Anda di halaman 1dari 26

PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

PADA TATANAN RUMAH TANGGA

Tugas Kelompok 1
Disusun Oleh:
1. Fitra Suhanda Labangun (2213201043)
2. Sela Arianti Kiramang (2213201051)
3. Nurul Hikma (2213201050)
4. Osniwati Kumiis (2213201052)
5. Andika Syahputra Dg Patta (2213201044)
6. Frandino Angkadai (2213201053)
7. Arnita N. Pakaya (2213201054)
8. Siti Rabia (2213201055)
9. Devi Triayana Saluki (2213201058)
10. Arinda Kristiawati Maurani (2213201056)

Dosen Pengampuh: RAMLI, SKM.,M.Kes

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS TOMPOTIKA LUWUK
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i


BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 3

1.3. Tujuan ..................................................................................................... 3

BAB II .................................................................................................................... 4
PEMABAHASAN ................................................................................................. 4
2.1. Pengertian PHBS ........................................................................................ 4

2.2. PHBS di tatanan Rumah Tangga .............................................................. 5

2.3. Indikator PHBS di tatanan Rumah Tangga ............................................ 6

2.3.1. Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan ............................... 6

2.3.2. Memberi ASI Eksklusif .................................................................. 8

2.3.3. Menimbang Bayi dan BALITA ................................................... 11

2.3.4. Menggunakan Air Bersih ............................................................. 12

2.3.5. Mencuci Tangan dengan Air Besih dan Sabun .......................... 13

2.3.6. Menggunakan Jamban Sehat ....................................................... 14

2.3.7. Memberantas Jentik di Rumah ................................................... 15

2.3.8. Makan Buah dan Sayur Setiap Hari ........................................... 18

2.3.9. Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari....................................... 20

2.9.10. Tidak Merokok di Dalam Rumah ............................................... 21

BAB III ................................................................................................................. 23


PENUTUP ............................................................................................................ 23
3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena sehat
merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk
meningkatkan produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Orang bijak mengatakan bahwa sehat bukan segalanya tetapi tanpa kesehatan
segalanya menjadi tidak berarti. Karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan
ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga dan semua pihak.(Dedi Sempurna
Putra Karim, 2018)
Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019,
menetapkan visi untuk Indonesia yaitu terwujudnya Indonesia yang berdaulat
mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Maka pembangunan
kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Permenkes RI Nomor 39 tahun 2016 menyatakan, bahwa program indonesia
sehat dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Oleh sebab itu, setiap orang harus menerapkan gaya hidup sehat karena
memiliki banyak manfaat, seperti konsentrasi kerja, kesehatan, dan kecerdasan
anak, serta keharmonisan keluarga. Sangatlah mudah dan murah untuk hidup sehat,
karena biaya pengobatan yang mahal.
Setiap manusia di dunia ini membutuhkan lingkungan yang bersih dan sehat
untuk dapat hidup dengan nyaman. Oleh karena itu, manusia wajib bertanggung
jawab terhadap lingkungan dengan menjaga, memelihara, dan menciptakan
lingkungan hidup yang baik.

