Oleh :
Anisa Oktaviani
S.Ked 1830912320089
Pembimbing :
Banjarmasin
Desember, 2020
Mei, 2019
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
BAB I. PENDAHULUAN
A. Data Umum.............................................................................. 1
B. Data Khusus ............................................................................ 27
C. Latar Belakang......................................................................... 29
D. Tujuan Penulisan..................................................................... 33
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. DATA UMUM
1. Data Geografis
Tengah dengan membawahi dua kelurahan yakni Kelurahan Pasar Lama dan
puskesmas keliling, 11 buah posyandu bayi/ balita, dan 3 buah posyandu lansia
Lama)
1
Gambar 2.2. Peta Wilayah Kerja Puskesmas S. Parman (Kelurahan
Antasan Besar)
2. Letak Wilayah
dan 114°35´25.9˝ derajat lintang pada ketinggian 0,16 m di bawah permukaan laut
dengan kondisi daerah berpaya-paya dan relatif datar. Pada waktu air pasang
Luas wilayah kerja Puskesmas S. Parman 2,70 Km2 yang terbagi 2 Rukun
warga (RW) dan 44 Rukun Tetangga (RT). Wilayah kerja Puskesmas S. Parman
pengaruh musim hujan dan musim kemarau sehingga iklimnya bersifat tropis.
perbulan, dengan jumlah hari hujan 156 hari selama satu tahun.
5. Jangkauan Transportasi
Jalan memiliki peranan yang penting bagi transportasi khususnya
transportasi darat. Kondisi jalan di wilayah kelurahan Pasar Lama dan Antasan
Besar ini relatif baik. Hampir seluruh wilayah kerja dapat dilalui dengan
kendaraan roda empat maupun roda dua yang dimana kondisi jalan wilayah
alat transportasi darat maupun jalur air dengan alat transportasi perahu kecil atau
B. DATA DEMOGRAFI
Kelurahan Jumlah
Pasar Lama 8.140 jiwa
Antasan Besar 7.091 jiwa
Total 15.231 jiwa
(Sumber: Profil Puskemas S. Parman tahun 2019)
atas luas wilayah sehingga di dapat jumlah penduduk tiap 1 Km2. Menurut
Konverter dari satuan Ha kedalam satuan Km2 adalah 1Ha sama dengan 0,01Km2.
wilayah kerja Puskesmas S. Parman termasuk kedalam kategori sangat padat. Hal
ini sangat berhubungan dengan tingkat sanitasi, tingkat kesehatan dan penyebaran
Jumlah Penduduk
Jumlah
No Kelurahan
(jiwa)
Laki-Laki Perempuan
1 Pasar Lama 4.083 4.057 8.140 jiwa
2 Antasan Besar 3.557 3.534 7.091 jiwa
Jumlah 7.640 7.591 15.231 jiwa
(Sumber: Profil Puskemas S. Parman tahun 2019)
Usia produktif dalam suatu produktif yang dapat dihitung dengan rumus
berikut:
Keterangan:
P15-64 = Penduduk usia produktif (15-64 tahun)
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui dependency ratio atau
Keterangan:
P0-14 = Penduduk usia muda (0-14 tahun)
P65+ = Penduduk usia lanjut (65 tahun ke
atas) P15-64 = Penduduk usia produktif (15-
64 tahun)
Dependency ratio adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak
produktif (penduduk usia muda dan penduduk usia lanjut) dengan jumlah
Tahun 0 – 14 Th 15 – 64 Th > 65 Th
2014 3.440 10.775 717
2015 3.240 10.973 461
2016 3.785 11.065 357
2017 3.795 10.779 633
2018 3.913 10.062 932
2019 4.091 10.530 610
Dilihat dari tabel diatas jumlah penduduk berdasarkan umur paling banyak pada
1. Sosial Budaya
besar sangat dipengaruhi oleh budaya suku Banjar yang merupakan penduduk asli,
diikuti Jawa, Dayak, Madura, Bugis, dan lainnya. Penduduk kota kehidupannya
2. Pendidikan
Keberhasilan pembangunan juga dapat dilihat dari segi pendidikan. Salah
satu indikatornya yaitu meningkatnya jumlah penduduk yang melek huruf. Oleh
Persentase buta huruf banyak ditemukan pada usia tua, sedangkan pada usia muda
jarang ditemukan yang buta huruf. Adapun angka melek huruf untuk penduduk 15
tahun keatas di Kota Banjarmasin, dapat dilihat pada grafik 2.3 berikut :
Grafik 2.2 Persentase Penduduk Melek Huruf Usia 15 tahun keatas Di Wilker
kelurahan Pasar lama jumlah penduduk miskin sebanyak :811 Jiwa, dan kelurahan
Antasan Besar jumlah penduduk miskin sebesar 909 jiwa. tahun 2015 Kelurahan
Pasar Lama jumlah penduduk miskin sebanyak 815 jiwa dan untuk kelurahan
antasan besar sebanyak 119 jiwa. tahun 2016 untuk kelurahan Pasar lama jumlah
penduduk miskin sebanyak :857 Jiwa, dan kelurahan Antasan Besar jumlah
penduduk miskin sebesar 137 jiwa sedangkan untuk tahun 2017 kelurahan Pasar
lama jumlah penduduk miskin sebanyak : 921 Jiwa, dan kelurahan Antasan Besar
jumlah penduduk miskin sebesar 1.253 jiwa ,Untuk tahun 2018 kelurahan pasar
lama jumlah penduduk miskin 1.745 jiwa dan jumlah keluarga miskin antasan
besar 1.765 jiwa. Keluarga miskin berdasarkan data di atas terjadi kenaikan
jumlah penduduk miskin di kelurahan pasar lama dan terjadi di kelurahan antasan
besar.
