Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN KASUS DBD


Oleh:
KELAS 3A KEPERAWATAN (SEMESTER 6)
KELOMPOK 1
1. NI KOMANG ARYA : 201601066
2. CITRA WAHYUNI : 201701103
3. ALFA PUTRA CAHYANO TA’ANGGA : 201801001
4. ANNISA PAGOTJA : 201801002
5. ANGGI ARISTA : 201801003
6. ARISDIANTO : 201801006
7. ASLIANI ZAENUDDIN : 201801007
8. ASRIANDINI : 201801008
9. BINTI SUPRIANTI : 201801009
10. CLAUDYA EMERALDA E.W : 201801010
11. ELFIANA : 201801012
12. ELIN PUSPITA SARI : 201801013
14. ELSA YULIANTI : 201801014
15. FARADILLA : 201801016
16. LUSIANA JUMARLITA : 201801019
17. MUTIARA ANNISA HI.UKUM : 201801021
18. NI KADEK MAHARANI : 201801022
19. NI KADEK WIRANTI : 201801023
20. NOVIANTI : 201801024
21. NURRISKA BERLIN : 201801025
22. NURAINUN A : 201801026

MAKALAH

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Dosen : Ns. Roganda Situmorang, S.Kep., M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


WIDYA NUSANTARA PALU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan yang maha esa karena atas berkat

dan rahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul DBD.

Dalam pembelajaran kali ini, mahasiswa di tuntut untuk mampu memahami

bagaimana DBD. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka

menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai DBD. Kami juga menyadari

sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata

sempurna.

Sekiranya makalah yang telah di susun ini dapat berguna bagi kami sendiri

maupuun orang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat dapat

kesalahan kata-kata yang kurang berkenandan kami memohon kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan di masa depan

Palu, 5 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Epidemi dangue dipengaruhi oleh lingkungan dengan
banyaknya genangan air atau container yang menjadi tempat
berkembang biaknya nyamuk Aades aegypti dan Aedes
albopictus yang merupakan fektor penularan dangue
( Soedarto, 2012). Jumlah kasus DBD relative meningkat dan
semakin bertambahnya wilayah yang terjangkit anatara lain
karena semakin padatnya penduduk dan tingginya mobilitas
penduduk, adanya pemukiman baru, serta kondisi rumah yang
tidak sehat sehingga dapat menyebabkan salah satu anggota
keluarga mengalami hambatan pemeliharaan rumah (Depkes,
2007 dalam (Fakultas Keperawatan UNAIR, 2015)).
Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami wabah
DBD,namun sekarang DBD menjadi penyakit endemic pada
lebih dari 100 negara, di antarannya adalah afrika, mediterania
timur, asia tenggara dan fasifit barat, amerika, asia tenggara
dan fasifit barat memiliki angka tertinggi kasus DBD. Jumlah
kasus di amerika, asia tenggara, dan fasifit barat telah
melewati 1,2 juta kasus di tahun 2008 dan lebih dari 2,3 kasus
di amerika, dimana 37,687 kasus merupakan DBD berat
(WHO, 2014 dalam (Kementrian Kesehatan RI, 2016 ))
Di Indonesia pada tahun 2013, jumlah penderita DBD
dilaporkan sebanyak 112, 511 kasus dengan jumlah kematian
871 orang (Incidence Rate/ angka kesakitan = 45,85 per 100.
000 penduduk dan CFR/angka kematian = 0,77%). Terjadi
peningkatan jumlah kasus pada tahun 2013 dibandingkan
tahun 2012 yang sebesar 90,245 kasus dengan IR 37,27.
Provinsi jambi, kepulauan Bangka Belitung dan nusatenggara
timur memili angka kematian fatal (Case fatality rate, CFR
>2%) di Indonesia pada tahun 2013 (Najmah, 2016).
Di Indonesia kasus DBD pertama kali terjadi di Surabaya pada
tahun 1968. Penyakit DBD ditemukan di 200 kota di 27
provinsi dan telah terjadi KLB akibat DBD profil kesehatan
provinsi jawa timur tahun 1999 melaporkan bahwa kelompok

