Anda di halaman 1dari 28

BAB II

PROFIL PUSKESMAS

A. Gambaran Umum
1. Keadaan Geografis
Puskesmas Parakan berada diatas sebidang tanah seluas sekitar 1.510
M2 milik Pemerintah Kabupaten Temanggung yang terletak di jalan Kosasih
No. 154 Parakan, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, Kode Pos
56254. Merupakan daerah dengan dataran tinggi yang berbukit-bukit terletak
pada ketinggian 1.000 sampai 1.500 Meter , suhu udara antara 20°C - 33°C.
Jarak dari Kota Temanggung 12 Km dengan luas 532.992 hektar. Puskesmas
Parakan termasuk salah satu dari dua puskesmas yang berada di Kecamatan
Parakan Kabupaten Temanggung dengan batas-batas:

 Sebelah Utara : Wilayah Puskesmas Traji.


 Sebelah Selatan : Kecamatan Bulu.
 Sebelah Timur : Kecamatan Kedu.
 Sebelah Barat : Kecamatan Kledung.

2. Wilayah Administrasi Pemerintahan


Adapun wilayah kerja Puskesmas Parakan meliputi 2 kelurahan dan 7
desa binaan yaitu:

o Kelurahan Parakan wetan


o Desa Campursalam
o Desa Wanutengah
o Kelurahan Parakan Kauman
o Desa Nglondong
o Desa Depokharjo
o Desa Caturanom
o Desa Glapansari
o Desa Sunggingsari
.
Gambar 1. Peta Wilayah Puskesmas Kecamatan Parakan

3. Kondisi Demografi
NO KELURAHAN / DESA Luas Jumlah Jumlah Kepadatan Jumlah rata-
Wilayah Penduduk Rumah Penduduk/ rata
(Ha) Tangga km2 jiwa/rumah
tangga

1 Parakan Wetan 69.100 7.961 2.140 0,10 3,07

2 Campursalam 1.390 2.883 770 1,40 3,90

3 Wanutengah 788 2.362 650 3,02 3,49

4 Nglondong 1.313 2.006 464 1,48 4,16

5 Parakan Kauman 108.300 10.892 2.905 0,10 3,10

6 Depokharjo 50.884 811 183 0,02 3,40

7 Caturanom 105.305 2.268 512 0,02 3,78

8 Glapansari 4.212 3.373 894 0,80 3,08

9 Sunggingsari 191.700 2.445 636 0.01 3,29


Jumlah 532.992 35.001 9.154 1,71 3,29

a. Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk wilayah Puskesmas Parakan tahun 2017 sebanyak
34.001 jiwa. Mayoritas mata pencaharian sebagai petani / pekebun yaitu
3.422 jiwa, perdagangan /pedagang 3.123 jiwa, PNS 356 jiwa, perajin 13
jiwa dan sektor lainnya 13.709 jiwa. Jarak puskesmas ke kabupaten 12 km
sedangkan jarak desa terjauh ke Puskesmas 8 km. Semua desa dapat
ditempuh dengan kendaraan bermotor. Alat komunikasi telepon dan
internet sudah tersedia hanya saja tidak dapat menjangkau semua desa.
Untuk sarana pendidikan, terdapat TK sebanyak 21 buah, SD/ MI sebanyak
24 buah, SLTP/ MTs sebanyak 4 buah dan SLTA/ MA sebanyak 3 buah.

b. Proporsi penduduk menurut jenis kelamin sebagai berikut:

Rrafik 2.1 Proporsi Penduduk Puskesmas Kecamatan Parakan


Menurut Jenis Kelamin Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 2.1 dapat diketahui bahwa proporsi penduduk
menurut jenis kelamin yaitu penduduk perempuan lebih banyak yaitu
sejumlah 17.756 jiwa ( 50,45% ) dibandingkan penduduk laki – laki yaitu
sejumlah 16.245 jiwa ( 47,77% )

c. Proporsi penduduk menurut umur disajikan dalam Grafik 2.2 sebagai


berikut:

