Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Penilaian Mata Kuliah
Teknik Penulisan Ilmiah
140310160017
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang yang serba maju ini, kemajuan teknologi tidak bisa
dipungkiri lagi karena telah merasuk ke segala lapisan masyarakat. Tetapi
terkadang hal itu tidak diimbangi oleh kebiasaan hidup manusia dalam menjaga
kebersihan lingkungan. Banyak penyakit yang muncul akibat dari kelalaian
terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan tersebut. Salah satunya adalah
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau disebut juga Dengue Hemorrhagic
Fever (DHF).
DBD adalah salah satu penyakit menular yang merupakan masalah kesehatan
masyarakat di wilayah tropis. Daerah endemis tersebar di sebagian besar wilayah
Indonesia, dan berulang kali menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) disertai
kematian yang banyak. Penyebab DBD adalah virus dengue yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty, yang dapat menyerang orang dewasa atau
[2]
anak-anak . Penyakit DBD adalah penyakit infeksi oleh virus dengue yang
1
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes, dengan ciri demam tinggi mendadak
disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan (syok) dan
kematian. Sampai sekarang penyakit DBD belum ditemukan obat maupun
vaksinnya, sehingga satu-satunya cara untuk mencegah terjadinya penyakit ini
dengan memutuskan rantai penularan yaitu dengan pengendalian vektor [3].
2
Amerika, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat melebihi 1,2 juta kasus pada tahun 2008
dan lebih dari 2,3 juta pada tahun 2010 (WHO 2012) [7].
Indonesia sebagai salah satu negara tropis di dunia dengan kelembapan yang
cukup tinggi menjadi pemicu berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti yang
merupakan salah satu vektor DBD sehingga DBD mudah ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypti. Hal tersebut menyebabkan masalah kesehatan karena
terdapat banyak daerah endemik sehingga jumlah penderita semakin meningkat dan
penyebaran pun semakin meluas ke wilayah lain dengan meningkatnya mobilitas
dan kepadatan penduduk [8].
Berdasarkan data dari Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, hingga
28 Januari 2019 tercatat ada 2.204 orang yang terjangkit demam berdarah dengue
[10]
(DBD). Sebanyak 14 orang di antaranya meninggal dunia . Jatinangor adalah
salah satu kecamatan yang berada di Provinsi Jawa Barat.
Nama Jatinangor sebagai nama kecamatan baru dipakai sejak tahun 2000-an.
Seiring dengan hadirnya kampus-kampus, Jatinangor juga mengalami
perkembangan fisi dan sosial yang pesat. Sebagaimana halnya yang menimpa lahan
pertanian lain di Pulaiu Jawa, banyak lahan pertanian di Jatinangor yang berubah
3
fungsi menjadi rumah sewa untuk mahasiswa taupun pusat perbelanjaan. Pada
tahun 2015 Kecamatan Jatinangor menjadi salah salah satu wilayah yang ditetapkan
sebagai kawasan kota metropolitan Bandung Raya.
Universitas Padjadjaran adalah salah satu perguruan tinggi yang ada di daerah
jatinangor. Dahulu sebagian Wilayah Desa Hegarmanah merupakan lahan tidur Eks
Perkebunan Karet, seiring dengan perkembangan wilayah dimana pada tahun 1988
Perguruan Tinggi UNPAD mulai menjadikan kawasan tersebut sebagai bagian dari
pada Kampus UNPAD khususnya untuk Fakultas Pertanian dan Peternakan.
Sampai dengan saat ini, daerah yang tadinya lahan eks perkebunan karet tersebut
telah berubah menjadi Kawasan Perguruan tinggi UNPAD.
4
1.2 Identifikasi Masalah
3. Pilihan obat non medis yang dapat digunakan untuk pengobatan penyakit
demam berdarah.
4. Pencegahan yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa tentang penyakit
demam berdarah.
5
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
a. Menambah wawasan penulis tentang penyakit demam berdarah Dengue.
b. Sebagai media belajar untuk menambah pengetahuan dan pengalaman
serta menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh tentang penyakit
Demam Berdarah Dengue
1.6 Hipotesis
Analisis dalam penelitian ini dilakukan pada variabel penelitian yang meliputi:
a. Data pengalaman mahasiswa yang sudah pernah dan belum pernah mengalami
demam berdarah dengue.