1
2

tertinggi adalah usia 5-14 tahun yang terserang sebanyak 42%


dan kelompok usia 15-44 tahun yang terserang sebanyak
37% . data tersebut didapatkan dari data rawat inap rumah
sakit. Rata-rata insidensi penyakit DBD sebanyak 6-27 per
100.000 penduduk (Firdaus, 2012). Pada tahun 2011,
kementrian kesehatan republic Indonesia melaporkan jumlah
penderita DBD semakin meningkat dengan tingkat penyebaran
yang meluas tercatat pada tahun 2011, sampai agustus terdapat
24,362 kasus dengan 196 kematian (CFR : 0,80% )
menyebutkan bahwa DBD tidak hanya menyerang anak-anak,
namun juga menyerang golongan tua (Mumpuni & Lestari,
2015).
Jumlah penderita DBD dikabupaten lumajang selama kurun
waktu 2017 untuk semua wilaya sebanyak 312 kasus, dan
terdapat 50 kasus atau sejumlah 16% dan diantaranya terdapat
didaerah puskesmas rogotruman angka tersebut paling tinggi
dari semua wilayah yang ada diwilayah kabupaten lumajang.
Angka kasus DBD mengalami kenaikan semenjak 2 tahun
terakhir (Badan Pusat Statistik Kabupaten Lumajang, 2017).
Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat akan
penting PHBS dan kemandirian masyarakat untuk melakukan
pemberantasan saran nyamuk DBD dengan melaksanakan 3M
plus terutama sekarang adanya pemerdayaan masyarakat
program siskamplin DBD (Dinas Kesehatan Kabupaten
Lumajang, 2015).
Secara factual kasus yang mempengaruhi terjadinya penyakit
DBD masih mengikuti pola lama yaitu factor penyimpanan
pola musim hujan (Fakultas Keperawatan Hunair, 2015). Dari
bulan oktober sampai mei (Badan meteorology klimattalogi
dan giofisika, 2017) dengan kurangnya pengetahuan,
kesadaran individu dan kemampuan keluarga secara
sistematis,serentak, dan berkelanjutan dalam upaya PSN
dengan 3M flus kususnya dirumah sehingga menyebabkan
permasalahan hambatan pemeliharan rumah pada keluarga
dengan demikian ledakan populasi vector kasus DBD pun
meningkat (Suparta, 2008 dalam (Fakultas Keperawatan
UNAIR, 2015)).
Perawat sebagai educator memberikan pendidikan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik dirumah,
3

puskesmas dan masyarakat secara terorganisir dalam rangka


menanamkan perilaku sehat sehingga terjadi perubahan-
perubahan perilaku seperti yang di harapkan dalam mencapai
tingkat kesehatan yang optimal. Kordinasi pelayanan
kesehatan (Coordinator Of Servises). Mengkoordinasikan
seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan dalam mencapai
tujuan kesehatan melalui kerja sama dengan tim kesehatan
lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam system pelayanan
kesehatan. Pembaharuan (Change Agent), perawat dapat
berperang sebagai agen pembaharuan terutama dalam
mengubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (Fakultas Kesehatan
UNAIR)
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada
pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes Aegypti.
Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan
melakukan berbagai metode yang tepat, yaitu: metode
lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain
dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengeolahan
sampah padat, mudifikasi tempat perkembanbiakan nyamuk
hasil samping kegiatan manusia dan perbaikan desain rumah.
Sebagai contoh, yaitu menguras bak mandi/tempat
penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu,
mengganti/ menguras vas Bungan dan tempat minum burung
seminggu sekali, menutup rapat penampungan air, mengubur
barang-barang yang ada disekitar rumah/lingkungan yang
dapat menampung air hujan. Metode biologis melakukan
pengendalian secara biologi dengan menggunakan ikan
pemakan gentik nyamuk DBD seperti ikan kepala timah atau
ikan tempalo ditempat penampungan air yang mendapat
membasmi jentik-jentik nyamuk DBD.

