RUMAH TANGGA
Oleh :
NIM. 1830912320024
Pembimbing :
BANJARMASIN
2020
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 38
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu upaya menuju kearah perilaku sehat dengan melalui satu program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
PHBS baik adalah 32,3%. Terdapat 20 Propinsi yang masih memiliki Rumah
Tangga dengan PHBS baik dibawah proporsi nasional. Proporsi tertinggi pada DKI
Jakarta (56,8%) dan terendah pada Papua (16,4%). Terdapat 20 dari 33 provinsi
yang masih memiliki rumah tangga PHBS baik di bawah proporsi nasional.2,3
sebanyak 2,4 miliar atau 1 dari 3 penduduk dunia tidak memiliki jamban, dan tidak
membiasakan hidup bersih dan sehat , seperti mencuci tangan dengan sabun, dan
menggunakan air bersih, kurang dari 1 miliar penduduk masih buang air besar di
diare, schistosomiasis.4
IV) baru berkisar 39,22 %. Dengan presentase rumah tangga yang memiliki fasilitas
jamban keluarga (tempat buang air besar) tertinggi yaitu Daerah Khusus Ibukota
1
Jakarta (98,9%), Daerah Istimewa Yogyakarta (94,2%), Kepulauan Riau (93,7%),
Kalimantan Timur (93,7%). Dan persentase rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas
Kalimantan Tengah (22,6%), Aceh (33,6%) dan Nusa Tenggara Timur (15,2%).5,6
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau, dan mampu melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat. Tujuan PHBS rumah tangga adalah untuk mencapai Rumah Tangga
Sehat, Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di
Rumah Tangga yaitu Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI
eksklusif, menimbang bayi dan balita, menggunakan air bersih, mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di
rumah, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam
di masyarakat.7
Manusia hidup di berbagai tatanan, yaitu berbagai tempat atau sistem sosial
dampak terhadap kesehatan. Oleh sebab itu dapat pula dikatakan bahwa suatu tatanan
adalah suatu tempat dimana manusia secara aktif memanipulasi lingkungan, sehingga
Jelas bahwa setiap tatanan memiliki kekhasan, sehingga dengan demikian pembinaan
3
Telah disepakati adanya lima tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan
institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas
kesehatan. Tatanan PHBS yang akan dibahas dalam makalah ini adalah yang
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS
di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah tangga
anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang
keluarga.
4
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat.
kesehatan.
telah sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak yang diharapkan. Ada
beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di tatanan
b) Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke
aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan
lainnya.3
5
Beberapa tanda-tanda persalinan yang perlu diketahui ibu:1
a) Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat;
d) Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir;
Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan adalah: 1
3) Ketika merasa mulas bernapas panjang, mengambil napas melalui hidung dan
5) Mengalami kejang-kejang;
10) Keluar darah banyak setelah bayi lahir. Bila ada tanda bahaya, ibu harus segera
dibawa ke bidan/dokter.3
6
Untuk PHBS dengan 2 indikator (persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,
atau menimbang bayi dan balita), pada riskesdas 2010 di perkotaan mencapai
66,9%. Menurut tingkat ekonomi, rumah tangga ibu hamil dan ibu balita yang
melakukan PHBS tertinggi ada pada kuintil lima. Untuk individu yang melakukan
PHBS menurut jenis pekerjaan yang terbanyak adalah yang bekerja sebagai pegawai
TNI atau Polri atau PNS atau BUMN. Bila dilihat dari sisi pendidikan, maka yang
Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai usia 6
bulan. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang
cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang
dengan baik. Air Susu Ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan
(kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap
penyakit.1
4) Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam
keadaan segar;
7
5) Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan
Yang harus diketahui ibu mengenai kapan dan bagaimana ASI diberikan:1
1) Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan mendapat
melahirkan untuk merangsang agar ASI cepat keluar dan menghentikan pendarahan;
3) Teteki/susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu berikan ASI
sesuai kebutuhan bayi, waktu dan lama menyusui tidak perlu dibatasi, dan berikan
4) Berikan hanya ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan,
selain ASI diberikan pula Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dalam bentuk
makanan lumat dan jumlah yang sesuai dengan perkembangan umur bayi;
1) Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangannya dengan
2) Lalu bersihkan kedua puting susu dengan kapas yang telah direndam terlebih
3) Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan santai, pikiran
8
5) Upayakan badan bayi menghadap kepada badan ibu, rapatkan dada bayi dengan
7) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan
8) Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke sebelah kanan sampai
9) Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan
10) Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap
bisa keluar dengan cara meletakkan bayi tegak lurus pada ibu dan perlahan-lahan
1. Bagi Ibu:
f) Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiap saat bayi
membutuhkan.