VISI :
Sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan BLUD Yang Bermutu Dan Bermartabat Serta
MISI :
berkeadilan.
lingkungan sehat.
11
Tata letak di Puskesmas S. Parman sudah cukup baik, dimana loket berada
didepan, ruang poli berada ditengah, dan apotek berada tepat berseberangan
dengan loket sehingga setelah mendapatkan obat dari dokter maka akan segera
Puskesmas S. Parman.
- Jumlah Pustu
Pasar Lama 0 4 3 0
12
Antasan Besar 0 1 3 0
jumlah balita dan lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Jumlah posyandu
ideal menurut Departemen Kesehatan yaitu 1 posyandu untuk 100 balita atau
lansia. Sementara untuk jumlah posyandu lansia masih belum ideal jika
Tabel 1.6 Sarana dan Prasarana Kegiatan Puskesmas S. Parman Tahun 2019
No. Nama Sarana dan Jumlah Kondisi
Prasarana Baik Rusak Rusak
Ringan Berat
1 Ambulance 1 1 - -
2 Gedung Induk 1 1 -
Puskesmas
3 Sepeda Motor 2 1 - 1
Sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas S.Parman sendiri adalah
adanya 1 buah ambulans yang selalu berada di puskesmas, dan 2 buah sepeda
motor dimana 1 buah motor dalam kondisi baik dan dipegang oleh satpam
puskesmas, dan 1 nya dalam keadaan rusak berat sehingga dikembalikan ke dinas.
Tabel 1.7 Persediaan Terakhir Alat dan Bahan Sekali Pakai di Puskesmas S.
Parman
termasuk lengkap, untuk melakukan kegiatan puskesmas luar gedung yang sulit
PUSKESMAS
Magister (S-2) 1 0 1 PNS 0 KTK
Dokter Umum 3 1 3 PNS 0 KTK
Dokter Gigi 1 0 0 PNS 1 KTK
Apotiker 1 0 1 PNS 0 KTK
Sarjana / D IV / D 3 /D I
Dari tabel di atas jumlah tenaga kerja di Puskesmas S. Parman sendiri dari
komposisi tenaga kerjanya sudah lengkap karena sudah ada serta mampu untuk
5. Sumber Dana
Anggaran Pendapatan Belanja Nasional yang terdiri dari sumber dana APBD,
Pencapaian Hasil
VARIABEL KEGIATAN
(%) Kinerja
Kesehatan Lingkungan : Penyehatan Air 95 Baik
1. Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih 89,75 Baik
2. Pembinaan kelompok masyarakat -
-
Kelompok Pemakai Air
3. Pengawasan Kualitas Air Bersih ( PDAM ) 100 Baik
Hygiene dan Sanitasi Mak Min 100 Baik
1. Pembinaan tempat pengelolaan makanan 100 Baik
2. Pengawasan Kualitas Air Minum 100 Baik
3. Pemeriksaan Sampel Makanan 100 Baik
Penyehatan tempat pembangunan
100,00
Sampah dan Limbah Kurang
1. Inspeksi Tempat Pembuangan Sampah 100,00 Baik
2. Inspeksi Tempat Pembuangan Akhir - -
Pencapaian Hasil
VARIABEL KEGIATAN
(%) Kinerja
UPAYA PENCEGAHAN DAN
95,00 Baik
PEMBERANTASAN PENAKIT MENULAR
TB Paru 90,00 Baik
1. C D R 100 Baik
2. Kesembuhan 77 Kurang
3. Konversi 86 Baik
Kusta 0,00 Kurang
1. Penemuan tersangka penderita kusta 0,00 Kurang
2. Pengobatan penderita kusta 0
3. Pemeriksaan kontak penderita 100,00 Baik
4. Pencegahan dan Pembertasan Penyakit Kusta 0