1.2. Tujuan Penulis


1.3. Manfaat Penulisan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Konsep Keluarga
Merupakan bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan
berbagai bidang keperawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai
pemberian perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan
anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit. Penekanan praktik keperawatan
keluarga adalah berorientasi kepada kesehatan, bersifat holistic, sistemik dan
interaksional, menggunakan kekuatan keluarga.
2.1.1Pengertian Keluarga
Menurut departemen kesehatan RI (1998) : keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) : Keluarga adalah dua atau
lebih dari dua individu yang tergabung dalam hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Dari Pengertian diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah :
a. Unit terkecil dari masyarakat
b. Terdiri atas dua orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah
d. Hidup dalam satu rumah tangga
e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga

4
5

g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing


h. Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

2.1.2Tahap kehidupan keluarga


Adapun Tahap-tahap kehidupan keluarga diantaranya :
a. Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai dari pernikahan, yang di
lanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak, tugas utama keluarga mendapatkan
keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan
kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi, dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik,
dan memberikan kasih sayang kepada anak karena pada tahap ini bayi
sangat bergantung kepada orang tuanya.
d. Tahapan menghadapi anak prasekolah, pada ahap ini anak sudah mulai
mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman
sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan karena tidak
mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih dalam fase ini anak
sangat sensitive terhadap lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai
menanamkan borma-norma kehidupan, norma-norma keagamaan,
norma-norma social budaya, dan lain sebagainya.
e. Tahap menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluarga adalah
bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa
depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-
tugas disekolah anak dan mengingatkan pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap yang paling
rawan, karena tahap ini anak mencari identitas diri dalam membentuk
kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat
di perlukan.
g. Tahap melepaskan anak kemasyarakat, setelah melalui tahap remaja dan
anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya
6

adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya


yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak memulai kehidupan berumah
tangga.
h. Tahap berdua kembali, setelah anak besar dan menempuh kehidupan
keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap
ini keluarga merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan
menimbulkan depresi dan stress.
i. Tahap masa tua, tahap ini masuk di tahap lanjut usia, dan kedua orang
tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
2.1.3Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
c. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami
d. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinan
warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
2.1.4Ciri-ciri struktur keluarga
Menurut Anderson Carter ciri-ciri struktur keluarga :
a. Terorganisasi : Saling berhubungan, saling ketergantungan, antara
anggota keluarga.
b. Adanya keteratasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan dan tugasnya
masing-masing
7

c. Adanya perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga


mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

2.1.5Tipe/bentuk keluarga
Tipe atau bentuk Keluarga terdiri dari beberapa antara lain:
a. Keluarga inti (Nuclear family) Adalah keluarga yangterdiri dari ayah,
ibu, dan anak-anak.
b. Keluarga besar (Extended family) adalah keluarga inti dan ditambah
dengan sanak saudara, misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c. Keluarga brantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri dari satu
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali, dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (single family) adakah keluarga yang terdiri karena
perceraian dan kematian.
e. . Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligamidan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (cohabitasion) adalah dua orang menjadi satu tampa
pernikahan tapi membentu suatu keluarga.
2.1.6Peranan keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu, berbagai peranan yang terdapat dalam
keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah : ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai aggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu : sebagaiistri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
eranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
8

anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari


peranansosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat juga berperan sebagain
pencari nafkah tambahan dari keluarganya.
c. Peranan anak : anak-ana melaksanakan peranan psikososial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social, dan
spiritual.
2.1.7Fungsi keluarga
Ada beberapa fungsi yang dijalankan keluarga sebagai berikut:
a. Fungsi biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memilihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebuuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memeberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina kependewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas anggota keluarga
c. Fungsi ssosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
9