2. Bagi Bayi:1
9
b) Bayi tidak sering sakit.
3. Bagi Keluarga:1
a) Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan
perlengkapannya;
b) Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula, misalnya merebus
buahan;
d) Cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1-2 jam dan menjaga
ketenangan pikiran;
e) Susui bayi sesering mungkin dari kedua payudara kiri dan kanan secara bergantian
Eksklusif adalah dukungan suami, orang tua, ibu mertua, dan keluarga lainnya sangat
diperlukan agar upaya pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan bisa berhasil.1
Bila ibu bekerja, ibu tetap bisa memberikan ASI Eksklusif pada bayi, caranya
adalah:1
10
b) Selama bekerja, bayi tetap bisa diberi ASI dengan cara memerah ASI sebelum
berangkat kerja dan ditampung di gelas yang bersih dan tertutup untuk diberikan
a) ASI yang disimpan di rumah di tempat yang sejuk akan tahan 6-8 jam;
b) ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24 jam;
2) Apabila ASI diletakkan di ruangan yang sejuk, segera berikan sebelum masa
3) Apabila ASI disimpan dalam termos atau lemari es, ASI yang disimpan dalam
gelas bersih tertutup dihangatkan dengan cara direndam dalam mangkok berisi air
4) ASI diberikan dengan sendok yang bersih, jangan pakai botol atau dot, karena
botol dan dot lebih sulit dibersihkan dan menghindari terjadinya bingung putting susu
pada bayi.
11
3. Penimbangan bayi dan balita setiap bulan
bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi kurang atau gizi
buruk. Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap bulan mulai umur 1 bulan
balita ditimbang, catat hasil penimbangan di Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
atau Kartu Menuju Sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak
a) Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna pada KMS;
12
b) Garis pertumbuhannya mendatar;
c) Garis pertumbuhannya naik tetapi pindah ke pita warna yang lebih muda.
Tanda-tanda balita gizi kurang yang harus diperhatikan ibu dan keluarga:1
b) Mudah sakit;
Marasmus; 3) Marasmus-Kwasihorkor1
c) Cengeng/rewel/apatis;
d) Perut buncit;
c) Cengeng/rewel/apatis;
13
f) Pengeriputan otot lengan dan tungkai.
bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM (Bawah Garis
Merah) dan dicurigai Gizi buruk sehingga dapat segera dirujuk ke Puskesmas;
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman
dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit. Sedangkan
sabun dapat mengikat lemak, kotoran dan membunuh kuman. Tanpa sabun, kotoran
a) Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang, memegang binatang,
berkebun, dll);
14
d) Sebelum makan dan menyuapi anak;
penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), flu burung atau Severe
1) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun;
Kebiasaan cuci tangan dengan sabun pada air mengalir mempengaruhi angka
kejadian diare pada anak. Hasil penelitian Awyono menunjukkan bahwa kejadian
diare cenderung terjadi pada perilaku cuci tangan yang buruk (64,3%) dibandingkan
dengan perilaku cuci tangan yang baik (14,8%).9 Nicholson et al., menjelaskan bahwa
perilaku cuci tangan secara teratur pada anak dapat berpengaruh mencegah angka
15
mengemukakan bahwa perilaku cuci tangan mampu mencegah penyakit infeksi
seperti diare pada anak.11 Selain itu, mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan
juga menjadi factor yang berhubungan dengan diare.12 Oleh karena itu, kebiasaan
cuci tangan menggunakan sabun pada air yang mengalir haeus menjadi budaya anak
dan sebagainya haruslah bersih, agar anggota keluarga tidak terkena penyakit atau
terhindar dari penyakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indera kita,
b) Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan kotoran
lainnya;
c) Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak pahit,
d) Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau bau belerang.