6
b. Pengetahuan mahasiswa tentang pencegahan demam berdarah dengue.
d. Obat non medis yang di gunakan mahasiswa selama anggota keluarga terkena
demam berdarah dengue.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
1. Tahu (know)
8
Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya : tahu bahwa buah tomat
banyak menggandung vitamin C, penyakit DBD ditularkan oleh gigitan
nyamuk Aedes Aegypti, dan sebagainya. Untuk mengetahui atau mengukur
bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan. Misalnya : apa
penyebab dari penyakit DBD, dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
3. Aplikasi (application)
4. Analisis (analysis)
9
mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas
objek tersebut. Misalnya, dapat membedakan antara nyamuk Aedes Aegypti
dengan nyamuk biasa, dapat membuat diagram siklus hidup Aedes Aegypti,
dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis)
6. Evaluasi (evaluation)
10
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan adalah pendidikan, media,
informasi. Hal ini sesuai pendapat Meliono, Irmayanti, et al. [14]
1. Pendidikan
2. Media
3. Informasi
1. Pendidikan
11
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.
4. Lingkungan
5. Pengalaman
12
terinfeksi dengan salah satu dari empat virus dengue. Virus tersebut dapat
[7]
menyerang bayi, anak-anak dan orang dewasa . Sedangkan menurut Depkes
RI, DBD adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus DBD dan ditularkan
kepada manusia melalui gigitan nyamuk (Aedes Aegypti atau Albopictus) yang
terinfeksi virus DBD [15] .
Demam dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala,
nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam.
Demam berdarah dengue / Dengue Hemorraghagic Fever (DHF) adalah
demam dengue yang disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan. Pada
keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh
dalam syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut Dengue
Shock Syndrome (DSS) [16].
13
Depkes RI menjelaskan bahwa nyamuk Aedes Aegypti aktif menggigit
pada pagi hari (pukul 08.00-13.00) dan sore hari (pukul 15.00-17.00). Nyamuk
Aedes Aegypti ini hidup dan berkembang biak pada tempat-tempat air bersih
yang tidak langsung berhubungan dengan tanah seperti : vas bunga, toren air,
bak mandi, tempayan, ban bekas, kaleng bekas, botol minuman bekas dan lain-
lain [18].
a. Telur
14
tenang, juga ditemukan di genangan-genangan air jernih lain, baik
didalam rumah maupun diluar rumah. Di dalam rumah misalnya bak
mandi, tempat air minum, air vas bunga, perangkap semut, dan lain-lain.
Sementara itu di luar rumah terdapat benda-benda yang dpat
menampung air hujan, seperti kaleng bekas, pecahan botol, pot tanaman,
bekas potongan bambu dan lain-lain. Telur ini berumur 1-2 hari yang
kemudian dapat segera menetas apabila kondisinya memungkinkan,
yaitu terdapat di genangan air. Namun pada keadaan kering, telur dapat
bertahan lama bahkan dapat sampai bertahun-tahun, telur juga dapat
bertahan sampai berbulan-bulan pada suhu 20C sampai 420C. Namun
apabila kelembaban terlampau rendah maka telur akan menetes dalam
waktu 4 hari.
b. Larva (jentik-jentik)
c. Pupa (kepompong)
15
Pupa mempunyai ciri morfologi yang khas yaitu mempunyai
terompet pernapasan berbentuk segitiga (triangular). Bentuk tubuh
seperti koma, bersifat aktif dan sensitif terhadap gerakan dan cahaya.
Biasanya pupa terbentuk pada sore hari dan berumur hanya 1-2 hari
untuk segara menjadi nyamuk dewasa. Biasanya nyamuk jantan keluar
lebih dahulu walaupun akhirnya perbandingan jantan dan betina 1:1 dari
kelompok telur yang sama.
d. Nyamuk dewasa
Nyamuk dewasa keluar dari pupa melalui celah antara kepala dan
dada. Aedes Aegypti dewasa mempunyai ciri-ciri morfologi yang khas
yaitu berukuran lebih kecil dari pada nyamuk rumah, dengan warna
dasar hitam berbelang-belang putih pada bagian tubuh dan kaki.
Nyamuk dewasa setelah berumur 1 hari melakukan kopulasi dan setelah
kopulasi nyamuk betina mengisap darah manusia (antropofilik). Untuk
keperluan pemasakan telur, biasanya nyamuk ini menghisap darah pada
siang hari (day biter), dengan puncak pengisapan pada pagi hari jam
08.00-13.00 dan sore 15.00-17.00. Nyamuk ini meghisap darah manusia
di dalam rumah maupun di luar rumah dan lebih suka beristirahat di luar
rumah dari pada di dalam rumah. Sifat seperti inilah yang menyebabkan
dalam saat yang sama dapat menginfeksi beberapa orang dalam satu
keluarga.