1
Perilaku merupakan wujud tindakan seseorang berdasarkan pemahaman dan
kemauan terhadap sesuatu yang dihadapi. Sedangkan lingkungan hidup merupakan
wahana dimana mahluk dapat bertahan dan berkembang biak.
Masyarakat diajak berkomitmen untuk menjalani gaya hidup bersih dan
sehat untuk membuat bangsa ini lebih sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
adalah upaya untuk membuat pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi, dan melakukan pendidikan, untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku. Ini dicapai melalui pendekatan pimpinan
(Advokasi), dukungan sosial (Pemberdayaan), dan pemberdayaan masyarakat.
Keluarga dan masyarakat dapat membantu dirinya sendiri dan berpartisipasi aktif
dalam kegiatan kesehatan masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, terutama di rumah, dan masyarakat dapat
menerapkan gaya hidup sehat dengan menjaga, memelihara, dan meningkatkan
kesehatannya.
Rumah adalah unit terkecil di lingkungan. Seluruh keluarga harus
mengadopsi gaya hidup yang bersih dan sehat. Keluarga memainkan peran penting
dalam meningkatkan kualitas kesehatan sejak dini. Karena keluarga yang sehat juga
membentuk masyarakat yang sehat. Jadi, sehat harus dimulai di rumah.
Oleh sebab itu, akan lebih mudah untuk menerapkannya ke masyarakat
umum setelah diterapkan pertama kali di lingkungan rumah tangga. Karena perilaku
yang tidak sehat dapat diubah menjadi perilaku yang sehat, dan lingkungan rumah
tangga harus sehat. Oleh karena itu, setiap anggota rumah tangga harus menjaga,
memelihara, dan meningkatkan kesehatan, dan semua pihak harus
memperjuangkan kesehatan secara keseluruhan.

2
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?
2. Bagaimana Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan Rumah
Tangga?
3. Apa saja Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan
Rumah Tangga?

1.3. Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
2. Mengetahui Bagaimana Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
tatanan Rumah Tangga.
3. Mengetahui apa saja Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
tatanan Rumah Tangga.

3
BAB II
PEMABAHASAN

2.1. Pengertian PHBS


PHBS merupakan singkatan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang
merupakan program dari Pemerintah Indonesia untuk memberikan stimulus agar
melakukan gerakan pola hidup sehat di masyarakat. Hal ini memiliki lima ruang
lingkup yang diantaranya adalah PHBS tatanan rumah tangga, tatanan tempat kerja,
tatanan fasilitas kesehatan, tatanan institusi pendidikan dan tatanan tempat
umum.(Nasution, 2020)
Selain itu PHBS juga merupakan segala bentuk praktik bagaimana
berperilaku hidup bersih dan sehat serta hasil dari proses pembelajaran sehingga
menjadikan individu, kelompok, keluarga atau masyarakat dapat mempertahankan
kesehatannya secara mandiri sehingga derajat kesehatan dapat ditingkatkan. Rumah
tangga adalah sumber utama perilaku bersih dan sehat (Permatasari et al., 2019).
Oleh karena itu, fokus PHBS untuk mewujudkan kesehatan masyarakat adalah di
rumah tangga.
Untuk meningkatkan PHBS di masyarakat, perlu ada upaya pemberdayaan
masyarakat melalui promosi kesehatan seperti penyuluhan atau edukasi kepada
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah bagian penting dari upaya ini karena
dapat mencegah penyakit. Penyuluhan kesehatan dapat digunakan sebagai tindakan
preventif untuk mengingatkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan
individu dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan dapat dimulai dari kesadaran setiap
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat luas. Setiap orang dapat
mendapatkan hak literasi informasi kesehatan melalui kegiatan pengabdian
masyarakat ini (Patilaiya & Rahman, 2018).

