OLEH :
KELOMPOK 1
1. Angga Setiawan (202006102)
2. Dwi Uswatun H (202006106)
3. Moh syamsul Arifin (202006119)
4. Siska zulfa (202006124)
5. Yuli Diah M (202006132)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
2021
1
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing Akademik
( Farida Hayati.S.Kep.,M.Kep )
NIDN : 07-0903-7101
( Farida Hayati.S.Kep.,M.Kep )
NIDN : 07-0903-7101
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Chikungunya misalnya, penyakit ini dikenal dengan penyakit flu tulang, yang
ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang
(DBD) yang cara penanggulangan telah dikenal oleh masyarakat secara luas.
Penyakit ini ditandai oleh gejala flu, sakit tulang belakang, sakit pada
mengeluh tidak dapat bangun atau berjalan. Pada penderita ada yang sembuh
dalam beberapa hari, dan ada pula yang sakit sampai berbulan-bulan. Penyakit
Pada tahun 1960-an virus chikungunya merupakan suatu penyakit yang biasa
menyerang bagian Tenggara Asia. Thaikruea et.al. (1997) melaporkan bahwa virus
tersebut. Namun, pada tahun 1982-1985 terjadi ledakan-ledakan lokal dan kasus-kasus
Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, sepanjang tahun 2017 terdapat 126 kasus
chikungunya di 4 kota/kabupaten di Indonesia. Dari 126 kasus tersebut, 121 kasus terjadi
di provinsi Sulawesi Tengah, sedangkan 5 sisanya terjadi di Aceh. Hingga saat ini, belum
ada laporan kematian akibat chikungunya. Sejak tahun 2003 di beberapa daerah di Jatim
sering terjadi kasus chikungunya, lonjakan yang terjadi yaitu sebanyak 2.086 penderita
yang tersebar di 72 desa, pada 2007 terdapat 1. 306 penderita yang tersebar di 46 desa,
sedangkan pada 2009 ada 2.013 perderita tersebar di 64 desa dan yang sangat
memprihatinkan pada triwulan I tahun 2010 jumlah kasusnya mencapai 1.990 tersebar di
39 desa.
penderita chikungunya pada bulan Juni 2020 ini bahkan tertinggi sejak awal tahun
2020. Jumlah penderita Chikungumnya pada bulan Juni ini sebanyak 128 orang. Paling
epidemi dalam interval tertentu (10-20 tahun). Beberapa faktor yang mempengaruhi
4
nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan seperti saat ini (Depkes, 2009).
(OR= 2,1: 1,22- 3,46), dan kepadatan hunian (OR=2,2: 1,25-3,80). Dari hasil analisis
multivariat didapatkan faktor yang paling dominan adalah kepadatan hunian dan
diikuti oleh pendidikan. Probabilitas KLB Chikungunya sebesar 2,1 kali pada subyek
yang dilakukan oleh petugas Puskesmas Ampel 1 berupa upaya promotif dan preventif
5
1.2 RUMUSAN MASALAH
1
1.3 TUJUAN
Mengetahui Bagaimana Asuhan Keperawatan Komunitas Agregat lansia Dengan Fokus Masalah
1.3.2.3 Memberikan asuhan keperawatan komunitas pada Agregat lansia Dengan Fokus Masalah
2
1.4 MANFAAT
dan peningkatan mutu pendidikan serta dapat digunakan sebagai sumber bacaan
Dapat menjadi bahan masukan bagi perawat di Rumah Sakit untuk meningkatkan
Chikungunya
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya yang disebarkan ke
manusia melalui gigitan nyamuk. Sebagai penyebar penyakit adalah nyamuk Aedes aegypti;
Nama penyakit berasal dari bahasa Swahili yang berarti “yang berubah bentuk atau bungkuk”,
mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi yang hebat Masa inkubasi
berkisar 1-4 hari, merupakan penyakit yang self-limiting dengan gejala akut yang berlangsung
Nyeri sendi merupakan keluhan utama pasien, yang kadang-kadang berlangsung beberapa
minggu sampai bulan. Meskipun tidak pernah dilaporkan menyebabkan kematian, masyarakat
sempat dicemaskan karena penyebaran penyakit yang mewabah, disertai dengan keluhan sendi
yang mengakibatkan pasien lumpuh. Untuk memahami lebih mendalam, dilakukan review
2.2 Etiologi
Virus chikungunya merupakan anggota genus Alphavirus dalam family Togaviridae. Strain asia
merupakan genotype yang berbeda dengan yang di afrika. Virus Chikungunya disebut juga
Arbovirus A Chikungunya Type CHIK, CK. Virus Chikungunya masuk keluarga Togaviridae,
Virions mengandung satu molekul single standed RNA. Virus dapat menyerang manusia dan
hewan. Virions dibungkus oleh lipid membrane; plemorfik; spherical; dengan diameter 70 µm.
