TEORI
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas inividu mata kuliah Ilmu Komunikasi Masyarakat
semester dua program studi Diploma Gizi yang diberikan oleh dosen mata kuliah
Ilmu Komunikasi Masyarakat Ibu Yulia Novika J, SP. MKM.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata
kami berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami sendiri dan pihak
yang telah membacanya, serta kami mendoakan semoga segala bantuan yang telah
diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN…...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN…...................................................................................2
3.1 Kesimpulan…..................................................................................................12
3.2 Saran….............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA….......................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Rabies adalah infeksi virus pada otak dan sistem saraf. Umumnya, virus
penyebab rabies menular ke manusia melalui gigitan hewan. Rabies tergolong
penyakit berbahaya karena berisiko menyebabkan kematian jika tidak cepat
ditangani.
Di Indonesia, rabies atau yang dikenal dengan istilah “penyakit anjing gila”
masih menjadi salah satu penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat.
Berdasarkan data tahun 2020, ada 26 dari 34 propinsi di Indonesia yang belum
bebas dari rabies, dengan jumlah kematian per tahun lebih dari 100 orang.
Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit menular akut yang
menyerang susunan saraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas yang
disebabkan oleh virus rabies, ditularkan melalui saliva (anjing, kucing, kera) yang
kena rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka.
Penyakit rabies masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1884, ditemukan
oleh Schrool (orang Belanda) pada kuda, kemudian tahun 1889 Esser W, J,. dan
Penning menemukan penyakit rabies pada anjing. Pada tahun 1894, pertama kali
virus rabies menyerang manusia, ditemukan oleh EV De Haan (orang Belanda).
Di Provinsi Bali Penyakit rabies muncul kembali pada tanggal 14 Nopember
2008, menimpa seorang warga Banjar Giri Darma – Desa Ungasan, Kecamatan
Kuta Selatan Badung dan sampai sekarang penyakit rabies perlu diwaspadai.
Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
2
Jawa Barat menempati urutan pertama dengan jumlah kasus DBD tertinggi
di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 8.732 kasus (IR 17,94), 49 orang
meninggal (tertinggi kedua) dengan CFR 0,56% (Kemenkes RI, 2019; Dinkes
Jawa Barat, 2018). Menurut data Dinkes Jawa Timur angka kejadian DB D di
Jawa Timur tergolong tinggi, dengan angka kesakitan dan kematian yang berada
di atas target nasional. Kasus DBD yang terjadi di Jawa Timur pada tahun 2019
sebanyak 18.393 orang, dengan kematian sebanyak 185 orang (CFR = 1%).
Sementara pada tahun 2020, jumlah penderita DBD di Jawa Timur pada bulan
Januari 2020 sebanyak 811 penderita, dengan kematian 6 orang. Pada bulan
Februari 2020 sebanyak 948 penderita dengan kematian 9 orang. Total jumlah
penderita DBD Januari sampai Februari 2020 sebanyak 1.759 ora ng dengan
kematian 15 orang (CFR=0,85%) (Dinkes Jawa Timur, 2020)
3
Penyebaran penyakit DBD hingga menjadi KLB sangat terkait dengan
perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Keberadaan vektor nyamuk di tempat perindukan di tempat penampungan air
bersih seperti bak mandi, tempayan, ember, kaleng bekas, vas bunga, dan lainnya
juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan sehingga pemberantasan dilakukan
melalui pendekatan perubahan perilaku, kebersihan lingkungan dan
pemberantasan tempat perindukan nyamuk. Ketika sudah ada penderita DBD di
tengah masyarakat, biasanya permintaan dilakukannya fogging atau pengasapan
akan meningkat. Pemerintah telah menyatakan penyakit DBD sebagai salah satu
penyakit yang dapat menimbulkan wabah atau KLB.
4
Jenis hewan yang dapat membawa dan menularkan virus rabies antara
lain:
• Anjing
• Kucing
• Monyet
• Kelelawar
• Musang
• Sapi
• Kambing
• Kuda
• Kelinci
• Berang-berang
• Rubah
• Rakun
• Sigung
5
6
2.3 Gejala KLB Rabies
Gejala awal rabies biasanya muncul 30–90 hari setelah seseorang tergigit
hewan yang terinfeksi virus rabies. Namun pada kasus tertentu, gejala juga bisa
muncul lebih cepat atau lebih lambat.
Gejala awal rabies dapat mirip dengan gejala flu. Penderita umumnya
mengalami demam, sakit kepala, dan nyeri otot. Rasa kesemutan, nyeri, dan gatal
yang sangat mengganggu di area bekas gigitan juga dapat terjadi. Gejala ini
merupakan gejala khas pada rabies.
Selain itu, beberapa gejala awal yang juga dapat dialami penderita adalah:
• Lemas
• Malas makan
• Nyeri kepala
• Menggigil
• Nyeri tenggorokan
• Mual dan muntah
• Diare
• Gangguan cemas
• Gelisah
• Sulit tidur atau insomnia
• Depresi
ditangani, gejala ringan tersebut bisa berubah menjadi kondisi yang lebih
buruk dan menyebabkan kondisi semakin parah.
11
3. Merasa Gelisah dan Kebingungan
Infeksi virus rabies bisa menyebabkan pengidapnya mengalami halusinasi dan
gangguan kecemasan tertentu. Manusia yang sudah terinfeksi pun akan
mengalami gejala munculnya rasa gelisah, dan mudah merasa bingung.
Hal-hal yang menjadi faktor risiko penularan penyakit rabies adalah sarana
transportasi, khususnya pelabuhan yang tidak resmi, hewan peliharaan yang Tidak
di vaksinasi di daerah tertular, hewan liar di daerah tertular, pekerja yang berisiko
spt dokter hewan, penangkap anjing, petugas laboratorium, pemburu dll.
Wisatawan ke daerah tertular tapi tidak diberi pre exposure, tranplantasi terutama
cornea.
Cara penularan virus rabies pada hewan berbeda dengan cara penularan
pada manusia. Pada hewan terjadi melalui gigitan hewan yang menderita rabies ke
hewan sehat. Cara penularan pada manusia, dibagi dua yaitu : (1) Dari hewan ke
manusia melalui gigitan hewan yang air liurnya mengandung virus rabies. (2)
Nongigitan melalui jilatan hewan yang mengandung virus rabies pada luka,
selaput mukosa yang utuh, selaput lendir mulut, selaput lendir anus, selaput lendir
alat genitalia eksterna dan melalui inhalasi / udara (jarang terjadi). Cara penularan
dari manusia ke manusia melalui transplantasi kornea, kontak air liur penderita ke
mukosa mata dan pernah ada laporan, orang sehat setelah digigit oleh penderita
rabies, mengalami sakit rabies.
11
Tempat perindukan vektor nyamuk Kebijakan Penanggulangan KLB DBD
Aedes dipengaruhi oleh jenis, ukuran dan warna wadah, air, suhu, kelembaban,
dan kondisi lingkungan setempat. Tempat perindukan jentik nyamuk Aedes paling
banyak di Tempat Penampungan Air (TPA) yang terbuat dari logam, semen, kayu
dan yang paling sedikit yang terbuat dari keramik.
11
2.6 Pencegahan KLB Rabies
1. Komplikasi Rabies
Rabies merupakan penyakit yang sangat berbahaya. Begitu gejalanya
muncul, dapat dipastikan virus rabies sudah menginfeksi otak, sehingga kondisi
penderita bisa memburuk dengan cepat. Akibatnya, penderita dapat mengalami
komplikasi berikut:
• Gagal napas
• Koma
• Henti jantung
• Kematian
2. Pencegahan Rabies
Meski berbahaya, rabies adalah penyakit yang dapat dihindari. Caranya
adalah dengan melakukan sejumlah upaya berikut:
• Melakukan vaksinasi pada hewan peliharaan, seperti anjing atau kucing
• Menjaga hewan peliharaan tetap di dalam kandang dan mengawasinya
bila sedang di luar
kandang
• Menutup lubang atau celah di rumah yang bisa menjadi sarang hewan
liar
• Menghindari kontak dengan hewan liar atau hewan yang menunjukkan
gejala rabies
• Melapor ke lembaga pengendalian hewan liar jika muncul hewan-hewan
liar
• Menjalani vaksinasi rabies sebelum berkunjung ke wilayah yang sering
terjadi penularan rabies, dan sebelum melakukan kegiatan yang dapat
menyebabkan Anda tertular virus rabies
Pertolongan pertama pada penderita rabies dapat dilakukan cara-cara
seperti :
(1) Cucilah gigitan hewan (anjing) dengan sabun / detergent di bawah air
11
mengalir selama 10 – 15 menit ;
(2) Beri obat antiseptik pada luka gigitan (obat merah, alkohol 70 % dll) ;
(3) Hubungi rabies center untuk pertolongan selanjutnya (Media center ;
Dinas Peternakan Provinsi Bali).
Pencegahan rabies dapat dilakukan dengan memberikan vaksin rabies pada
hewan peliharaan anda setiap 1 tahun sekali, segera melapor ke puskesmas /
rumah sakit terdekat bila digigit oleh hewan tersangka rabies untuk mendapatkan
Vaksin Anti Rabies (VAR).
11
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
13
Arsin, A. A. (2013). Epidemiologi Demam Berdarah (DBD) Di Indonesia (A.
Sade, ed.). Makassar: Masagena Press.
Dinkes Kota Cimahi. (2018). Profil Kesehatan Cimahi 2017. Cimahi: Dinas
Kesehatan Kota Cimahi.
Dinkes Jawa Barat. (2018). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017.
Bandung: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Ali, Khaidar. 2016. Study of Factors Caused Dengue Haemorrhagic Fever Case
Study: Pasuruan, Jawa Timur-Indonesia. Journal of Medical and Bioengineering.
Vol 5 (2).
13