Pelayanan Imunisasi *) 97,70 Baik
1. Imunisasi DPT 1 pada bayi Baik
100,00
( DPT1 - HB Combo )
2. DO = Campak - DPT Combo 1 88,33 Baik
3. Imunisasi HB - 0 - 7 hari 99,22 Baik
4. Imunisasi Campak pada bayi 100,00 Baik
5. LIL (Lima Imunisasi Dasar Lengkap) 100,00 Baik
6. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD 98,15 Baik
7. Imunisasi TT pada anak SD kelas 2 dan 3 98,20 Baik
Diare 100,00 Baik
1. Penemuan kasus diare di pusk dan kader 100 Baik
2. Kasus diare ditangani oleh Pusk & kader
100
dengan oral rehidrasi Baik
ISPA 55,00 Kurang
1. Penemuan kasus pnemonia dan 11 Baik
pneomonia berat oleh Pusk dan Kader
2. Jumlah kasus pnemonia dan pnemonia berat
100,00
tangani ditangani sesuai standart Baik
Demam berdarah Dengue (DBD) * 95 Baik
1. Angka bebas Jentik (ABJ) 85 Baik
2. Cakupan penyelidikan Epidemologi 100 Baik
3. Kasus DBD yang ditangani 100 Baik
Surveilans 100 Baik
1. Laporan STP 100 Baik
2. Laporan PWS KLB ( W2 ) 100 Baik
3. AFP 0
4. KLB 0
Upaya Kegiatan :
1) Melakukan penyuluhan dimasyarakat baik perorangan maupun
kelompok dalam rangka meningkatkan cakupan.
2) Meningkatkan peran masyarakat dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat secara mandiri
3) Melakukan pembinaan dan pengembangan posyandu
4) Melakukan penyuluhan di sekolah-sekolah
5) Pemebinaan kader posyandu
6) Meningkatkan kerjasama lintas program dan sektor
2) Kesehatan Lingkungan
Program Kesehatan lingkungan berupaya menciptakan kondisi yang
mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia dan bahagia.
Ada 6 upaya dasar yang dilakukan dibidang kesling ;
1. Penyehatan sumber air bersih (SAB)
Kegiatan upaya penyehatan air meliputi ; surveilans kualitas air,
inspeksi sanitasi SAB, pemeriksaan kualitas air, pembinaan kelompok
pemakai air.
2. Penyehatan lingkungan pemukiman (Pemeriksaan Rumah)
Sarana sanitasi dasar yang dipantau meliputi jamban keluarga (jaga),
saluran pembuangan air limbah (SPAL), dan tempat pengelolaan
sampah (TPS).
3. Penyehatan tempat-tempat umum (TTU)
Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat
penginapan lain, pasar, kolam renang dan pemandian umum lain,
sarana ibadah, salon dan pangkas rambut, dilakukan upaya pembinaan
institusi rumah sakit dan sarana kesehatan lain, sarana pendidikan dan
perkantoran.
4. Penyehatan tempat pengelola makanan (TPM)
Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan
pembinaan teknis dan pengawasan terhadap tempat penyehatan
makanan dan minuman, kesiap-siagaan dan penanggulangan KLB,
keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan.
5. Pemantauan Jentik nyamuk dan PSN (pemberantasan Sarang Nyamuk)
Petugas sanitasi puskesmas melakukan pemeriksaan terhadap tempat
yang mungkin menjadi perindukan nyamuk.