3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa


yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan
hari tua dan lain sebagainya.

e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan,
keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai bakat
dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa yang
akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang
dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
2.2 Konsep dasar Demam Berdarah Dangue
Adapun konsep dasar DBD yaitu :
2.2.1Definisi Demam Berdarah Dengue
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang
disebabkan oleh virus dengue yang masuk keperedaran darah manusia
melalui gigitan nyamuk dari genus aedes, seperti aedes aegypti atau aedes
albopictu (Najmah, 2016)`
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah panyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang tergolong arthropod-borne virus,genus
flavivirus, dan famili flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari
genus aedes, terutama aedes aegypti atau aedesalbopictus. Penyakit DBD dapat
muncul sepanjang tahundan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit
ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat (Kementrian
kesehatan RI, 2016)
Deman berdarah dengue adalah virus yang tersebar luas diseluruh dunia
terutama di daerah tropis, penderitanya terutama adalah anak-anak berusia 15
tahun, tetapi sekarang banyak juga orang dewasa terserang penyakit virus ini
(Soedarto, 2012)
2.2.2Etiologi
Ada pun etiologi dari DBD adalah:
a. Agent
Dalam penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang menjadi agent adalah
virus dengue. Virus penyebab DBD atau DSS adalah flavi virus dan terdiri
dari empat serotipe yaitu serotype 1,2,3, dan 4 (dengue-1,-2,-3,-4) . virus ini
10

ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk aedes aegypti betina yang


terinfeksi. Aedes aegypti hidup diperkotaan dan berkembang biak terutama
diwadah buatan manusia. Tidak seperti nyamuk lainnya, aedes aegypti
adalah pengumpulan sehari-waktu.,periode menggigit puncaknya adalah pagi
dan malam sebelum senja. Aedess albopictus, vector dengue sekunder diasia,
telah menyebar diamerika utara dan eropa karena aedess. Albopictus sangat
adaptif oleh karena itu, dapat bertahan hidup didaerah beriklim dingin
dieropa. Penyebab nya adalah toleransi terhadap suhu dibawah titik beku,
hibernasi dan kemampuan untuk berlindung (Najmah 2016)
b. Pejamu (host)
Pejamu penyakit DBD adalah manusia yang penderitanya merupakan
sumber penular, termasuk anak-anak. Virus dengue bertahan melalui siklus
nyamus aedess aegypti-manusia didaerah perkotaan negara tropis; sedangkan
siklus monyek nyamuk menjadi reservoir diasia tenggara dan afrika barat.
c. Environment
Adapun faktor yang mempengaruhi kejadian DBD antara lain; yaitu
curah hujan yang tinggi sepanjang tahun, genangan air seperti kaleng, ban
bekas, tanaman hias. Selain itu pelaku masyarakat yang kurang
memperhatikan kebersihan lingkungan (najmah,2016).
2.2.3Manifestasi klinis
Keluhan yang sering kali dirasakan pada awalnya yaitu demam, mual,
muntah, malaise, anoreksia, yang diikuti nyeri perut, nyeri kepala, nyeri otot,
suara serak, batuk, dan disuria. Demam tinggi mendadak biasanya terjadi 2-7
hari dan tidak terjdi ayok, maka demam akan turun sendiri dan pasien akan
sembuh sendirinya (self limiting) dalam waktu 5 hari. Sifat demam pada pasien
DBD ini biasanya demam tinggi dan terus menerus serta tidak responsif
terhadap anti septik. Anti septik hanya dapat menurunkan sedikit demam, setelah
itu naik lagi. Pada kondisi parah penyakit ini ditandai dengan adanya pendarahan
di bawah kulit karena kebocoran plasma, epistaksis, hemoptisis, pembesaran
hati, ekimosis, purpura, pendarahan gusi, hematemesis, dan melena (marni 2016)
Adapun tanda gejala dari DBD yaitu:
a. Demam tinggi selama 2-7 hari
b. 2. Pendarahan terutama dibawah kulit: ptechie,ekhimosis,hematoma.
c. Epistaksis, hematemesis, melema, hematuri
d. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, dan konstipasi
e. Nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati
f. Sakit kepala,
g. Pembengkakan sekitaran mata
h. Pembesaran hati, limfa, dan kelenjar getah bening
11

i. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lebam dan dingin, tekanan sarah


menurun, gelisah, capilary refill lebih dari 2 detik, nadi cepat dan lemah)

2.2.4Klasifikasi

Adapun klasifikasi DBD yaitu :

a. Derajat 1: demam mendadak 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dan satu-
satunya manifestasi perdarahan adalah test torniquet positif
b. Derajar 2: derajar 1 disertai dengan perdarahan spontan dikulit atau
pendaran yang lain.
c. Derajat 3: derajat 2 ditambah kegagalan sirkulasi ringan yaitu denyut nadi
cepat, lemah, dengan tekanan nadi hipotensi (sistolik kurang dari
80mmHg), disertai kulit dingin, lembam, dan penderita gelisah.
d. Derajar 4: derajat 3 ditambah syok berat dengan nadi yang tak teraba dan
tekanan darah yang tidak terukur dapa disertai dengan penurunan
kesadaran, sianosis, dan asidosis (rampengan,2008).
2.2.5Patofisiologi
Virus dengue masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedess
aegypti dan aedes albopictus, maka tubuh pasien membentuk kekebalan
penyakit. Apabila tubuh pasien diserang untuk kedua kalinya, maka tubuh
akan aman akan tetapi apabila virus yang masuk mempunyai tipe yang
berbedah akan mengakibatkan reaksi imonology poliferasi dan transformasi
limfosit imun yang dapat meningkatkan titerantibody igG anti dengue.
Dalam limfosit, terjadi replikasi virus dengue yang bertransformasi akibat
virus yang berlebihan. Kondisi ini menyebabkan bentuknya komplikasi
antigen-antibody
Antigen-antibody tersebut akan mengaktifkan sistem komplemen dengan
melepaskan C3a dan C5a yang mengakibatkan peningkatan pernebilitasi
pembuluh darah dan menghilangnya plasma melalui endetol. Renjatan
(syok) yang tidak segera ditangani akan menyebabkan anoksia jaringan,
asidosis metabolik, dan kematian.
Limfosik kehilangan fungsi agregasi dan mengalami metamorposis yang
dapat menyebabkan trpmbositopenia hebat dan pendarahan. Aktivitas
hageman (faktor xII) dapat menyebabkan pembekuan intrafescular yang
luas dan mengaktifkan sistem kinin, sehingga permeabilitas dinding
12

pembuluh darah meningkat. Kerusakan hati dan menurunya faktor


koagulasi menyebabkan semakin hebatnya pendarahan yang terjadi (Marni
2016)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


A. Pengkajian
1. Identitas kepala keluarga
Nama : Ny.S
Umur : 42 tahun
Agama : Kristen protestan
Suku : batak
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : jl. Pinta, Kec. Helvetia
2. Komposisi Keluarga
N nama Jk Hub. Umur Pendidikan Status kb
O kel imunisasi
1 Alridwan Laki laki Suami 52 SMA - -
2 Sondang Perempuan Istri 45 SMA - Pil
3 Dian Perempuan Anak 19 SMA Lengkap -
4 Kevin Laki laki Anak 11 SD lengkap -