4
2.2. PHBS di tatanan Rumah Tangga
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga
merupakan suatu sumber utama dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dari
lima ruang lingkup PHBS itu sendiri. Tentunya hal ini, menyangkut ruang lingkup
yang ada di rumah tangga seperti suami, isteri, dan anak yang merupakan host
paling penting untuk di lakukan pencegahan terlebih khusus isteri yang akan
menghasilkan produk maka perlu adanya pencegahan dini untuk menjaga kesehatan
keluarga.
Karena kekurangan informasi dan kekurangan fasilitas yang diperlukan
untuk melaksanakan program, PHBS di tatanan keluarga masih kurang dikenal
masyarakat. Namun, ada komponen tambahan seperti masalah pendidikan,
keterbelakangan sosial, dan ekonomi yang menjadi perhatian dalam menjalankan
PHBS. Kesehatan masyarakat seringkali muncul tanpa disadari dan diakui
sumbernya. Ini karena masih kurangnya pengetahuan masyarakat terkait dengan
kesehatan. masalah medis yang paling sering muncul di masyarakat adalah tingkat
kematian ibu dan anak yang terus meningkat, penyakit menular, tidak menular,
nutrisi buruk, gaya hidup kurang sehat.
Sehingga dalam meminimalisir kurangnya pengetahuan dari masyarakat
terlebih khusus di lingkungan rumah tangga perlu adanya tindakan promosi
kesehatan yang akan memberikan informasi terkait PHBS khususnya di tatanan
rumah tangga agar meningkatkan derajat kesehatan serta dapat melakukan
pemeliharaan kesehatan secara mandiri lewat informasi yang di promosikan. Hal
ini juga berguna untuk merubah pola pikir serta perilaku tentang penting nya
melakukan PHBS di tatanan rumah tangga.
Oleh sebab itu, Program PHBS di Rumah Tangga merupakan upaya
untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai
Rumah Tangga berperilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan
sehat seseorang sangat berkaitan dengan peningkatan kesehatan individu,
keluarga, masyarakat dan lingkungannya.(Fajaruddin Natsir et al., 2019)

5
2.3. Indikator PHBS di tatanan Rumah Tangga
Adapun indikator dari PHBS di tatanan Rumah Tangga terdapat sepuluh
indikator yang bisa diterapkan untuk melakukan tindakan pencegahan agar tidak
mengalami resiko yang berbahaya akibat tidak menerapkan PHBS di tatanan rumah
tangga.
Berikut ini sepuluh indikator PHBS di tatanan rumah tangga antara lain:
2.3.1. Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter,
dan tenaga para medis lainnya). Keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin karena
tenaga kesehatan sudah ahli dalam membantu persalinan. Untuk mencegah infeksi
dan bahaya lainnya, kelainan dapat diidentifikasi dan segera diobati atau dirujuk ke
Puskesmas atau rumah sakit persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril.
1. Tanda-Tanda Persalinan
a. Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan
semakin kuat
b. Rahim terasa kencang bila diraba terutama pada saat mulas.
c. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
d. Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan
lahir.
e. Merasa seperti mau buang air besar.

2. Tindakan yang Dilakukan Bila Mendapat Salah Satu dari Tanda


Persalinan
a. Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter).
b. Tetap tenang dan tidak bingung.
c. Ketika merasa mulas bernapas panjang, mengambil napas melalui
hidung dan mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.

6
3. Tanda Bahaya Persalinan
a. Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.
b. Keluar darah dari jalan lahir sebeium melahirkan.
c. Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir,
d. Tidak kuat mengejan
e. Mengalami kejang-kejang.
f. Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas.
g. Air ketuban keruh dan berbau.
h. Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar.
i. Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.
j. Keluar darah banyak setelah bayi lahir.
k. Bila ada tanda bahaya, ibu harus segera dibawa ke bidan/dokter.

4. Peran Kader dalam Membina Rumah Tangga agar Melakukan Persalinan


oleh Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan
a. Menganjurkan agar ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan di
dokter atau bidan.
b. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa atau kelurahan untuk
mendidik orang tentang pentingnya persalinan yang dibantu oleh
tenaga kesehatan, seperti melalui arisan, seminar, kunjungan rumah,
dan penyuluhan kelompok di posyandu.
c. Berkolaborasi dengan tokoh masyarakat setempat untuk mendorong
masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang mendukung
keselamatan ibu dan bayi, seperti dana sosial bersalin, tabungan ibu
bersalin, ambulans desa, dan calon donor.
d. Menganjurkan ibu dan bayinya untuk berkonsultasi dengan dokter
atau kebidan selama masa nifas, atau empat puluh hari setelah
melahirkan, setidaknya tiga kali pada minggu pertama, ketiga, dan
keenam setelah melahirkan.
e. Menganjurkan ibu ikut keluarga berencana setelah melahirkan.
f. Menganjurkan ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja sampai bayi
berumur 6 bulan (ASI Eksklusif).

7
2.3.2. Memberi ASI Eksklusif
Bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan
makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan
kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi
tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu Ibu pertama berupa cairan bening
berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat
kekebalan terhadap penyakit.
1. Keunggulan ASI
a. Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik serta kecerdasan.
b. Mengandung zat kekebalan.
c. Melindungi bayi dari alergi.
d. Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada
bayi dalam keadaan segar.
e. Tidak akan pemah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat
diberikan kapan saja dan di mana saja.
f. Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan
bayi.
2. Kapan dan Bagaimana ASI Diberikan
a. Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan
mendapat dukungan dari keluarga.
b. Bayi segera diteteki/disusui sesegera mungkin paling lambat 30 menit
setelah melahirkan untuk merangsang agar ASI cepat keluar dan
menghentikan pendarahan.
c. Teteki/susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu
berikan ASI sesuai kebutuhan bayi, waktu dan lama menyusui tidak
perlu dibatasi, dan berikan ASI dari kedua payudara secara bergantian.
d. Berikan hanya ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi
berusia 6 bulan, selain ASI diberikan pula Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI) dalam bentuk makanan lumat dan jumlah yang : sesuai
dengan perkembangan umur bayi. 5.Pemberian ASI tetap dilanjutkan
hingga bayi berusia 2 tahun.

8
3. Teknik Menyusui yang Benar:
a. Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua
tangannya dengan menggunakan air bersih dan sabun sampai bersih.
b. Lalu bersihkan kedua puting susu dengan kapas yang telah direndam
terlebih dahulu dengan air hangat.
c. Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan
santai, pikiran ibu harus dalam keadaan tenang (tidak tegang).
d. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.
e. Upayakan badan bayi menghadap kepada badan ibu, rapatkan dada
bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu.
f. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibuan.
g. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat
bayi dengan lengan ibu bagian dalam.
h. Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke sebelah
kanan sampai bayi merasa kenyang.
i. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan
dengan kapas yang telah direndam air hangat.
j. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang
terhisap bisa keluar dengan cara meletakkan bayi tegak lurus pada ibu
dan perlahan-lahan diusap belakangnya sampai bersendawa. Udara
akan keluar dengan sendirinya.
4. Manfaat Memberikan ASI Eksklussif
• Bagi Ibu
a. Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.
b. Mengurangi pendarahan setelah persalinan,
c. Mempercepat pemulihan kesehatan ibu.
d. Menunda kehamilan berikutnya.
e. Mengurangi risiko terkena kanker payudara.
f. Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiap saat
bayi membutuhkan.

9
• Bagi Bayi
a. Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng.
b. Bayi tidak sering sakit.
• Bagi Keluarga
a. Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu
formula dan perlengkapannya.
b. Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula,
misalnya merebus air dan pencucian peralatan.
5. Cara Menjaga Mutu dan Jumlah Produksi ASI
a. Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, banyak makan sayuran
dan buah-buahan. Makan lebih banyak dari biasanya.
b. Banyak minum air putih paling sedikit 8 gelas sehari.
c. Cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1 -2 jam dan
menjaga ketenangan pikiran,
d. Susui bayi sesering mungkin dan kedua payudara kin dan kanan
secara bergantian hingga bayi tenang dan puas.
6. Faktor yang perlu diperhatikan dalam Pemberian ASI Eksklusif
Dukungan suami, orang tua, ibu mertua, dan keluarga lainnya sangat
diperlukan agar upaya keberhasilan pemberian ASI Eksklusif selama
enam bulan bisa berhasil.
7. Pemberian ASI Eksklusif Bagi Ibu yang Bekerja.
a. Berikan ASI sebelum berangkat bekerja.
b. Selama bekerja, bayi tetap bias diberi ASI dengan cara memerah ASI
sebelum berangkat kerja dan ditampung di gelas yang bersih dan
tertutup untuk diberikan kepada bayi di rumah.
c. Setelah pulang bekerja, bayi disusui kembali seperti biasa.
8. Cara menyimpan ASI Di Rumah
a. ASI yang disimpan di rumah di tempat yang sejukakan tahan 6-8 jam.
b. ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24 jam.
c. ASI yang disimpan di lemari es akan tahan 3 kali 24 jam.
d. ASI yang disimpan di freezer akan tahan selama 2 minggu.

10
9. Cara Memberikan ASI yang disimpan
a. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air bersih.
b. Apabila ASI diletakkan di ruangan yang sejuk, segera berikan
sebelum masa simpan berakhir (8 jam).
c. Apabila ASI disimpan dalam termos atau lemari es, ASI yang
disimpan dalam gelas bersih tertutup dihangatkan dengan cara
direndam dalam mangkok berisi air hangat, kemudian ditunggu
sampai ASI terasa hangat (tidak dingin).
d. ASI diberikan dengan sendok yang bersih, jangan pakai botol atau dot,
karena botol dan dot lebih sulit dibersihkan dan menghindari
terjadinya bingung puting susu pada bayi.

2.3.3. Menimbang Bayi dan BALITA


Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan hanya setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap
bulan mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di Posyandu.
1. Mengetahui Pertumbuhan dan Perkembangan Janin
Setelah bayi dan balita ditimbang, catat hasil penimbangan di Buku KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak) atau Kartu Menuju Sehat (KMS) maka akan
terlihat berat badannya naik atau tidak naik (lihat perkembangannya).

2. Masalah Gizi pada Balita


• Tanda-Tanda Balita Gizi Kurang
a. Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut-turut, badannya
kurus.
b. Mudah sakit.
c. Tampak lesu dan lemah. Mudah menangis dan rewel.

11
3. Manfaat Penimbangan Balita Setiap Bulan di Posyandu
a. Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat.
b. Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita.
c. Untuk mengetahui balita yang sakit, (demam/batuk/pilek/diare), berat
badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya
BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai Gizi buruk sehingga dapat
segera dirujuk ke Puskesmas.
d. Untuk mengetahui kelengkapan Imunitas.
e. Untuk mendapatkan penyuluhan gizi.

2.3.4. Menggunakan Air Bersih


1. Peran kader dalam menggerakkan masyarakat untuk menggunakan
air bersih
a. Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum
memiliki ketersediaan air bersih di rumahnya.
b. Melakukan pendataan rumah tangga yang sulit mendapatkan
air bersih.
c. Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang
jumlah rumah tangga yang sulit untuk mendapatkan air
bersih,
d. Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat
setempat berupaya untuk memberi kemudahan kepada
masyarakat untuk mendapatkan air bersih di lingkungan
tempat tinggalnya,
e. Mengadakan arisan warga untuk membangun sumur gali
atau sumur pompa secara bergilir.
f. Membentuk Kelompok Pemakai Air (POKMAIR) untuk
memelihara sumber air bersih yang dipakai secara bersama,
bagi daerah sulit air.
g. Menggalang dunia usaha setempat untuk memberi bantuan
dalam penyediaan air bersih.

12
h. Manfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk
memberikan penyuluhan tentang pentingnya menggunakan
air bersih, misalnya melalui penyuluhan kelompok di
posyandu, pertemuan Dasa Wisma, arisan, pengajian,
pertemuan desa/kelurahan, kunjungan rumah dan lain-lain.

2.3.5. Mencuci Tangan dengan Air Besih dan Sabun


1. Konsep dan Pengertian
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan.
Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang
bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran
dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman
masih tertinggal di tangan.

2. Pentingnya mencuci tangan saat:


a. Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang, memegang
binatang, berkebun, dll).
b. Setelah buang air besar.
c. Setelah menceboki bayi atau anak
d. Sebelum makan dan menyuapi anak
e. Sebelum memegang makanan.
f. Sebelum menyusui bayi.

3. Manfaat Mencuci Tangan


a. Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
b. Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri,
Typhus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pemapasan
Akut (ISPA), flu burung atau Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS).
c. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.

13
4. Cara Mencuci Tangan ya ng Baik dan Benar
a. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
b. Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan
punggung tangan.
c. Setelah itu keringkan dengan lap bersih

2.3.6. Menggunakan Jamban Sehat


1) Konsep dan Pengertian
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau
tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung)
yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.
2) Jenis Jamban yang Digunakan
a. Jamban cemplung
Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang
berfungsi menyimpan dan meresapkan cairan kotoran / tinja ke
dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk
jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
b. Jamban Tangki Septik
Jamban tangki septic / leher angsa adalah jamban berbentuk
leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air
yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi
kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya.
3) Memilih Jenis Jamban
a. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air.
b. Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk:
• Daerah yang cukup air
• Daerah yang padat penduduk, karena dapat menggunakan
“multiple latrine” yaitu satu lubang penampungan
tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa jamban (satu
lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban)

14
• Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran / tinja
hendaknya ditinggikan kurang lebih 60 cm dari permukaan
air pasang.
• Komponen Anggota Keluarga yang Menggunakan Jamban

Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban


untuk buang air besar/buang air kecil.
4) Pentingnya Menggunakan Jamban
a. Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
b. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitarnya.
c. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat
menjadi penular penyakit Diare, Kolera Disentri, Thypus,
kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit, dan
keracunan.

5) Syarat Jamban Sehat


a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air
minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
b. Tidak berbau.
c. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
d. Tidak mencemari tanah di sekitarnya.
e. Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
g. Penerangan dan ventilasi cukup.

2.3.7. Memberantas Jentik di Rumah


a. Konsep dan Pengertian
Rumah bebas Jentik adalah rumah tangga yang setelah
dilakukan pemeriksaan Jentik secara berkala tidak terdapat Jentik
nyamuk.

15
b. Pemeriksaan Jentik Berkala
Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan
nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada di dalam rumah
seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan di luar
rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang
pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur setiap
minggu.
c. Petugas Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB)
PJB dilakukan oleh:
• Anggota rumah tangga
• Kader
• Juru Pemantau Jentik (Jumantik)
• Tenaga pemeriksa Jentik lainnya
d. Tindakan Memberantas Jentik
Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3
M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari
gigitan nyamuk).
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) merupakan kegiatan
memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular berbagai
penyakit seperti Demam Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria,
Filariasis (Kaki Gajah} di tempat-tempat perkembangbiakannya.
3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN
yaitu:
a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti
bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air
minum burung.
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak
kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung
air hujan.

16
c. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik
yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik
kresek,dll)
• Plus Menghindari gigitan nyamuk:
a. Menggunakan kelambu ketika tidur.
b. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk,
misalnya obat nyamuk bakar, semprot, oles/diusap ke kulit,
dll
c. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam
kamar.
d. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai.
e. Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak.
f. Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-
tempat yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di
daerah sulit air.
g. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung
air, misalnya ikan cupang, ikan nila, dll.
h. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodio,
Lavender, Rosemerry.
• Manfaat Rumah Bebas Jentik:
a. Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan
penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau
dikurangi.
b. Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin
besar seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria,
Chikungunya, atau Kaki Gajah.
c. Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.

17
2.3.8. Makan Buah dan Sayur Setiap Hari
a. Konsep dan Pengertian
Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi
buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur
dan buah setiap hari sangat penting, karena mengandung vitamin dan
mineral, yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh dan
mengandung serat yang tinggi.
b. Manfaat Vitamin yang Ada dalam Sayur dan Buah
1. Vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata.
2. Vitamin D untuk kesehatan tulang.
3. Vitamin E untuk kesuburan dan awet muda.
4. Vitamin K untuk pembekuan darah.
5. Vitamin C meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
6. Vitamin B mencegah penyakit beri-beri.
7. Vitamin B12 meningkatkan nafsu makan.
c. Manfaat Serat yang Ada Dalam Sayur
Serat adalah makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
yang berfungsi untuk memelihara usus. Serat tidak dapat dicerna
oleh pencernaan sehingga serat tidak menghasilkan tenaga dan
dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk mengenyangkan tetapi dapat
menunda pengosongan lambung sehingga orang menjadi tidak cepat
lapar.
d. Jumlah Sayur dan Buah dalam Sehari yang Harus Dikonsumsi
1. Sayur harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi
sama dengan satu mangkuk sayuran segar atau setengah mangkuk
sayuran matang. Sebaiknya sayuran dimakan segar atau dikukus,
karena jika direbus cenderung melarutkan vitamin dan mineral.
2. Buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Contohnya, setiap
kali makan setengah mangkuk buah yang diiris, satu gelas jus atau
satu buah jeruk, apel, jambu biji atau pisang. Makanlah berbagai
macam buah karena akan memperkaya variasi zat gizi yang
terkandung dalam buah.

18
e. Memilih Sayur dan Buah Untuk Dikonsumsi
1. Semua sayur bagus untuk dimakan, terutama sayuran yang
berwarna (hijau tua, kuning dan oranye) seperti bayam, kangkung
daun katuk, wortel, kacang panjang, selada hijau atau daun
singkong.
2. Semua buah bagus untuk dimakan, terutama yang berwarna
(merah, kuning) seperti mangga, pepaya, jeruk, jambu biji, atau
apel lebih banyak kandungan vitamin dan mineral serta seratnya.
3. Pilihlah buah dan sayur yang bebas pestisida dan zat berbahaya
lainnya. Biasanya ciri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit
lubang bekas dimakan ulat dan tetap segar.

f. Mengolah Sayur Tanpa Mengurangi Kandungannya


Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak kandungan
gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah atau
dikukus. Direbus dengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan
mineral yang terkandung dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan
tinggi akan menguraikan beberapa vitamin seperti vitamin C.

g. Peran Keluarga dalam Menanamkan Kebiasaan Makan Sayur


1. Manfaatkan pekarangan dengan menanam sayur dan buah.
2. Menyediakan sayur dan buah setiap hari di rumah dengan harga
terjangkau.
3. Perkenalkan sejak dini kepada anak kebiasaan makan sayur dan
buah pagi, siang, dan malam.
4. Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan
tentang pentingnya makan sayur dan buah.

19
2.3.9. Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari
a. Konsep dan Pengertian
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh
yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi
pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas
hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. adalah anggota
keluarga melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari.
b. Jenis Aktivitas Fisik yang Dapat Dilakukan
1. Bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki, berkebun,
kerja di taman, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel
lantai, naik turun tangga, membawa belanjaan.
2. Bisa berupa olah raga, yaitu: push-up, lari ringan, bermain bola,
berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness, angkat beban/
berat.
c. Teknik Aktivitas Fisik yang Benar
1. Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit. Jika belum
terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan
ditingkatkan secara bertahap.
2. Lakukan aktivitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah maker.
3. Awali aktivitas fisik dengan pemanasan dan peregangan.
4. Lakukan gerakan ringan dan secara perlahan ditingkatkan sampai
sedang.
5. Jika sudah terbiasa dengan aktivitas tersebut, lakukan secara rutir
paling sedikit 30 menit setiap hari.

20
2.9.10. Tidak Merokok di Dalam Rumah
a. Konsep dan pengertian
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah.
Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang
diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di
antaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan
Monoksida (CO). Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak
jantung dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru
dan kanker. CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah
membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.

b. Perokok Aktif dan Perokok Pasif


Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara
rutin dengan sekecil apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam
sehari. Atau orang yang menghisap rokok walau tidak rutin
sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok
cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap masuk ke
dalam paru-paru.
Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi
menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu
ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok.
Rumah adalah tempat berlindung, termasuk dari asap rokok.
Perokok pasif harus berani menyuarakan haknya untuk tidak
menghirup asap rokok.

c. Bahaya Perokok Aktif dan Perokok Pasif


1. Menyebabkan kerontokan rambut.
2. Gangguan pada mata, seperti katarak.
3. Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok.
4. Menyebabkan penyakit paru-paru kronis.
5. Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.

21
6. Menyebabkan stroke dan serangan jantung.
7. Tulang lebih mudah patah.
8. Menyebabkan kanker kulit.
9. Menyebabkan kemandulan dan impotensi.
10. Menyebabkan kanker rahim dan keguguran.

d. Peran Keluarga dan Kader untuk Menciptakan Rumah Tanpa Asap


Rokok
1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku tidak
merokok kepada seluruh anggota keluarga.
2. Menggalang kesepakatan keluarga untuk menciptakan Rumah
Tanpa Asap Rokok.
3. Menegur anggota rumah tangga yang merokok di dalam rumah.
4. Tidak memberi dukungan kepada ,orang yang merokok dalam
bentuk apapun, antara lain dengan tidak memberikan uang untuk
membeli rokok, tidak memberikan kesempatan siapa pun untuk
merokok di dalam rumah, tidak menyediakan asbak.
5. Tidak menyuruh anaknya membelikan rokok untuknya.
6. Orang tua bisa menjadi panutan dalam perilaku tidak merokok.
7. Melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi,
tetapi justru karena alasan kesehatan.

22
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, berikut akan dikemukakan kesimpulan sebagai
berikut:

1. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada


filosofi post-positivis, yang digunakan untuk mengkaji status objek alam.
Dengan tujuan memahami suatu fenomena dalam konteks sosial yang
alamiah dengan menekankan pada proses interaksi komunikasi yang
intensif antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.
2. Setidaknya ada lima langkah yang menjadi acuan dalam penelitian ini,
yang digambarkan sebagai berikut: a) Nyatakan masalahnya. b)
Menyerahkan pertanyaan penelitian. c) Mengumpulkan data yang relevan.
d) Melakukan analisis data e) Menjawab pertanyaan penelitian.
3. PHBS (Perilaku Hidup Sehat Murni) adalah setiap perilaku kesehatan yang
dilakukan secara sadar, agar keluarga dan seluruh anggotanya membantu
dirinya sendiri dalam bidang kedokteran dan berperan aktif dalam kegiatan
kesehatan masyarakat. Dengan melakukan penelitian kualitatif diharapkan
dapat memberikan pengalaman belajar atau memfasilitasi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka saluran
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan pendidikan, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui kepemimpinan
(advokasi). , suasana pengasuhan (dukungan sosial) dan pemberdayaan
masyarakat (Otorisasi). Dengan demikian, masyarakat dapat mengenali
dan mengatasi permasalahannya sendiri, terutama dalam konteksnya
masing-masing, dan masyarakat dapat mempraktekkan pola hidup sehat
dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Dedi Sempurna Putra Karim. (2018). Determinan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Tatanan Rumah Tangga. ARTIKEL PENELITIAN, 07, 1–9.

Fajaruddin Natsir, M., Lingkungan, J. K., & Kesehatan, F. (2019). PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN RUMAH TANGGA MASYARAKAT DESA PARANG
BADDO Clean and Healthy Life Behavior at Household on Parang Baddo Village
(Vol. 1).

Nasution, A. S. (2020). Edukasi PHBS di Tatanan Rumah Tangga Untuk Meningkatkan


Perilaku Sehat. Jurnal Abdidas, 1(2), 28–32.
https://doi.org/10.31004/abdidas.v1i2.9

24

Anda mungkin juga menyukai