Pada permukaan envelope didaptkan glycoprotein spikes (terdiri atas 2 virus protein membentuk
4
heterodimer).
Nucleopapsids isometric; dengan diameter 40 µm. Nyamuk Aedes aegypti berukuran kecil
disbanding nyamuk lain: ukuran badan 3-4 mm, berwarna hitam dengan hiasan titik-titik putih
dibadannya; dan pada kakinya warna putih melingkar. Nyamuk dapat hidup berbulan-bulan.
Nyamuk jantan tidak menggigit manusia, ia makan buah. Hanya nyamuk betina yang
menggigit; yang diperlukan untuk membuat telur. Telur nyamuk aedes diletakkan induknya
menyebar; berbeda dengan telur nyamuk lain yang dikeluarkan berkelompok. Nyamuk bertelur
Nyamuk bila terbang hampir tidak mengeluarkan bunyi; sehingga manusia yang diserang tidak
mengetahui kehadirannya; menyerang dari bawah atau dari belakang; terbang sangat cepat.
Telur nyamuk Aedes dapat bertahan lama dalam kekeringan (dapat lebih dari 1 tahun). Virus
dapat masuk dari nyamuk ke telur; nyamuk dapat bertahan dalam air yang chlorinated.
Nyamuk Aedes aegypti merupakan vector Chikungunya (CHIK) virus (alpha virus). Beberapa
nyamuk resisten terhadap CHIK virus namun sebagian susceptible. Ternyata Susceptbility gene
berada di kromosom 3. Vektor Chikunguya di Asia adalah Aedes aegypti, Aedes albopticus. Di
2.3 Patofisiologi
Demam Chikungunya mempunyai masa inkubasi (periode sejak digigit nyamuk pembawa virus
hingga menimbulkan gejala sekitar 2 hingga 4 hari. Pada saat virus masuk ke dalam sel secara
terjadi proses sisntesis DNA dan sisntsesis RNA virus, sedangkan di dalam reticulum
endoplasma terjadi proses sintesis protein virus. Setetah masa inkubasi tersebut virion matang di
sel endothelial di limfonodi, sumsum tulang, limfa dan sel kuffer, lalu virus tersebut di
keluarkan melewati sel membrane maka virus beredar dalam darah. Demam chikungunya salah
satunya dapat menginfekasi sel hati sehingga sel hati mengalami degenerasi dan dapat
menyebabkan nekrosis pada sel hati tersebut yang akan mempengaruhi metabolisme pada
mempengaruhi peningkatan bilirubin sehingga seseorang yang mengalami demam ini biasanya
terdapat ikterus. Gejala yang paling menonjol pada kasus ini adalah nyeri pada setiap
5
persendian (poliarthralgia) terutama pada sendi lutut, pergelangan kaki dan tangan, serta sendi-
sendi tulang punggung. Radang sendi yang terjadi menyebabkan sendi susah untuk digerakkan,
bengkak dan berwarna kemerahan. Itulah sebabnya postur tubuh penderita menjadi seperti
membungkuk dengan jari-jari tangan dan kaki menjadi tertekuk. Gejala lain adalah
munculnya bintik-bintik
kemerahan pada sebagian kecil anggota badan, serta bercak-bercak merah gatal di daerah dada
dan perut. Muka penderita bisa menjadi kemerahan dan disertai rasa nyeri pada bagian belakang
bola mata. Meskipun gejala penyakit itu bisa berlangsung 3-10 hari (kemudian sembuh dengan
sendirinya), tetapi tidak dengan nyeri sendinya yang bisa berlangsung berminggu-minggu
6
Pathway
Keluar binti-bintik kemerahan dan gatal Nekrosis sel hati Nyeri Pada tulang Persendian
Resiko Infeksi
Hipertermi
Masa inkubasi dari demam Chikungunya 2-4 hari. Viremia dijumpai kebanyakan dalam 48 jam
pertama, dan dapat dijumpai sampai 4 hari pada beberapa pasien. Manifestasi penyakit
berlangsung 3-10 hari. Virus ini termasuk self limiting diseases alias hilang dengan sendirinya.