16
Anggota keluarga dapat memperoleh sumber air bersih dari:1
a) Mata air;
d) Air hujan;
1) Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah paling
sedikit 10 meter;
3) Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga bangunannya agar
tidak rusak seperti lantai sumur tidak boleh retak, bibir sumur harus diplester dan
4) Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada genangan air di sekitar sumber air,
5) Ember/gayung pengambil air harus tetap bersih dan tidak diletakkan di lantai
Air bersih harus dimasak mendidih bila ingin diminum, karena meski terlihat
bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman penyakit dalam air mati pada
17
6. Menggunakan jamban sehat
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan
a. Jamban cemplung
kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak
berbau.1
Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik
b) Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk: Daerah yang cukup air; daerah
yang padat penduduk, karena dapat menggunakan “multiple latrine” yaitu satu lubang
penampungan tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa jamban (satu lubang dapat
menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban); dan daerah pasang surut, tempat
18
penampungan kotoran/tinja hendaknya ditinggikan kurang lebih 60 cm dari
Setiap anggota rumaah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air
c) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular
1) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan
2) Tidak berbau;
a) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air,
b) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih;
19
c) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat;
Ketersediaan jamban sehat di setiap rumah warga merupakan salah satu upaya
terlebih jika sumber mata air dekat dengan pembuangan akhir tinja.6
pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan Jentik
(tempat-tempat penampungan air) yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/WC,
vas bunga, tatakan kulkas, dll dan di luar rumah seperti talang air, alas pot kembang,
ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur setiap
minggu.1
Perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga terkait dengan pencegahan
rumah. Upaya pemberantasan penyakit DBD yang terus dilakukan saat ini adalah
20
usaha untuk memutus rantai dengan memberantas vector penularannya, yaitu nyamuk
kader kesehatan, juru Pemantau Jentik (Jumantik), tenaga pemeriksa jentik lainnya.1
Yang perlu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik, yaitu lakukan Pemberantasan Sarang
dan kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue,
perkembangbiakannya. 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN
yaitu:1
tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung;
2) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol, lubang
seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas
tidur; memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat nyamuk
memperbaiki saluran dan talang air yang rusak; menaburkan larvasida (bubuk
21
pembunuh jentik) di tempat-tempat yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di
daerah sulit air; memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air,
misalnya ikan cupang, ikan nila, dlll; menanam tumbuhan pengusir nyamuk
1) Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa
air di dalam dan di luar rumah serta memberikan penyuluhan tentang PSN kepada
M atau 3 M plus;
4) Memberikan penjelasan manfaat dan anjuran PSN kepada anggota rumah tangga;
5) Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu yang
22
8. Makan buah dan sayur setiap hari
porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah
tubuh;
berfungsi untuk memelihara usus. Serat tidak dapat dicerna oleh pencernaan sehingga
serat tidak menghasilkan tenaga dan dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk
a) mencegah diabetes;
23
d) Membantu proses pembersihan racun (detoksifikasi);
f) Mencegah kanker;
a) Sayur harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi sama dengan
satu mangkuk sayuran segar atau setengah mangkuk sayuran matang. Sebaiknya
sayuran dimakan segar atau dikukus, karena jika direbus cenderung melarutkan
b) Buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Contohnya, setiap kali makan
setengah mangkuk buah yang diiris, satu gelas jus atau satu buah jeruk, apel, jambu
biji atau pisang. Makanlah berbagai macam buah karena akan memperkaya variasi zat
a) Semua sayur bagus untuk dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua,
kuning dan oranye) seperti bayam, kangkung, daun katuk, wortel, kacang panjang,
b) Semua buah bagus untuk dimakan, terutama yang berwarna (merah, kuning)
seperti mangga, pepaya, jeruk, jambu biji, atau apel lebih banyak kandungan vitamin
24
c) Pilihlah buah dan sayur yang bebas pestisida dan zat berbahaya lainnya. Biasanya
ciri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit lubang bekas dimakan ulat dan tetap
segar.
Cara mengolah sayur dan buah dengan tidak merusak atau mengurangi
kandungan gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus.