16
gigitan pada orang lain. Dalam tubuh manusia, virus akan berkembang selama
3-14 hari (rata-rata 4-6 hari). Orang yang di dalam tubuhnya terdapat virus
dengue tidak semuanya akan sakit DBD, tergantung dari status imunitas setiap
individu, ada yang mengalami demam ringan dan sembuh dengan sendirinya,
bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit, meskipun tidak mengalami
tanda dan gejala sakit, orang tersebut merupakan pembawa virus dengue selama
satu minggu. Akan tetapi pada individu yang imunitasnya lemah, akan tampak
gejala awal seperti demam, sakit kepala, mialgia, hilang nafsu makan, dan
gejala nonspesifik lain termasuk mual, muntah, dan ruam kulit [8].
17
laporkan pada beberapa kasus DHF, tetapi kontribusi kompleks antibodi-
antigen terhadap aktivasi komplemen pada pasien DHF belum berhasil di
perlihatkan. [7]
Berikut ini adalah perbedaan dari demam biasa (sindrom virus), demam
dengue (DF), dan demam berdarah (DHF), atau sindrom syok dengue (DSS).
Tabel II.1. Perbandingan Demam Biasa, Demam Dengue, DHF atau DSS
Demam Biasa Demam Dengue DHF atau DSS
Usia Bayi, anak- Anak dan dewasa Anak < 15 tahun paling
anak, &dewasa banyak dan dewasa
Gejala Sama seperti Sakit kepala, sakit Peningkatan suhu tiba-
awal demam biasa punggung, malaise, tiba dapat mencapai
akibat virus awitan tiba-tiba selama 40oC, kemerahan wajah,
lain. 5-7 hari, peningkatan anoreksia, muntah, sakit
suhu tajam (39-40oC) kepala, nyeri otot dan
disertai menggigil dan sendi, bisa terjadi kejang
kemerahan pada wajah. demam.
Gejala Ruam Nyeri retroorbital Sakit tenggorokan, faring
umum makupopular fotofobia, anoreksia, merah, perdarahan,
18
konstipasi, nyeri, ruam hepatomegali, kegagalan
kulit pada wajah, leher sirkulasi
dan dada, ptekie (+)
Hemostatis Normal Normal Penurunan trombosit
Perjalanan Terjadi akibat Berbeda-beda antar Peningkatan
penyakit infeksi dengue individu permeabilitas pembuluh
pertama kali. darah mengakibatkan
kebocoran plasma,
hypovolemia dan syok.
19
2.2.8 Diagnosa Demam Berdarah Dengue
d. Syok ditandai dengan denyut yang cepat dan lemah disertai tekanan
denyut yang menurun atau hipotensi, kulit lembap, dingin, dan gelisah.
20
a. Pemberian antipiretik untuk menjaga suhu tubuh di bawah 400 C.
Pemberian aspirin tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan
gastritis, perdarahan dan asidosis sebaiknya di berikan paracetamol.
a. Meniran
21
b. Daun Jambu Biji
c. Daun Dewa
d. Air Kelapa
e. Beras Angkak
f. Patikan Kebo
22
2.2.11 Upaya Pencegahan Demam Berdarah Dengue
a. Manajemen Lingkungan
b. Perlindungan Diri
c. Abate
d. Pengendalian Biologis
23
Penelitian yang di lakukan oleh Taviv Y. dkk, tentang
pengendalian DBD melalui pemanfaatan pemantauan jentik dan ikan
cupang mendapatkan hasil bahwa intervensi dengan pemanfaatan ikan
cupang plus pemantauan jentik lebih efektif untuk meningkatkan Angka
Bebas Jentik (ABJ) dan menurunkan House Index (HI), Container Index
(CI), Breteau Index (BI). [23]
f. Fogging Fokus
24
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Pengalaman
2. Cara pencegahan Pengetahuan
3. Obat non medis yang digunakan
4. Sumber informasi
25
2. Gambaran Pengetahuan Kuesioner Baik, jika Ordinal
pengetahuan responden pertanyaan menjawab
tentang penyakit no. 1-13 pertanyaan
demam dengan benar
berdarah 10-13
Sedang, jika
menjawab
pertanyaan
dengan benar
5-9
Kurang baik,
jika menjawab
pertanyaan
dengan benar
1-4
26
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
No
Operasional Ukur
4. Obat non Pengetahuan Kuesioner Meniran Nominal
medis yang responden pertanyaan Daun Jambu Biji
digunakan tentang obat no. 16-17 Daun Dewa
non medis Air Kelapa
yang dapat Beras Angkak
digunakan Patikan Kebo
untuk Lain-lain
pengobatan
penyakit
demam
berdarah
5. Sumber Informasi Kuesioner Keluarga Nominal
informasi yang pertanyaan Tetangga
diperoleh no. 18 Media elektonik
res-ponden (iklan tv, radio,
tentang internet)
penyakit Media cetak (majalah,
demam brosur, koran)
berdarah Petugas Kesehatan
3.4.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah anggota dari suatu himpunan yang
ingin diketahui karakteristiknya berdasarkan inferensi atau generalisasi. [23]
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa fisika universitas
padjadjaran yang pernah dan tidak pernah terkena penyakit Demam Berdarah
Dengue.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, jika peneliti
memiliki beberapa ratus subjek dalam populasi, maka mereka dapat
[29]
menentukan kurang lebih 25-30% dari jumlah tersebut . Sampel pada
27
peneltian ini yaitu mahasiswa fisika kelas A angkatan 2016 yang kost di sekitar
daerah kampus.
28
Analisis univariat adalah suatu analisis untuk mendeskripsikan masing-masing
variabel yang diteliti. Pada penelitian analisis univariat menggunakan analisis
persentase dari seluruh responden yang diambil dalam penelitian, dimana akan
menggambarkan bagaimana komposisinya ditinjau dari beberapa segi sehingga
dapat dianalisis karakteristik responden. Analisis univariat dalam penelitian ini
dilakukan pada variabel penelitian yang meliputi :
e. Data pengalaman mahasiswa yang sudah pernah dan belum pernah mengalami
demam berdarah dengue.
h. Obat non medis yang di gunakan mahasiswa selama anggota keluarga terkena
demam berdarah dengue.
29
BAB IV
Pengetahuan Responden
Total
No. Pengalaman Baik Sedang Tidak Baik
N % N % N % N %
Pernah Mengidap
1 8 100 0 0 0 0 8 100
DBD
Belum Pernah
2 7 58,3 5 41,7 0 0 12 100
Mengidap DBD
Total 20 100
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan responden
berdasarkan pengalaman, lebih banyak pada responden yang sudah pernah
mengalami penyakit demam berdarah dengue yaitu yang pernah mengalami
DBD sejumlah 8 responden (100%) dan yang belum pernah mengalami DBD
sejumlah 7 responden (58,3%) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
IV.1.
Pengalaman adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh
dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Sehingga, seseorang
yang sudah pernah mengalami DBD lebih baik pengetahuannya mengenai
penyakit DBD dibandingkan dengan seseorang yang belum pernah mengalami
penyakit DBD.
30
b. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penyakit Demam Berdarah
Dengue
Tabel IV.2. Distribusi pengetahuan responden tentang penyakit demam
berdarah dengue.
No. Pengetahuan Jumlah Presentase
1 Baik 15 75
2 Sedang 5 25
3 Tidak Baik 0 0
Total 20 100
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan responden
tentang penyakit demam berdarah dengue yang berpengetahuan baik yaitu 15
responden (75%) lebih besar dibandingkan dengan yang berpengetahuan
sedang yaitu 5 responden (25%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel IV.2.
Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang memilikinya (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya). Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting
[13]
dalam pembentukan tindakan seseorang . Pengukuran pengetahuan dapat
diketahui dengan cara menanyakan kepada responden agar responden dapat
mengungkapkan apa yang diketahui dalam bentuk bukti atau jawaban lisan
maupun tertulis.
31
4 Memasang jendela diberi kawat kassa 2 10
5 Memakai lotion anti nyamuk 4 20
6 Fogging 6 30
7 Menutup 0 0
8 Mengubur 0 0
9 Memakai obat nyamuk bakar 1 5
Total 20 100
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan responden
tentang cara pencegahan penyakit demam berdarah dengue yang menguras
bak mandi yaitu 7 responden (35%) lebih banyak dibandingkan dengan
fogging yaitu 6 responden (30%), menggunakan lotion anti nyamuk yaitu 4
responden (20%), memasang jendela diberi kawat kassa yaitu 2 responden
(10%), memakai obat nyamuk bakar yaitu 1 responden (5%), memakai abate
yaitu 0 responden (0%), tidur menggunakan kelambu yaitu 0 responden (0%),
mengubur yaitu 0 responden (0%), dan menutup yaitu 0 responden (0%).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel IV.3.
Cara pencegahan penyakit DBD yang paling banyak dilakukan oleh
responden yaitu menguras bak mandi karena mahasiswa lebih sering
melakukannya dibandingkan cara pencegahan lainnya, dan juga pencegahan
ini mudah dilakukannya serta bisa dilakukan sehari-hari.
32
4 Air kelapa 3 15
5 Beras angkak 2 10
6 Patikan kebo 0 0
7 Lain-lain 0 0
Total 20 100
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan responden
tentang obat non medis yang dapat digunakan untuk pengobatan penyakit
demam berdarah dengue yang menggunakan daun jambu biji yaitu 15
responden (75%) lebih banyak dibandingkan yang menggunakan air kelapa
yaitu 3 responden (15%), beras angkak yaitu 2 responden (10%), meniran
yaitu 0 responden (0%), daun dewa yaitu 0 responden (0%), dan patikan kebo
0 responden (0%), lain-lain yaitu 0 responden (0%),. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel IV.4.
Pengobatan obat non medis yang digunakan ataupun yang diketahui
responden yang paling banyak yaitu daun jambu biji karena selain banyak
diketahui untuk pengobatan penyakit DBD, daun jambu biji ini mudah di
dapat dan harga cukup terjangkau dibandingkan dengan tanaman seperti air
kelapa, meniran, daun dewa, dan patikan kebo.
33
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan responden
tentang penyakit demam berdarah dengue berdasarkan sumber informasi yang
diperoleh dari media elektronik yaitu 15 responden (75%) lebih banyak
dibandingkan sumber informasi yang diperoleh dari keluarga yaitu 4
responden (20%), tetangga yaitu 1 responden (5%), petugas kesehatan yaitu
0 responden (0%), dan media cetak yaitu 0 responden (0%). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel IV.5.
Sumber informasi sangat mempengaruhi pengetahuan. Seseorang yang
mendapatkan informasi dari berbagai sumber maka cenderung mempunyai
pengetahuan yang lebih luas. Informasi akan memberikan pengaruh pada
pengetahuan seseorang, meskipun seseorang memiliki pendidikan rendah
tetapi jika mendapatkan sumber informasi yang baik dari berbagai bentuk
media massa (TV, radio, surat kabar, majalah, dan internet) akan berpengaruh
[13]
besar terhadap pembentuan opini dan kepercayaan seseorang . Kini di
zaman yang serba modern, banyak sekali manusia yang menggunakan media
elektronik sebagai sumber informasinya dibandingkan yang lainnya.
34
BAB V
2.3 Kesimpulan
2.4 Saran
35
DAFTAR PUSTAKA
36
15. Depkes RI. Indonesia prakarsai pengendalian DBD di Asean. Diambil dari :
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1542-indonesia-
prakarsai-pengendalian-dbd-di-asean.html. Diakses pada tanggal 15 Maret
2019.
16. Mardiani Ratna. Panduan lengkap kesehatan : Mengenal, Mencegah, dan
Mengobati Penularan Penyakit dari Infeksi. Yogyakarta : Citra Pustaka. 2010.
17. Ginanjar Genis. Apa yang dokter anda tidak katakan tentang demam berdarah.
Jakarta : PT. Mizan Publika. 2007.
18. Depkes RI. Kampanye “tepat tangani demam melalui pelatihan kader
jumantik” sebagai wujud kerja sama kementerian kesehatan RI dan
ulaxosmithkline dalam upaya turunkan kasus DBD. Diambil dari :
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1539-kampanye-
ayo-stop-dbd-peran-serta-masyarakat-dalam-upaya-memberantas-dbd.html.
Diakses pada tanggal 15 Maret 2019.
19. Siklus hidup nyamuk aedes aegypti. Diambil dari : http://www.
informasikesling.blogspot.com. Diakses pada tanggal 15 Maret 2019.
20. Nasronudin. Penyakit infeksi di Indonesia solusi kini & mendatang.
Surabaya: Airlangga University Press. 2007.
21. Depkes RI. pemberantasan demam berdarah membutuhkan komitmen semua
pihak. Diambil dari : http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-
release/1547-pemberantasan-demam-berdarah-membutuhkan-komitmen-
semua-pihak.html. Diakses pada tanggal 18 Maret 2019.
22. Taviv Y, Saikhu A, Sitorus H. pengendalian DBD melalui pemanfaatan
pemantauan jentik dan ikan cupang di kota Palembang. Buletin Penelitian
Kesehatan. Vol. 38 (4). 2010.
23. Surahman, Supardi Sudibyo. Metodelogi penelitian untuk mahasiswa farmasi.
Jakarta : Trans Info Media. 2014
24. Obat tradisional demam berdarah dan jenisnya. Diambil dari :
http://sehatalamiku.com/obat-tradisional-demam-berdarah-dan-jenisnya.
Diakses pada tanggal 19 Maret 2019.
25. Arikunto Suharsimi. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek . Jakarta :
Rhineka Cipta. 2006.
37