Namun rasa nyeri sendi mungkin masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan. Gejala
demam Chikungunya mirip dengan demam berdarah dengue yaitu demam tinggi, menggigil,
sakit kepala, mual-muntah, sakit perut, nyeri sendi dan otot, serta bintik-bintik merah dikulit
Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat,
renjatan (syock) maupun kematian. Nyeri sendi ini terutama mengenai sendi lutut, pergelangan
Gejala utama Chikungunya adalah demam tinggi, sakit kepala, punggung, sendi yang hebat,
mual, muntah, nyeri mata dan timbulnya rash/ruam kulit. Ruam kulit berlangsung 2-3 hari,
demam berlangsung 2-5 hari dan akan sembuh dalam waktu 1 minggu sejak pasien jatuh sakit.
Sakit sendi (arthralgia atau arthritis; sendi tangan dan kaki) sering menjadi keluhan utama
pasien.
Keluhan sakit sendi kadang-kadang masih terasa dalam 1 bulan setelah demam hilang. Penyakit
ini merupakan penyakit yang bersifat self limiting (sembuh dengan sendirinya) dan tidak
brakibat kematian. Peranh dilaporkan terjadi kerusakan sendi yang dikaitkan dengan infeksi
Chikungunya.
2.4 Epidemiologi
Sejarah Penyakit yang pertama kali ditemukan di Afrika Barat ini berlaku pada tahun 1952
hingga 1953. Sejurus kemudian, epidemik berlaku di Filiphina(1954, 1956, dan 1968) Thailand,
Kamboja, Vietnam, India, Myanmar, Sri Lanka, dan mulai ditemukan di Indonesia pada tahun
1973.
8
Namun sekarang telah tersebar luas di Afrika daerah sebelah selatan Sahara, Asia Se latan, dan
berkembang ke wilayah-wilayah lain. Jumlah kasus chikungunya tahun 2001 sampai bulan
Madagaskar, Comoros, Mauritius dan La Reunion, dengan jumlah meningkat terlihat selepas
Penularanya Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit oleh
Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis (berlaku
dengan kerap di suatu kawasan atau populasi dan senantiasa ada). Selain manusia, primata
lainnya diduga dapat menjadi sumber penularan. Selain itu, pada uji hemaglutinasi inhibisi,
mamalia, tikus, kelelawar, dan burung juga bisa mengandung antibodi terhadap virus
Chikungunya.
Seseorang yang telah dijangkiti penyakit ini tidak dapat menularkan penyakitnya itu kepada
orang lain secara langsung. Proses penularan hanya berlaku pada nyamuk pembawa. Masa
inkubasi dari demam Chikungunya berlaku di antara satu hingga tujuh hari, biasanya berlaku
dalam waktu dua hingga empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai sepuluh hari.
Gejala penyakit ini sangat mirip dengan demam berdarah. Hanya saja kalau Chikungunya akan
1. Demam : Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai menggigil dan muka kemerahan.
Demam penyakit ini ditandai dengan demam tinggi mencapai 39-40 derajat C
2. Sakit persendian : Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum timbul
demam dan dapat bermanifestasi berat, sehingga kadang penderita “merasa lumpuh”
sebelum berobat. Sendi yang sering sering dikeluhkan: sendi lutut, pergelangan, jari kaki
3. Nyeri otot : Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah bahu. Kadang
9
terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata kaki.
4. Bercak kemerahan (ruam) pada kulit Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam,
tetapi lebih sering pada hari ke 4-5 demam. Lokasi biasanya di daerah muka, badan, tangan,
dan kaki, terutama badan dan lengan. Kadang ditemukan perdarahan pada gusi.
