Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit

menular yang disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan oleh

nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk penular dengue tersebut hampir

ditemukan diseluruh pelosok Indonesia, kecuali ditempat ketinggiannya

lebih dari 1000 meter(Kemenkes, 2015).

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit

yang sulit di sembuhkan hal ini disebabkan karena sampai saat ini

belum ditemukan obat atau vaksin untuk penanggulangan DBD. DBD

ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang mengandung

virus dengue. Nyamuk Aedes aegypti hanya hidup pada suhu antara 80C

–370 C. Berbagai tempat kembang biak (breeding - place) nyamuk ini,

misalnya yang terdapat dalam bak mandi tempayan/tempat

penyimpanan air minum, kaleng kosong, plastik air minum, ban bekas

dan kontainer buatan lainnya(Soedarto, 2012).

Nyamuk Aedes aegypti mempunyai persebaran dengue yang sangat

luas hampir semua mencakup daerah yang tropis maupun subtropis

1|Page
diseluiruh dunia. Hal ini membawa siklus persebarannya baik di desa,

kota maupun disekitar daerah penduduk yang padat (Silalahi, 2014).

Jumlah kasus demam berdarah yang dilaporkan oleh World

Health Organization (WHO) terlihat dalam beberapa dekade pertama

pada tahun 1996 - 2005 sebanyak 1,3 juta kasus meningkat menjadi 5,4

juta kasus pada decade kedua tahun 2006 - 2015. Berdasarkan

pemodelan matematis, kejadian tahunan di seluruh dunia telah

diperkirakan dalam beberapa tahun terakhir sebanyak 50 -100 juta

gejala kasus DBD terutama di Asia, Amerika latin dan Afrika (WHO,

2016).

Kemenkes (2016) melaporkan peningkatan jumlah penderita DBD

di Indonesia dari tahun 2014 sebanyak 100.347 kasus menjadi 129.650

kasus pada tahun 2015. Sedangkan data jumlah penderita DBD tahun

2016 mengalami peningkatan menjadi 201.885 kasus (Kemenkes,

2017).

Penyakit DBD di Provinsi NTB ditemukan pertama kali tahun 1986

dengan jumlah kasus 146 dan 8 kematian atau Case Fatality Rate (CFR)

5,4% dan setiap tahun ada kasus dilaporkan kecuali tahun 1990 tidak

ada kasus dilaporkan. Untuk tahun 2016, jumlah kasus dengan

Incidence Rate (IR) sebesar 3.291 kasus dengan Incidence Rate (IR)

2|Page
sebesar 71,54/100.000 penduduk. Jumlah kasus dilaporkan meninggal

tahun 2016 adalah 31 orang dengan CFR = 0,94%, terbanyak di

Lombok timur dengan 13 orang, disusul kota Mataram 10 orang,

Lombok Barat 2 orang, Sumbawa 2 orang, Lombok Tengah, Lombok

Utara dan Kota Bima 1 orang, untuk Kabupaten Bima dan Dompu tidak

ada laporan kematian. Sedangkan untuk kasus chikungunya tahun 2016

dilaporkan tidak ada kasus.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa perlu untuk

melakukan penelitian mengenai hubungan antara tempat perkembangan

jentik aedes aegypti dengan kejadian penyakit demam berdarag dengue

di Kabupaten Lombok Barat.

1.2.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam karya tulis ilmiah ini adalah “Apakah

terdapat hubungan antara tempat perkembangan jentik Aedes aegypti

dengan kejadian penyakit demam berdarah dengue di Kabupaten

Lombok Timur.

1.3.Tujuan penelitian

3|Page
1.3.1. Tujuan umum

Mengetahui hubungan antara tempat perkembangan

jentik aedes aegypti dengan kejadian penyakit demam

berdarah dengue di Kabupaten Lombok Timur.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Mengetahui tempat perkembangan jentik Aedes

aegypti di Kabupaten Lombok Timur.

2. Mengatahui angka kejadian penyakit demam berdarah

dengue di kabupaten Lombok Timur.

1.4.Manfaat penelitian

1.4.1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi dunia pendidikan

khususnya bagi pendidikan kedokteran dan dapat

memberikan informasi kepada pembaca mengenai

hubungan antara tempat perkembangan jentik aedes

4|Page
aegypti dengan kejadian penyakit demam berdarah

dengue di Kabupaten Lombok Timur.

1.4.2. Manfaat praktis

1.4.2.1.Bagi instansi pendidikan

Sebagai referensi bagi mahasiswa peneliti dan

pihak lain yang berkepentingan,serta sebagai

sumbangan pengembangan dan pembelajaran ilmu

pengetahuan yang telah ada.

1.4.2.2.Bagi peneliti berikutnya

Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

atau dikembangkan lebihlanjut, serta dapat menjadi

referensi terhadap penelitian yang sejenis.

5|Page
DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. (2016) weekly epidemiologi record. World Health Organization,

350.

2. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian. Jakarta: EGC.

3. Soewarno, S.A., & Kusumawati, A. factor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian DBD di Kecamatan Gajah Mungkur. Jurnal Ilmiah

Ilmu-Ilmu Kesehatan, 13, 34-35.

4. Kementrian Kesehatan RI. Waspada Demam Berdarah. Jakarta: Pusat

Data Kesehatan. 2015.

5. Silalahi, L. 2014. Demam Berdarah Penyebaran dan Penanggulangan.

Jakarta: Litbang Departemen Kesehatan RI

6. Dinas Kesehatan RI. (2017) Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara

Barat Tahun 2017.

6|Page

Anda mungkin juga menyukai