenis melanosom yang melanosom tetap sebagai granula tunggal
berhubungan dengan tipe melanin yang dalam sitoplasma keratinosit selama
dihasilkan yaitu eumelanosom yang ber- migrasi dan keratinisasi.4 Sub-struktur
bentuk elips dan berisi matriks fibriler dan dari melanosom didegradasi secara en-
feomelanosom yang bentuknya bermacam- zimatik, tetapi polimer melanin yang
macam, kebanyakan bulat dan berisi ma- disebut “melanin dust” bersifat sangat
triks vesikuloglobular.11 stabil.17 Tidak diketahui enzim apa yang
mendegradasi polimer melanin.16 Me-
Transfer melanosom ke keratinosit lanosom didegradasi di dalam keratinosit
selama keratinosit naik menuju per-
Setelah melanosom mengalami mela- mukaan epidermis dan akhirnya “mela-
nisasi (tingkat III dan IV) kemudian nin dust” hilang bersama lepasnya
melanosom dipindahkan ke dalam kera- stratum korneum.8,21
tinosit.6 Selanjutnya melanosom ditransfer
oleh filamen intermedia menuju ke ujung MELANIN
dendrit melanosit.17 Mekanisme sebenar-
nya pemindahan ini, yaitu granula melanin Melanin merupakan pigmen yang
yang utuh ditimbun dalam sitoplasma dihasilkan oleh melanosit dari polimeri-
keratinosit, belum diketahui dengan pasti.4 sasi dan oksidasi pada proses melanoge-
Proses pemindahan ini diduga terjadi nesis dan pembentukannya memerlukan
dalam beberapa hal, antara lain:4 adanya enzim tirosinase.4,6
1. Proses “penjepitan” ujung dendrit yang Istilah granula melanin digunakan
menuju keratinosit diikuti dengan dalam mikroskop cahaya dan terdiri atas
proses “mencerna” dan memindahkan melanosom yang berisi melanin.4
ke keratinosit.
2. Adanya “membran” antara melanosit Jenis-jenis melanin
dan keratinosit yang membentuk jalan Terdapat dua tipe pigmen mela-
bagi pelepasan melanosom. nin utama, antara lain :
3. Lepasnya melanosom dari melanosit 1. Eumelanin
menuju ruang interseluler diikuti Pigmen ini memberikan warna
6 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 1-11

coklat atau coklat gelap dan hitam. mengalami perubahan bentuk menjadi
Tidak larut dalam semua macam larut- 5,6 dihidroksiindol dan 5,6 dihidroksi-
an, mempunyai berat molekul tinggi, indol 2 asam karboksilik. Pada tahap
mengandung nitrogen dan terjadi oleh akhir pembentukan pigmen eumelanin
karena proses oksidasi dan polimer- apakah lebih dipengaruhi oleh polimer-
isasi bentuk 5,6 dihidroksiindol dan isasi senyawa 5,6 dihidroksiindol atau
5,6 dihidroksiindol 2 asam karboksil. 5,6 dihidroksiindol 2 asam karboksilik
2. Feomelanin sampai saat ini masih kontroversial.
Pigmen ini memberi warna cerah, Pada jalur feomelanogenesis, pe-
yaitu kuning hingga coklat kemerahan. nambahan kelompok sulfhidril (sistein
Larut terutama dalam alkali, mengan- ataupun glutation) pada senyawa dopa-
dung nitrogen dan sulfur dan terjadi kuinon, akan menyebabkan reaksi non-
oleh karena proses polimerisasi sistenil enzimatis secara cepat pada metabolisme
dopa. melanosit sehingga terbentuk senyawa
Selain itu juga dikenal tipe pigmen sisteinildopa. Kemudian senyawa ini
yang lain, yaitu oksimelanin, trichrome, mengalami oksidasi menjadi benzotizi-
melanin campuran (mixed type melanins) nilalanin sampai pada tahap terbentuknya
dan neuromelanin.6 pigmen feomelanin.6

Fungsi melanin MELANOKORTIN


 Memberi warna pada kulit Melanokortin terdiri atas -MSH,
 Sebagai substansi fotoproteksi (tabir -MSH, -MSH dan ACTH.9,10,24 Rang-
surya alami) kaian asam amino dari melanokortin di-
 Sebagai komponen pengikat obat murnikan dan dirangkaikan pada tahun
(drugs-binding agents) 1950an menunjukkan  dan -MSH dan
 Sebagai “energy tranducer” melanin ACTH.24 Melanokortin berasal dari suatu
mampu mengubah beberapa bentuk prohormon yaitu POMC.10 POMC dieks-
energi menjadi panas dan kemudian presikan dan mengalami pemecahan se-
dilepaskan.6 cara proteolitik pada sejumlah tempat di
tubuh misalnya kelenjar hipofisis dan
Melanogenesis kulit, dimana keratinosit kelihatannya
merupakan sumber utama dari peptida
Proses biokimia pigmentasi kulit
ini. POMC juga dihasilkan dalam
(melanogenesis) bersifat sangat kompleks.
melanosit, sel Langerhans dan sistem
Proses melanogenesis ini menghasilkan
imun.3,16,25
pigmen eumelanin dan feomelanin. Baik
Melanokortin terlibat dalam peng-
eumelanin maupun feomelanin keduanya
aturan yang luas dari respon fisiologi
adalah derivat tirosin melalui beberapa
manusia yaitu pigmentasi kulit, fungsi
tahapan.
adrenal, fungsi seksual, analgesia, kon-
Tirosin mengalami proses oksidasi
trol temperatur, kontrol kardio-vaskuler,
menjadi 3,4-dihidroksi-fenilalanin (DOPA)
inflamasi, homeostasis energi, sekresi
oleh aktivitas enzim tirosinase dan kemu-
endokrin, mengontrol masukan makanan,
dian dioksidasi lagi menjadi bentuk dopa-
dan fungsi otonom.22,24-26 Secara umum
kuinon. Setelah tahap ini, jalur melano-
respon ini diawali dengan pengikatan
genesis terbagi menjadi dua bagian, yaitu
melanokortin dengan reseptornya.5
eumelanogenesis dan feomelanogenesis.
Pada jalur eumelanogenesis, senya-
Biosintesis dan sekresi melanokortin
wa dopakuinon mengalami oksidasi men-
jadi bentuk leuko-dopakrom (siklodopa) ACTH dan -lipotropin berasal dari
yang secara cepat pula berubah menjadi molekul protein yang lebih besar yang
bentuk dopakrom. Selanjutnya dopakrom dihasilkan oleh sel-sel kortikotrop pars
Mamoto, Kalangi, Karundeng: Peran Melanokortin pada Melanosit 7

distalis kelenjar hipofisis dan sel basofil asam amino.4,14


pars intermedia kelenjar hipofisis yang Beta lipotropin (-LPH) adalah
diduga identik dengan kortikotrop. Bakal suatu polipeptida linear dengan 91 asam
molekul ini diberi nama ACTH besar atau amino, yang terdiri dari rangkaian asam
pro-opikortin atau POMC. Di sel-sel amino -endorfin (yang selanjutnya
kortikotrop pars distalis POMC dibelah berisi rangkaian asam amino met-
menjadi ACTH dan -lipotropin oleh enkephalin). -lipotropin dan meten-
Prohormon Convertase-1 (PC-1), sedang- kephalin berikatan pada reseptor opiat.4
kan di sel-sel basofil pars intermedia CLIP dan -endorfin tidak me-
mengalami hidrolisis selanjutnya menjadi nunjukkan fungsi fisiologis.4
-MSH, -MSH, Corticotropin-like
Intermediate Lobe Peptida (CLIP), -
RESEPTOR MELANOKORTIN
endorfin, -endorfin dan metenkafalin oleh
Prohormon Convertase -2 (PC-2).4,9,27 Reseptor melanokortin merupa-
Pars intermedia pada manusia hanya kan bagian dari G-protein-coupled
merupakan 2% dari kelenjar hipofisis, receptors (GPCRs) dengan tujuh helix
sedangkan sebagian besar sel-sel di transmembran, dan merupakan reseptor
primodium pars intermedia bermigrasi ke G-protein-coupled yang terkecil.24
pars distalis dan disini menyusun ACTH GPCRs menyebabkan produksi zat siklik
dan -lipotropin.4 Tempat utama yang adenosin monofosfat (cAMP) sebagai
menghasilkan MSH adalah pars intermedia respon dari rangsangan peptida.25
dari kelenjar hipofisis. Karena pars Terdapat lima reseptor melanokortin
intermedia pada manusia hanya sedikit yang sudah berhasil diklon yaitu Re-
maka hanya mensekresi dengan jumlah septor melanokortin 1 (MC1R), Reseptor
yang sedikit kecuali pada keadaan melanokortin-2 (MC2R), Reseptor mela-
patologi.3 nokortin-3 (MC3R), Reseptor melano-
Selain di hipofisis, melanokortin di- kortin-4 (MC4R) dan Reseptor melano-
hasilkan juga di kulit. Keratinosit epi- kortin-5 (MC5R).24
dermal merupakan sumber utama dari pep-
tida ini, selain itu melanokortin dihasilkan MC1R
juga oleh melanosit dan sel langerhans.3,9
Reseptor melanokortin-1 (MC1R)
Keratinosit dan melanosit mensekresikan disebut juga Melanocyte Stimulating
melanokortin khususnya -MSH dan Hormone Receptor (MSH-R) atau Mela-
ACTH sebagai respon terhadap radiasi notropin receptor.22 MC1R terdiri atas
ultraviolet dari sinar matahari. Oleh sebab 317 asam amino, merupakan reseptor
itu melanokortin dapat berperan sebagai untuk MSH dan ACTH.11,24,29,30 MC1R
faktor parakrin dan autokrin dalam peng- terletak pada kromosom 16q24.3.3,11,29
aturan melanosit dan pigmentasi kulit.3,11 Diekspresikan oleh melanosit dan leko-
sit31 Pada setiap melanosit di epidermis
Struktur melanokortin kira-kira terdapat 1000 tempat pengikat-
Adrenokortikotropin adalah polipep- an.9,25 MC1R berperan dalam pigmentasi
tida sederhana terdiri atas 39 asam amino, dan infla-masi.31 Afinitasnya terhadap -
dimana 23 dari rangkaian pertama mem- MSH ≥ ACTH > -MSH >> -MSH.11,24
punyai aktivitas hormon penuh dan -MSH memiliki afinitas yang paling
sebagai inti yang aktif.4,27 kecil terhadap MC1R, sehingga tidak
MSH adalah suatu polipeptida mem-punyai peran yang berarti terhadap
yang terdapat dalam tiga bentuk yaitu - pig-mentasi kulit.9 Aktivitas dari MC1R
MSH, -MSH dan -MSH. -MSH terdiri diatur oleh faktor instrinsik dan
atas 13 asam amino, -MSH terdiri atas 18 ekstrinsik dimana dan paling penting
asam amino dan -MSH terdiri atas 12 adalah radiasi ultraviolet matahari.3
8 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 1-11

MC2R dan dermatitis.11,24,31


Reseptor melanokortin-2 (MC2R)
disebut juga Adrenocorticotrophic Hor- Mekanisme kerja melanokortin
mone Receptor (ACTH-R).22,24 MC2R Dalam mengatur pigmen-tasi
terdiri dari 297 asam amino dan dieks- kulit melanokortin berikatan dengan
presikan di korteks adrenal. Diaktifkan reseptornya yaitu MC1R yang terletak
secara selektif oleh ACTH.11,22,26,33 Ber- pada permukaan melanosit.3 Sesudah
peran dalam sekresi steroid.26 berikatan dengan MC1R, bagian reseptor
yang menonjol ke dalam membran sel
MC3R diaktifkan menjadi enzim protein adenil
siklase. Enzim ini selanjutnya menyebab-
Reseptor melanokortin-3 (MC3R)
kan konversi adenosin trifosfat (ATP)
terdiri dari 360 asam amino dan diekspresi
sitoplasmik menjadi cAMP intraseluler.
di otak, plasenta dan gut.22,24,31,33 MC3R
Kemudian cAMP akan menyebabkan
berperan dalam homeostasis energi tetapi
pengaktifan protein kinase A (PKA) yang
tidak berperan dalam pigmentasi.11,24,26
selanjutnya akan mengaktifkan trans-
kripsi gen tirosinase yang berlokasi di
MC4R
kromosom 11 dengan beberapa meka-
Pada tahun 1993 Gantz dkk nisme. Gen ini kemudian ditranslasi ke
melaporkan kloning, akspresi dan lokasi dalam peptida pada retikulum endo-
gen dari Reseptor melanokortin-4 plasma kasar. Vesikel dari retikulum
(MC4R). MC4R terdiri dari 332 asam endoplasma kasar mengantar enzim
amino dan diekspresikan di otak.22,24,31,33 tirosinase ini ke badan golgi. Bentuk
MC4R berlokasi pada kromosom 18q22 terglikosilasi dari tirosinase diangkut dari
dan dikode oleh single exon. Meskipun badan golgi pada vesikel clathrin-coated
MC4R ditemukan sepanjang sistem saraf lewat sitoplasma ke melanosom dan
pusat, tetapi ekspresi MC4R yang bergabung dengan melanosom tersebut.
terbanyak terdapat pada hipotalamus, yang Melanosom dibentuk dari retikulum
merupakan bagian otak pengatur masukan endoplasma halus. Dengan bergabungnya
makanan dan kontrol berat badan. MC4R vesikel ini dengan melanosom maka
berperan dalam pengaturan berat badan, pembentukan melanin dimulai.16,35
fungsi seksual, keadaan emosi, respons Transduksi sinyal reseptor MSH
stress dan lain-lain, tetapi tidak berperan mungkin juga dapat berpasangan dengan
dalam pigmentasi.11,24,34 Peran MC4R phospolipase C. Melanokortin berikatan
dalam pengaturan berat badan dan dengan reseptornya yaitu MC1R pada
masukan makanan dapat dimanfaatkan permukaan melanosit kemudian meng-
untuk pengobatan obesitas sebagai efek aktifkan enzim fosfolipase C yang mele-
sekunder dari obat-obat agonis MC4R.34 kat pada bagian dalam tonjolan reseptor.
Enzim ini selanjutnya akan menyebabkan
MC5R pecahnya beberapa fosfolipid dalam
Reseptor melanokortin-5 (MC5R) membran sel menjadi inositol tri-
terdiri dari 325 asam amino dan phosphate (IP3) dan diasilgliserol (DAG).
diekspresikan pada kelenjar eksokrin dan IP3 terutama memobilisasi ion kalsium
otak.31 MC5R terutama berperan dalam intraseluler dari retikulum endoplasma
pengaturan fungsi kelenjar eksokrin dan mitokondria. Kemudian ion kalsium
khususnya sekresi kelenjar sebaseus dan akan membangkitkan semua efek second
respon imun tetapi tidak berperan dalam messenger-nya. DAG kemudian meng-
pigmentasi. Peran MC5R dalam peng- aktifkan enzim protein kinase C, enzim
aturan sekresi kelenjar sebaseus dapat ini memainkan peranan dalam mening-
dimanfaatkan sebagai pengobatan terha- katkan proliferasi sel.11,35
dap gangguan pada kulit misalnya jerawat
Mamoto, Kalangi, Karundeng: Peran Melanokortin pada Melanosit 9

PEMBAHASAN pembentukan melanoma. Eumelanin


tersebut akan berada di atas inti sel dan
Tempat utama yang menghasilkan
membentuk semacam perisai terhadap
MSH adalah pars intermedia dari kelenjar
inti sel dari melanosit dan keratinosit
hipofisis. Karena pars intermedia pada
yang akan melindungi DNA.9,32,36
manusia sedikit maka hanya menyekresi
Peran melanokortin selain me-
MSH dalam jumlah yang sedikit kecuali
rangsang melanogenesis dan proliferasi
pada keadaan patologi. Meskipun begitu
sel juga merangsang pembentukan den-
-MSH dan melanokortin yang lain di-
drit pada melanosit. Karena dendrit
hasilkan juga di kulit.3 Melanokortin yang
penting dalam pembentukan unit melanin
dihasilkan secara lokal di kulit dapat
epidermal dan transfer melanin, sehingga
mengatur melanogenesis lewat mekanisme
parakrin dan autokrin.11 Keratinosit dan pengaturan pembentukan dendrit oleh -
MSH menjadi sangat perlu untuk pig-
melanosit menyekresikan melanokortin
mentasi kulit. Akan tetapi masih belum
sebagai respon terhadap radiasi ultraviolet
dari sinar matahari. Oleh sebab itu melano- jelas bagaimana peran -MSH dalam
kortin dapat berperan sebagai faktor merangsang pembentukan dendrit
3,11
parakrin dan autokrin dalam pengaturan melanosit.
melanosit dan pigmentasi kulit.3,9,11
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian Malek ZA
dkk terhadap melanosit epidermal yang Sistem pigmentasi kulit melibat-
normal, mereka berpendapat bahwa di kan melanosit, melanosom, melanin,
antara hormon-hormon melanokortin, yang enzim tirosinase dan proses melano-
sangat berperan dalam pengaturan secara genesis. Pigmentasi kulit mungkin ter-
fisiologi terhadap pigmentasi kulit adalah gantung pada beberapa pengaruh terma-
-MSH dan ACTH. Hal ini disebabkan suk faktor keturunan/genetik (warna kulit
karena afinitas melanosit epidermal konstitutif), hormon dan lingkungan
terhadap -MSH atau ACTH lebih tinggi (warna kulit fakul-tatif).
dibandingkan dengan afinitasnya terhadap Salah satu hormon yang terga-
-MSH maupun -MSH. Dan yang paling bung dalam melanokortin khusus-nya -
MSH dan ACTH dapat merangsang
kurang efektif adalah -MSH, oleh sebab
melanogenesis pada melanosit dengan
itu -MSH tidak memiliki peran yang
berikatan pada reseptornya yaitu MC1R
berarti terhadap pigmentasi kulit.9,11
yang terletak pada permukaan melanosit.
Melanokortin dapat merangsang
Aktivitas dari MC1R diatur oleh faktor
melanogenesis khususnya pembentukan
instrinsik dan ekstrinsik dan yang paling
eumelanin dengan meningkatkan aktifitas
penting adalah radiasi ultraviolet
dari enzim tirosinase, proliferasi sel dan
matahari. Sebagai respon terhadap radiasi
pembentukan dendrit terhadap melanosit
ultraviolet matahari, keratinosit dan
epidermal. Selain itu melanokortin juga
melanosit mensekresikan melanokortin
meningkatkan transfer melanosom ke
khususnya -MSH dan ACTH. Hormon-
keratinosit, merangsang reorganisasi sito-
hormon tersebut berperan sebagai faktor
skeletal, merangsang perlekatan melanosit
parakrin dan autokrin terhadap melanosit
ke laminin dan fibronektin, dan mengham-
dalam pengaturan pigmentasi kulit yang
bat TNF- yang dirangsang oleh ICAM-1
diinduksi oleh radiasi ultraviolet ma-
pada melanosit normal dan ganas.3,9,11,33
tahari sehingga dapat melindungi dari
Peningkatan sintesis eumelanin berfungsi
kerusakan DNA yang dapat ditimbulkan
untuk melindungi melanosit dan
oleh radiasi sinar ultraviolet terhadap
keratinosit dari kerusakan DNA oleh
melanosit dan keratinosit.
paparan sinar matahari, sehingga dapat
mempertahankan kestabilan gen di
melanosit dan mengurangi kesempatan
10 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 1-11

DAFTAR PUSTAKA 2006)


14. Jimbow K. Biology of melanocyte. In:
1. Noormaini, Widjaja ES. Terbakar surya
Fitzpatrick TB. Dermatology in
(sun burn). Berkala Ilmu Penyakit Kulit
General Medicine. 4th ed. New York:
dan Kelamin 2002; 14: 1-7
Mc Graw-Hill; 1993: p.261-285
2. Widianingsih NPS, Lumintang H.
15. Fitrie A. Histologi dari melanosit. 2004.
Pemakai-an tabir surya (sunscreen). Available from: http://library.usu.ac.id
Berkala Ilmu Penyakit Kulit dan
(22 Mei 2006)
Kelamin 2002; 14: 109-121
16. Nordlund JJ. Introduction to the biology
3. Tsamali M, Ancans J, Thody AJ.
of the pigment system. In: Moschella
Melano-cyte function and its control by SL, Hurley HJ. Dermatology. 3rd ed.
melanocortin peptides. J Histochem
Philadelphia: W.B. Saunders
Cytochem 2002; 50(2): 125-134.
Company; 1992: p.1471-1438
Available from: http://www.jhc. org 17. Nordlund JJ, Lorton CA. Disorders of
/cgi/content/full/50/5/125 (22 Mei 2006) pigmentation. In: Orkin M, Maibach
4. Geneser F. Buku Teks Histologi.
HI, Dahl MV. Dermatology. 1st ed.
Gunawijaya FA (alih bahasa). Jakarta:
Connecticut: Appleton & Lange;
Binarupa Aksara; 1994: hal. 71-75, 240- 1991: p.261-267
248 18. Kiernan J. Development of the nervous
5. Fawcett DW. Buku Ajar Histologi. Edisi
system. Available from: http://www.
12. Tambajong J (alih bahasa). Hartanto
publish.uwo.ca/~jkiernan/anfound.htm
H (editor). Jakarta: EGC; 1994: hal. 477 (20 Agustus 2006)
6. Damayanti N, Listiawan MY. Fisiologi
19. Anonimus. Veterinary histology. Avail-
dan biokimia pigmentasi kulit. Berkala
able from: http://education. Vetmed.vt.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin 2004;
edu/Curriculum/VM8054/Labs/Lab14/
16: 156-162 EXAMPLES/Exmelano.htm (12 Juli
7. Leeson CR, Leeson TS, Paparo AA.
2006)
Buku Ajar Histologi. Edisi 5.
20. Wang B. The physiology of skin. 2000.
Tambajong J (alih bahasa). Jakarta:
Available from: http://sprojects.mmi.
EGC; 1996: hal. 311-313 mcgill.ca/dermatology/physiology.htm
8. Cholis M. Patogenesis melasma. Majalah
(13 Juli 2006)
Kedokteran Indonesia 1995; 45: 580-
21. Christina M, Agusni I. Zat-zat pemutih
587
kulit (skin bleaching agents). Berkala
9. Malek ZA. The Melanocortin-1 receptor
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
and human pigmentation. Ann NY Acad 1994; 6: 245-269
Sci 1999; 885: 117-133
22. Anonimus: Melanocortin receptors
10. Wikipedia. Melanocyte-stimulating hormo-
(MC1R; MC2R; MC3R; MC4R; and
ne. Available from: http://en.wikipedia. MC5R) antibodies. 1996. Available
org/wiki/melanocyte-stimulating hor- from: http:// www.4adi.com (2
mone (cited 24 Juni 2006)
Agustus 2006)
11. Slominski A. Melanin pigmentation in
23. King RA, Summers CG, Haefemeyer
mammalian skin and its hormonal JW, LeRoy B. Facts about albinism.
regulation. Phys Rev 2004; 84: 1155- Available from: http://www
1228. Available from: http://physrev.
www.albinism.med.umn.
physiology.org/cgi/content/full/84/4/115
edu/facts.htm (20 Agustus 2006)
5 (23 Mei 2006)
24. Catania A, Gatti S, Colombo G, Lipton
12. Kalangi SJR. Penuntun teori dan prak-
JM. Targetting melanocortin receptors
tikum histologi: Integumen. Manado: as a novel strategy to control
Bagian Anatomi Histologi FK Unsrat;
inflammation. Pharmacol Rev 2004;
2004
56: 1-29
13. Hammersen F. Sobotta/Hammersen 25. Roberts DW. Quantitative analysis of
Histology, Color Atlas of Microscopic MC1R gene expression in human skin
Anatomy. Urban & Schwarzenberg,
cell cultures. Pigment cell res 2006;
Baltimore. 1985: p.206. Available from:
19: 76-78
http://www.esg.montana.edu/ 26. Gantz I, Fong TM. The melanocortin
esg/kla/ta/stratum/jpg (20 Agustus system. AJP Endocrinol Metab 2003;
Mamoto, Kalangi, Karundeng: Peran Melanokortin pada Melanos 11

284: E468-E474 http://ghr.nlm.nih.gov/gene=mc1r (19


27. Messer WS. Pituitary hormones II 2000. Agustus 2006)
Available from: http://www.neurosci. 33. Muceniece R. Melanocortin receptors:
pharm. utoledo.edu (18 Agustus 2006) from cloning to selective ligands.
28. Anonimus. POMC processing. Available 1999. Available from:
from: http://www.copewithcytokines.de/ http://www3.acadlib.iv/
cope504.cgi?012040 (18 Agustus 2006) greydoc/mucenieces-disertacija/
29. Rees JL. The melanocortin 1 reseptor diserta-cija.doc (18 Agustus 2006)
(MC1R): more than just red hair. 34. Lee MR. MC4R variants and measures of
Pigment Cell Res 2000; 13: 135-140. adiposity in the general population.
Available from: http://www.derm.med. 2006. (Cited 20 september 2006)
ed.ac.uk/PDF/morethajustredhair.pdf 35. Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi.
(30 Juli 2006) Edisi 9. Setiawan I (editor). Jakarta:
30. Rees JL. Genetics of hair and skin color. EGC; 1997: hal. 1159-1169, 1216
Ann Rev Genet 2003; 37: 67-90. 36. Chin L. Advances in malignant
Available from: http://www.derm.med. melanoma: genetic insights from
ed.ac.uk (5 Juni 2006) mouse and man. Bioscience 2006; 11:
31. Denef C. Research projects. 2002. 928-942. Available from:
Available from: http://www.med.kuleu- http://www.bioscience.
ven.ac.be/ farmaco (20 Mei 2006) org/2006/v11/af/1849/fig2.jpg.files
32. Anonimus. MC1R. 2005. Available from: (18 Agustus 2006).

Anda mungkin juga menyukai