5. Sakit kepala Sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui, conjungtival injection
6. Kejang dan penurunan kesadaran Kejamg biasanya pada anak karena panas yang terlalu
7. Gejala lain Gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah bening di
Gejala yang timbul pada anak-anak sangat berbeda seperti nyeri sendi tidak terlalu nyata dan
berlangsung singkat. Ruam juga lebih jarang terjadi. Tetapi pada bayi dan anak kecil timbul:
1. Kemerahan pada wajah dan munculnya ruam kemerahan dalam bentuk papel-papel
3. Demam tinggi disertai muntah-muntah, menggigil, sakit kepala, sakit perut, serta bintik
Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat,
renjatan (shock) maupun kematian. Pada virus DBD akan ada produksi racun yang menyerang
pembuluh darah dan menyebabkan kematian. Sedangkan pada virus penyebab chikungunya
a. Pemeriksaan Laboratorium
b) Pemeriksaan Serologi
1. 10-15 ml darah pada fase akut (segera setelah onset klinik terjadi) dan padafase
3. Reaksi silang sering terjadi, konversi dengan uji neutralisasi dan HIA
2.7 Pengobatan
Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Pengobatan terhadap penderita
ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul. Perjalanan penyakit ini umumnya cukup
baik, karena bersifat “self limited disease”, yaitu akan sembuh sendiri dalam waktu tertentu.
Tetapi apabila kecurigaan penyakit adalah termasuk campak atau demam berdarah dengue,
maka perlu kesiapsiagaan tatalaksana yang berbeda, penderita perlu segera dirujuk apabila
Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama
protein dapat meningkatkan daya tahan tubuh, serta minum air putih sebanyak mungkin untuk
jus buah segar). Vitamin peningkat daya tahan tubuh juga bermanfaat untuk untuk menghadapi
penyakit ini, karena daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa membuat rasa ngilu
Belum ditemukan imunisasi yang berguna sebagai tindakan preventif. Namun pada penderita
yang telah terinfeksi timbul imunitas / kekebalan terhadap penyakit ini dalam jangka panjang.
Pengobatan yang diberikan umumnya untuk menghilangkan atau meringankan gejala klinis
yang ada saja (symptomatic therapy), seperti pemberian obat panas, obat mual/muntah, maupun
Contoh: Penurunan panas atau penghilang nyeri adalah obat non steroid anti inflamasi (NSAI),
1
pilih salah satu contoh dibawah ini:
1) Arasetamol, antalgin
2) Natrium diklofenat
Pencegahan ditujukan untuk mengendalikan nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk. Pada
saat ini belum ada vaksin di pasaran untuk mencegah Chikungunya. Tindakan pencegahan
Chikungunya di daerah dimana terdapat nyamuk Aedes aegypti adalah menghilangkan tempat
dimana nyamuk dapat meletakkan telurnya, terutama pada tempat penyimpanan air buatan,
misalnya bak mandi, kolam ikan, ban mobil atau kaleng kosong. Tempat penyimpanan air hujan
atau penyimpanan air (kontainer plastik, drum) hendaknya tertutup rapat. Ban mobil bekas,
kaleng kosong sebaiknya dimusnahkan. Tempat minum hewan peliharaan/burung dan vas
Semua upaya tersebut diharapkan dapat membasmi telur nyamuk dan mengurangi jumlah
nyamuk di daerah tersebut. Pada wisatawan atau juga penduduk di daerah terjangkit
Chikungunya, resiko digigit nyamuk akan berkurang dengan pemasangan air conditioning atau
memasang kasa pada jendela atau pintu. Memakai repelen yang mengandung 20-30% DEET
pada kulit tubuh yang terbuka atau pakaian akan mengurangi kemungkinan tergigit nyamuk.
community based, integrated mosquito control, tidak boleh terlalu mengandalkan insektisida
baik untuk jentik nyamuk maupun nyamuk dewasa (chemical larvicide atau adulticide).
Pencegahan wabah penyakit memerlukan peran serta masyarakat yang terkoordinasi dalam
penyakit. Cara sederhana yang sering dilakukan masyarakat misalnya: Menguras bak mandi,
paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai
c. Menaburkan larvasida.
e. Pengasapan
Jadi kita semua sebagai calon tenaga kesehatan harus bisa memberikan penyuluhan ke
masyarakat tentang pentingnya Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) untuk menghindari
gigitan nyamuk penyebab Chikungunya. Selain itu, nyamuk juga menyenangi tempat yang
gelap, lembab, dan pengap. Pintu dan jendela rumah dibuka setiap hari mulai dari pagi hingga
sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan
Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation,
pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes
aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung.
