Natalia F. E. Mamoto
Sonny J. R. Kalangi
Ronny Karundeng
Abstract: Melanocyte, an important component of the skin pigmentation system, has the
ability to produce and distribute melanin. This skin pigmentation system consists of
melanocytes, melanosomes, tyrosinase enzymes, and the melanogenesis process. The
biochemical process of the skin pigmentation (melanogenesis) is very complex, and produces
eumelanin and pheomelanin pigments, both are tyrosine derivates. Melanocortins are found in
the forms of -MSH, -MSH, -MSH, and ACTH. Melanocortins play some important roles
in certain physiologic responses of human beings, such as: the skin pigmentation, adrenal
function, sexual function, analgesia, temperature controle, cardiovascular controle,
inflammatory process, energy homeostasis, endocrine secretion, diet-intake controle, and
autonomic function. In general, the responses are proceeded by binding of melanocortins to
their receptors.
Keyords: melanocyte, melanin, melanocortin, melanogenesis
Abstrak: Melanosit merupakan komponen penting dalam sistem pigmentasi kulit melalui
kemampuannya dalam menghasilkan dan mendistribusikan melanin. Sistem pigmentasi kulit
melibatkan melanosit, melanosom, melanin, enzim tirosinase dan proses melanogenesis.
Proses biokimia pigmentasi kulit (melanogenesis) bersifat sangat kompleks. Proses
melanogenesis ini menghasilkan pigmen eumelanin dan feomelanin. Baik eumelanin maupun
feomelanin keduanya adalah derivat tirosin melalui beberapa tahapan. Melanokortin terdiri
atas -MSH, -MSH, -MSH dan ACTH. Melanokortin terlibat dalam pengaturan respon
fisiologi manusia, yaitu pigmentasi kulit, fungsi adrenal, fungsi seksual, analgesia, kontrol
temperatur, kontrol kardiovaskuler, inflamasi, homeostasis energi, sekresi endokrin,
mengontrol asupan makanan, dan fungsi otonom. Secara umum respon ini diawali dengan
pengikatan melanokortin dengan reseptornya.
Kata kunci: melanosit, melanin, melanokortin, melanogenesis
Kulit merupakan barier utama terhadap sinar matahari yang merugikan dalam
sinar matahari serta merupakan target meningkatkan insidensi keganasan kulit,
utama dari radiasi sinar ultraviolet.1 Papa- mempercepat penuaan dini dan perubah-
ran terhadap sinar matahari memiliki efek an kulit lainnya termasuk kelainan pig-
yang menguntungkan maupun merugikan mentasi.2
terhadap tubuh manusia, tergantung pada Melanosit adalah komponen pen-
lama dan frekuensi paparan, intensitas si- ting dalam sistem pigmentasi kulit lewat
nar matahari dan menyangkut sensitivitas kemampuannya dalam menghasilkan dan
masing-masing individu. Pada populasi mendistribusikan melanin.3 Umumnya
yang banyak menghabiskan waktu di ba- melanosit ditemukan di kulit tetapi juga
wah sinar matahari, didapatkan mening- ditemukan pada beberapa tempat yang
katnya kepedulian terhadap efek paparan lain misalnya pada lepto-meningens di
1
2 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 1-11
kemudian membentuk spinal cord. Pada kemudian diinkubasi dalam suatu bakal
minggu ketiga sampai keempat sesudah untuk melanin yaitu DOPA. DOPA
pembuahan neural tube menutup. Sel-sel dioksidasi oleh enzim tirosinase di dalam
krista neuralis berlokasi antara neural tube melanosit untuk menghasilkan melanin
dan lapisan epidermis. Pada minggu ke- coklat tua, sedangkan sitoplasma me-
lima sesudah pembuahan sel-sel krista lanosit terpulas agak kelabu.4,7,15
neuralis bermigrasi melalui mesoderm ke Pada sajian tampak badan sel ber-
jaringan-jaringan lain. Migrasi tidak men- bentuk bulat sampai lonjong atau sedikit
capai semua tempat di tubuh secara ber- bersudut tampak di bagian basal epi-
samaan. Beberapa di antaranya menjadi dermis, tetapi selalu pada sisi epi-dermal
melanoblast yang merupakan prekursor dari membrana basalis, yang dapat
melanosit.16 Pada minggu keenam sesudah menonjol ke dermis di bawahnya.4,15
pembuahan pembentukan krista neuralis Dari sudut badan sel, biasanya tampak
menjadi lengkap.17 Pada minggu ketujuh empat atau lima cabang dendrit, yang
sesudah pem-buahan melanosit di dermis percabangannya ke arah horizontal dan
mempunyai premelanosom pada sitoplas- ke atas dalam ruang-ruang di antara
manya. Sesudah minggu ketujuh kepadat- keratinosit.4 Cabang-cabang ini menjadi
an populasi melanosit epidermis mening- semakin tipis dan akhirnya berakhir
kat dan memuncak sekitar 2300 sel/mm2 membentuk pentul kecil di permukaan
pada trimester kedua. Kemudian meng- keratinosit, kadang cabang-cabang den-
alami penurunan sampai sesudah lahir drit melanosit berjarak 100m dari badan
dengan kepadatan populasi melanosit se- selnya. Percabangan ini tampak memben-
kitar 800 sel/mm2. Pada minggu kesepuluh tuk jala-jala yang hampir kontinyu di
sesudah pembuahan melanosit sudah me- bagian basal epidermis.4 Tampak pula
ngandung melanosom dan menunjukkan membran sitoplasma yang halus.17
proses awal melanisasi.6 Dendrit melanosit memanjang di
antara keratinosit-keratinosit sekitarnya
Histologi melanosit dan dapat bergerak. Mereka dapat me-
Pada sajian kulit berpigmentasi nor- manjang atau memendek sesuai kebutuh-
mal yang diwarnai dengan hematoksilin an pada area-area berbeda di sekitar me-
eosin (HE), melanosit tidak tampak se- lanosit.16 Pada daerah dengan kepadatan
bagai sel berpigmen, karena cabang- melanosit yang kurang, dendrit melanosit
cabang sitoplasmanya sukar diamati. Se- lebih panjang dibandingkan dengan dae-
baliknya melanosit secara insidental tam- rah yang lebih padat. Sedangkan pada
pak sebagai sel jernih yang terdapat di jaringan lain seperti uvea dan retina tidak
stratum basal, oleh sebab itu melanosit di- terdapat dendrit.6
sebut sel jernih (clear cell) bersama de- Dengan mikroskop elektron terlihat
ngan sel-sel yang lain yang juga nampak melanosit berwarna pucat.15 Melanosit
sebagai sel jernih. Oleh sebab itu sulit merupakan sel kelenjar yang khas.4
untuk membedakan melanosit terhadap sel Sitoplasmanya dipenuhi dengan organel-
jernih lain-nya dengan pewarnaan HE. organel dan granula karakteristik yang
Daerah jernih di sekeliling inti sebagian disebut melanosom pada berbagai tingkat
karena sitoplasma kurang basofil daripada kematangan.6,17 Melanosit mempunyai
keratinosit sekelilingnya dalam stratum inti bulat sampai lonjong yang dikelilingi
basal, sebagian karena cenderung untuk sejumlah mitokondria dan vesikel.
mengerut.4 Bentuk selnya sukar ditetap- Melanosit juga mempunyai organel-
kan.5 organel yang lain yaitu mikro-filamen (5-
Cara terbaik untuk mengidentifikasi 7 nm), filamen inter-media (10 nm),
melanosit adalah menggunakan reaksi mikrotubulus (D=25-27 nm), retikulum
DOPA (dihydroksyphenylalanine) yaitu endoplasma halus, retikulum endoplas-
epidermis yang telah dikupas dari dermis ma kasar dengan sisterna pendek, dan
4 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 1-11
coklat atau coklat gelap dan hitam. mengalami perubahan bentuk menjadi
Tidak larut dalam semua macam larut- 5,6 dihidroksiindol dan 5,6 dihidroksi-
an, mempunyai berat molekul tinggi, indol 2 asam karboksilik. Pada tahap
mengandung nitrogen dan terjadi oleh akhir pembentukan pigmen eumelanin
karena proses oksidasi dan polimer- apakah lebih dipengaruhi oleh polimer-
isasi bentuk 5,6 dihidroksiindol dan isasi senyawa 5,6 dihidroksiindol atau
5,6 dihidroksiindol 2 asam karboksil. 5,6 dihidroksiindol 2 asam karboksilik
2. Feomelanin sampai saat ini masih kontroversial.
Pigmen ini memberi warna cerah, Pada jalur feomelanogenesis, pe-
yaitu kuning hingga coklat kemerahan. nambahan kelompok sulfhidril (sistein
Larut terutama dalam alkali, mengan- ataupun glutation) pada senyawa dopa-
dung nitrogen dan sulfur dan terjadi kuinon, akan menyebabkan reaksi non-
oleh karena proses polimerisasi sistenil enzimatis secara cepat pada metabolisme
dopa. melanosit sehingga terbentuk senyawa
Selain itu juga dikenal tipe pigmen sisteinildopa. Kemudian senyawa ini
yang lain, yaitu oksimelanin, trichrome, mengalami oksidasi menjadi benzotizi-
melanin campuran (mixed type melanins) nilalanin sampai pada tahap terbentuknya
dan neuromelanin.6 pigmen feomelanin.6