3. Genogram
4. Tipe keluarga
Jenis tipe keluarga: keluarga “single parent” karena dalam rumah hanya
terdapat ibu dan anak-anak, sehingga akan mempercepat penulara
penyakit bila salah satu anggota keuarga menderita penyakit menular
5. Status Ekonomi
a. Anggota keluarga yang mencari nafkah: Ny S
b. Penghasilan perbulan Ny S: Rp 1.700.000
c. Upaya lain : meminjam uang kepada tetangga
d. Harta benda yang di miliki (perabotan transportasi, dll) : sebuah
rumah, tv, lemari es.
e. Kebutuhan yang di keluarkan setiap bulan : kebutuahan yang di
ekluarkan keluarga setiap bulannya sekitar 1.700.000.
6. Aktivitas dan Rekreasi
13

Biasanya keluarga hanya melihat tv bersama, mendengarkan radio, anak


laki-laki kadang bermain sepak bola dengan teman di lingkugan
rumahnya.
7. Riwayat Tahapan perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap pekembangan keluarga dengan anak usia remaja
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap yang belum terpenuhi adalah tahap dengan anak dewasa
dan sebentar lagi mungkin terjadi sehingga keluarga seudah
memikirkan kea rah sana.

8. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
1) Gambaran tipe tempat tinggal
status rumah yang sedang di tinggali adalah sudah milik
sendiri
2) Gambaran kondisi rumah
Rumah terdiri dari ruang tamu, 2 kamar tidur, dapur dan
kamar mandi. Di depan rumah terdapat teras dengan satu meja
berisi sepatu sepatu usang. Penataan perabotan dalam rumah
terkesan sedikit tidak rapih dan sempit. Fentilasi di rasa kurang
penerangan cukup, lantai bukan keramik, tembok semi permanen,
kuat dan dapat melindungi dari suhu dingin dan gangguan
keamanan yan lain. Untuk kamar tidur paling depan fentilasi dan
peneranan sudah adekuat sedangkan untuk kamar-kamar yang lain
penerangan terkesan kurang.
3) Dapur
Dapur terkesan bersih namun cukup sempit. Sumber air bersih
PAM, alat masak lengkap dan bersih karena setiap selesai di pakai
selalu di cuci, tidak terdapat alat pengamanan untuk kebakaran.
Penempatan alat-alat dapur tidak terjangkau oleh anak kecil
sehingga tidak membahayakan.
4) Kamar mandi
Peralatan mandi lengkap dengan pemakaian seluruh anggota
keluarga bak mandi di kuras sekali sebulan tampak terdapat jentik-
jentik nyamuk.
5) Kaji pengaturan tidur dalam rumah
Hunian tempat tidur untuk satu kamar di huni maksimal 2 orang,
privasi orang yang ada di kamar terjamin karena memiliki pintu
dan kunci.
14

6) Keadaan umum kebersihan dan sanitasi ligkungan


Terdapat binatang peliharaan, saat pengkajan terlihat anak anjing
sedang tidur-tiduran di lantai rumah dan banyak nyamuk.
7) Perasaan perasaan subjektif keluarga terhadap rumah
Keluarga mengatakan bahwa mereka merasa aman tingga di dalam
rumah dan dapat lebih leluasa melakukan kegiatan, keluarga
merasa aman karena terdapat pintu yang kuat
8) Evaluasi pengaturan privasi
Anggota keluarga mengatakan ahwa mereka dapat melakukan
aktivitas dengan leluasa dan tidak merasa terganggu orang dari
luar.