Grafik 2.2 Proporsi Penduduk Puskesmas Kecamatan Parakan


Menurut Umur Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 2.2 dapat diketahui bahwa proporsi penduduk


menurut umur yaitu penduduk umur 15- 49 tahun paling banyak yaitu
18.672 jiwa (54,9%) dan yang paling sedikit golongan umur 0-1 tahun
yaitu 580 jiwa (1,7.% )

4. Situasi Derajat Kesehatan


1. Kematian
Kematian atau mortalitas adalah salah satu dari tiga komponen proses
demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Tinggi rendahnya
kematian penduduk di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan
penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat di daerah tersebut.
Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan
tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa
penyakit maupun sebab lainnya. Kematian yang disajikan dalam bab ini yaitu
kematian bayi, balita, dan ibu maternal.

a) Jumlah Kematian Bayi dan Kematian Balita


Jumlah kematian bayi dan balita di Puskesmas Kecamatan Parakan
tahun 2014-2017 tertulis dalam Grafik 2.3 sebagai berikut :

Grafik 2.3 Jumlah Kematian Bayi dan Balita di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Parakan Tahun 2014 - 2016

Berdasarkan grafik 2.3 dapat dilihat untuk kasus kematian bayi dari tahun
2014-2016 cenderung menurun/turun, dari 5 kasus pada tahun 2014 ,
2015 tetap dan pada tahun 2016 menjadi 3 kasus. Kematian bayi balita
tersebut karena terjadi kelainan bawaan dan penyakit bawaan

b) Jumlah Kematian Ibu Maternal


Menurut Budi Utomo dalam Mantra Ida (2003), kematian ibu merupakan
kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu
42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan
atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab sebab
lain seperti kecelakaan, jatuh, dan lain-lain. Kematian ibu maternal
meliputi kematian ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas. Selama tahun
2014-2017 di wilayah Puskesmas Kecamatan Parakan tidak didapatkan
kasus kematian ibu.

2. Angka Kesakitan
Angka kesakitan merupakan salah satu indikator yang menggambarkan
derajat kesehatan masyarakat. Untuk pencegahan dan pemberantasan
penyakit bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan
kecacatan akibat penyakit serta mencegah terjadinya penularan penyakit
menular.
(1) Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru)
Tuberculosis (TB) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan
kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk ke
dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru, kemudian
kuman tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lain melalui
sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, melalui saluran pernafasan
atau penyebaran langsung ke bagian bagian tubuh lainnya. Penyakit ini
dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. TB
menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen
global dalam MDG’s.
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan
pengendalian TB adalah jumlah kasus TB BTA (+) yang ditemukan dan
diobati dalam suatu wilayah.
Grafik 2.4 menunjukkan jumlah kasus TB BTA(+) yang ditemukan di
puskesmas Kecamatan Parakan dari tahun 2014 – 2017 sebagai berikut :
Grafik 2.4 Jumlah kasus Tb BTA + di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Parakan Tahun 2016-2016

Cakupan penemuan kasus TB paru BTA (+) di Puskesmas Kecamatan


Parakan mengalami kenaikan dari 7 kasus pada tahun 2014 menjadi 11
kasus pada tahun 2016 dan 11 kasus di tahun 2017. Angka ini masih
kurang dari target SPM bidang kesehatan sebesar 100%.

(2) Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA)


Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru. Infeksi
bisa disebabkan oleh bakteri, virus, maupun jamur. Poppulasi yang
rentan terserang pneumonia adalah anak anak usia kurang dari 2 tahun,
dan usia lanjut lebih dari 65 tahun. Balita penderita pneumonia di
puskesmas Kecamatan Parakan tahun 2014 – 2017 terdapat pada grafik
2.5 sebagai berikut :

Grafik 2.5 Jumlah Kasus Pneumonia Balita yang Ditangani di Wilayah


Puskesmas Kecamatan Parakan Tahun 2014-2016

Balita dengan pneumonia yang ditemukan dan ditangani di Puskesmas


cenderung mengalami kenaikan dari 98 kasus pada tahun 2015 menjadi
114 kasus pada tahun 2016 dan 114 kasus di tahun 2017. Angka ini
masih jauh dari target SPM bidang kesehatan sebesar 100%.
(3) Penyakit HIV/AIDS
HIV/AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus
yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita
mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk
terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Penyakit ini ditularkan melalui
cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses hubungan seksual,
transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi secara
bergantian, dan penularan dari ibu ke anak dalam kandungan melalui
plasenta dan kegiatan menyusui.
Dalam kurun waktu tahun 2014 – 2017 ditemukan 4 penderita HIV/AIDS
positif di Puskesmas Kecamatan Parakan.