Direbus dengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung
dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa
Manfaatkan pekarangan dengan menanam sayur dan buah; b) Menyediakan sayur dan
buah setiap hari di rumah dengan harga terjangkau; c) Perkenalkan sejak dini kepada
anak kebiasaan makan sayur dan buah pagi, siang, dan malam; d) Manfaatkan setiap
buah.1
25
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
fisik 30 menit setiap hari. Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan
a) Bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki, berkebun, kerja di taman,
mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga, membawa
belanjaan;
b) bisa berupa olah raga, yaitu: push-up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam,
Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari,
sehingga, dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya. Jika
kegiatan ini dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam waktu 3 bulan ke depan
1) Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit. Jika belum terbiasa dapat
dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan ditingkatkan secara bertahap;
26
5) Jika sudah terbiasa dengan aktivitas tersebut, lakukan secara rutin paling sedikit 30
a. Jalan cepat: Perlu sepatu yang cukup enak dipakai agar kaki nyaman dan sehat,
c. Senam atau peregangan sangat baik bagi otot-otot dan sendi-sendi yang kaku,
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok ibarat
pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar
4.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin,
Tar, dan Carbon Monoksida (CO). Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak
27
jantung dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker. CO
teman pergaulan. Faktor yang sangat berpengaruh orang dewasa terhadap kesulitan
berhenti merokok sampai saat ini adalah faktor reinforcing, diantaranya lingkungan
bahwa teman memiliki pengaruh paling kuat terhadap perilaku merokok remaja
Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan
sekecil apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang yang
menghisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan cara
menghisap rokok cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap masuk ke
dalam paru-paru Sedangkan Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi
menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup
dengan orang yang sedang merokok. Rumah adalah tempat berlindung, termasuk dari
asap rokok. Perokok pasif harus berani menyuarakan haknya untuk tidak menghirup
asap rokok.1
28
e) Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap;
Ada 3 cara untuk berhenti merokok, yaitu Berhenti Seketika, Menunda, dan
Mengurangi. Hal yang paling utama adalah niat dan tekad yang bulat untuk
a. Seketika
Cara ini merupakan upaya yang paling berhasil. Bagi perokok berat, mungkin
perlu bantuan tenaga kesehatan untuk mengatasi efek ketagihan karena rokok
b. Menunda
biasanya merokok setiap hari pada pukul 07.00 pagi, maka pada:1
29
Hari 7 : pukul 21.00
c. Mengurangi
dengan jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari ke 7 atau yang ditetapkan.
Sebagai contoh:
Hari 7 : 0 batang
30
Strategi pokok tersebut diformulasikan sebagai “gerakan pemberdayaan yang
didukung oleh bina suasana dan advokasi serta dilandasi oleh semangat
kemitraan”.7
1. Gerakan Pemberdayaan.
besar dalam pengambilan keputusan dan penetapan tindakan yang berkaitan dengan
kesehatan.7
perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah
dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek Knowledge), dari tahu menjadi
mau (aspek attitude),dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang
diperkenalkan(aspek practice).7
Sasaran pemberdayaan :
· Individu
· Keluarga
· Kelompok / masyarakat.
Dalam mengupayakan agar sasaran tahu dan sadar, kuncinya terletak pada
masalah baginya dan juga bagi masyarakat. Sepanjang sasaran yang bersangkutan
belum mengetahui dan menyadari bahwa sesuatu itu merupakan masalah, maka
31
sasaran tersebut tidak akan bersedia menerima informasi apapun lebih lanjut. Saat
sasaran telah menyadari masalah yang dihadapinya, maka kepanya harus diberikan
Perubahan dari tahu ke mau pada umumnya dicapai dengan menyajikan fakta-
fakta dan mendramatisasi masalah. Tetapi selain itu juga dengan mengajukan harapan
Bilamana seorang individu atau keluarga sudah akan berpindah dari mau ke
mampu , boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada
Individu dan keluarga yang telah mau, dihimpun dalam suatu kelompok untuk
bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Hal – hal yang akan diberikan
kepada masyarakat oleh program kesehatan dan program lain sebagai bantuan,
hendaknya disampaikan pada fase ini. Bantuan hendaknya sesuai dengan apa yang
menggunakan merode yang tepat. Pada saat ini banyak dijumpai lembaga swadaya
masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kesehatan atau peduli terhadap kesehatan.
LSM ini harus digalang kerjasamanya, baik diantara mereka maupun antara LSM
berhasilguna.7
32
2. Bina Suasana.
kelompok arisan, mejelis agama dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau
pemberdayaan, khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke
Bina suasana individu dilakukan oleh indvidu – individu tokoh masyarakat. Dalam
katagori ini tokoh – tokoh masyarakat menjadi individu – individu panutan dalam hal
Kelompok tersebut menjadi kelompok yang peduli terhadap perilaku yang sedang
diperkenalkan.7
kemitraan dan pemanfaatan media komunikasi. Dalam katagori ini media massa
33
3. Advokasi.
Pengertian Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana
untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak – pihak terkait (stake
pemecahan masalah
Sebagaimana pemberdayaan dan bina suasana, advokasi juga akan efektif bila
34
4. Kemitraan.
a. Pemantauan
PHBS, yang diukur atau dievaluasi adalah PHBS di tatanan rumah tangga. Namun
demikian disadari bahwa hasil akhir ini sangat dipengaruhi oleh hasil-hasil antara,
yaitu PHBS di berbagai tatanan lain. Oleh sebab itu, kemajuan dalam pembinaan
PHBS di tatanan lain tersebut dan di tatanan rumah tangga harus dipantau.
