Anda di halaman 1dari 59

Status Ujian IKM

Penyuluhan Tentang Pentingnya Skrining pada Usia Produktif


untuk Meningkatkan Capaian Pelayanan Kesehatan di Wilayah
Kerja Puskesmas Cempaka Putih

Diajukan Untuk Memenuhi syarat Ujian Kepaniteraan Klinik IKM


Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Oleh :

Larasati Gilang Puji Astuti, S.Ked


1830912320024

Pembimbing :
Prof. Dr. dr. H. Syamsul Arifin, M.Pd, DLP

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
BANJARMASIN
DESEMBER, 2020
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Data Demografi Puskesmas Cempaka Putih 1

1.2 Visi & Misi Puskesmas Cempaka Putih 11

1.3 Latar Belakang Masalah 24

1.4 Tujuan Penulisan 27

BAB II PERMASALAHAN

2. 1 Identifikasi Masalah ................................................. 28

2. 2 Identifikasi Penyebab Masalah .................................. 28

2. 3 Prioritas Masalah ...................................................... 30

BAB III PEMECAHAN MASALAH

3.1 Alternatif Pemecahan Masalah 34

3.2 Solusi Untuk Permaasalahan 35

3.3Prioritas Pemecahan Masalah 37

3.4Perencanaan Tindakan Pemecahan Masalah 40

BAB IV PEMBAHASAN 41

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 47

B. Saran 47

ii
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Data Umum

1.1.1 Batas Wilayah

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Cempaka Putih

Secara geografis Puskesmas Cempaka Putih terletak di Kecamatan

Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin. Kecamatan Banjarmasin Timur berbatasan

dengan Kecamatan Banjarmasin Utara dibagian Utara, Kabupaten Banjar di

sebelah timur, Kecamatan Banjarmasin Selatan di sebelah selatan, dan di sebelah

barat berbatasan dengan Kecamatan Banjarmasin Tengah. Berdasarkan data yang

1
diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Banjarmasin tahun 2018, Kecamatan

Banjarmasin Timur terletak pada ketinggian 0,16 meter di bawah permukaan laut.

Adapun batas wilayah kerja :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Puskesmas Sungai Bilu (Kelurahan Sungai

Bilu).

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Puskesmas Karang Mekar (Kelurahan

Karang Mekar).

 Sebelah Timur berbatasan dengan Puskesmas Pemurus Luar (Kelurahan

Terminal).

 Sebelah Barat berbatasan dengan Puskesmas Sungai Mesa (Kelurahan Melayu)

Informasi mengenai batas – batas wilayah dapat membantu untuk beberapa

hal terkait dengan stabilitas kesehatan, diantaranya; Mengetahui wilayah kita

berbatasan dengan daerah yang padat penduduk atau tidak, mengetahui daerah

perbatasan terdapat bangunan yang dapat menjadi sumber pencemaran polusi atau

tidak, mengetahui apakah wilayah kita berbatasan dengan daerah endemis, dan

mengetahui apakah wilayah kita termasuk wilayah endemis penyakit penyakit

tertentu.

1.1.2 Luas Wilayah

Secara geografis Puskesmas Cempaka Putih terletak di Kecamatan

Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin. Kecamatan Banjarmasin Timur terdiri dari

9 (sembilan) kelurahan dengan luas wilayah 23,86 km2. Luas wilayah berdasarkan

kelurahan meliputi:
2
1. Kelurahan Kuripan : 0,72 km

2
2. Kelurahan Kebun Bunga : 1,05 km2
1.1.3 Keadaan Tanah dan Iklim

Secara administrasi, wilayah kerja Puskesmas Cempaka Putih terdiri dari 2

kelurahan dengan kondisi daerahnya (100%) dataran rendah, (90%) sungai atau

0 0
rawa, dan suhu udara berkisar (28 C) – (34 C).

1.1.4 Distribusi Penduduk

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Cempaka Putih menurut Data

Sasaran Proyeksi (PUSDATIN) Tahun 2018 adalah 30.625 jiwa, yang terdiri dari

Kelurahan Kuripan sebanyak 15.630 jiwa sedangkan Kelurahan Kebun Bunga

sebanyak 14.995 jiwa.

Kepadatan penduduk Kelurahan Kuripan tahun 2017 mencapai 9.965

jiwa/km2. Sedangkan Kepadatan penduduk Kelurahan Kebun Bunga tahun 2017


2
mencapai 11.162 jiwa/km . Dengan jumlah penduduk Kelurahan Kuripan Tahun

2018 sebanyak 15.630 jiwa dan luas wilayah 0,72 km2, maka kepadatan penduduk
2
Kelurahan Kuripan mencapai 21.708 jiwa/km . Jumlah penduduk Kelurahan

Kebun Bunga tahun 2018 sebanyak 14.995 jiwa dan luas wilayah 1,05 km 2, maka
2
kepadatan penduduk semakin meningkat yaitu mencapai 14.281 jiwa/km .

1.1.4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Luas Wilayah dan Jenis Kelamin

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas
Cempaka Putih Kota Banjarmasin Tahun 2018
Jumlah Penduduk
Jumlah
No Desa/Kelurahan Laki-Laki Perempuan
(Jiwa)
(Jiwa) (Jiwa)
1. Kelurahan Kuripan 7.836 7.794 15.630
2. Kelurahan Kebun Bunga 7.455 7.540 14.995
Total 15.291 15.334 30.625

3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

50.07% 49.93%

Laki-Laki

Perempuan

Gambar 1.2 Grafik Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Cempaka Putih Kota Banjarmasin Tahun 2018

1.1.4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Luas Wilayah dan Kepadatan


Penduduk

Tabel 1.2 Distribusi Penduduk Serta Kepadatan Penduduk di Setiap Wilayah Kerja
Puskesmas Cempaka Putih Tahun 2018
Jumlah
No Kelurahan Luas Penduduk Kepadatan Kategori
(Jiwa)
Sangat
1 Kuripan 0,72 15.630 21.708 jiwa/km2 padat
Sangat
2 Kebun Bunga 1,05 14.995 14.281 jiwa/km2 padat
Jumlah 1,77 30.625 17.302 jiwa/km2

Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan jumlah penduduk yang dibagi

atas luas wilayah sehingga di dapat jumlah penduduk tiap 1 km2. Menurut UU No.

5 tahun 1960, tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah dapat dikelompokan

menjadi empat kategori yaitu:

 Tidak padat : kepadatan penduduk mencapai 50 orang/km2


 Kurang padat : kepadatan penduduk mencapai 51 - 250 orang/km2
 Padat : kepadatan penduduk mencapai 250 - 400 orang/km2
 Sangat padat : kepadatan penduduk melebihi 401 orang/km2

4
1.1.4.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia

Usia produktif dalam suatu produktif yang dapat dihitung dengan rumus

berikut: 15−64
= ℎ 100%

Keterangan:
P15-64 = Penduduk usia produktif (15-64 tahun)

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui dependency ratio atau rasio

beban tanggungan atau disebut juga rasio tanggungan keluarga menggunakan

rumus berikut: 0−14 + 65+


= 100%
15−64

Keterangan:
P0-14 = Penduduk usia muda (0-14 tahun)
P65+ = Penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas)
P15-64 = Penduduk usia produktif (15-64 tahun)

Dependency ratio adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak

produktif (penduduk usia muda dan penduduk usia lanjut) dengan jumlah

penduduk usia produktif.

Wanita usia subur dapat dihitung dengan rumus berikut:


W15 − 45
= 100%
ℎ ℎ

Keterangan:
W15-45 =Wanita usia produktif (15-64 tahun)

5
100%
Lansia dapat dihitung dengan rumus berikut:

65+

=
ℎ ℎ 100%

Keterangan:
P65+ = Penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas)

Remaja dapat dihitung dengan rumus berikut:


15−19

= ℎ ℎ

Keterangan:
P15-19 = Penduduk usia 15-19 tahun
Tabel 1.3 Distribusi Penduduk Menurut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas
Cempaka Putih Kota Banjarmasin Tahun 2019
Jumlah
Usia Total
Laki-laki Perempuan
0-4 tahun 1.433 1.360 2.793
5-9 tahun 1.425 1.388 2.813
10-14 tahun 1.255 1.197 2.452
15-19 tahun 1.216 1.251 2.467
20-24 tahun 1.318 1.324 2.642
25-29 tahun 1.268 1.197 2.465
30-34 tahun 1.230 1.201 2.431
35-39 tahun 1.170 1.203 2.373
40-44 tahun 1.153 1.169 2.322
45-49 tahun 1.039 1.062 2.101
50-54 tahun 891 883 1.774
55-59 tahun 744 717 1.461
60-64 tahun 455 440 895
65-79 tahun 291 287 578
70-75 tahun 139 182 321
75+ tahun 107 194 301
Total 15.134 15.055 30.189
Usia Produktif 69,3%
Dependency Ratio 44%
Wanita Usia Subur 48%
Lansia 4%
Remaja 8%

6
Gambar 1.3 Grafik Piramida Penduduk Menurut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas
Cempaka Putih Kota Banjarmasin Tahun 2019

Dari perhitungan tersebut didapatkan usia produktif sebesar 69,3% yang

artinya pada wilayah Puskesmas Cempaka Putih lebih dari setengah jumlah

masyarakatnya dalam usia produktif. Hasil dependency ratio sebesar 44% yang

dapat disimpulkan bahwa dari setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap

produktif) mempunyai tanggungan sebanyak 44 orang yang belum produktif dan

dianggap tidak produktif lagi.

7
1.1.5 Sosial Ekonomi & Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Cempaka putih

bervariasi di setiap kelurahan. Adapun distribusi penduduk wilayah kerja

Puskesmas Cempaka Putih berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut.

Tabel 1.4 Distribusi Penduduk yang Bekerja Menurut Jenis Mata Pencaharian di Wilayah
Kerja Puskesmas Cempaka Putih Kota Banjarmasin Tahun 2019
No
Pekerjaan Kuripan Kebun Bunga Jumlah
1 Belum/Tidak Bekerja 2991 1537 4528
2 Mengurus Rumah Tangga 2328 1659 3987
3 Pelajar / Mahasiswa 2621 5284 7905
4 Pensiunan 302 721 1023
5 TNI 12 50 62
6 POLRI 32 313 345
7 Karyawan swasta 1990 1409 3399
8 Buruh 4246 313 4559
9 Guru/Dosen 173 252 425
10 PNS 330 647 977
11 Lainnya 726 1063 1789
Jumlah 15751 12842 28593
Sebagian besar mata pencaharian penduduk di wilayah kerja puskesmas

Cempaka Putih adalah sebagai buruh yaitu sebanyak 4559 jiwa dari jumlah

penduduk yang mempunyai pekerjaan. Jenis mata pencaharian penduduk secara

lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:

Tingkat pendidikan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Cempaka putih

bervariasi di setiap kelurahan. Adapun distribusi penduduk wilayah kerja

Puskesmas Cempaka Putih berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut.

8
Tabel 1.5 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas
Cempaka Putih Kota Banjarmasin Tahun 2019
No Pendidikan Jumlah (Orang)
1 STRATA III 87
2 STRATA II 287
3 AKADEMI/DIPLOMA III/S. MUDA 2140
4 DIPLOMA IV/STRATA I 770
5 DIPLOMA I/II 309
6 SLTA/SEDERAJAT 8090
7 SLTP/SEDERAJAT 5609
8 TAMAT SD/SEDERAJAT 3583
9 TIDAK TAMAT SD/SEDERAJAT 3845
10 TIDAK/BELUM SEKOLAH 4937

Dari data terlihat sebagian besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Cempaka Putih adalah tamatan SMA (Sekolah Menengah Atas) atau sederajat

yaitu sebesar 8090 jiwa. Dan sebesar 3583 menyelesaikan pendidikan di SD

(Sekolah Dasar).

Adapun jumlah penduduk yang tidak sekolah sekitar 4937 jiwa. Sisanya

berpendidikan SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) sebesar 5609 jiwa.

Sedangkan yang tamat Akademi dan tamat Perguruan Tinggi (PT) sebesar 2206

jiwa.

1.1.6 Sarana Ekonomi/Transportasi/Komunikasi

Hampir seluruh wilayah kerja dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda

empat. Sarana komunikasi yang ada berupa Telepon dan Internet. Waktu tempuh

dari desa atau kelurahan ke Puskesmas berkisar 10 menit hingga 20 menit

perjalanan darat.

9
1.1.7 Lingkungan Pemukiman

Upaya penyehatan lingkungan pemukiman adalah upaya untuk meningkatkan

kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu

lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan

meningkatkan peran serta masyarakat dan keterpaduan pengelolaan lingkungan

melalui analisis dampak lingkungan. Kegiatan peningkatan penyehatan lingkungan

dan pemukiman bertujuan berubahnya, terkendalinya, atau hilangnya semua unsur

fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat, yang dapat memberi pengaruh jelek

terhadap kesehatan mereka.

Secara khusus penyehatan lingkungan pemukiman bertujuan untuk

meningkatkan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin masyarakat mencapai

derajat kesehatan yang optimal, terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat

dan sektor lain yang berkaitan serta bertanggung jawab atas upaya peningkatan dan

pelestarian lingkungan hidup. Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap penyehatan

lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya

cakupan pelayanan penyehatan lingkungan, kondisi ini antara lain tercermin pada

pelayanan air limbah yang masih menghadapi kendala dalam pengelolaannya. Hal ini

terkait dengan rendahnya kesediaan membayar dari masyarakat terhadap pelayanan

air limbah terpusat. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kualitas lingkungan di

Banjarmasin, mengingat sungai yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sarana

transportasi dan sumber air untuk keperluaan MCK (mandi, cuci dan kakus), perilaku

memanfaatkan air sungai sebagai sumber untuk MCK inilah yang menyebabkan

rawannnya terjadi water borne disease seperti

10
penyakit saluran pencernaan dan gangguan gigi yang termasuk dua puluh penyakit

terbanyak pada tahun 2018.

1.1.8 Air Bersih

Berbagai upaya Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Perusahaan Daerah

Air Minum (PDAM) untuk meningkatkan cakupan air ledeng sebagai sumber air

minum rumah tangga menunjukkan angka yang bervariasi, sampai dengan Tahun

2018 cakupan akses air bersih untuk masyarakat Kelurahan Kuripan dan

Kelurahan Kebun Bunga sebesar 72.80% dari 30.625 jumlah penduduk di wilayah

kerja Puskesmas Cempaka Putih. Belum tercapainya hingga 100% dikarenakan

masih ada masyarakat yang menggunakan sungai sebagai kebutuhan masyarakat.

1.1.9 Pembuangan Limbah

Untuk Pengelolaan Limbah di Puskesmas Cempaka Putih belum memiliki

sarana pembuangan air limbah (IPAL), untuk pembuangan sampah medis dibuang

oleh petugas dinas dengan jadwal yang telah ditentukan melalui kerja sama

dengan pihak ketiga dan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin.

1.1.10 Penyehatan Rumah

Cakupan angka rumah sehat di puskesmas Cempaka Putih mencapai 103%.

1
1.2 Visi, Misi, Motto dan Tata Nilai Puskesmas

1.2.1 Visi

Visi Puskesmas Cempaka Putih adalah “Mewujudkan Pelayanan Kesehatan

Berkualitas Menuju Masyarakat Banjarmasin Sehat, Mandiri dan Berkeadilan”.

11
1.2.2 Misi

a. Mendorong kemandirian perilaku sehat bagi masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Cempaka Putih.

b. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau dan

berkeadilan.

c. Menggerakkan masyarakat berperan aktif mewujudkan lingkungan yang sehat.

d. Membangun profesionalisme dengan memberikan pelayanan kesehatan yang

optimal baik individu, keluarga dan masyarakat.

1.2.3 Motto Puskesmas Cempaka Putih

“Sehatkan Diri, Keluarga dan Masyarakat”

1.2.4 Tata Nilai Puskesmas Cempaka Putih

“JURAGAN SABAR”

1. juJUR

2. tAnGgung jawab

3. rAmah

4. disipliN

5. SABAR

1.2.5 Strategi Kerja

1 Meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektor yang terkait untuk

kesuksesan pelaksanaan program kerja Puskesmas.

2 Menyelenggarakan program upaya peningkatan kesehatan masyarakat melalui

kegiatan pembinaan dan pemeliharaan kesehatan yang meliputi: promosi

12
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,

peningkatan kesehatan keluarga/termasuk keluarga berencana (KB),

pengobatan dasar serta upaya kesehatan masyarakat lainnya sesuai kebutuhan.

3 Meningkatkan jangkauan pelayanan pemeriksaan kehamilan dan pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan yang memadai

4 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam memberikan

pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat.

5 Berupaya menyelenggarakan pelayanan rawat jalan yang bermutu, merata dan

terjangkau melalui pelayanan di puskesmas dan posyandu.

6 Memberikan pelayanan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan

serta berorientasi pada kepuasan masyarakat.

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran menuju terwujudnya visi

puskesmas ini maka peran puskesmas dalam pelaksanaan kegiatan program

berdasarkan pada kebijakan sebagai berikut :

1. Penggalangan Kemitraan Lintas Sektor

Optimalisasi pembangunan berwawasan kesehatan yang mendukung

tercapainya tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

Cempaka Putih, menuntut adanya penggalangan kemitraan lintas sektor dan

segenap potensi yang ada.

Untuk mendukung langkah ini, akan dilakukan upaya sosialisasi masalah

kesehatan dan melibatkan sektor lain untuk mengenal masalah kesehatan

yang ada, serta melibatkan mereka dalam tahap perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan dan pengendalian kegiatan program kesehatan.

13
2. Pemberdayaan Masyarakat dan Swasta

Masyarakat termasuk swasta harus berperan aktif sebagai subyek

pembangunan kesehatan. Peran aktif tersebut dimulai dari tahap perencanaan

kesehatan mulai dari tingkat lingkungan, kelurahan dan kecamatan, sehingga

semua kegiatan program kesehatan mencerminkan kebutuhan nyata

masyarakat, kelompok potensial masyarakat seperti Kader Posyandu, harus

berfungsi secara optimal.

1.3 Sumber Daya Puskesmas

1.3.1 Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat

Ketersediaan obat pelayanan kesehatan dasar tahun 2018 relatif

cukup baik dalam jenis maupun jumlahnya. Sumber dana pengadaan

obat berasal dari APBD dan JKN.

1.3.2 Sarana dan Fasilitas Kesehatan Pendukung Puskesmas Cempaka

Putih

Dalam menjalankan fungsinya, Puskesmas Cempaka Putih

didukung oleh beberapa sarana dan fasilitas, antara lain :

Tabel 1.6 Data Sarana dan Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Cempaka Putih Kota Banjarmasin Tahun 2019

No Nama Sarana & Fasilitas Kesehatan Jumlah


1. Puskesmas Induk 1 Buah
2. Posyandu Balita 18 Buah
3. Posyandu Lansia 3 Buah
4. Posbindu 4 Buah
5. Rumah Sakit 2 Buah
6. Praktek Dokter Swasta 8 Buah

14
7. Balai Pengobatan Swasta/Klinik 4 Buah
8. Klinik Bersalin 0 Buah
9 Laboratorium Klinik 0 Buah
10. Apotek 6 Buah
11. Praktik Pengobatan Tradisional 19 Buah
12. Usaha Kecil Obat Tradisional 10 Buah
13. Pedagang Besar Farmasi 2 Buah
14. Toko Obat 2 Buah

Tabel 1.7 Jumlah Sarana Puskesmas Cempaka putih Tahun 2019

No Nama Sarana/Fasilitas Jumlah


1. Gedung Puskesmas 1 buah
2. Poli Gigi 1 buah
3. Poli Dewasa 1 buah
4. Poli Anak 1 buah
5. Poli Remaja 1 buah
6. Poli Lansia 1 buah
7. Klinik IMS 1 buah
8. Klinik Sanitasi 1 buah
9. Apotek – Gudang Obat 1 buah
10. Laboratorium 1 buah
11. Ruang Pengaduan Pelanggan 1 buah
12. Aula Ada
13. Gudang Barang 1 buah
14. Dapur 1 buah
15. WC Karyawan 2 buah
16. WC Pasien 1 buah
17. Peralatan Medis KIA/KB, Sesuai dengan keperluan

15
Denah Lantai 1 Puskesmas Cempaka Putih

Ruang Tunggu

Denah Lantai 2 Puskesmas Cempaka Putih

1.3.3 Data Ketenagaan

Berikut adalah data ketenagaan di Puskesmas Cempaka Putih pada

Tahun 2019, dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut :

16
Tabel 1.8 Data Ketenagaan Puskesmas Cempaka Putih Tahun 2019

Status Kepegawaian Jumlah


No Jenis Ketenagaan/Profesi
PNS PTT/Kontrak Honor (orang)
1 Dokter Umum 3
Dokter Madya/Kepala
1
Puskesmas
Dokter Ahli Muda 2
Dokter Ahli Pertama 1
Dokter kontrak 1
2 Dokter Gigi 1 1
3 Apoteker 1
Apoteker Ahli Muda 1
4 Asisten Apoteker 3
Asisten Apoteker Penyelia 2
Asisten Apoteker Pemula 1
5 Perawat 6
Perawat Ahli Muda 1
Perawat Penyelia 2
Perawat Mahir 2
Perawat Pelaksana 1
6 Perawat Gigi 2
Perawat Gigi Penyelia 2
7 Sanitarian 2
Sanitarian Penyelia 2
8 Nutrisionis 3
Nutrisionis Penyelia 1
Nutrisionis Pelaksana 1
Nutrisionis Pelaksana
1
Pemula
9 Pranata Laboratorium 2
Pranata Laboratorium
1
Penyelia
Pranata Laboratorium
Pelaksana 1
Lanjutan
10 Bidan 1 6
Bidan Penyelia 1
Bidan Pelaksana Lanjutan 2
Bidan Pelaksana 2
11 Pengadministrasi Rekam
Medis & 3 2 5
Informasi
12 Verifikator Keuangan 1 1
13 Pengadministrasi 2

17
Status Kepegawaian Jumlah
No Jenis Ketenagaan/Profesi
PNS PTT/Kontrak Honor (orang)
Pengadmnitsrasi Umum 1
Pengadministrasi
1
Kepegawaian
14 Kepala Tata Usaha 1 1
15 Cleaning Service 1 1 2
Total 42

Tabel 1.9 Jabatan Pegawai Puskesmas Kelayan Timur tahun 2019

No. Nama Jabatan


1 dr. H. Sadiman Kepala puskesmas
2 Hj. Noorhaidah Perawat gigi penyelia
3 Gt. Bulkis Asisten apoteker penyelia
4 Hj. Siti Asyiah Perawat penyelia
5 Hj. Mahrita Sanitaria penyelia
6 Ernawati Perawat gigi penyelia
7 Arbain Perawat gigi penyelia
8 Haryana Pranata Lab-Kes penyelia
9 dr. Ayu Wilda Dokter
10 dr. Rini Kuntari Dokter
11 Isna Noverita Asisten apoteker penyelia
12 Fathul Jannah, S.Si. Apt Apoteker muda
13 Isnuriana, AMG Nutrisionis penyelia
14 Khamisah Sanitarian penyelia
15 Hj. Mishartuti, AMK Perawat penyelia
16 Musadad Kasubag TU
17 Yuanita, S.Kep.Ns Perawat pertama
18 Hamdani Perawat pelaksana lanjutan
19 Rochliani Perigester pasien
20 Silvia Muspiartinah, Am.Keb Bidan pelaksana lanjutan
21 Dr. Nurul Huda Dokter pertama
22 Hj. Andi Puspa Juwita, SE Pengadministrasi umum
23 Rita Syahriani, AMK Perawat madia
24 Dewi Safitri, AMK Perawat madia
25 Luci Desiana, A.Md.Ak Pranata LabKes pelaksana
26 Anita Karnasih Pengadministrasi umum
27 Rohana, Am.Keb Bidan pelaksana
28 Utin ernawati, Am.Keb Bidan pelaksana
29 Suradi Perawat pelaksana
30 Nurma Dwi, A.Md Verifikator keuangan
31 Rina Fahriana, Am.Keb Bidan pelaksana

18
32 Sri Mutia, AMG Nutrisionis pelaksana
33 Zainal Arifin Perigester pasien
34 Mimiyati -
35 Rizka Amelia Saputri -
36 Helda Yuliyanti -
37 dr. Hj. Mei Sari Prihatini CPNS
38 Drg. Fitrian CPNS

1.3.4 Sistem Pelayanan Puskesmas Cempaka Putih

Puskesmas Cempaka Putih memberikan pelayanan pengobatan umum, gigi,

KIA/KB, imunisasi, DDTK, Anak/MTBS, PKPR, Klinik IMS, VCT HIV AIDS,

klinik gizi, klinik sanitasi, apotek dan laboratorium yang dilaksanakan mulai pukul

08.00 dengan pelaksana dokter, dokter gigi, perawat, perawat gigi, bidan, Konselor,

analis kesehatan, apoteker, asisten apoteker, pelaksana gizi, dan sanitarian.

Puskesmas Cempaka Putih juga memberikan pelayanan administrasi berupa

Surat Keterangan Berbadan Sehat (SKBS) umum dan PNS, Surat Keterangan

Bebas Buta Warna, Surat Keterangan Bebas Tato dan lain sebagainya.

1.3.5 Pembiayaan Kesehatan

Sumber dana yang diterima oleh Puskesmas Cempaka Putih meliputi

Dana APBD (Operasional & Jasa Medis), DAK Non Fisik dan Dana JKN

(Jaminan Kesehatan Nasional). Pada tahun 2019 biaya penganggaran antara

lain APBD sebesar Rp. 263.968.000,- dengan realisasi sebesar Rp.

243.278.333,- atau sebesar 92% dari anggaran APBD.

Untuk penganggaran dana DAK Non Fisik / BOK pada tahun 2019 sebesar

Rp. 539.110.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 487.334.000,- atau sebesar

90,39%. Untuk JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) tahun 2019 sebesar Rp.

19
577.449.500,- dengan realisasi sebesar Rp. 564.624.003,- atau sebesar 97,78%

dari anggaran JKN.

1.3.6 Program Puskesmas

Untuk mencapai visi pembangunan kesehatan, puskesmas

bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan

nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan

yang dilaksanakan di Puskesmas Cempaka Putih meliputi:

1.3.6.1 UKP (Upaya Kesehatan Perorangan), yaitu :

1. Loket

2. Poli Pelayanan

3. Farmasi

4. Laboratorium

5. KIA-KB yang termasuk UKP

6. Imunisasi bersifat UKP

7. Klinik Sanitasi

8. Pelayanan Gawat Darurat

9. Pelayanan Gizi yang bersifat UKP

1.3.6.2 UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat), terbagi menjadi tiga yaitu ;

1. UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) masih proses :

 Kesehatan Jiwa

 Kesehatan Kerja

20
 Kesehatan Olahraga

 Kesehatan Mata
 Siaga Bencana
2. UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) essensial :

 Pelayanan Promkes termasuk UKS

 Pelayanan Kesehatan Lingkungan

 Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana


(KB) yg bersifat UKM

 Pelayanan Gizi yang bersifat UKM

 Pelayanan Pencegahan dan pengendalian penyakit


 Pelayanan keperawatan kesehatanmasyarakat
3. UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) pengembangan :

 Pelayanan UKGM

 Pelayanan Lansia
1.3.6.3 Pelayanan Kesehatan Luar Gedung

1. Posbindu

2. Posyandu Balita

3. Posyandu Lansia

4. Pusling

5. Pos UKK

21
1.4 Data Khusus

Tabel 1.10 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Cempaka Putih Kota Banjarmasin


Tahun 2019

No Nama Penyakit Jumlah


1 ISPA 2779
2 Hipertensi Primer (Essensial) 1579
3 Diabetes Mellitus 1438
4 Pneumonia 878
5 Batuk 558
6 Gout 523
7 Arthritis Lainnya 487
8 Faringitis Akut 383
9 Bronchitis Akut 326
10 Hyperkolesterol 278

Tabel 1.11 Sepuluh Obat dengan penggunaan terbanyak di wilayah kerja


Puskesmas Cempaka Putih tahun 2019

No. Obat
1 Parasetamol tablet 500 mg
2 Vitamin B 12 tablet
3 Ferro Folat tab 200 mg
4 Ibuprofen tablet 200 mgg
5 Vitamin B kompleks tablet
6 Amlodipin 5 mg
7 Simvastatin 20 mg
8 Amlodipin 10 mg
9 Antasida doen
10 Kalsium laktat

22
Tabel 1.12 Hasil kegiatan Pelayanan Penyakit Tidak Menular di wilayah kerja
Puskesmas Cempaka Putih tahun 2019

Tabel 1.13 Pencapaian SPM Bidang Kesehatan di Puskesmas Cempaka Putih Tahun
2020
TARGET
PENCAPAIAN
NO INDIKATOR SPM TAHUN
2020
2020
1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil 100% 77%
2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin 100% 77%
3 Pelayanan Bayi Baru Lahir 100% 80%
4 Pelayanan Kesehatan Balita 100% 85%
5 Pelayanan Kesehatan pada Usia 100% 53%
Pendidikan Dasar
6 Pelayanan Kesehatan pada Usia 100% 32%
Produktif
7 Pelayanan Kesehatan pada Usia 100% 65%
Lanjut
8 Pelayanan Kesehatan Penderita 100% 39%
Hipertensi
9 Pelayanan Kesehatan Penderita 100% 100%
Diabetes Mellitus
10 Pelayanan Kesehatan Orang 100% 100%
Gangguan Jiwa Berat
11 Pelayanan Kesehatan Orang dengan 100% 28%
TB

23
TARGET
PENCAPAIAN
NO INDIKATOR SPM TAHUN
2020
2020
12 Pelayanan Kesehatan Orang dengan 100% 100%
Resiko Terinfeksi HIV
a) Ibu Hamil
b) WPS
c) PPS
d) Waria
e) LSL
f) IDU
g) Pasangan Risti
h) Pelanggan PS
i) IMS
j) WBP
k) TB Paru

1.3 Latar Belakang Permasalahan

Pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematian di dunia adalah

penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per tahun. Sekitar 80

persen kematian tersebut terjadi di negara berpenghasilan menengah dan rendah.

Menurut WHO tahun 2018, 73% kematian saat ini disebabkan oleh penyakit tidak

menular, 35% diantaranya karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 12%

oleh penyakit kanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6% karena diabetes,

dan 15% disebabkan oleh PTM lainnya.1

Penyakit tidak menular adalah salah satu penyumbang kematian terbesar di

Indonesia. Stroke, kanker , jantung dan diabetes militus adalah beberapa PTM

penyebab kematian terbesar di Indonesia. Penyakit yang biasanya dialami oleh

1
lanjut usia, kini banyak dialami oleh golongan usia produktif.

Indonesia saat ini menghadapi beban ganda penyakit, yaitu penyakit

menular dan Penyakit Tidak Menular. Perubahan pola penyakit tersebut sangat

24
dipengaruhi antara lain oleh perubahan lingkungan, perilaku masyarakat, transisi

demografi, teknologi, ekonomi dan sosial budaya. Peningkatan beban akibat PTM

sejalan dengan meningkatnya faktor risiko yang meliputi meningkatnya tekanan

darah, gula darah, indeks massa tubuh atau obesitas, pola makan tidak sehat,

kurang aktivitas fisik, dan merokok serta alkohol.1

Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada

indikator-indikator kunci PTM yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019, sebagai

berikut : 1

a. Prevalensi tekanan darah tinggi pada penduduk usia 18 tahun keatas

meningkat dari 25,8% menjadi 34,1%;

b. Prevalensi obesitas penduduk usia 18 tahun ke atas meningkat dari

14,8 % menjadi 21,8%;

c. Prevalensi merokok penduduk usia ≤18 tahun meningkat dari 7,2%.

menjadi 9,1%.

Untuk data PTM lainnya menunjukkan hasil sebagai berikut :1

a. Prevalensi Asma pada penduduk semua umur menurun dari 4,5% menjadi

2,4%;

b. Prevalensi Kanker meningkat dari 1,4 per menjadi 1,8 per mil; l Prevalensi

Stroke pada penduduk umur ≥ 15 tahun meningkat dari 7 menjadi 10,9 per

mil;

c. Prevalensi penyakit ginjal kronis ≥ 15 tahun meningkat dari 2,0 per mil

menjadi 3,8 per mil;

25
d. Prevalensi Diabetes Melitus pada penduduk umur ≥ 15 tahun meningkat

dari 6,9 % menjadi 10,9%;

e. Prevalensi aktivitas fisik kurang pada penduduk umur ≥ 10 tahun

meningkat dari 26,1% menjadi 33,5%;

f. Prevalensi konsumsi buah/sayur kurang pada penduduk umur ≥ 5 tahun

meningkat dari 93,5% menjadi 95,5%.

Pada tahun 2019 Puskesmas Cempaka Putih telah melakukan kegiatan

skrining usi produktif pada anak sekolah. Daru jumlah siswa yang diperiksa 266

orang (laki-laki = 144 orang, perempuan =122 orang) jumalh kelas yang diperiksa 7

kelas (2 kelas SMA Muhamadiyah dan 2 Kelas SMK Muhamadiyah). Jumlah siswa

yang merokok sebesar 23% dan pasif 38%, kurang makan sayur dan buah 93%.

Kurang aktivitas disik 71%, tekanan darah >130\90 mmHg 2%, lingkar perut lebih

7%, konsumsi alkohol 0% dan IMT normal 34%.

Meningkatnya kasus PTM secara signifikan diperkirakan akan menambah

beban masyarakat dan pemerintah, karena penanganannya membutuhkan biaya

yang besar dan memerlukan teknologi tinggi. Hal ini dapat terlihat dari data

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) tahun 2017, sebanyak

10.801.787 juta orang atau 5,7% peserta JKN mendapat pelayanan untuk penyakit

katastropik dan menghabiskan biaya kesehatan sebesar 14,6 triliun rupiah atau

21,8% dari seluruh biaya pelayanan kesehatan dengan komposisi peringkat

1
penyakit jantung sebesar 50,9% atau 7,4 triliun, penyakit rupiah.

Di Puskesmas Cempaka Putih tahun 2019 pelayanan kesehatan usia

produktif dari data yang didapatkan berdasarkan laporan tahunan yang

didapatkan oleh Puskesmas Cempaka Putih hanya 7% dengan target sasaran


100%. Pada tahun 2020, capaian SPM untuk pelayanan kesehatan usia produktif

didapatkan 32% dari target sasaran 100%.

Penyuluhan merupakan kegiatan yang sangat penting untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat agar dapat melakukan skrining usia produktif untuk

mencegah penyakit tidak menular dan meningkatkan capaian target pelayanan

kesehatan usia produktif.

26
1.4. Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk menentukan alternatif pemecahan masalah

dalam upaya meningkatkan capaian pelayanan kesehatan usia produktif di

wilayah Kerja Puskesmas Cempaka Putih.

27
BAB II

PERMASALAHAN

2.1. Identifikasi Masalah

Mengapa angka capaian pelayanan kesehatan pada usia produktif belum

mencapai target di wilayah kerja Puskesmas Cempaka Putih?

2.2. Identifikasi Penyebab Masalah

Berdasarkan Permasalahan tersebut maka dijabarkan penyebab

masalahnya sebagai 5M yaitu Man, Money, Method, Market dan Material.

a. Man :

- Kurangnya pemberian informasi dari tenaga kesehatan Puskesmas kepada

usia produktif untuk memeriksakan kesehatan minimal 1 tahun sekali.

External :

- Dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan usia produktif mengenai hal

yang berkaitan dengan penyakit tidak menular sehingga menyebabkan

kurangnya kesadaran masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang

optimal.

b. Money :

- Minimnya biaya operasional untuk dilakukannya kegiatan mengenai

skrining pada usia produktif dan penyuluhan bagi masyarakat.

28
29

c. Material :

Internal :

- Pelaksanaan skrining masih terkendala sarana pemeriksaan laboratorium

dan alat-alat yang terbatas

d. Method :

Internal :

- Cara yang digunakan dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat

mengenai skrining usia produktif masih kurang efektif dan kurangnya

kerjasama lintas program dan lintas sektor.

- Pencatatan dan pelaporan yang rumit

e. Market :

- Kurangnya promosi kesehatan tentang pentingnya screening di usia

produktif
30

Melalui data yang disajikan diatas, situasi yang dihadapi oleh puskesmas

Cempaka Putih dapat di analisis sebab dan akibatnya.memakai alat pemecahan

masalah berupa Fishbone:

Man Money Method

Internal : Internal : Internal :


Kurangnya pemberian Minimnya biaya Cara yang digunakan d
informasi dari tenaga operasional untuk alam menyampaikan
kesehatan Puskesmas. dilakukannya kegiatan informasi kepada
. mengenai skrining pada masyarakat mengenai
External : usia produktif dan skrining usia produktif
Kurangnya pengetahuan penyuluhan bagi masih kurang efektif
masyarakat tentang masyarkat dan kurangnya
pentingnya screening di kerjasama lintas sector
usia produktif karena dan lintas program
merasa tidak ada keluhan Pencatatan dan
pelaporan rumit
Capaian
pelayanan
kesehatan usia
produktif
Kurangnya promosi Pelaksanaan skrining tidak
kesehatan tentang masih terkendala memenuhi
pentingnya screening sarana pemeriksaan
di usia produktif laboratorium dan
alat-alat yang terbatas

Market Material

Gambar 2.1 Kerangka Fishbone terhadap permasalahan tidak tercapainya target


pelayanan kesehatan pada usia produktif

2.3. Prioritas Masalah

Untuk menentukan prioritas masalah tersebut di atas dapat ditentukan

dengan metode PAHO-CENDES (Pan American Health Organization-Center for

Development Studies) yang memperhitungkan mengenai :


31

a. Besarnya masalah (Magnitude)

Adalah besarnya pengaruh masalah terhadap derajat kesehatan

masyarakat yang mencakup seberapa banyak penduduk atau masyarakat yang

terkena dampak dan terlibat masalah tersebut diberi skor 1 – 5 yaitu :

1. Hanya sebagian kecil masyarakat

2. sebagian kecil masyarakat

3. Hanya sebagian besar masyarakat

4. Sebagian besar masyarakat

5. Hampir seluruh masyarakat

b. Derajat kepentingan diselesaikannya masalah (Importancy)

Adalah kegawatan masalah berupa tingginya angka morbiditas dan

mortalitas serta kecenderungan dari waktu ke waktu serta besarnya

kepentingan terhadap derajat kesehatan masyarakat apabila masalah dapat

diselesaikan. Diberi skor 1 – 5 yaitu :

1. Tidak ada kepentingan

2. Kepentingannya sangat rendah

3. Kepentingannya cukup rendah

4. Kepentingannya cukup tinggi

5. Kepentingannya sangat tinggi

c. Seberapa jauh masalah dapat diselesaikan (Vunerability)

Adalah sensitif atau tidaknya pemecahan masalah dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi serta tersedianya suatu cara atau

metode untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Diberi skor 1-2 yaitu:
3
2

1. Tidak ada cara yang efektif

2. Ada cara yang efektif

d. Biaya (cost)

Adalah biaya yang diperlukan untuk melaksanakan pemecahan masalah.

Diberi skor 1 – 5 yaitu :

1. Sangat Tidak Murah

2. Tidak Murah

3. Cukup murah

4. Murah

5. Sangat murah

Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat ditentukan prioritas masalah

sebagai berikut:

Tabel 2.1. Penentuan Prioritas Masalah


Nilai
Kriteria Ranking
No Masalah Komposit
Prioritas
M V I C MxVxIxC
Man: Internal
Kurangnya pemberian
informasi dari tenaga 5 2 4 3 120 1
kesehatan Puskesmas.

Eksternal
1
Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang
pentingnya screening di usia 4 2 4 3 96
produktif karena merasa tidak 2
ada keluhan.

Money : Internal
Minimnya biaya operasional
2 4 2 4 2 64 3
untuk dilakukannya kegiatan
mengenai skrining pada usia
33

produktif dan penyuluhan bagi


masyarakat.

Material: Internal
Pelaksanaan skrining masih
terkendala sarana pemeriksaan
3 4 2 3 2 48 5
laboratorium dan alat-alat yang
terbatas

Method: Internal
4.1 Cara yang digunakan
dalam menyampaikan 4 2 4 3 96 2
informasi kepada masyarakat
mengenai skrining usia
produktif masih kurang
4 efektif dan kurangnya
kerjasama lintas program dan
lintas sektor.

4.2 Pencatatan dan pelaporan


3 2 3 3 54 4
yang rumit

Market: Internal
Kurangnya promosi
kesehatan tentang pentingnya
5 screening di usia produktif 4 2 4 3 96 2
untuk mencegah penyakit
tidak menular

Berdasarkan pembobotan masalah tersebut di atas, maka dapat diketahui

bahwa prioritas penyebab masalah yang didapatkan adalah Puskesmas Cempaka

Putih adalah Kurangnya pemberian informasi dari tenaga kesehatan Puskesmas

Cempaka Putih ke masyarakat usia produktif.


BAB III

PEMECAHAN MASALAH

3.1 Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan identifikasi penyebab masalah diatas, maka diperlukan pemecahan

masalah yang dapat dianalisis melalui metode SWOT.

Tabel 3.1 Hasil analisis masalah berdasarkan metode SWOT

KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)


SW
1. Petugas kesehatan di 1. Kurangnya pemberian informasi dari
Puskesmas Cempaka Putih tenaga kesehatan puskesmas tentang
telah memadai pentingnya skrining pada usia
OT 2. Terdapat petugas produktif.
pemegang program 2. Belum tercapainya program
penyakit tidak menular pelayanan usia produktif karena
3. Peralatan skrining cukup pencatatan dan pelaporan yang rumit
lengkap dan memadai 3. Kurangnya kerjasama lintas sektor
dan lintas program.

PELUANG (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)


1. Terdapat 1. Melakukan sosialisasi, 1. Target program yang belum tercapai
kader aktif di Penyebaran leaflet dan namun dengan adanya kader- kader
setiap
penempelan poster edukasi aktif di wilayah puskesmas dapat
posbindu yang
mengenai skrining usia diperbantukan dalam menjalankan
tersebar di
produktif untuk pencegahan program yang belum tercapai.
wilayah kerja
puskesmas penyakit tidak menular. 2. Dapat bekerjasama dengan
2. Koordinasi 2. Peralatan yang beberapa fasilitas kesehatan lain untuk
mudah dengan memadai serta adanya turut memberikan kontribusi dalam
tokoh fasilitas kesehatan di promosi kesehatan mengenai
masyarakat sekitar puskesmas dapat pentingnya skrining pada usia
misalnya RT dilakukan kerja sama produktif
dalam dalam hal penyuluhan
pelaksanaan kesehatan.

34
35

program 3. Melakukan refreshing kader


puskesmas rutin minimal 2 kali setahun
3. Fasilitas
kesehatan di
wilayah kerja
puskesmas
Cempaka
Putih cukup
lengkap

ANCAMAN (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)


1. Melakukan penyuluhan 1. Memanfaatkan kegiatan-kegiatan
1. Kurangnya rutin tentang pentingnya pertemuan rutin untuk menyisipkan
pengetahuan skrining pada usia materi tentang pentinya skrining
masyarakat produktif usia produktif dan melakukan
tentang 2. Dilakukan penyuluhan skrining seperti pengukuran
pentingnya tentang JKN tekanan darah, berat badan, tinggi
skrining di usia 3. Dilakukan skrining aktif badan, lingkar perut, lingkar lengan
produktif pada usia produktif atas, pengecekan kolestrol dan
karena merasa pengecekan gula darah.
tidak ada 2. Kerjasama dengan program
keluhan. PKPR,KIA, loket (untuk
2. Kurangnya pendataan)
kesadaran 3. Kerjasama dengan kader
masyarakat kesehatan, tokoh masyarakat, ketua
untuk RT, sekolah SLTA, pelaksanaan
memeriksakan POSBINDU, pemeriksaan berkala/
kesehatan penjaringan, pos UKK, PUSLING,
3. Tidak semua dan posyandu lansia.
masyarakat
memiliki JKN
4. Target SPM
yang besar
(20756 0rang)

3.2 Solusi Untuk Permasalahan Yang Ada

Dalam meningkatkan angka partisipasi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

Cempaka Putih maka diperlukan suatu alternatif pemecahan masalah yang melibatkan

petugas kesehatan dan masyarakat. alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan
3
6

diantaranya sebagai berikut:

Tabel 4.2 Alternatif Pemecahan Masalah

NO Permasalahan Alternatif

1 Man: Internal Man: Internal


1.1 Kurangnya pemberian 1.1.Melakukan edukasi interpersonal
informasi dari tenaga kesehatan pada masyarakat yang berobat di
Puskesmas. Puskesmas Cempaka Putih tentang
pentingnya skrining usia produktif
Eksterna
Eksternal l
1.2 Kurangnya pengetahuan 1.2 Mengadakan penyuluhan kepada
tentang pentingnya screening di masyarakat tentang pentingnya skrining
usia produktif karena merasa tidak pada usia produktif
ada keluhan.
2 Money : Internal Money : Internal
Minimnya biaya operasional Memanfaatkan kegiatan seperti
untuk dilakukannya kegiatan pertemuan rutin untuk melakukan
mengenai skrining pada usia kegiatan skrining usia produktif dan
produktif dan penyuluhan bagi penyuluhan untuk meningkatkan
masyarakat. pengetahuan sehingga tidak memakan
biaya yang besar.
3 Material: Internal Material: internal
Pelaksanaan skrining masih Mengajukan tambahan sarana
terkendala sarana pemeriksaan pemeriksaan laboratorium dan alat-alat
laboratorium dan alat-alat yang skrining ke dinas kesehatan untuk
terbatas periode selanjutnya.
4 Method: Internal Method: Internal
4.1 Cara yang digunakan dalam 4.1 Pembagian leaflet mengenai
menyampaikan informasi kepada pentingnya skrining pada usia produktif
masyarakat mengenai skrining minimal 1 tahun sekali untuk mencegah
usia produktif masih kurang penyakit tidak menular.
efektif dan kurangnya kerjasama
lintas program dan lintas sektor.

4.2 Pencatatan dan pelaporan yang 4.2 Melakukan kerjasama lintas


rumit program dan sectoral untuk kegiatan
37

pencatatan dan pelaporan untuk


pendataan usia produktif.
5 Market: Internal Market: Internal
Kurangnya promosi kesehatan Melibatkan kerjasama dengan fasilitas
tentang pentingnya screening di kesehatan lain di wilayah kerja
usia produktif untuk mencegah Puskesmas Cempaka Putih dalam
penyakit tidak menular promosi kesehatan tentang pentingnya
skrining pada usia produktif.

3.2 Prioritas Pemecahan Masalah

Kriteria pemecahan masalah menurut metode PAHO-CENDES yaitu:

a. Magnitude :

1. Sangat tidak menyelesaikan masalah

2. Tidak menyelesaikan masalah

3. Cukup menyelesaikan masalah

4. Menyelesaikan masalah

5. Sangat menyelesaikan masalah

b. Vunerability

1. Alternatif pemecahan masalah tidak efektif digunakan

2. Alternatif pemecahan masalah efektif digunakan

c. Importancy

1. Tidak ada kepentingan untuk pemecahan masalah

2. Kepentingannya sangat rendah untuk pemecahan masalah

3. Kepentingannya cukup rendah untuk pemecahan masalah

4. Kepentingannya cukup tinggi untuk pemecahan masalah

5. Kepentingannya sangat tinggi untuk pemecahan masalah


38

d. Cost

1. Sangat tidak murah

2. Tidak murah

3. Cukup murah

4. Murah

5. Sangat murah

Alternatif pemecahan masalah tersebut kemudian diberi pembobotan untuk

menentukan prioritas pemecahan masalah yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Penentuan prioritas pemecahan masalah dengan metode PAHO-CENDES

Nilai
Kriteria Ranking
No Masalah Komposit
Prioritas
M V I C MxVxIxC
Man: Internal
Melakukan edukasi
interpersonal pada masyarakat
yang berobat di Puskesmas 4 2 3 3 72 3
Cempaka Putih tentang
pentingnya skrining usia
1
produktif
Eksternal
Mengadakan penyuluhan 5 2 5 4 200 1
kepada masyarakat tentang
pentingnya skrining pada usia
produktif
Money : Internal

Memanfaatkan kegiatan
seperti pertemuan rutin untuk
melakukan kegiatan skrining
2 2 2 3 3 36 6
usia produktif dan penyuluhan
untuk meningkatkan
pengetahuan sehingga tidak
memakan biaya yang besar.
39

Material: internal
Mengajukan tambahan sarana
pemeriksaan laboratorium dan
3 4 2 4 2 64 4
alat-alat skrining ke dinas
kesehatan untuk periode
selanjutnya.
Method: Internal
4.1Pembagian leaflet
mengenai pentingnya skrining
pada usia produktif minimal 1
tahun sekali untuk mencegah 4 2 4 4 128 2
penyakit tidak menular.
4
4.2 Melakukan kerjasama 3 2 3 3 54 5
lintas program dan sectoral
untuk kegiatan pencatatan dan
pelaporan untuk pendataan
usia produktif.
Market: Internal
Melibatkan kerjasama dengan
fasilitas kesehatan lain di
4 2 3 3
5 wilayah kerja Puskesmas 72 3
Cempaka Putih dalam promosi
kesehatan tentang pentingnya
skrining pada usia produktif.

Berdasarkan hasil pembobotan dari tabel di atas, maka prioritas pemecahan

masalah Penyuluhan ke masyarakat tentang pentingnya skrining pada usia produktif

minimal 1 tahun sekali di wilayah kerja Puskesmas Cempaka Putih.


4
0

4.3 Perencanaan Tindakan PemecahanMasalah

Adapun rencana tindakan pemecahan masalah dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan(Planning)

a. Tujuan Umum : Meningkatkan kesadaran masyarakat dengan cara meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang pentingnya skrining pada usia produktif. Tujuan

Khusus : Meningkatkan capaian Pelayananan pada Usia Produktif di Wilayah

Kerja Puskesmas Cempaka Putih.

b. Pembentukan panitia yang terdiri dari tenaga kerja puskesmas

c. Menentukan Sasaran Kegiatan : Masyarakat usia 15-59 Tahun di wilayah

kerja Puskesmas Cempaka Putih

d. Menyusun materi dan metode penyampaian

e. Menyusun jadwal kegiatan puskesmas

f. Menentukan pemberi materi penyuluhan : dokter umum, pemegang program

penyakit tidak menular puskesmas Cempaka Putih

g. Menentukan perangkat yang diperlukan: leaflet, perangkat presentasi berupa

laptop dan proyektor, alat peraga dan alat tulis.

h. Menentukan tempat kegiatan

i. Menentukan sumber pendanaan: dana operasional

2. Panitia (comitee)

Terdiri dari panitia pelaksana dan panitia pengawas. Panitia pelaksana bertugas

mempersiapkan teknis pelaksanaan seperti susunan acara, anggaran dana, waktu-

waktu kegiatan dan peralatan. Panitia pengawas bertugas menyusun materi dan
41

melatih pemberi materi.

A. Pelaksana Kegiatan

Penyelenggara : Panitia Kegiatan

Peserta : Masyarakat usia 15-59 tahun di wilayah kerja Puskesmas

- Informasi umum mengenai usia produktif

- Pentingnya skrining pada usia produktif

- Penyakit tidak menular

C. Target Penyuluhan

Tercapainya tujuan umum dan khusus dari kegiatan

D. Pendanaan

Sumber dana operasional puskesmas

E. Sarana

Peralatan yang tersedia di Puskesmas: leaflet, perangkat presentasi

berupa laptop dan proyektor, alat peraga dan alat tulis.

F. Evaluasi

Evaluasi hasil kegiatan berupa meningkatnya pengetahuan masyarakat

mengenai pentingnya skrining usia produktif dilihat dari hasil nilai posttest.

3. Pelaksanaan Kegiatan

a. Penyelenggara : Puskesmas Cempaka Putih

b. Pelaksana : Petugas kesehatan dari puskesmas Cempaka Putih

c. Kegiatan : Penyuluhan mengenai pentingnya skrining pada usia produktif


42

d. Sasaran : Masyarakat usia 15-59 Tahun di wilayah kerja Puskesmas Cempaka

Putih

e. Tempat : Aula Puskesmas Cempaka Putih

f. Waktu : Jumat/sabtu.

g. Materi :

- Informasi umum mengenai usia produktif

- Pentingnya skrining pada usia produktif

- Penyakit tidak menular

h. Dana : Dana Operasional Puskesmas

4. Evaluasi

A. JangkaPendek

- Meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya skrining pada

usia produktif dibarengi dengan meningkatnya kunjungan usia produktif untuk

memeriksakan kesehatan.

- Meningkatnya pendataan pelayanan pada masyarakat usia produktif

- Perbaikan pencatatan dan pelaporan pelayanan masyarakat usia proiduktif

C. JangkaPanjang

Meningkatnya pencapaian SPM pelayanan kesehatan usia produktif


BAB III

PEMBAHASAN

Penduduk terbagi menjadi bermacam golongan diantaranya yaitu penduduk

belum produktif, penduduk usia produktif dan penduduk non produktif. Penduduk

belum produktif adalah penduduk yang memiliki usia dibawah 15 tahun. Penduduk

usia tersebut diktakan sebagai penduduk yang belum mampu menghasilkan barang

maupun jasa dalam kegiatan ketenaga kerjaan. Penduduk usia produktif adalah

penduduk yang masuk dalam rentang usia antara 15- 64 tahun. Penduduk usia itu

dianggap sudah mampu menghasilkan barang maupun jasa dalam proses produksi.

Sedangkan dalam katagori terakhir aalah penduduk yang berusia lebih dari 64 tahun.

Penduduk yang masuk dalam usia tersebut sudah tidak mampu lagi menghasilkan

barang maupun jasa dan hisupnya ditanggung oleh penduduk yang termasuk dalam

2
usia produktif.

Pelayanan kesehatan untuk usia produktif yang sesuai standar yaitu edukasi

kesehatan termasuk keluarga berencana, serta skrining faktor risiko penyakit menular

dan penyakit tidak menular.3

Pada peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis

Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan,

tercantum bahwa penetapan sasaran usia produktif (berusia 15-59 tahun) di wilayah

kabupaten/kota dalam satu tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang

diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/riset

43
44

yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh Kepala Daerah. Pelayanan edukasi

pada usia produktif adalah edukasi yang dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan

dan/atau Unit Kesehatan Berbasis Masyarakat. Pelayanan skrining factor risiko pada

usia produktif adalah skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk

penyakit menular dan penyakit tidak menular meliputi:3

a) Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut.

b) Pengukuran tekanan darah

c) Anamnesa perilaku berisiko

Pada Puskesmas Cempaka Putih, didapatlan bahwa capaian Standar Pelayanan

Minimal di Bidang Kesehatan pada Usia Produktif, hanya mencapai 32% dari target

100%.

Secara keseluruhan, hasil capaian ini menunjukkan masih banyak kekurangan

dalam pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan pada Usia

Produktif, yang disebabkan oleh beberapa faktor:

1. Kurangnya pemberian informasi dari tenaga kesehatan Puskesmas.

2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya screening di usia

produktif karena merasa tidak ada keluhan.

3. Terbatasnya biaya operasional untuk dilakukannya kegiatan mengenai

skrining usia produktif dan penyuluhan bagi masyarakat.

4. Kegiatan skriningng usia produktif belum optimal

5. System pencatatan dan pelaporan yang rumit


45

6. Kurangnya promosi kesehatan tentang pentingnya screening di usia produktif

7. Pelaksanaan skrining masih terkendala sarana pemeriksaan laboratorium dan

alat-alat yang terbatas.

Indikator SPM adalah tolak ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang

digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam

pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan/ atau manfaat

pelayanan. Standar Pelayanan Minimal di bidang Kesehatan diatur dalam

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang

Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan

Minimak Bidang Kesehatan. Dengan adanya SPM Bidang Kesehatan, diharapkan

pelayanan kesehatan yang paling mendasar dan esensial dapat dipenuhi pada

tingkat yang paling minimal secara nasional, sehingga dapat mengurangi

3
kesenjangan pelayanan kesehatan.

Upaya yang telah dilakukan Puskesmas Cempaka Putih untuk meningkatkan

capaian pelayanan kesehatan usia produktif pada tahun 2019 adalah dilakukan

program skrining usia produktif di sekolah. Selain itu dilakukan pelayanan poli

dewasa, poli remaja, puskesmas keliling, POSBINDU, posyandu lansia, pos UKK,

dan pelayanan KIR. Tetapi, dengan target sasaran yang tinggi (20.756 orang) karena

menggunakan data proyeksi sehingga tidak bisa mencapai.

Selain target yang tinggi, tidak tercapainya pelayanan usia produktif

disebabkan karena kurangnya pemberian informasi pada masyarakat tentang

pentingnya skrining pada usia produktif minimal 1 tahun sekali.


46

Dengan dilakukannya penulisan ini diharapkan terdapat adanya peningkatan

pelayanan kesehatan usia produktif dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya

skrining pada usia produktif minimal 1 tahun sekali.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Angka capaian SPM pelayanan kesehatan usia produktif di wilayah kerja

Puskesmas Cempaka Putih masih sangat rendah yaitu 32% dari target sasaran 100 %,

Setelah dianalisis dan melalu metode PAHO CENDES didapatkan prioritas masalah yaitu

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya screening pada usia produktif

karena merasa tidak ada keluhan. Setelah itu disusunlah pembahasan dan analisis dari

masalah prioritas tersebut. Dan didapatkan solusi untuk pemecahan masalah ini yaitu

diadakannya Penyuluhan ke masyarakat tentang pentingnya skrining pada usia produktif

minimal 1 tahun sekali di wilayah kerja Puskesmas Cempaka Putih.

5.2 Saran

1. Bagi Puskesmas

Merutinkan acara penyuluhan tentang pentingnya skrining pada usia produktif

minimal 1 tahun sekali .

2. Bagi Dinas Kesehatan

Bekerja sama dengan media massa seperti koran atau majalah untuk menyampaikan

promosi kesehatan tentang pentingnya skrining pada usia produktif 3. Masyarakat

Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk skrining pada usia produktif minimal 1

tahun sekali meski tidak memiliki keluhan

46
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Buku Pedoman

Manajemen Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Kemenkes RI.

2. BKKBN. 2014. Kerjasama Pendidikan kependudukan jalur non formal.

Jakarta: Direktorat Pendidikan Kependudukan.

3. Peraturan Menterian Kesehatan Republik Indonesia No 4 Tahun 2019 Tentang

Standar Pelayanan Minimal Kesehatan


LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Transkrip Wawancara dengan Petugas Kesehatan
Tanggal/ Waktu : 07 Desember 2020 Jam 11.00 Wita
Tempat : Puskesmas Cempaka Putih
Informan Nama : dr. Rini Kuntari
Jabatan : Pemegang program UKM
Hasil wawancara :

1. Kenapa target pencapaian SPM pelayanan usia produktif tidak tercapai?

Jawab: ada beberapa faktor yang mempengaruhi tidak tercapai SPM, yaitu

system pencatatan dan pelaporan yang rumit, kurangnya kerjasama lintas

program dan lintas sektor, karena ada pandemic Covid 19 maka jumlah

kunjungan kegiatan dalam Gedung menurun, kegiatan luar Gedung (pusling,

posbindu, posyandu lansia, pos UKK, pemeriksaan berkala disekolah dan

penjaringan di sekolah) tidak dilakukan kurang lebih 3 bulan, dan banyak usia

produktif tidak memeriksakan kesehatan karena merasa tidak sakit,

terbatasnya dana operasional laboratorium dan target pencapaian besar karena

menggunakan data proyeksi (20.756)

2. Dalam kegiatan skrining usia produktif, apa saja yang dilakukan ?

Jawab: pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar perut, tekanan darah,

pemeriksaan gula darah, pemeriksaan kolestrol dan IVA.

3. Apa upaya dari puskesmas untuk meningkatkan hasil capaian SPM pelayanan

kesehatan usia produktif.


Jawab: pada tahun 2019 dibuat program skrining usia produktif disekolah

yang diadakan di 2 sekolah yaitu SMK dan SMA 1 muhamadiyah, untuk saat

ini tidak dilakukan karena sekolah libur. Skrining usia produktif dilakukan

saat pelayanan poli dewasa, poli remaja, Posbindu, posyandu lansia, pos UKK

dan pelayanan KIR. Tetapi untuk pencatatan dan pelaporan masih belum

optimal karena tidak semua petugas kesehatan melakukan skrining.

4. Bagaimana membedakan masyarakat yang sudah skrining dan belum skrining

Jawab: untuk pasien yang datang ke poli akan di skring terlebih dahulu dan

hasil skrining di tulis di Form Pemantauan Faktor Risiko Penyakit Tidak

menular dan dimasukkan kedalam rekam medik pasien.

5. Apakah terdapat kader di tiap posyandu dan apakah kader juga melakukan

skrining?

Jawab: terdapat 5 orang kader di tiap masing-masing posyandu. Yang

dilakukan kader adalah anamnesa riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit

keluarga, pemeriksaan tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut.


Lampiran 2. Form Pemantauan Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Lampiran 3. Hasil Kegiatan Skrining PTM di sekolah

Anda mungkin juga menyukai