(4) Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS)


Pada tahun 2014 – 2017 tidak ditemukan kasus Infeksi menular Seksual
di Puskesmas Kecamatan Parakan.

(5) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)


Penderita DBD adalah bila seseorang mengalami demam tinggi
mendadak terus menerus berlangsung 2-7 hari tanpa sebab yang jelas,
tanda-tanda perdarahan dari atau pembesaran hati, serta hasil
pemeriksaan laboratorium dinyatakan positif DBD. Penyakit DBD
merupakan salah satu penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan
dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.Metode yang tepat
guna untuk mencegah DBD adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk
melalui 3 M plus ( Menguras, Menutup, Mengubur ) plus menabur
larvasida, penyebaran ikan pada tempat penampungan air serta
kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mencegah/memberantas nyamuk
Aedes berkembang biak. Di Tahun 2017 di Puskesmas Parakan
menemukan 3 kasus DBD

(6) Penyakit Diare


Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan
konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar, Seseorang
dikatakan diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau buang air besar
tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tetapi tidak
berdarah dalam waktu 24 jam. Pada tahun 2014-2017 di Puskesmas
Kecamatan Parakan masih ditemukan beberapa kasus diare yang
ditunjukkan pada Grafik 2.7 sebagai berikut :

Grafik 2.7 Jumlah Kasus Diare yang Ditangani di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Parakan Tahun 2014-2016

Jumlah kasus diare yang ditangani di Puskesmas Kecamatan Parakan


cenderung menurun, dari 897 kasus pada tahun 2015 menjadi 865
kasus pada tahun 2016 dan 865 di tahun 2017. Hasil ini masih di bawah
target SPM sebesar 100%.

(7) Penyakit Malaria


Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya
pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDG’s. Malaria
disebabkan oleh hewan bersel satu (protozoa) Plasmodium yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles.
Dari tahun 2014-2017 di puskesmas Kecamatan Parakan tidak
ditemukan kasus malaria.

(8) Penyakit Kusta


Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat
menyebabkan kusta menjadi progresif, kerusakan permanen pada kulit,
saraf, anggota gerak, dan mata.
Puskesmas Kecamatan Parakan dari tahun 2014 - 2017 tidak terdapat
kasus kusta.

(9) Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi


Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) antara
lain Difteri, Pertusis, Tetanus, Tetanus neonatorum, Campak, Polio,
Hepatitis B. Pada tahun 2014-2017 di Puskesmas Kecamatan Parakan
tidak ditemukan kasus PD3I.

(10) Penyakit Filariasis


Penyakit filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa
cacing filaria, yang terdiri daari Wuchereria brancofti, Brugia malayi,
Brugia timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe. Filariasis menular
melalui gigitan nyamuk yangmengandung cacing filaria di dalam
tubuhnya. Dari tahun 2014-2017 di Puskesmas Kecamatan Parakan tidak
ditemukan kasus filariasis.

3. Status Gizi Balita


Status gizi masyarakat merupakan salah satu indikator untuk mengukur
derajat kesehatan penduduk. Kelompok umur yang rentan terhadap penyakit-
penyakit kekurangan gizi adalah kelompok bayi dan balita. Oleh sebab itu
indikator yang paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah
melalui status gizi balita. Status gizi balita dipantau melalui kegiatan
Pemantauan Status Gizi (PSG) di posyandu yang dilaksanakan secara rutin
dan berkesinambungan setiap tahun sekali. Jumlah balita di Bawah Garis
Merah (BGM) di puskesmas Kecamatan Parakan tahun 2014-2017 ditunjukkan
pada grafik 2.8 sebagai berikut ;
Grafik 2.8 Jumlah Balita BGM di Wilayah Puskesmas Kecamatan Parakan
Tahun 2014-2016

Berdasarkan Grafik 2.8 diketahui balita BGM cenderung menurun dari tahun
2014 - 2016, yaitu dari17 kasus menjadi 16 kasus,. Hal ini sudah sesuai
dengan target SPM bidang kesehatan sebesar <1,5%.