9) Evaluasi adekuasi pembuangan sampah


Sampah rumah tangga kadang di buang di sungai dekat rumah
10) Perasaan anggota keluarga tentang penataan rumah
Anggota keluarga merasa puas terhadap penataan rumah karena
menyadari rumahnya sempit
b. Karakteristik tetangga
Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah selalu memperhatikan
kesehatan keluarga Ny S dengan selalu menjenguk dan kadang
kadang memberikan solusi tentang tindakan yang harus di lakukian
jika anggota keluarga sakit.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga adalah penduduk pendatang, tetapi sekarang sudah menetap
di kecamatan Helvetia sejak tahun 2004
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ibu selalu mengikuti pendalaman alkitab yang di adakan di
lingkungan setiap sore.
e. System pendukung keluarga
jika anggota keluarga sakit dan perlu biaya yang di rasakan bera
maka keluarga biasanya meminta bantuan kepada saudara Ibu atau
kepada tetangga dekat sering mambantu
9. Fungsi Keluarga
a. Fungsi efektif
Sikap dan hubungan anggota keluarga baik dan keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai
b. Fungsi sosialisasi
Intraksi keluarga baik dan keluarga mendidik anak anak nya dngan di
siplin tinggi dengan cara berpakaian rapih
c. Fungsi reproduksi
15

Jumlah anak 2 orang, 1 wanita 1 laki laki . jarak anak 1 dan ke 2


adalah 8 tahun. Dan ibu mengikuti KB pil.

10. Fungsi perawatan keluarga


a. Kemampuan mengenal masalah keluarga belum mengenali sakit
anaknya
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan, apabila ada masalah
kesehatan keluarga merundingkan secara bersama sama
c. Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit, belum mampu
oleh karena itu melakukan tindakan sesuai dengan anjuran dokter
atau perawat.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah, keluarga
belum mampu memelihara lingkunagan dengan baik, saat melakukan
kunjungan halaman rumah tampak kurang bersih dan banyak sampah
serta nyamuk.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan, bila sakit
periksa ke rumah sakit dengan menggunakan BPJS
B. Diagnosis Keperawatan

No Data Etiologi Masalah


1 Ds : Infeksi virus dangue Gangguan
-Ibu Klien rasa nyaman
mengatakan anak Peradangan pada system
tubuh
sering panas badan
- anak mengatakan Pengeluaran enzim-
merasa tidak enzim seperti histamine,
nyaman erotan, bradykinin,
prostaglandin
Do:
Pengaktifan
TD :100/60 mmHg termoregulator
N : 120x/menit
R : 32x/menit Disampaikan ke
S : 39,5 hipotalamus

Thalamus

Peningkatan suhu Tubuh


16

2 Ds: Respon peningkatan Gangguan


-Orang tua suhu tubuh nutrisi kurang
mengatakan dari
anaknya tidak mau Metangsang medik kebutuhan
vomiting centre
makan
- anak mengatakan Neusea
tidak ada nafsu
makan Tidak nafsu makan

Do: Intake nutrisi kurang


-Porsi makan tidak
habis
- Klien tampak
lemah

3 Ds: Respon peningkatan Gangguan


-Ibu anak suhu tubuh pemenuhan
mengatakan Klien istirahat tidur
sulit tidur dan Keringat berlebihan
(tidak nyaman)
gelisah saat tidur
- anak mengatakan Merangsang RAS
sulit tidur
Klien terjaga
Do:
-Klien gelisah Istirahat tidur terganggu
-Klien tampak
lemah
-frekuensi tidur
malam 6 jam
17

4. Ds: Ketidaktahuan orang Kurangnya


Ibu klien tua tentang penyakit pengetahuan
mengatakan tidak anaknya orang tua
mengetahui mengenai
mengapa anaknya penyakit
panas anaknya

Masalah Keperawatan :
1. Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan peningkatan suhu
tubuh
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan Intake nutrisi kurang
3. Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan
Istirahat tidur terganggu
4. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit anaknya
18

C. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan peningkatan
suhu tubuh yang ditandai dengan
Ds:Ibu klien mengatakan bahwa anaknya panas/demam
Do: TD 100/60 mmHg
N 120x/menit
R 32x/menit
S 39,5
Kriteria Hasil :
peningkatan suhu tubuh teratasi dengan kriteria hasil
jangka panjang : suhu tubuh normal (36-37 derajat celcius)
3X4 jam setelah tindakan
jangka pendek : Suhu tubuh segera turun setelah dilakukan
therapy
Intervensi :
a. Observasi TTV
b. Anjurkan Klien menggunakan pakaian yang menyerap
keringat
c. Anjurkan klien untuk banyak minum
d. Berikan kompres hangat
e. Kolaborasi dalam pemberian obat paracetamol
Rasional :
a. TTV merupakan indicator melihat keadaan umum
b. Peningkatan suhu tubuh menyebabkan keringat berlebihan
sehinnga membuat kenyamanan terganggu
c. Untuk keseimbangan cairan yang hilang
d. Kompres hangat mendilatasi pembuluh darah
e. Membantu menurunkan panas secara medik
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan
tidak napsu makan ditandai dengan :
Ds : ibu klien mengatakan klien tidak nafsu makan
Do: Porsi makan tidak habis (3 sendok)
Kriteria Hasil :
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan
kriteria
Jangka Panjang : setelah 3 hari, perawatn napsu makan klien
kembali baik
Jangka Pendek : 1x24 jam setelah perawatan, nutrisi adekuat
19

Intervensi :
a. Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan menarik
Rasional : makanan hangat dan menarik dapat menambah
nafsu makan
b. Anjurkan makan porsi kecil tapi sering
Rasional : mencegah mual dan mengurangi kerja lambung
c. Anjurkan tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi pada saat
sakit
Rasional : dengan memotivasi keluarga dapat terus
memperhatikan kebutuhan nutrisi anak
3. Gangguan Pola Istirahat tidur berhubungan dengan respond
peningkatan suhu tubuh yang ditandai dengan :
Ds:Ibu anak mengatakan anak tidur sering bangun
Do:Lama Tidur malam kurang lebih 6 jam, tidur siang kurang
lebih 3 jam
Kriteria hasil :
Perawatan klien mampu istirahat tidur normal
Jangka pendek : setelah satu hari perawatan, klien mampu
istirahat lebih lama
Intervensi :
a. Atur posisi klien senyaman mungkin
Rasional : membantu menciptakan suasana yang
mendukung
4. Kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit ditandai
dengan :
Ds: Ibu klien mengatakan mengapa terjadi panas pada anaknya
Kriteria hasil :
Kurang pengetahuan dapat diatasi dengan kriteria:
Jangka Panjang: Ibu klien dapat merawat anaknya apabila
terjadi demam
Jangka Pendek : setelah 1 kali penyuluhan, klien tidak
bertanya lagi mengapa anaknya demam.
Intervensi :
a. Beri penyuluhan tentang proses terjadinya demam dan cara
perawatan demam
Rasional : Ibu klien dapat mengerti mengapa terjadi demam
dan dapat melakukan perawatan anak demam.
20

D. Implementasi
Melakukan semua tindakan yang telah direncanakan
E. Evaluasi
Diagnosa 1 :
S : Ibu klien mengatakan bibir sudah tidak kering lagi
O: Klien tampak tenang
A:Gangguan rasa nyaman teratasi
P:Kompres Hangat
I : memberikan kompres hangat
E: Klien tampak tenang
R: Intervensi dipertahankan

Diagnosa 2:
S:Makan Klien stengah porsi
O:Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
A:Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi
P: - Berikan makan sedikit-sedikit secara perlahan-lahan
- hidangkan makanan dalam keadaan hangat
I: - memberikan makan sedikit-sedikit secara perlahan-lahan
- menghidangkan makanan dalam keadaan hangat
E: Klien makan setengah porsi
R: Intervensi dilanjutkan

Diagnosa 3:
S : Ibu Klien mengatakan waktu tidur klien bertambah
O: Klien tampak tidur nyenyak
A: masalah teratasi
P:Intervensi dihentikan

Diagnosa 4 :
S:Ibu Klien mengatkan mengerti tentang tentang proses
terjadinya demam dan cara perawatan demam
O:Ibu Klien tidak bertanya-tanya lagi tentang penyakit yang
diderita anaknya
A:masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
21

BAB 3
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai