Oleh:
GT Tsania Nur Rahmatya, S.Ked
NIM. 2030912320115
Pembimbing:
dr. Farida Heriyani, M.P.H.
Halaman
COVER....................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 37
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu upaya menuju ke arah perilaku sehat dengan melalui satu
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga
PHBS baik adalah 32,3%. Terdapat 20 provinsi yang masih memiliki rumah
tangga dengan PHBS dibawah proporsi nasional. Proporsi tertinggi pada DKI
sebanyak 2,4 miliar atau 1 dari 3 penduduk dunia tidak memiliki jamban, dan
tidak membiasakan hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan dengan sabun,
dan menggunakan air bersih, kurang dari 1 miliar penduduk masih buang air besar
(klasifikasi IV) baru berkisar 39,22%. Dengan persentase rumah tangga yang
memiliki fasilitas jamban keluarga (tempat buang air besar) tertinggi yaitu Daerah
1
tangga yang tidak memiliki fasilitas jamban keluarga terdapat di provinsi Papua
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya
untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau, dan mampu
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang
menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan buah dan sayur
setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok dalam
rumah.1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam
kesehatan di masyarakat.7
kesehatan.7
menimbulkan dampak terhadap kesehatan. Oleh sebab itu dapat pula dikatakan
bahwa suatu tatanan adalah suatu tempat dimana manusia secara aktif
3
kekhasan, sehingga dengan demikian pembinaan PHBS harus disesuaikan untuk
masing-masing tatanan.7
Telah disepakati adanya lima tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan
institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan
fasilitas kesehatan. Tatanan PHBS yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah
setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan
keluarga.
4
1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat.
kesehatan.
telah sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak yang diharapkan. Ada
beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di tatanan
persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (bidan,
b. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke
5
c. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang
aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya
kesehatan lainnya.3
kuat;
d. Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir;
Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan
adalah:1
c. Ketika merasa mulas bernapas panjang, mengambil napas melalui hidung dan
e. Mengalami kejang-kejang;
6
g. Air ketuban keruh dan berbau;
j. Keluar darah banyak setelah bayi lahir. Bila ada tanda bahaya, ibu harus
kesehatan, atau menimbang bayi dan balita), pada riskesdas 2010 di perkotaan
mencapai 66,9%. Menurut tingkat ekonomi, rumah tangga ibu hamil dan ibu
balita yang melakukan PHBS tertinggi ada pada kuintil lima. Untuk individu yang
melakukan PHBS menurut jenis pekerjaan yang terbanyak adalah yang bekerja
sebagai pegawai TNI atau Polri atau PNS atau BUMN. Bila dilihat dari sisi
pendidikan, maka yang melakukan PHBS terbanyak adalah individu yang duduk
di Perguruan Tinggi.8
Bayi diberi ASI eksklusif maksudnya adalah bayi usia 0-6 bulan hanya
diberi ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan. ASI adalah makanan alamiah
berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan
bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu Ibu pertama
berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi
7
b. Mengandung zat kekebalan;
e. Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan
Yang harus diketahui ibu mengenai kapan dan bagaimana ASI diberikan:1
a. Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan mendapat
pendarahan;
c. Susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu berikan ASI
sesuai kebutuhan bayi, waktu dan lama menyusui tidak perlu dibatasi, dan
d. Berikan hanya ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6
bulan, selain ASI diberikan pula Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dalam
bentuk makanan lumat dan jumlah yang sesuai dengan perkembangan umur
bayi;
8
a. Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangannya
b. Lalu bersihkan kedua puting susu dengan kapas yang telah direndam terlebih
c. Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan santai,
e. Upayakan badan bayi menghadap kepada badan ibu, rapatkan dada bayi
g. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi
h. Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke sebelah kanan
i. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan
terhisap bisa keluar dengan cara meletakkan bayi tegak lurus pada ibu dan
dengan sendirinya.
a. Bagi ibu:
9
2) Mengurangi pendarahan setelah persalinan;
6) Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiap saat bayi
membutuhkan.
b. Bagi bayi:
c. Bagi keluarga:
1) Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula
dan perlengkapannya;
2) Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula, misalnya
buahan;
d. Cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1-2 jam dan menjaga
ketenangan pikiran;
10
e. Susui bayi sesering mungkin dari kedua payudara kiri dan kanan secara
Eksklusif adalah dukungan suami, orang tua, ibu mertua, dan keluarga lainnya
sangat diperlukan agar upaya pemberian ASI eksklusif selama enam bulan bisa
berhasil.1 Bila ibu bekerja, ibu tetap bisa memberikan ASI eksklusif pada bayi,
caranya adalah:1
b. Selama bekerja, bayi tetap bisa diberi ASI dengan cara memerah ASI
sebelum berangkat kerja dan ditampung di gelas yang bersih dan tertutup
a. ASI yang disimpan di rumah di tempat yang sejuk akan tahan 6-8 jam;
b. ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24 jam;
b. Apabila ASI diletakkan di ruangan yang sejuk, segera berikan sebelum masa
c. Apabila ASI disimpan dalam termos atau lemari es, ASI yang disimpan
11
mangkok berisi air hangat, kemudian ditunggu sampai ASI terasa hangat
(tidak dingin);
d. ASI diberikan dengan sendok yang bersih, jangan pakai botol atau dot, karena
botol dan dot lebih sulit dibersihkan dan menghindari terjadinya bingung
setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi kurang atau
gizi
buruk. Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap bulan mulai umur 1 bulan
dan
balita ditimbang, catat hasil penimbangan di Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
atau Kartu Menuju Sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau
tidak
a. Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna pada KMS;
c. Garis pertumbuhannya naik tetapi pindah ke pita warna yang lebih muda.
12
Tanda-tanda balita gizi kurang yang harus diperhatikan ibu dan keluarga:1
b. Mudah sakit;
Marasmus; 3) Marasmus-Kwasihorkor.1
3) Cengeng/rewel/apatis;
4) Perut buncit;
3) Cengeng/rewel/apatis;
13
Beberapa manfaat penimbangan balita setiap bulan di posyandu yang perlu
dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM (Bawah
Garis Merah) dan dicurigai gizi buruk sehingga dapat segera dirujuk ke
puskesmas;
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman
dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit. Sedangkan
sabun dapat mengikat lemak, kotoran dan membunuh kuman. Tanpa sabun,
a. Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang, memegang binatang,
berkebun, dll);
14
d. Sebelum makan dan menyuapi anak;
a. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun;
angka kejadian diare pada anak. Hasil penelitian Awyono menunjukkan bahwa
kejadian diare cenderung terjadi pada perilaku cuci tangan yang buruk (64,3%)
dibandingkan dengan perilaku cuci tangan yang baik (14,8%). 9 Nicholson et al.,
menjelaskan bahwa perilaku cuci tangan secara teratur pada anak dapat
sekolah.10 Contzen et al., juga mengemukakan bahwa perilaku cuci tangan mampu
mencegah penyakit infeksi seperti diare pada anak.11 Selain itu, mencuci tangan
15
diare.12 Oleh karena itu, kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun pada air yang
pakaian, dan sebagainya haruslah bersih, agar anggota keluarga tidak terkena
penyakit atau terhindar dari penyakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan
melalui indera kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):1
b. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan
kotoran lainnya;
c. Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak
d. Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau bau belerang.
a. Mata air;
d. Air hujan;
16
e. Air dalam kemasan
a. Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah paling
sedikit 10 meter;
c. Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga
bangunannya agar tidak rusak seperti lantai sumur tidak boleh retak, bibir
d. Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada genangan air di sekitar sumber
sumur;
e. Ember/gayung pengambil air harus tetap bersih dan tidak diletakkan di lantai
Air bersih harus dimasak mendidih bila ingin diminum, karena meski
terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman penyakit dalam air
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
a. Jamban cemplung
17
Jamban cemplung adalah jamban yang penampungannya berupa lubang
yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai
resapannya.1
b. Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk: Daerah yang cukup air;
jamban (satu lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban); dan
Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air
18
c. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular
a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan
b. Tidak berbau;
a. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air,
bersih;
19
Ketersediaan jamban sehat di setiap rumah warga merupakan salah satu
sejumlah penyakit, terlebih jika sumber mata air dekat dengan pembuangan akhir
tinja.6
nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada di dalam rumah seperti bak
mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan di luar rumah seperti talang air, alas
pot kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara
20
jentik lainnya.1 Yang perlu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik, yaitu lakukan
tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung;
air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan
ketika tidur; memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya
ventilasi yang memadai; memperbaiki saluran dan talang air yang rusak;
dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air; memelihara ikan
pemakan jentik di kolam/bak penampung air, misalnya ikan cupang, ikan nila,
21
dlll; menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodia, Lavender,
Rosemerry, dll.
tangga;
e. Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu yang
22
Makan buah dan sayur setiap hari maksudnya adalah anggota keluarga
umur 10 tahun ke atas yang mengkomsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi
sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari sangat
penting, karena:1
pemeliharaan tubuh;
berfungsi untuk memelihara usus. Serat tidak dapat dicerna oleh pencernaan
sehingga serat tidak menghasilkan tenaga dan dibuang melalui tinja. Serat tidak
a. Mencegah diabetes;
23
d. Membantu proses pembersihan racun (detoksifikasi);
f. Mencegah kanker;
Banyaknya sayur dan buah dalam sehari yang harus kita makan:1
a. Sayur harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi sama
dengan satu mangkuk sayuran segar atau setengah mangkuk sayuran matang.
b. Buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Contohnya, setiap kali makan
setengah mangkuk buah yang diiris, satu gelas jus atau satu buah jeruk, apel,
jambu biji atau pisang. Makanlah berbagai macam buah karena akan
a. Semua sayur bagus untuk dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau
tua, kuning dan oranye) seperti bayam, kangkung, daun katuk, wortel, kacang
24
b. Semua buah bagus untuk dimakan, terutama yang berwarna (merah, kuning)
seperti mangga, pepaya, jeruk, jambu biji, atau apel lebih banyak kandungan
c. Pilihlah buah dan sayur yang bebas pestisida dan zat berbahaya lainnya.
Biasanya ciri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit lubang bekas dimakan
Cara mengolah sayur dan buah dengan tidak merusak atau mengurangi
dikukus. Direbus dengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral yang
terkandung dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan
dan buah setiap hari di rumah dengan harga terjangkau; c) Perkenalkan sejak dini
kepada anak kebiasaan makan sayur dan buah pagi, siang, dan malam; d)
tangga umur 10 tahun ke atas melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari.
25
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik,
mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang
hari.1
taman, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga,
membawa belanjaan;
b. Bisa berupa olah raga, yaitu: push-up, lari ringan, bermain bola, berenang,
sehari, sehingga, dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya.
Jika kegiatan ini dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam waktu 3 bulan ke
dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan ditingkatkan secara
bertahap;
e. Jika sudah terbiasa dengan aktivitas tersebut, lakukan secara rutin paling
26
a. Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah
a. Jalan cepat: Perlu sepatu yang cukup enak dipakai agar kaki nyaman dan
c. Senam atau peregangan sangat baik bagi otot-otot dan sendi-sendi yang kaku,
ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan
sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya yang paling berbahaya adalah
Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO). Nikotin menyebabkan ketagihan dan
merusak jantung dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan
27
Perilaku merokok sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial, keluarga dan
kesulitan berhenti merokok sampai saat ini adalah faktor reinforcing, diantaranya
Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan
sekecil apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang yang
menghisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan
cara menghisap rokok cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap
masuk ke dalam paru-paru Sedangkan Perokok pasif adalah orang yang bukan
perokok tapi menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu
ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok. Rumah adalah tempat
berlindung, termasuk dari asap rokok. Perokok pasif harus berani menyuarakan
28
h. Menyebabkan kanker kulit;
Ada 3 cara untuk berhenti merokok, yaitu berhenti seketika, menunda, dan
mengurangi. Hal yang paling utama adalah niat dan tekad yang bulat untuk
a. Berhenti seketika
Cara ini merupakan upaya yang paling berhasil. Bagi perokok berat,
mungkin perlu bantuan tenaga kesehatan untuk mengatasi efek ketagihan karena
b. Menunda
biasanya merokok setiap hari pada pukul 07.00 pagi, maka pada:1
c. Mengurangi
29
Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur
dengan jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari ke 7 atau yang ditetapkan.
Sebagai contoh:
Hari 1 : 24 batang
Hari 2 : 20 batang
Hari 3 : 16 batang
Hari 4 : 12 batang
Hari 5 : 8 batang
Hari 6 : 4 batang
Hari 7 : 0 batang
kesehatan
30
Strategi pokok tersebut diformulasikan sebagai “gerakan pemberdayaan
yang didukung oleh bina suasana dan advokasi serta dilandasi oleh semangat
kemitraan”.7
1. Gerakan pemberdayaan
kesehatan.7
tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek Knowledge), dari
tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan
Sasaran pemberdayaan:
a. Individu
b. Keluarga
c. Kelompok/masyarakat
Dalam mengupayakan agar sasaran tahu dan sadar, kuncinya terletak pada
masalah baginya dan juga bagi masyarakat. Sepanjang sasaran yang bersangkutan
belum mengetahui dan menyadari bahwa sesuatu itu merupakan masalah, maka
31
sasaran tersebut tidak akan bersedia menerima informasi apapun lebih lanjut. Saat
mengajukan harapan bahwa masalah tersebut bisa dicegah dana atau diatasi.7
Bilamana seorang individu atau keluarga sudah akan berpindah dari mau
ke mampu, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini
(community development). Individu dan keluarga yang telah mau, dihimpun dalam
hal yang akan diberikan kepada masyarakat oleh program kesehatan dan program
lain sebagai bantuan, hendaknya disampaikan pada fase ini. Bantuan hendaknya
serta menggunakan merode yang tepat. Pada saat ini banyak dijumpai lembaga
terhadap kesehatan. LSM ini harus digalang kerjasamanya, baik diantara mereka
32
2. Bina suasana
menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu untuk memperkuat
33
Bina suasana publik dilakukan oleh masyarakat umum melalui
3. Advokasi
Pengertian advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana
untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak – pihak terkait (stake
holders). Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui
pemecahan masalah
34
Sebagaimana pemberdayaan dan bina suasana, advokasi juga akan efektif
masarakat.7
4. Kemitraan
1. Pemantauan
PHBS, yang diukur atau dievaluasi adalah PHBS di tatanan rumah tangga. Namun
demikian disadari bahwa hasil akhir ini sangat dipengaruhi oleh hasil-hasil antara,
yaitu PHBS di berbagai tatanan lain. Oleh sebab itu, kemajuan dalam pembinaan
PHBS di tatanan lain tersebut dan di tatanan rumah tangga harus dipantau.
setiap tahun dan berjenjang. Panitia Lomba Desa dan Kelurahan diberi tugas
35
itu juga melalui pencatatan dan pelaporan PHBS dalam SIKNAS dari
Kementerian Kesehatan dan data profil Desa dari Kementerian Dalam Negeri.7
2. Evaluasi
masyarakat. Oleh karena survai secara nasional memerlukan biaya yang cukup
Riset Kesehatan Dasar dan oleh Badan Pusat Statistik seperti: Susenas, SDKI dan
36
BAB III
PENUTUP
Salah satu upaya menuju ke arah perilaku sehat dengan melalui satu
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan
rumah tangga agar tahu, mau, dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Tujuan
PHBS rumah tangga adalah untuk mencapai Rumah Tangga Sehat, Rumah
Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di Rumah Tangga
yaitu Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif,
menimbang bayi dan balita, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air
makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak
advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan. Selain itu, perlu adanya pemantauan
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI. 2011. Panduan Pembinaan dan Penilaian Perilaku Hidup Sehat
3. Gani H.A, Istiaji E., Pratiwi P.E. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
(advanced draft): global safety challenge 2018: clean care is safer care (No.
38
7. Kemenkes RI. Sekretariat Jendral Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kementerian Kesehatan RI. 2011.
8. Astuti W.D., Khaqiqi Z., Lestari D. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Dalam Rumah Tangga Ibu Hamil dan Ibu Pernah Hamil di Indonesia. Buletin
10. Nicholson, J.A., Naeeni, M., Hoptroff, M., et al. An Investigation of the
12. Iswari. Analisis factor-faktor risiko kejadian diare pada anak di bawah 2
tahun di RSUD Kota Jakarta. Tesis: Tidak dipublikasikan. Depok: FIK UI.
2011.
39
14. Ridwan, N.M., Asmarani, F.L., Suwarsi, S. Hubungan Tingkat Pengetahuan
15. Natsir, M.F., Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah
40