5. Situasi Upaya Pelayanan Kesehatan

1. Pelayanan Kesehatan
Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan
pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat diharapkan
sebagian besar masalah kesehatan dapat teratasi.

a) Manajemen Puskesmas

Puskesmas Kecamatan Parakan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas


Kesehatan Kabupaten Temanggung, sehingga semua aturan dan
kebijakan yang berlaku di kabupaten Temanggung menjadi kewajiban
untuk dilaksanakan.

Hal tersebut meliputi penyediaan sarana prasana pelayanan, pengeloaan


sumber daya manusia, pengeloaan keuangan maupun penyediaan obat
untuk pasien yang dilayaninya. Dalam era globalisasi, di mana akses
informasi begitu mudahnya didapat, pola tersebut kadang kadang menjadi
kendala puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat ,
sebagai contoh dalam pengadaan obat yang harus melalui dinas
kesehatan dan bersama dengan UPTD / puskesmas lain, sehingga ada
waktu di mana puskesmas kehabisan stok abat dan tidak dapat
memenuhinya secara cepat. Pengadaan obat maupun sarana prasana
harus memakai pola RKA / DPA melalu Dinas Kesehatan Kabupaten, yang
hanya dilakukan satu tahun sekali, begitu juga dengan penggunaan
pendapatan puskesmas yang harus dilakukan dengan pola RKA/DPA.

Selain itu dengan berlakunya UU JKN dan BPJS mulai 1 januari 2014,
sehingga pola pembiayaan di puskesmas yang menganut sistem kapitasi ,
mengharuskan puskesmas dapat memuaskan pelanggannya dengan
pelayan yang bermutu, selalu siap mengatasi keadaan / perubahan
regulasi dan inovasi terhadap pelayanan baru yang dibutuhkan
masyarakat dan pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan.

Hal tersebut di atas membutuhkan suatu pola pengeloaan sumber daya


yang lebih fleksibel dalam mengantisipasi semua perubahan tadi, misalnya
dengan penerapan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum
daerah unit kerja puskesmas.

Pada Tabel 2.1 di bawah ini disajikan kunjungan pasien dan pendapatan
Puskesmas Kecamatan Parakan selama tiga tahun terakhir :

Tabel 2.1. Kunjungan Pasien Puskesmas Kecamatan Parakan Tahun


2014 – 2016

Tahun Jumlah Kunjungan Puskesmas


2014 30.401
2015 39.572
2016 40.150

Berdasarkan Tabel 2.1 dapat dilihat kunjungan pasien Puskesmas


Kecamatan Parakan mengalami kenaikan, dari tahun 2014 – 2016 terus
meningkat
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya
kesehatan masyarakat dan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat
adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian
penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi
dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa,, penanggulangan
bencana, dan bantuan kemanusiaan.

b) Pelayanan Kesehatan Antenatal


Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar
Pelayanan Kebidanan. Sedangkan tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan antenatal kepada ibu hamil antara lain dokter Spesialis
kebidanan, dokter, bidan, dan perawat. Frekuensi pelayanan antenatal
adalah minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu
pemberian pelayanan yang dianjurkan yaitu minimal 1 kali pada triwulan I,
1 kali pada triwulan II, dan 2 kali pad triwulan III. Standar waktu pelayanan
antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan ibu hamil,
berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan komplikasi.
Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai
dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4 yang dihitung dengan
membagi jumlahibu hamil yangmelakukan pemeriksaan antenatal pertama
kali oleh tenaga kesehatan (untuk penghitungan indikator K1) atau jumlah
ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali (untuk
penghitungan indikator K4) dengan jumlah sasaran ibu hamil yang ada di
wilayah kerja dalam 1 tahun. Persentase cakupan kunjungan ibu hamil
(K4) di Puskesmas Kecamatan Parakan tahun 2016 ditunjukkan pada
Grafik 2.9 sebagai berikut:
Grafik 2.9 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Parakan Tahun 2016

Berdasarkan Grafik 2.9 dapat diketahui bahwa cakupan kunjungan ibu


hamil (K4) Puskesmas Kecamatan Parakan tahun 2016 adalah 89,96 %.
Sedangkan cakupan K4 yang paling tinggi yaitu Desa Parakan
Wanutengah 100%.Hasil persentase cakupan kunjungan keempat ibu
hamil (K4) Puskesmas Kecamatan Parakan kurang sedikit di bawah target
Standar Pelayanan minimal (SPM) sebesar 100%. Selain K4, pelayanan
antenatal juga dilihat dari cakupan K1, yang ditunjukkan pada Grafik 2.10
sebagai berikut :
Grafik 2.10 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Parakan Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 2.10 diketahui bahwa persentase cakupan


kunjungan K1 Puskesmas Kecamatan Parakan tahun 2016 adalah 100%.
Hai ini telah mencapaian target SPM bidang kesehatan sebesar 100%.

(1) Pertolongan Persalinan dan Pelayanan Ibu Nifas


Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi
besar terhadap angka kematian ibu. Pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan denagan kompetensi kebidanan.
Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan adalah dokter
spesialis kebidanan, dokter, perawat, dan bidan). Cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas
Kecamatan Parakan tahun 2016 ditunjukkan pada Grafik 2.11 sebagai
berikut :
Grafik 2.11 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Parakan Tahun
2016

Berdasarkan Grafik 2.11 dapat diketahui bahwa persentase


persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan
Parakan tahun 2016 sebanyak 100%. Hal ini telah melebihi target yang
telah ditetapkan dalam SPM bidang kesehatan dan target sebesar
100%.
Pelayanan ibu nifas adaah pelayanan kesehatan sesuai standar
pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga
kesehatan. Pelayanan kesehatan ibu nifas dilakukan denagn
melakukan kunjungan nifas sebanyak 3 kali denagn distribusi waktu :
kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai
3 hari, kunjungan nifas kedua (KF2) dilakukan pada minggu kedua
setelah persalinan dan kunjungan nifas ketiga (KF3) dilakukan minggu
keenam setelah persalinan. Persentase pelayanan ibu nifas setiap
desa di Puskesmas Kecamatan Parakan tahun 2016 disajikan pada
Grafik 2.12 sebagai berikut :
Grafik 2.12 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Parakan Tahun 2016

Cakupan pelayanan ibu nifas di Puskesmas Kecamatan Parakan


tahun 2016 sudah memenuhi target sebesar 100%.

Keluarga Berencana
Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara
15-49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau
menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk
menggunakan alat / cara KB. Jumlah pasangan usia Subur (PUS) di
Puskesmas Kecamatan Parakan tahun 2016 disajikan pada Grafik 2.13
sebagai berikut :
Grafik 2.13 Jumlah Pasangan Usia Subur di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Parakan Tahun 2016

Berdasarkan Grafik 2.13 dapat diketahui bahwa dari 3007 PUS yang
ada, paling banyak di Desa Pasuruhan sebanyak 5559 Sedangkan yang
paling sedikit di desa Depok Harjo sebanyak 163

Persentase peserta KB aktif setiap desa ditunjukkan pada Grafik 2.14


sebagai berikut :
Grafik 2.14 Cakupan Peserta KB aktif di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Parakan Tahun 2016

Berdasarkan Grafik 2.14 dapat diketahui bahwa persentase peserta


KB aktif paling rendah di Desa Wanutengah sebesar 70,24%. Sedangkan
yang paling tinggi peserta KB aktif adalah Desa Gelapansari sebesar
90,75%. Persentase peserta KB aktif Puskesmas Kecamatan Parakan
tahun 2016 jika dibandingkan dengan target SPM bidang kesehatan
sebesar 80,10% sudah memenuhi target yaitu sebesar 80%.

c) Imunisasi
Bayi dan anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi terserang
penyakit menular yang dapat mematikan, seperti difteri, tetanus, hepatitis
B, tipus, radang selaput otak, radang paru-paru dan masih banyak lagi
penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat
vital agar kelompok beresiko ini terlindungi adalah melalui imunisasi.
Imunisasi ada 2 macam, yaitu imunisasi pasif dan aktif. Imunisasi aktif
adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah dilemahkan atau
dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi
sendiri. Contonya adalah imunisasi polio dan campak. Sedangkan
imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar
antibodi tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS.
(1) Desa UCI (Universal Child Immunization)
Desa UCI (Universal Child Immunization) merupakan desa di mana ≥
80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat
imunisasi dasar lengkap pada satu kurun waktu tertentu.
Pada tahun 2016 ini Puskesmas Kecamatan Parakan cakupan desa
UCI sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target SPM bidang
kesehatan sebesar 100%, hasil pencapaian tahun 2016 ini sudah
memenuhi target.

(2) Cakupan Imunisasi pada Bayi


Pemberian imunisasi dilakukan untuk mencegah penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi misalnya TB paru, difteria, pertusis,
Tetanus, Polio, Campak dan hepatitis B. Bayi merupkan makhluk yang
rentan terhadap penyakit, sehingga harus mendapatkan imunisasi
lengkap. Persentase cakupan imunisasi pada bayi di Puskesmas
Kecamatan Parakan tahun 2016 ditunjukkan pada Grafik 2.15 sebagai
berikut :

Grafik 2.15 Cakupan Imunisasi pada Bayi di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Parakan Tahun 2016
Berdasarkan Grafik 2.15 dapat diketahui bahwa di puskesmas
Kecamatan Parakan tahun 2016 cakupan imunisasi pada bayi rata –
frata sebanyak 99.7%. Puskesmas Parakan dalam melayani imunisasi
sudah mencapai target SPM yaitu 85%

d) Cakupan Vitamin A Bagi Bayi


Dalam siklus kehidupan manusia, bayi berada dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat. Untuk pertumbuhan
bayi dengan baik, salah satu zat yang sangat dibutuhkan adalah vitamin A
yang harus diberikan sejak post natal. Tujuan pemberian vitamin A pada
balita adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan
vitamin A. Kapsul vitamin A dosis tinggi tebukti efektif untuk mengatasi
masalah kekurangan vitamin A (KVA) pada masyarakat apabila
cakupannya tinggi.
Persentase bayi dan anak balita yang mendapat vitamin A di
Puskesmas Kecamatan Parakan tahun 2016 yaitu 100%.

e) Cakupan MP ASI Anak BGM (6-24 bulan)


Anak berusia 6-24 bulan juga merupakan kelompok umur yang rawan
gizi dan rawan penyakit. Setelah anak berusia 6 bulan, anak harus diberi
makanan tanbahan (PMT). Hal ini dikarenakan imunoglobulin yang berasal
dari tubuh ibu dapat bertahan pada anak sampai usia 6 bulan. Pemberian
makanan pendamping ASI juga memperhatikan kebutuhan kalori dan umur
anak. Jika makanan pendamping ASI tidak diberikan kepada anak usia 6-
24 bulan dapat mengakibatkan anak tersebut BGM. Oleh karena itu
diperlukan MPASI bagi anak BGM usia 6-24 bulan. Cakupan anak BGM 6-
24 bulan yang mendapat MPASI di Puskesmas Kecamatan Parakan pada
tahun 2016 sebesar 100%.

f) Cakupan Balita Gizi Buruk


Anak balita juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan
rawan penyakit. Beberapa kondisi atau anggapaan yang menyebabkan
anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain :
(1) Anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke
makanan orang dewasa.
(2) Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik, atau ibunya sudah
bekerja penuh sehingga perhatian ibu sudah berkurang.
(3) Anak balita sudah mulai bermain tanah, dan sudah dapat bermain di
luar rumahnya sendiri, sehingga lebih terpapar dengan lingkungan
yang kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan
berbagai macam penyakit.
(4) Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam
memilih makanan.
Pada tahun 2016 di Puskesmas Kecamatan Parakan tidak ditemukan
kasus gizi buruk.

g) Cakupan Tablet Fe untuk Ibu Hamil


Anemia gizi adalah kekurangan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah
yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
pembentukan Hb tersebut. Di Indonesia sebagian besar anemia ini
disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut kekurangan
zat besi atau anemia gizi besi.
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rentan masalah gizi
terutama anemia gizi besi. Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat
ini terfokus pada pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Ibu
hamil mendapat tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilannya.
Persentase ibu hamil yang mendapatkan Fe 90 perdesa di Puskesmas
Kecamatan Parakan tahun 2016 ditunjukkan pada Grafik 2.16 sebagai
berikut :
Grafik 2.16 Cakupan Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Fe 90 di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Parakan Tahun 2016

Berdasarkan Grafik 2.16 diketahui bahwa cakupan pemberian tablet


Fe 90 di semua desa di wilayah Puskesmas Kecamatan Parakan sudah
mencapai target SPM yaitu 90,60 %, di mana target SPM adalah 90%.

h) Cakupan Vitamin A untuk Ibu Nifas


Pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas, diharapkan dapat
dilakukan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas. Namun
dapat pula diberikan di luar pelayanan tersebut selama ibu nifas tersebut
belum mendapatkan vitamin A.Persentase cakupan ibu nifas yang
mendapat vitamin A setiap desa di Puskesmas Kecamatan Parakan tahun
2016 ditunjukkan pada Grafik 2.17 sebagai berikut :

Grafik 2.17 Cakupan Ibu Nifas yang Mendapat Vitamin A di


Wilayah Puskesmas Kecamatan Parakan Tahun 2016
Berdasarkan Grafik 2.17 dapat diketahui bahwa 100% ibu nifas di
Puskesmas Kecamatan Parakan pada tahun 2016 yang mendapatkan
vitamin A.

i) Cakupan Bumil Risti yang dideteksi


Cakupan ibu hamil resti di Puskesmas Kecamatan Parakan tahun
2016 ditunjukkan pada Grafik 2.19 sebagai berikut :

Grafik 2.19 Cakupan Ibu Hamil Resti yang Dideteksi di Wilayah


Puskesmas Kecamatan Parakan Tahun 2016

Berdasarkan Grafik 2.19 dapat diketahui bahwa persentase deteksi


bumil resti di Puskesmas Kecamatan Parakan tahun 2016 sebesar 47,01
%. Hal ini berarti cakupan jumlah bumil resti tang dideteksi sudah
memenuhi target SPM bidang kesehatan dengan target sebesar kurang
dari 20% dari semua ibu hamil.

j) ASI Eksklusif
ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat
gizi yang paling penting dan sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Pertumbuhan dan perkembangan bayi akan optimal
apabila ASI diberikan sampai dengan usia 6 bulan dan dapat dilanjutkan
sampai anak berusia 2 tahun. Dari data laporan program gizi Puskesmas
Kecamatan Parakan tahun 2016 didapatkan bahwa 272 bayi yang berusia
0-6 bulan semuanya mendapatkan ASI eksklusif sesuai dengan kelompok
umurnya (E1 –E6 ) Persentase cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif
di Puskesmas Kecamatan Parakan tahun 2016 sebesar 100%,sudah
memenuhi target SPM yaitu 81,90%.

k) Garam Beryodium
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah sekumpulan
gejala yang timbul karenaseseorang kurang unsur Iodium secara terus
menerus dalam jangka waktu lama. Kekurangan Iodium saat ini tidak
terbatas pada gondok dan kretinisme saja, tetapi juga berpengaruh pada
kualitas sumber daya manusia secara luas, meliputi tumbuh kembang,
termasuk perkembangan otak sehingga terjadi penurunan potensi tingkat
kecerdasan.
Persentase cakupan garam beryodium di Puskesmas Kecamatan
Parakan sebesar 100%. Pencapaian ini sudah memenuhi /dibawah target
SPM bidang kesehatan yaitu sebesar 100%.