dengan memanfaatkan data dari sistem Informasi PHBS yang terintegrasi dalam
tujuan perbaikan. 7
memanfaatkan kegiatan Lomba Desa dan Kelurahan yang berlangsung setiap tahun
dan berjenjang. Panitia Lomba Desa dan Kelurahan diberi tugas tambahan untuk
pencatatan dan pelaporan PHBS dalam SIKNAS dari Kementerian Kesehatan dan
35
b. Evaluasi
Oleh karena survai secara nasional memerlukan biaya yang cukup besar, maka
yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan yaitu Riset Kesehatan Dasar dan
oleh Badan Pusat Statistik seperti: Susenas, SDKI dan lain-lain. Frekuensi evaluasi
tersebut.7
36
BAB III
PENUTUP
Salah satu upaya menuju kearah perilaku sehat dengan melalui satu program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau, dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Tujuan PHBS rumah tangga adalah
untuk mencapai Rumah Tangga Sehat, Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga
yang melakukan 10 PHBS di Rumah Tangga yaitu Persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang bayi dan balita, menggunakan air
bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat,
memberantas jentik di rumah, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas
kesehatan adalah advokasi,bina suasana, dan pemberdayaan. Selain itu, perlu adanya
pemantauan dan evaluasi untuk menilai keberhasilan pada PHBS Rumah Tangga.
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI. 2011. Panduan Pembinaan dan Penilaian Perilaku Hidup Sehat
di Rumah Tangga Melalui Tim Penggerak PKK. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia Pusat Promosi Kesehatan Bekerja sama dengan Tim
Penggerak PKK Pusat Tahun 2011: Jakarta
2. Departemen Kesehatan. Riset kesehatan Dasar (RISKESDES). Departemen
Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik
Indonesia 2013: Jakarta
3. Gani H.A, Istiaji E., Pratiwi P.E. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pada Tatanan Rumah Tangga Masyarakat Using. Bagian Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Jurnal
IKESMA. 2015; 11 (1).
4. World Health Organization. WHO guidelines on hand hygiene in health care
(advanced draft): global safety challenge 2018: clean care is safer care (No.
WHO/EIP/SPO/QPS/05.2 REV. 1). Geneva: World Health Organization.
5. Indonesia, K. K. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2018.
6. Lubis A.H., Efendi I, Fitriani A.D., Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap
Perubahan Pengetahuan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jurnal Mutiara
Kesehatan Masyarakat. 2019; 4 (2): 122-131.
7. Kemenkes RI. Sekretariat Jendral Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011 Pedoman Pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kementerian Kesehatan RI. 2011
8. Astuti W.D., Khaqiqi Z., Lestari D. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Dalam Rumah Tangga Ibu Hamil dan Ibu Pernah Hamil di Indonesia. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan. 2011; 14 (4): 382-390.
9. Awyono. Gambaarn Perilaku Mencuci Tangan Pada Penderita Diare di Desa
Kintamani Kabupaten Bangli Bali Tahun 2015. Fakultas Kedokteran
Udayana. 2016; 7 (1): 67-70.
37
10. Nicholson, J.A., Naeeni, M., Hoptroff,M., et al. An Investigation of the effects
of a hand washing intervention on health outcomes and school absence using
a randomized trial in Indian Urban communities. Tropical Medicine and
International Health. 2014; 19 (3): 284-292.
11. Contzen,N. Changing handwashing behavior in southern Ethiopia: A
longitudinal study on infrastructural and commitment interventions. Social
Science and Medicine. 2015; 124: 103-114.
12. Iswari. Analisis factor-faktor risiko kejadian diare pada anak di bawah 2 tahun
di RSUD Kota Jakarta. Tesis: Tidak dipublikasikan. Depok: FIK UI. 2011.
13. Kusumawardani, L.H., Rekawati, E. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Melalui Metode Simulasi Praktik di Madrasah Ibtidaiyah Al
Islam Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Dinamika Jurnal.
2019; 1 (3): 9-16.
14. Ridwan, N.M., Asmarani, F.L., Suwarsi, S. Hubungan Tingkat Pengetahuan
PHBS di Rumah Tangga Dengan Pencegahan Penyakit DBD di Pedukuhan
Wonocatur Banguntapan Bantul Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Respai
Yogyakarta. 2017; 4 (1): 118-123.
15. Natsir, M.F., Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah
Tangga Masyarakat Desa Parang Baddo. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan
(JNIK) LP2M UNHAS. 2019; 1 (3).
38