Menurut WHO dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai suatu kelompok sosial yang di
tentutkan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada
rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.
Menurut Spradley dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai sekumpulan orang yang
Menurut Sumijatun dkk (2006) dalam Harnilawati (2013) komunitas (community) adalah
yang merupakan kelompok khusus dengan batas- batas geografi yang jelas, dengan norma
kemampuan yang ada pada mereka. Praktik Keperawatan komunitas merupakan sintesi teori
keperawatan dan teori kesehatan masyarakat untuk promosi, pemeliharaan dan perawatan
kesehatan populasi melalui pemberian pelayanan keperawatan pada individu, keluarga dan
kelompok yag mempunyai pengaruh terhadapat kesehatan komunitas (Stanhope dan
Lancaster, 2010).
sosial dan ilmu kesehatan masyarakat yang berfokus pada tindakan promotif dan
kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya
preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan kepada klien sepanjang
rentang kehidupan dan sesui tahap perkembangan keluarga. Ruang lingkup pelayanan
1. Upaya Promotif
2) Manajemen nutrisi
1
3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan dan kelompok
6) Pendidikan sex
di rumah.
5) Pencegahan merokok
3. Upaya Kuratif
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
1
4) Perawatan payudara
dll.
4. Upaya Rehabilitatif
yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan
5. Upaya Resosialitatif
Wanita Tuna Susila (WTS) atau pekerja seks komersial (PSK), tuna wisma dan
menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini
tentunya
1
membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yan g jelas
terjadi proses alih peran dari tenaga kesehatan kepada klien (sasaran) secara
1. Pengkajian
Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambahkan dengan
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas dan
luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat rural atau urban), keadaan
komunitas.
b. Data Demografi
Kajian jumlah komunikasi berdasarkan: umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,
1. Vital Statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kelahiran, angka kematian, angka
kesakitan. Sumber informasi data dapat diperoleh dari dinas kesehatan dan
puskesmas
2. Distribusi Ras/Etnis
3. Sistem Nilai/Value
1) Lingkup Fisik
2) Pendidikan
depkes.
6) Sistem Komunikasi
komunitas.
7) Sistem Ekonomi
8) Rekreasi
cakupan imunisasi.
Tujuan
No Masalah keperawatan Tujuan khusus SLKI SIKI
umum
1. D.0110 Setelah Setelah Setelah Edukasi kesehatan
Defisit kesehatan dilakukan dilakukan dilakukan 3 (I.12383)
komunitas berhubungan kunjungan dan 3 kali kali kunjungan
dengan hambatan akses edukasi kunjungan dan dan 1. Identifikasi
ke pemberi pelayanan mengenai edukasi tindakan kesiapan dan
kesehatan masalah, mengenai keperawatan, kemampuan
status masalah, agregat status kesehatan menerima
kesehatan dapat : komunitas informasi
komunitas 1. Menerima meningkat 2. Sediakan
meningkat informasi dengan kriteria materi dan
dengan hasil (L.12109) media
baik : pendidikan
2.Menunjukan 1. Ketersediaan kesehatan
penerimaa program 3. Jelaskan faktor
n promosi resiko yang
mengenai kesehatan dapat
masalah meningkat mempengaruhi
3. Mencapai 2. Ketersediaan kesehatan
pengenda program 4. Ajarkan
lian yang proteksi perilaku hidup
optimal kesehatan bersih dan
mengenai meningkat sehat
masalah 3. Kepatuhan 5. Ajarkan strategi
terhadap yang dapat
standar digunakan
kesehatan untuk
lingkungan meningkatkan
meningkat perilaku hidup
4. Prevalensi bersih dan sehat
penyakit
menurun
a. Pencegahan Primer
mengkaji dan memberi intervensi segera terhadap tumbuh kembang anak usia
c. Pencegahan Tersier
pada tingkat fungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini
Evaluasi perbandingan antara status kesehatan agregat dengan hasil yang diharapkan.
Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur, evaluasi proses dan evaluasi hasil. Tugas
evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan kriteria evaluasi,
menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam memberikan asuhan
keperawatan. Fokus evaluasi dalam keperawatan komunitas antara lain (Wahyudi Ahyar,
2010):
5. Efisiensi sumber daya atau pelaku pelaksana mengenai hasil apa yang sudah tercapai
dampak yang terjadi setelah dilakukan intervensi
BAB 3
3.1 Pengkajian
Pengkajian berdasarkan data penduduk dari keseluruhan 5 Wilayah Mahasiswa STIKES Karya Husada
Pare Kediri dengan total 15 KK dari masing-masing anggota kelompok mengambil sampel 3 KK
diwilayah masing-masing.
Tabel 3.1 Rekapitulasi distribusi frekuensi jenis kelamin, usia, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, adakah
yang sakit sekarang, penyakit yang diderita saat ini, adakah yang sakit 1 tahun terakhir, penyakit 1 tahun
terakhir setiap individu dari total 15 KK dengan total 47 orang.
Karakteristik Frekuensi %
1. Jenis Kelamin
Laki-laki 26 55,3
Perempuan 21 44,6
2. Usia
3. Agama
47 100
Islam
Kristen
Hindu / Budha
4. Suku
Jawa 47 100
Non Jawa
5. Pendidikan
2
SD 16 34,04
SMP 14 29,8
SMA 10 21,3
PT 7 14,9
6. Pekerjaan
TNI/POLRI
Wiraswasta / Swasta 16 34,04
Ada 15 31,9
Tidak 32 68,0
Gastritis 1 2,12
Hipotensi
Hipertensi 8 17,02
TB Paru 1 2,12
ISPA 3 6,38
Penyakit Jantung
Anemia
Hemorrhoid
Vertigo 2 4,26
Diare 3 6,39
Flu 4 8,52
Demam 5 10,64
Stroke 1 2,12
Ada 16 34,04
2
Tidak 31 65,95
Gastritis 1 2,12
Hipotensi
Hipertensi 5 10,64
Kolesterolemia
ISPA 1 2,12
Penyakit Jantung
Cikunguna 5 10,64
Katarak
Vertigo
Flu
Reumatik 2 4,26
Demam
Atritis Gout
Stroke 2 4,26
Tabel 3.2 Rekapitulasi distribusi frekuensi pengkajian keperawatan komunitas dari 15 KK.
Karakteristik Frekuensi %
1. Tipe Keluarga
Terbuka
Kadang Tertutup
2
Tertutup 15 100
Dimasak 15 100
15 100
Malam 8 53,34
Ya 6 40
Tidak 9 60
Ya 6 40
Tidak 9 60
8. Sarana Ekonomi
Pasar 10 66,67
KUD 5 33,34
BANK
9. Penghasilan Rata-rata/Bulan
Ya 10 66,67
11. JKN
ASKES 2 13,34
2
SKTM
Suami 5 33,34
Istri 10 66,67
Dekat 15 100
Ya 15 100
Tidak 15 100
Tidak 15 100
Tidak 15 100
Positif 15 100
Terbuka 15 100
Daerah 15 100
Indonesia
Bersama 15 100 2
Minta Bantuan
Petak 15 100
Permanen 15 100
<10m2 6 40
>10m2 9 60
<50 m2
> 50 m2 15 100
Seng
Genteng 15 100
Lainnya (Asbes)
Ya 15 100
Ya 15 100
<20% 7 46,67
>20% 8 53,34
34. Penerangan
3
Listrik 15 100
35. Lantai
Plester 9 60
Ubin 6 40
36. Vector
Lalat 3 20
Nyamuk 10 66,67
Kecoa
Anjing
Burung 1 6,67
Kucing 1 6,67
Bersih 11 73,34
Bersih 15 100
Ya 15 100
Sumur Gali
Mata Air
Ledeng
Sumur Pompa
Sumur Bor 12 80
Lainnya (PDAM) 3 20
Ya 15 100
Tertutup 15 100
3
43. Pengurasan
<3 hari 6 40
>3 hari 9 60
Ya 10 66,67
Tidak 5 33,34
47. Jenisnya
Got 3 20
Selokan 6 40
Bak Penampungan 3 20
Dibiarkan 3 20
48. Kondisinya
Terbuka Lancar 6 40
Dibakar 7 46,67
Ditimbun 8 53,34
Terpelihara 15 100
Tidak Terpelihara
Ada 6 40
Tidak Punya 9 60
Diluar Rumah 6 40