6. Konsultasi kesling klinik sanitasi
Pemberian konsultasi gratis kepada masyarakat/pasien yang
menderita penyakit yang berhubungan dengan lingkungan seperti;
diare, kecacingan, penyakit kulit, TB Paru, dan lainnya.
b. Keluarga Berencana(KB)
Keluarga berencana adalah perencanaan kehamilan, sehingga
kehamilan terjadi pada waktu yang diinginkan.jarak antara kehamilan
diperpanjang untuk membina kesehatan yang sebaik-baiknya, bagi seluruh
anggota dan kelahiran selanjutnya dicegah apabila jumlah anak telah
mencapai jumlah yang dikehendaki untuk menuju norma keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.kegiatan keluarga berencana tidak hanya
penjarangan/mengatur kehamilan tetapi termasuk kegiatan pemberian
meningkatan perekonomian dan kesejahteraan keluarga.
Tujuan program Keluarga Berencana yaitu:
1. Meningkatkan kesadaran penduduk, keluarga untuk
menggunakan alat kontrasepsi.
2. Menurunkan jumlah angka kelahiran bayi.
3. Meningkatkan kesadaran dalam pemakaian alat kontrasepsi.
4. Meningkatkan kesehatan dengan cara menjarangkan kelahiran
dan mengatur jumlah anak dalam keluarga.
Sasaran program keluarga berencana yaitu:
1. Pasangan yang seharusnya diberi pelajaran keluarga berencana.
2. Mereka yang ingin cegah kehamilan karena alasan pribadi.
3. Mereka yang ingin menjarangkan kelahiran yang baik adalah
yang kurang dari tiga tahun.
4. Mereka yang ingin membatasi jumlah anak.
5. Pasangan usia subur.
Kegiatan program keluarga berencana yaitu :
a. Mengadakan penyuluhan KB, baik pada puskesmas maupun
pada saat mengadakan kunjungan rumah, posyandu, pertemuan
dengan kelompok masyarakat.
b. Menyediakan alat kontrasepsi.
7. Data Khusus
menggunakan kombinasi dari sistem FIFO (first in first out) dan FEFO (first
tahun 2019 adalah hipertensi. Hal ini berkaitan karena tingginya jumlah lansia
(lanjut usia) yang berisiko tinggi terhadap kenaikan tekanan darah & penyakit
pembuluh darah lainnya. Angka kejadian ISPA pun tinggi menduduki peringkat
kedua, hal ini berkaitan dengan kepadatan jumlah penduduk yang tinggi dan jarak
diam-diam/the silent killer. Hipertensi atau bahasa awamnya darah tinggi adalah
suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan
dengan angka 23,7% dari total 1,7 juta kematian di Indonesia tahun 2016.
Prevalensi hipertensi pada orang dewasa sebesar 6−15%, 50% diantaranya tidak
faktor resikonya.1,2
Onset hipertensi essensial biasanya muncul pada usia antara 25-55 tahun,
hipertensi essensial antara lain faktor genetik, hiperaktivitas sistem saraf simpatis,
sistem renin angiotensin, defek natriuresis, natrium dan kalsium intraseluler, serta
riskesdas 2018 adalah 34,1%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun
santai (Sedentary life) yang ditandai dengan lebih tingginya asupan kalori dan
kurang aktivitas fisik merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung, yang
makanan berserat seperti buah dan sayur, kebiasaan merokok dan kebiasaan
Pola hidup yang tidak teratur seperti pola makan yang kurang baik, olahraga dan
aktivitas fisik yang tidak teratur, serta merokok merupakan beberapa diantara
Hipertensi penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol agar
dalam hipertensi adalah kepatuhan berobat pasien yang buruk sehingga tidak
gejala yang hilang sehingga tujuan awal pengobatan hipertensi tidak tercapai.
Keadaan seperti ini akan menimbulkan hasil terapi yang tidak optimal dan
dan pada akhirnya akan berujung pada kematian. Berdasarkan data yang
dilampirkan di atas, didapatkan jika pasien lama yang terdiagnosa hipertensi tidak
rutin dalam kontrol, jumlah yang kontrol selalu lebih sedikit dari semua pasien
faktor resiko agar tercipta pola hidup dan kualitas hidup yang sehat.5
F. TUJUAN PENELITIAN
S.Parman Banjarmasin.
BAB II
PERMASALAHAN
A. Identifikasi Masalah
a. Man
berkaitan dengan pentingnya ASI ekslusif bagi bayi baru lahir, sehingga
angka capaian ASI ekslusif untuk bayi yang masih kurang. Ibu bekerja,
sehingga tidak sempat untuk menyusui, produksi ASI yang sedikit atau
tidak ada produksi ASI, ketakutan pada bentuk payudara yang berubah dan
adanya kelainan bentuk payudara, anak yang tidak mau menyusu, Jatah
b. Methode
media dan kegiatan edukasi tentang pentingnya ASI ekslusif kurang menarik.
c. Money
Money Methode
Man
minimnya biaya
Penyuluhan mengenai operasional untuk media dan
pentingnya ASI ekslusif dilakukannya kegiatan
bagi bayi oleh penyuluhan edukasi tentang
puskesmas yang masih mengenai pentingnya
kurang maksimal pentingnya ASI ASI ekslusif
ekslusif bagi bayi kurang
baru lahir menarik.
kurangnya pengetahuan
sebagian
masyarakat mengenai hal yang berkaitan masyarakat
dengan pentingnya ASI ekslusif bagi bayi dengan social
baru lahir, sehingga angka capaian ASI ekonomi
ekslusif untuk bayi yang masih kurang menengah
kebawah Kurangnya
Ibu bekerja, sehingga tidak sempat untuk
menyusui
angka
Produksi ASI yang sedikit atau tidak ada capaian ASI
produksi ASI ekslusif
Ketakutan pada bentuk payudara yang
berubah dan adanya kelainan bentuk
payudara
Anak yang tidak mau menyusu
Jatah ASI diambil bapack
Bapack meminta disusui
Kurangnya promosi
kesehatan tentang Media sosialisasi
pentingnya ASI masih kurang beragam
ekslusif
Market Material
C. Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting, setelah
M = Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah yang dapat dilihat dari
tinggi)
P = M.I.V.C
b. Seberapa jauh masalah dapat diselesaikan (Vulnerability), diberi skor 1-2 yaitu:
yaitu:
2. Tidak murah
3. Cukup murah
4. Murah
5. Sangat murah
sebagai berikut.
Tabel 2.1 Skoring Prioritas Masalah dengan Metode PAHO-CENDES
adalah angka capaian tingkat kepatuhan pasien hipertensi yang berkunjung setiap
Money: Internal
2.1 minimnya biaya operasional untuk dilakukan
penyuluhan rutin mengenai pentingnya kontrol 2 2 3 2 24 VI
2 penderita hipertensi bagi masyarakat
Eksternal
2.2 sebagian masyarakat dengan social ekonomi 3 1 3 2 18 VII
menengah kebawah
Methode: Internal
3. media dan kegiatan edukasi tentang pengobatan 5 2 4 2 80 II
penyakit hipertensi masih kurang beragam.
Market: Internal
4. masalah tersebut muncul karena kurangnya promosi 3 2 3 3 54 IV
kesehatan yang berkaitan dengan hipertensi.
Material: Internal
5 secara media sosialisasi tentang hipertensi masih 3 2 4 2 48 V
kurang beragam.
BAB III
PEMBAHASAN
diam-diam/the silent killer. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
diastolik).1,2
menduduki tingkat pertama sebagai penyakit yang paling sering dijumpai. Sekitar
7,1 juta kematian di dunia tiap tahunnya.WHO memprediksi bahwa pada tahun
2025 sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia akan menderita hipertensi.7
penyebabnya. Hipertensi jenis ini merupakan 90% kasus hipertensi yang terjadi di
masyarakat. Hipertensi ini merupakan proses kompleks dari beberapa organ utama
dan sistem, meliputi jantung, pembuluh darah, saraf, hormon dan ginjal.
Hipertensi sekunder adalah naiknya tekanan darah yang diakibatkan oleh suatu
sebab. Hipertensi jenis ini terjadi pada 5% kasus yang terjadi di masyarakat.2,7,8
Faktor resiko yang berperan dalam penyakit hipertensi antara lain adalah
faktor yang tidak dapat dimodifikasi seperti genetik, usia, jenis kelamin, dan suku.
Sementara faktor yang dapat dimodifikasi antara lain faktor stress, pola makan,
pola aktivitas fisik, merokok, dan obesitas. Dari faktor-faktor yang telah
disebutkan di atas, tidak ada satu faktor utama yang dapat ditetapkan sebagai
terbanyak pada tahun 2019 sebanyak 2.663 secara umum di Puskesmas S.Parman.
Hal ini didukung dengan data golongan penyakit tidak menular ditempati oleh
hipertensi setiap bulannya yang berkebalikan dengan angka pasien baru yang
dilakukan minimal sebulan sekali, guna tetap menjaga atau mengontrol tekanan
lebih patuh; 2) pekerjaan, pasien yang bekerja cenderung lebih jarang kontrol; 3 )
lama menderita hipertensi; 4) pengetahuan; 5) dukungan keluarga; 6) pelayanan
pasien yang buruk merupakan salah satu masalah utama dalam hipertensi.
dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan peran dari puskesmas antara lain
yang dapat menyebabkan terjadinya hal ini antara lain oleh karena:
o Tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah untuk berobat secara rutin.
pasien hipertensi yang tidak rutin kontrol di wilayah kerja Puskesmas S.Parman
penderita hipertensi.