2. Perilaku Hidup Masyarakat


a. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Berdasarkan teori H.L Blum,salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat adalah faktor perilaku.
Adanya perwujudan perilaku yang sehat, diharapkan dapat menurunkan
angka kesakitan suatu penyakit serta angka kematian ibu dan anak yang
diakibatkan keterlambatan atau kurangnya kesadaran untuk mengunjungi
sarana pelayanan kesehatan.
Penilaian strata perilaku hidup bersih dan sehat di tatanan rumah
tangga menggunakan 16 indikator. Dari hasil survey PHBS yang di
lakukan, dari 3.214 rumah tangga yang diperiksa,

Posyandu
Posyandu adalah salah satu UKBM yang merupakan wujud
partisipasi masyarakat dalam pembangunan di bidang kesehatan.
Puskesmas Kecamatan Parakan mempunyai 67 posyandu, 50 posyandu
masuk strata purnama, dan 4 posyandu masuk strata posyandu mandiri.
3. Keadaan Lingkungan
a. Rumah/Bangunan
Dari 3.214 rumah yang diperiksa pada tahun 2016 di wilayah Puskesmas
Kecamatan Parakan, 2.664 memenuhi syarat sebagai rumah sehat atau
sebesar 83 %.Keadaan ini masih jauh dari harapan,hal ini disebabkan
karena banyak rumah yang belum mempunyai Jamban keluarga

b. Sarana Kesehatan Lingkungan


Pembuangan kotoren yang meliputi sampah, air limbah maupun tinja
manusia yang tidak dikelola dengan baik dan tidak memenuhi syarat
kesehatan dapat menyebabkan rendahnya kualitas air, selain itu dapat
pula menimbulkan penyakit menular di masyarakat. Sarana kesehatan
yang berhubungan dengan hal itu meliputi jamban, tempat sampah,
pengelolaan limbah, dan persediaan air bersih.
Hasil inspeksi sanitasi dalam rangka kegiatan penyehatan lingkungan
pemukiman pada keluarga di wilayah Puskesmas Kecamatan Parakan
tahun 2016 menunjukkan bahwa :
1) Jumlah keluarga yang memiliki jamban sebanyak 1.124 (85%)
2) Jumlah keluarga yang memiliki SPAL sebanyak 2.712 (81%)
3) Jumlah keluarga yang memiliki sumber ais bersih sebanyak 4.201
(94%)
4) Jumlah keluarga yang bebas jentik sebanyak 4.140 (99,8%)

Cakupan kepemilikan persediaan air bersih, jamban, tempat sampah,


pengelolaan limbah yang sehat perlu ditingkatkan lagi. Hal ini
dikarenakan sanitasi merupakan faktor penting dalam menciptakan
lingkungan yang sehat.

a. Situasi Sumber Daya Kesehatan


1. Sarana Kesehatan
Data sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Kecamatan Parakan
ditampilkan dalam Tabel 2.3 sebagai berikut :
NO JUMLAH SARANA YANKES
  JENIS JUMLAH
1 PKD 3
2 Pustu 2
2 Posyandu balita 54
3 Posyandu lansia 9
4 Praktek dokter swasta 7
5 Klinik 0
6 Apotek 1
7 Toko obat 1
8 Bidan praktek mandiri 14

Tabel 2.3 Data Sarana Kesehatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan


Parakan Tahun 2016

2. Tenaga Kesehatan
Data tenaga kesehatan dan non kesehatan yang ada di Puskesmas
Kecamatan Parakan berdasarkan jenis kepegawaiannya disajikan dalam tabel
2.4 sebagai berikut :

NO Jenis SDM PNS HONOR Jumlah

1 Kepala 1 1
2 puskesmas
Dokter umum 1 1
3 Dokter gigi 1 1
4 Asisten 1 1
5 Bidan 11 11
6 Perawat 6 6
7 Perawat gigi 1 1
8 Sanitarian 1 1
9 Analis 1 1
10 Laboratorium
Nutrisionis 1 1
11 Promkes 1 1
12 Epidemiolog 0 0
13 TU 1 1
14 Pramu kantor 1 1
15 Administrasi obat 1 1
16 Penjaga malam 1 1
17 Sopir 1 1
18 Fisiotherapi 1 1
19 Suporting staf 1 1

Tabel 2.4 Jumlah Tenaga Kesehatan/Non kesehatan Puskesmas


Kecamatan Parakan Tahun 2016

Melihat Tabel diatas bahwa Puskesmas Parakan masih membutuhkan


tambahan tenaga dokter

Anda mungkin juga menyukai