Ditampung 7 46,67
Ditimbun 8 53,34
Ya 15 100
55. Tempat
Jamban Angsatrine
Terpelihara 15 100
>10 m 9 60
<10 m 6 40
TV 8 53,34
Koran 2 13,34
Edaran
Radio 2 13,34
Penyuluhan 3 20
Papan Pengumuman
Bus
Angkutan Umum
Becak
Naik Sepeda 3 20
Naik Mobil
Perawat/Bidan 1 6,66
Tidak ada 3 20
Ya 15 100
Tidak
65. Tanggapan
Baik 3 20
Tidak
Ya, Kelompok
Tidak 10 66,67
Ya 5 33,34
Tidak 15 100
Total 15 100
Tabel 3.3.5 Rekapitulasi distribusi yang dilakukan lansia berhubungan dengan sakitnya
Karakteristik Frekuensi %
Berobat ke sarana 2 20
pelayanan kesehatan
Diobati sendiri 4 40
Tidak diobati 4 40
Total lansia 10 100
Berdasarkan table Tabel 3.3.5 Rekapitulasi distribusi yang dilakukan lansia
berhubungan dengan sakitnya, berobat ke layanan kesehatan sebanyak 2 (20%) dan
sebanyak 4 (40%) lansia diobati sendiri dan tidak diobati.
Tabel 3.3.8 Rekapitulasi distribusi frekuensi alasan tidak ada posyandu lansia
Karakteristik Frekuensi %
Tidak perlu ada 12 66,67
3
ANALISA DATA
DATA MASALAH
1. Terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas lansia Defisit Kesehatan Komunitas berhubungan dengan keterbatasan
a. 55,6% (10 lansia) menderita suatu penyakit sumbar daya
b. - 50% (5 lansia) menderita penyakit cikungunya
- 20% (2 lansia) menderita penyakit HT
- 10% (1 lansia) menderita penakit stroke
- 10% (1 lansia) menderita DM
- 10% (1 lansia) menderita rhematik
Interes Komunitas
Potensi Untuk Pendidikan Kesehatan (HE)
Kemungkinan Diatasi
Sumber
Tempat Waktu Dana Fasilitas
Daya
Defisit Pengetahuan 5 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 37
Perilaku Kesehatan Cenderung 4 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 36
Berisiko
Skore Penilaian:
2 Motivasi komuniti untuk 7 Masyarakat mau merubah 6 Adanya motivasi dari setiap 7 x 6 = 42
mengatasi masalah pemikiran tentang individu dan disertai dengan
Perilakunya yang adanya dukungan dari
cenderung beresiko tenaga kesehatan akan
terhadap kesehatannya mempercepat proses
misal menguras air >3 penyebaran penyakit yang
hari, pembuangan disebabkan karena perilaku
limbah dibiarkan, yang tidak benar
pengelolaan sampah
ditimbun, dan bila sakit
diobati sendiri
3 Fasilitas yang tersedia untuk 6 Pemerintah menyediakan 5 Adanya fasilitas yang 6 x 5 = 30
Mengatasi fasilitas yang mumpuni mendukung dapat
dengan adanya membantu masalah
puskesmas, polindes, masyarakat dalam
penyebaran penyakit
bidan desa dapat
membantu masyarakat
dalam mengambil
keputusan dalam ber KB,
namun karena kurangnya
kesadaran masyarakat
Untuk memeriksakan ke
pelayanan kesehatan dan
lebih memilih untuk
mengobati sendiri
4 Beratnya akibat jika masih 8 Akan meningkatkan 6 Tingkat kesadaran 8 x 6 = 48
tetap jumlah penderita masyarakat yang tetap
penyakit Chikungunya apatis terhadap informasi
menimbulkan masalah baru
baik dialami oleh individu,
keluarga maupun
masyarakat misal semakin
bertambahnya penderita.
NO MASALAH SCORE
1. Defisit Kesehatan Komunitas berhubungan dengan keterbatasan sumbar daya 37