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
Tabel 4.1 Hasil Analisis Berdasarkan Data Demografi dan temuan di Lapangan
antara lain:
4. Pembuatan spanduk, leaflet, poster yang dapat digunakan dalam atau luar
gedung puskesmas
memadai maka dapat dilakukan konseling kepada warga secara tepat dan
intensif
a. Magnitude
4. Menyelesaikan masalah
b. Vunerability
c. Importancy
d. Cost
2. Tidak murah
3. Cukup murah
4. Murah
5. Sangat murah
menentukan prioritas pemecahan masalah yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Nilai
Kriteria Ranking
No Pemecahan Masalah Komposit
Prioritas
M V I C MxVxIxC
Melakukan penyuluhan
singkat mengenai pentingnya
kontrol rutin kepada setiap
1 4 2 4 4 128 1
pasien yang berobat di
puskesmas yang terdiagnosis
hipertensi
Penggunaan media promosi
yang mudah dibaca oleh
setiap kalangan masyarakat
tentang rencana pengobatan
2 hipertensi berupa leaflet, 4 2 4 3 96 3
poster, spanduk ataupun
banner dan dibagikan ke
pengunjung puskesmas atau
pelayanan luar gedung
Memaksimalkan kerja sama
antara kader Posbindu dan
Posyandu Lansia dalam
3 3 2 3 3 54 6
pemberian informasi
mengenai pentingnya kontrol
rutin hipertensi
Pembuatan spanduk, leaflet,
poster yang dapat digunakan
4 5 2 5 2 100 2
dalam atau luar gedung
puskesmas
Pembentukan tim yang
5 5 2 2 1 20 9
bertugas mengevaluasi dan
mengawasi kontrol rutin
pasien hipertensi
Dengan adanya jumlah
tenanga kesehatan dan sarana
prasarana yang memadai
6 4 2 3 2 48 7
maka dapat dilakukan
konseling kepada warga
secara tepat dan intensif
Menningkatkan kerjasama
bersama para ketua RT untuk
7 4 2 3 3 72 4
meningkatkan kesadaran
warga berobat rutin
Memberikan reward bagi
ketua RT dengan jumlah
8 3 2 3 2 36 8
warganya yang terbanyak
untuk datang kontrol
Melakukan kunjungan ke
rumah-rumah (home visit)
9 4 2 4 2 64 5
dan melakukan penyuluhan
serta konseling langsung
S.Parman.
berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Puskesmas S.Parman
c. Sasaran: Pasien hipertensi di wilayah Puskesmas S.Parman dan
2. Pengorganisasian
Melakukan pembentukan panitia atau tim terhadap perencanaan kegiatan yang telah
dibuat dan disepakati bersama agar rencana dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan
sebagai berikut.
3. Pelaksanaan Kegiatan
a. Pelaksana : Dokter Muda
4. Controlling
a. Jangka Pendek
teratur.
b. Jangka Menengah
c. Jangka Panjang
S.Parman.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
berasal dari eksternal melainkan juga dari internal Puskesmas. Berdasarkan hasil
Saran
Penanganan masalah Hipertensi tidak akan teratasi dengan baik tanpa didukung
oleh pengetahuan mengenai faktor resiko terjadi Hipertensi seperti tidak rutin
pengetahuan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
3. Departemen Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar Nasional Tahun 2013. Jakarta:
2013
6. Yogiantoro M. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid I. Jakarta : FK UI,
2006
10. Schimieder RE, Messerli, FH. Does obesity influence early target organ damage?
Circulation. 1993;87:1482
11. Hamer, Mark., Batty G David, Stamatakis, Emmanuel, Kivimaki, Mika. The
combined influence of hypertension and common mental disorder on all-cause
and cardiovascular disease mortality Journal of Hypertension. 2010; 28(12):2401-
2406.
12. Hariawan H, Tatisina C M. Pelaksanaan Pemberdayaan Keluarga dan Sedam
Hipertensi Upaya Manajemen diri Penderita Hipertensi. Jurnal Pengamas
Kesehatan Sasambo. 2020; 1(2): 75-9.